Anda di halaman 1dari 8

BAB : IV

HASIL AN PEMBAHASAN

4.1 ESSAY SRI ENGLA EBY (2111050085) PENATAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN


DI DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KEBUPATEN AGAM.

4.1.1 LATAR BELAKANG

Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 1) menyatakan bahwa: “Perpustakaan merupakan sebuah


ruangan, bagian, atau subbagian dari sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan
untuk menyimpan buku, biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu serta digunakan untuk
anggota perpustakaan. Dalam perencanaan bangunan atau ruangan perpustakaan hendaklah
diperhatikan lokasi yang strategis untuk berdirinya perpustakaan, struktur ruangan, pengamanan
ruangan, memikirkan pengembangan perpustakaan ke masa yang akan datang, dan perlu juga
diperhatikan unsur-unsur tata ruang dan desain perabot. Perpustakaan memiliki ciri-ciri umum
dan persyaratan tertentu, seperti tersedianya ruangan/gedung, adanya koleksi atau bahan
pustaka/sumber informasi, adanya komunitas pemakai, sarana dan prasarana dan sistem yang
mengantur tata cara, prosedur pelaksanaan agar kegiatan di perpustakaan berjalan dengan lancar.
(Persia & Rohmiyati, Peran Perpustakaan Anak di Rumah Sakit Kanker "Dharmais" Jakarta,
2013)

Istilah Perpustakaan pada Kamus Besar Indonesia (KBBI) Memiliki arti ruang, tempat,
ataupun gedung yang di dalamnya memiliki aktivitas dalam pemeliharaan dan penggunaan
koleksi bahan buku bacaan dan sebagainya. Dalam arti lain yaitu sebagai tempat penyimpanan
koleksi buku, bahan pustaka, majalah dan yang dapat digunakan pengunjung untuk dibaca,
dipelajari, dan dibicarakan. (Prastowo, 2012). Perpustakaan Menurut Sulistyo Basuki adalah
“Sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, atau gedung itu sendiri yang digunakan untuk
menyimpan buku atau terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu
untuk digunakan membaca, bukan dijual” (Basuki, 1993)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
merupakan suatu unit kerja suatu instansi atau lembaga dan 2 perpustakaan sangat penting bagi
pemustaka karena dapat memberikan berbagai infomasi. Setiap lembaga instansi pemerintah
harus menyediakan perpustakaan, seperti halnya terdapat perpustakaan yang didirikan
perpustakaan umum di daerah Kabupaten Agam. Perpustakaan merupakan suatu sumber belajar
dan pembelajaran serta sumber intelektual yang amat penting dalam fungsinya sebagai pusat
layanan informasi yang diperlukan oleh perpustakaan umum pada Dinas Arsip dan Perpustakaan
Kabupaten Agam dalam mencapai proses pendidikan yang lebih baik dan dapat mengikuti
perkembangan zaman ke teknologi yang berkembang pada saat ini. Keberadaan perpustakaan
akan dinilai sangat baik dan bermanfaat jika dikelola oleh pustakawan profesional. Seorang
pustakawan adalah orang yang memahami seluk beluk isi perpustakaan dan memiliki latar
belakang ilmu perpustakaan.

Oleh karena itu, maka perlu adanya praktek kerja lapangan (PKL) bagi Mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam. Praktek Kerja Lapangan adalah suatu bentuk
pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi
dalam suatu lembaga sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dipelajarinya. Jadi, adanya praktek
kerja di perpustakaan dapat menambah kemampuan mahasiswa untuk mengamati, mengkaji serta
menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi di perpustakaan sehingga dapat meningkatkan
kualitas maganerial mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan yang terjadi, baik
dalam bentuk aplikasi maupun teori yang terjadi sebenarnya.

