Anda di halaman 1dari 22

KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Perpustakaan Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024

Disusun oleh kelompok 3/MPI A:

1. Abdullah Fahmi A. 206210001


2. Afkarina Lailatus S. 206210004
3. Anggi Nur Eka S. 206210023

Dosen Pengampu:
Wilis Werdiningsih, M.Pd.I

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2023
PETA PEMBAHASAN

KATALOGISASI
BAHAN PUSTAKA

PENGERTIAN MEKANISME
PENGOLAHAN PENGOLAHAN
BAHAN PUSTAKA BAHAN PUSTAKA

MENGENAL
DESKRIPSI TAJUK ENTRI PENENTUAN TAJUK ACUAN DAN
KATALOG
BIBLIOGRAFIS UTAMA BADAN KORPORASI JAJARAN KENDALI
PERPUSTAKAAN

PENYELESAIAN
CONTOH KATALOG
FISIK DAN
MANUAL DAN
KELENGKAPAN
INDOMARC
BAHAN PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penapak tilas sifat terpuji umat
Islam, yang senantiasa mencucurkan air mata hanya untuk kita, umat yang selalu
mengharapkan syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam kesempatan ini, alhamdulillah Allah memberikan kesempatan kepada


kami untuk bisa menyelesaikan Makalah Manajemen Perpustakaan yang berjudul
“Katalogisasi Bahan Pustaka”. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini. Semoga
Allah SWT membalas amal baik yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak. Kami
juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyaknya kekurangan yang


terdapat di dalam ini. Sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat kami butuhkan guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
makalah yang lain di waktu mendatang.

Ponorogo, 17 Februari 2023

Penulis

Kelompok 3/MPI A
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar disekolah, perpustakaan
sekolah menyediakan sumber-sumber informasi pengetahuan. Karena dengan
tersedianya sumber informasi tersebut siswa juga guru dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dengan cara membaca, melihat maupun
mendengarkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah.
Salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian kegiatan sistem temu kembali
informasi dari koleksi yang dimiliki perpustakaan adalah pengolahan bahan
pustaka yang sering dikenal dengan istilah katalogisasi. Kegiatan katalogisasi
secara sederhana diartikan sebagai kegiatan atau proses menyiapkan katalog.
Kegiatan katalogisasi bahan pustaka dapat membantu perpustakaan dalam
menata koleksinya secara terstruktur dan sistematis serta mempermudah
dalam mencari dan menemukan kembali. Kegiatan katalogisasi juga menjadi
penentu keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan fungsinya. Untuk itu
kegiatan katalogisasi hendaknya disusun dengan profesional dan taat asas
guna mendapat hasil sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pengolahan bahan Pustaka?
2. Bagaimana mekanisme pengolahan bahan Pustaka?
3. Bagaimana mengenal katalog perpustakaan?
4. Apakah yang dimaksud deskripsi bibliografis?
5. Apakah yang dimaksud tajuk entri utama?
6. Bagaimana penentuan tajuk badan korporasi?
7. Bagaimana acuan dan jajaran kendali?
8. Bagaimana penyelesaian fisik dan kelengkapan bahan Pustaka?
9. Bagaimana pengaturan koleksi?
10. Bagaimanakah contoh katalog manual dan indomarc?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengolahan bahan Pustaka
2. Untuk mengetahui mekanisme pengolahan bahan Pustaka
3. Untuk mengetahui mengenal katalog perpustakaan
4. Untuk mengetahui deskripsi bibliografis
5. Untuk mengetahui tajuk entri utama
6. Untuk mengetahui tajuk badan korporasi
7. Untuk mengetahui acuan dan jajaran kendali
8. Untuk mengetahui penyelesaian fisik dan kelengkapan bahan Pustaka
9. Untuk mengetahui pengaturan koleksi
10. Untuk mengetahui contoh katalog manual dan indomarc.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka


