Pertama kali, perlu diketahui terlebih dahulu tanda awal adanya permasalahan TMJ, yakni:
Inspeksi
Perhatikan apakah ada pembengkakan, deformasi, deviasi dagu, dan atrisi gigi
Adanya pembengkakan dapat menjadi suatu tanda inflamasi akibat penyakit sendi. Pastikan
pembengkakan berasal dari TMJ, bukan dari struktur sekitarnya mis. kelenjar parotis
Deviasi dagu dan asimetri bisa jadi merupakan hasil dari penyakit sendi tahap lanjut
Atrisi gigi geligi akan menyebabkan perubahan oklusi sehingga berdampak pada kerusakan TMJ
Analisis fungsional
Ukur jarak interinsisal maksimal pada saat membuka mulut. Jarak normal berkisar 36-38 mm namun
dapat bervariasi mulai dari 30-67 mm tergantung usia dan jenis kelamin. Cara mudah= minta pasien
untuk meletakkan buku jari telunjuk dan jari tengah di antara insisifus atas dan bawah
Kemudian pasien diminta untuk menutup mulut
Setelah itu, pasien diminta mendeviasikan mandibula ke kanan dan kiri serta melakukan gerakan
protrusi
Perhatikan apakah ada gangguan pergerakan
Operator meletakkan satu tangan pada dagu pasien dan satunya pada vertex. Operator meminta
pasien membuka mulut sementara tangan pasien menekan mandibula untuk melawan gerakan
membuka. Ini untuk mengidentifikasi kekuatan m. pterygoideus lateralis
Pasien diminta untuk menggigit bantalan karet sekencang mungkin. Ini untuk mengidentifikasi
kekuatan m. temporalis, m.masseter, dan m. pterygoideus medialis
Operator meletakkan satu tangan pada dagu dan tangan lainnya pada regio temporal. Pasien
diminta untuk melakukan gerakan deviasi mandibula melawan gerakan tangan operator ke kiri dan
kanan. Ini untuk mengidentifikasi kekuatan m. pterygoideus medialis satu sisi
Palpasi
Palpasi TMJ dilakukan pada saat proses membuka dan menutup mulut
Pada gerakan membuka mulut, palpasi dilakukan tepat di bawah os zygomaticus, di anterior dari
proc. condylaris mandibulae
Pada gerakan menutup mulut, palpasi dilakukan melalui anterior tragus di dalam meatus acusticus
externus. Rasakan apakah ada gerakan dari arah anterior yang merupakan aspek posterior condylus
Lakukan pula palpasi pada otot-otot pengunyahan dengan cara meraba melalui origo menuju
insersionya
Musculus temporalis diraba bilateral mulai dari ototnya pada regio temporal hingga tendon pada
proc. coronoideus. Saat meraba, pasien diminta sedikit membuka mulut
Musculus masseter dapat diraba di bawah arcus zygomaticus hingga angulus mandibulae
Tanyakan pada pasien apakah ada nyeri saat operator melakukan perabaan pada otot mastikasi
Auskultasi
Letakkan stetoskop pada anterior meatus, kemudian minta pasien untuk melakukan gerakan
membuka menutup mulut serta gerakan protrusif mandibula
Dengarkan apakah terdapat suara “klik” atau krepitasi pada saat gerakan tersebut
Referensi:
Ombregt, L., 2013, A System of Orthopaedic Medicine, Third Edition, Elsevier, pp. 202-207
Pawar, R., Gulve, N., Nehete, A., Dhape, S., Deore, D., Chinglembi, N.,2016, Examination of the
Temporomandibular Joint – A Review, Journal of Applied Dental and Medical Sciences vol. 2 (1), pp.
145-152