Untuk itu dalam laporan ini penulis akan membahas permasalahan yang ditemukan
selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, permasalahan yang akan dibahas yaitu
Mengenai penataan koleksi Perpustakaan di Dinas Arsip Kebupaten Agam

4.1.2 Masalah

1. Koleksi Perpustakaan belum sesuai dengan Penataan rak koleksinya sehingga


pemustaka sulit menemukan koleksinya

2. Rak kurang memadai sementara koleksinya masih banyak .


4.1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan ialah untuk menyelidiki dan
meningkatkan efesien penataan koleksi dalam suatu kontek tertentu. Untuk mengetahui metode
strategis penataan yang dapat meningkatkan aksesibilitas,keteraturanan pengelolaan koleksi di
dinas arsip kebupaten agam.

4.1.4 Pembahasan Analisa Masalah

Perpustakaan memiliki tujuan utamanya yaitu kepentingan koleksi untuk membimbing


penataan yang sesuai serta memahami apakah keakuratan ,aksesibilitas atau keindahan
presentasi .Pertimbangan ruangan dan sumber untuk mengetahui kebutuhan ruangan an sumber
daya untuk penataan koleksi dan memastikan bahwa penataan koleksi dapat diakses dengan
mudah tanpa menimbulkan kekacauan atau pemborosan ruang.

Penataan koleksi

Penataan Koleksi atau shelving adalah suatu kegiatan dalam perpustakaan di mana buku-
buku yang telah diolah ditata dengan rapi pada rak sesuai dengan nomor klasifikasinya (call
number). Penataan koleksi mengacu pada proses pengorganisasian dan pengelolaan suatu
koleksi, seperti perpustakaan, museum, atau arsip. Ini melibatkan pemilihan, klasifikasi,
penempatan, dan pemeliharaan bahan koleksi agar dapat diakses dan digunakan dengan efisien.
Tujuannya adalah untuk mempermudah pencarian, pemeliharaan, dan penggunaan informasi atau
benda dalam koleksi tersebut. . Tujuan utamadari perpustakaan perguruan tinggi ialah
mendukung perguruan tinggi dalammewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni
pendidikan, penelitiandan Pengabdian kepada masyarakat. Untuk dapat
mewujudkantujuantersebut, perpustakaan perlu menyediakan berbagai akses informasi kepada
pengguna perpustakaan dalam hal ini civitas akademik yangberada dalam lingkungan perguruan
tinggi yang bersangkutan. Dalampenyediaan akses ke koleksi, perpustakaan perlu menata koleksi
di rakdengan rapi agar mudah di temui oleh pengguna perpustakaan. Penataankoleksi merupakan
proses penjajaran atau upaya menata penataankoleksi perpustakaan ke dalam rak koleksi dengan
mengikuti sistematauketetapan tertentu. Sulistiyo Basuki (dalam Marjuko, 2018)
menjelaskanpenataan koleksi adalah penempatan buku-buku pada rak menurut tatacara tertentu
sehingga mudah untuk ditemukan kembali oleh pemakai. Tujuan pelaksanaan kegiatan penataan
buku di rak adalahuntuk mempermudah proses temu kembali koleksi atau informasi yangadadi
dalam perpustakaan. Karena memiliki implikasi yang tinggi terhadaptemukembali informasi,
proses penempatan koleksi tidak boleh dilakukansecara asal atau acak. Karena apabila tidak di
tata dengan baik danbenar proses temu kembali akan mengalami kendala.
Sistempenempatandalam penataan koleksi biasanya bersandar pada subjek atau nomor panggil
(call number) yang dimiliki buku. Pada dasarnya dalampenentuannomor panggil perpustakaan
dapat menggunakan salah satu standar yangsudah di tetapkan baik secara nasional maupun
internasional. Khususnyauntuk perpustakaan Perpustakaan Arsip kebupaten agam , proses
penentuan nomor panggil berpedoman pada Dewey Decimal Clasification(DDC) yang
merupakan salah satu standar baku dalam system penomoran klasifikasi koleksi. Selain
menggunakan DDC sebagai standar klasifikasi, perpustakaan arsip kebupaten agam Ternate juga
telahmemanfaatkan Online indislet) sebagai saranapembantu dalam proses temu kembali di
perpustakaan. Sekalipunsudahmenggunakan DDC dan indislate, proses temu kembali masih
terdapat kendala, hal ini dikarenakan pada perpustakaan sistempenempatan koleksi di rak tidak
mengikuti tata urutan dari nomor panggil melainkandengan jurusan yang ada. Dengan mengacu
pada perihal demikian, makakoleksi dengan ketentuan subjek yang sama tentu tidak
beradapadatempat yang sama melainkan terpisah. Untuk itulah, sebagai upayaagar proses temu
kembali tidak terdapat kendala, maka perpustakaanperluuntuk memperhatikan setiap sistem
penataan koleksi di rak. Temukembali sendiri merupakan upaya atau usaha untuk dapat
menemukankembali koleksi yang ada di dalam perpustakaan. Jusni Djatin (dalamYusrawati,
2017) mendefinisikan temu kembali informasi sebagai upayamenemukan dokumen melalui
sekumpulan teks yang tersusun dari suatukoleksi basis data yang tersimpan dalam komputer.
Sebagai unti yangbertugas menyediakan informasi, perpustakaan Politeknik KesehatanKemenkes
Ternate diharapkan dapat menyediakan segala bentuk saranapendukung yang dapat menyediakan
informasi secara tepat guna