Menurut Perpustakaan Nasional RI (1992) pengolahan bahan pustaka ialah proses
mempersiapkan bahan pustaka untuk digunakan segera setelah setibanya bahan
pustaka dalam perpustakaan sampai tersusunnya di rak atau di tempat lain, siap
untuk dipakai. Menurut Sumardji pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan
mempersiapkan bahan pustaka yang telah diperoleh, agar dengan mudah dapat diatur
di tempat-tempat atau rak-rak penyimpanan, sehingga memudahkan pula untuk
dilayankan kepada para pemakai koleksi perpustakaan. Dilihat dari segi
operasionalnya, katalogisasi mencakup berbagai kegiatan yang dapat dikelompokan
menjadi kegiatan pokok yang menghasilkan entri, dan kegiatan pendukung yang
menunjang penyelenggaraan katalog.1
Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu tugas inti dari perpustakaan.
Bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan wajib diolah dan dikelola dengan baik
agar proses temu kembali informasi nantinya dapat berjalan lancar dan mewujudkan
tertib administrasi. Dalam pelaksanaannya, proses pengolahan bahan pustaka ini
dapat berbeda-beda urutan kegiatan atau alur prosesnya antara perpustakaan satu
dengan yang lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan budaya
kerja, sumber daya manusia, dan sarana prasarana dalam proses pengolahan bahan
pustaka dari masing-masing perpustakaan.2
Pengolahan bahan pustaka sering diartikan sebagai proses yang dimulai dari
pencatatan (registrasi), stempel, klasifikasi, katalogisasi, pembuatan label (call
number), kantong buku, kartu buku, pembuatan barcode, pemasangan slip tanggal
kembali, hingga bahan pustaka siap disimpan di rak dan dimanfaatkan oleh
pemustaka. Pengolahan bahan pustaka perpustakaan ini diperlukan agar koleksi
perpustakaan yang telah dimiliki dapat segera dimanfaatkan oleh setiap pembacanya.
Untuk itu, pustakawan perlu secepat mungkin mengolah bahan pustaka perpustakaan

1
Abd Manaf Mamonto and Antonius M Golung, ‘Manfaat Pengolahan Bahan Pustaka UPT
Perpustakaan Unima Untuk Temu Kembali Informasi Oleh Mahasiswa Fakultas MIPA’, Acta
Diurna, IV.5 (2015).
2
DKK Anjelina, Maya Kasenda, ‘Peran Pustakawan Dalam Pengolahan Bahan Pustaka
Buku Di Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Propinsi Sulawesi Utara’, III.1 (2014), 1–8.
yang baru atau koleksi yang diterimanya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan
sekolah.3
2. Mekanisme Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan merupakan sarana yang memegang peranan cukup penting dalam
mendapatkan informasi sekaligus sebagai wadah dalam menyediakan bahan koleksi
yang dapat menunjang perkembangan imu pengetahuan dan teknologi. Oleh
karenanya, perpustakaan harus dapat mengolah bahan pustaka dengan efektif dan
efisien, mulai bahan pustaka tersebut diterima hingga siap untuk dilayankan. Dengan
pengolahan bahan pustaka yang baik, maka temu kembali informasi mengenai bahan
pustaka tersebut dapat dengan mudah ditemukan, sehingga dapat meningkatkan
efektivitas daripada pelayanan pemustaka. 4 Dan adapun mekanisme pengolahan
bahan pustaka diantaranya ialah sebagai berikut. 5
a) Inventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka milik
perpustakaan dengan tujuan memudahkan pengelola perpustakaan, mengetahui
jumlah koleksi yang ada dan mengetahui rekam jejak bahan pustaka milik
perpustakaan. Inventarisasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pendataan
koleksi yang baru datang berupa pemberian stempel buku dan pemberian nomor
buku. Beberapa kegiatan atau pekerjaan dalam inventarisasi diantaranya ialah
pemeriksaan koleksi, pengelompokan koleksi, pengecapan, pencatatan, serta
mengecek buku dan memberi nomor induk buku.

b) Klasifikasi
Klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan buku berdasarkan
subjek atau isi buku yang bersangkutan. Dengan demikian, system klasfikasi
dapat diartikan sebagai kegiatan yang diciptakan untuk mengelompokkan subjek
dan memaksimalkan temu kembali informasi melalui sebuah proses/kegiatan
pengelompokkan buku berdasarkan subjek atau isi bahan pustaka yang
bersangkutan dengan menggunakan sistem klasifikasi DDC.