2. Tujuan penataan koleksi


Tujuan dari penataan buku ini ialah sebagai berikut:
1. Mempermduah pencarian bahan dalam koleksi dengan menerapakan sistem
klasifikasi dan katalogisasi yang efesien .
2. Membuat koleksi mudah diakses dan digunakan oleh pengguna baik itu
penelitian ,mahasiswa atau masuarakat umum.
3. Menjaga dan melestarikan bahan koleksi agar tetap utuh dan dapat digunakan dalam
jangka waktu.

3 . Variabel penelitian terdiri atas Variabel X

(Penataan Koleksi) denganmengacu pada teori sulistyo basuki (1993) yakni:

1) standar penempatan koleksi yang digunakan,

2) keteraturan koleksi,

3) keberagaman koleksi,

4) pengetahuan pengguna.

Sedangkan Variabel Y (Sistem Kembali Informasi) dengan mengacupadaJusni Djatin (dalam


Yusrawati, 2017) yakni:

1) keakuratan dalam menemukan koleksi,

2) ketersediaan informasi

, 3) layanan pendidikan pemakai.

4.1.5 Kendala Yang Terjadi Pada penataan koleksi Perpustakaan arsip kebupaten agam
Serta Upaya Dalam Mengatasi Kendalanya.

Perpustakaan di dinas arsip kebupaten memiliki penataan koleksi yang bagus akan
tetapi penataan koleksi di perpustakaan arsi Jumlah rak koleksi referensi pada sebuah
perpustakaan merupakan salah satu yang patut diperhatikan sebab dapat menjadi kendala bagi
seorang pemustaka yang ingin menggunakan koleksi referensi. kelengkapan koleksi referensi
juga sangat berpengaruh dalam proses keberhasilan layanan referensi maka dalam hal itu untuk
membantu mendekatkan layanan referensi menjadi kategori layanan referensi yang berhasil,
maka pustakawan harus memperbarui jumlah koleksi dan menjamin agar koleksi referensi yang
terdapat pada perpustakaan selalu terkini ini memiliki keterbatasan ruangan penyimpanan buku
tidak mencakupi untuk menampung seluruh koleksi yang terus berkembang .sehingga kurangnya
system klasifikasi yang efisien dalam kesulitan dalam mencari buku karena kurangnya system
klasifikasi yang efesien atau kurng sesuai engan kebutuhan pengguna.serta kurangnya system
katalogisasi yang tepat jika aa system katalogisasi yang baik ,pengguna mungkin kesulitan
menemukan dan mengidentifikasi buku dalam koleksi dan pemeliharaan yang tidak memadai
seperti kelmbaban ,Panas berlebihan atau ketidak sempurnaan penyimpanan.

1. Penambahan Jumlah Rak dan Jumlah Jenis Koleksi Yang Masih Sedikit Pada
Ruangan koleksi
Jumlah rak koleksi referensi pada sebuah perpustakaan merupakan salah satu
yang patut diperhatikan sebab dapat menjadi kendala bagi seorang pemustaka yang ingin
menggunakan koleksi referensi. kelengkapan koleksi referensi juga sangat berpengaruh
dalam proses keberhasilan layanan referensi maka dalam hal itu untuk membantu
mendekatkan layanan referensi menjadi kategori layanan referensi yang berhasil, maka
pustakawan harus memperbarui jumlah koleksi dan menjamin agar koleksi referensi yang
terdapat pada perpustakaan selalu terkini.perpustakaan dinas arsip kebupaten agam Barat
saat ini sudah memiliki cukup banyak koleksi layanan referensi, namun koleksi tersebut
masih menggunakan tahun terbit yang sudah lama dan kurang update. Upaya yang bisa
dilakukan ialah dengan melakukan pengadaan pada koleksi-koleksi referensi terbaru serta
memperbanyak variasi jenis koleksi.

2. Koleksi perpustaaakn belum sesuai dengan penataan koleksinya


Buku yang tdiak sesuai dengan kelasnya aatau katagori yang seharusnya
dapat menyulitkan penguna dalam menemukan bahan yang mereka cari .scara
efesien pengelolaan koleksi pentaan buku yang tidak sesuai kelasnya dapat
mangakibatkan ketiakefesien dalam manajemen koleksi.kurangnya keterbatasan
mempersulit petugas dalam pengawasan dan pemeliharaan bahan

Kesimpulan

Penataan buku merupakan suatu aspek penting dalam pengelolaan perpustakaan


atau koleksi buku. Proses penataan ini melibatkan sejumlah langkah yang harus
dilakukan secara sistematis dan cermat agar buku-buku dapat diakses dengan efisien,
terjaga pemeliharaannya, dan memberikan manfaat maksimal kepada pengguna. Berikut
adalah kesimpulan panjang tentang penataan buku:Penataan buku mencakup beberapa
tahapan kunci, pertama-tama dengan pemilihan buku yang akan masuk ke dalam koleksi.
Institusi perlu menetapkan kriteria pemilihan yang mencakup relevansi dengan tujuan
koleksi, nilai ilmiah atau budaya, dan permintaan pengguna potensial. Setelah pemilihan,
langkah selanjutnya adalah penentuan sistem klasifikasi yang sesuai. Penggunaan skema
klasifikasi, seperti Dewey Decimal Classification atau Library of Congress Classification,
memungkinkan pengelompokan buku berdasarkan subjek atau topik tertentu,
memudahkan pengguna dalam menemukan buku yang mereka butuhkan.Pentingnya
pemeliharaan buku juga tidak boleh diabaikan. Institusi perlu mengadopsi kebijakan
pemeliharaan yang sesuai untuk menjaga keberlanjutan buku-buku tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R. (2008). PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA. Pustaka Sriwijaya, 13. Hardjoprakoso,


M. (1992). PENGOLAHAN BAHANPUSTAKA PERPUSTAKAAN. Balai Pustaka

Nalole, S. R., Golung, A. M., & Pasoreh, Y. (2019). PENGARUH PENATAAN KOLEKSI
TERHADAP PROSES TEMU KEMBALI INFORMASI BAGI MAHASISWA DI UPT
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. ACTA DIURNA
KOMUNIKASI, 1(3).

Rahayu, N. Y. M. (2014). Penataan Koleksi Merupakan Bagian Dari Klasifikasi Di Upt


Perpustakaan Pusat Institut Agama Islam Negeri (Iain) Surakarta.

Safaruddin, M., Golung, A. M., & Harindah, S. (2016). Kajian pentingnya penataan koleksi
untuk temu kembali informasi di perpustakaan SMK Negeri 1 Manado. Acta Diurna
Komunikasi, 5(3).

Anda mungkin juga menyukai