3
R Andi AG, Zulfitria, and Happy Indira Dewi, ‘Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan
Tingkat Sekolah Dasar Desa Iwul, Parung’, NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan
Dan Pembelajaran, 4.2a (2020).
4
Muhammad Syarbathly, ‘Pengolahan Bahan Pustaka Buku Di Perpustakaan SMKN 3
Banjarbaru’, 2019
5
AG, Zulfitria, and Dewi.
c) Input data
Input data adalah kegiatan memasukkan data bibliografi koleksi baik itu
manual dalam bentuk katalogisasi kartu atau ke dalam sistem guna
mempermudah sistem temu kembali informasi di perpustakaan.

d) Labelling
Labelling merupakan proses pemberian label pada punggung buku/koleksi,
labeling merupakan kegiatan pengolahan koleksi buku dengan
menempelkan kode tertentu yang telah dibuat sebelumnya.

e) Shelving
Shelving yaitu proses penyusunan koleksi bahan pustaka pada rak yang
telah tersedia. Penempatan koleksi pada rak tersebut disesuaikan
berdasarkan penomoran yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu nomor
klasifikasi.

3. Mengenal Katalog Perpustakaan


Katalog perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu daftar yang sistematis dari
bahan pustaka dalam perpustakaan, dengan informasi deskriptif tentang pengarang,
judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya.
Katalog juga mencatat informasi bibliografis dari suatu dokumen atau bahan
pustaka. Katalog perpustakaan juga merupakan susunan yang sistematis dari
seperangkat cantuman bibliografis yang mempresentasikan kumpulan dari suatu
koleksi tertentu. Koleksi tersebut bisa terdiri dari berbagai jenis bahan pustaka
seperti: buku, terbitan berkala, peta, rekaman suara, gambar, notasi music, dan lain
sebagainya. Adapun beberapa pengertian menganai katalog berdasarkan pendapat
dari beberapa ahli diantaranya ialah sebagai berikut. 6
1) Pengertian katalog menurut Gates.
Katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan
bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif
mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri

6
Kun Wardoyo, ‘Validasi Katalog Melalui Kegiatan Stock Opname Dan Pengadaan Koleksi
Bahan Pustaka Perpustakaan Soeman HS Tahun Anggaran 2014’, Pustaka Budaya, 3.2 (2016), 25–
33
khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang menjadi entri
dari sebuah katalog. Katalog memuat informasi deskriptif mengenai
berbagai hal, seperti pengarang, judul, penerbit dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, pada suatu katalog dicatat sejumlah informasi bibliogrsfis
dari suatu dokumen atau bahan pustaka.
2) Pengertian katalog menurut Hunter.
Katalog adalah suatu daftar dari, dan indeks ke, suatu koleksi buku dan
bahan lainnya. Katalog memungkinkan pemustaka untuk menemukan suatu
bahan pustaka yang tersedia dalam koleksi perpustakaan tertentu. Katalog
juga memungkinkan pemustaka untuk mengetahui dimana suatu bahan
pustaka bisa ditemukan.

Fungsi daripada katalog perpustakaan adalah sebagai sarana temu


kembali informasi di suatu perpustakaan. katalog perpustakaan berfungsi
sebagai inventaris dokumen sebuah perpustakaan Katalog perpustakaan
mempunyai bentuk fisik yang bermacam-macam. Katalog merupakan wakil
ringkas informasi buku (ringkasan informasi suatu buku), yang berfungsi
sebagai salah satu sarana untuk membantu penelusuran informasi
pemustaka, melalui katalog, pemustaka tidak perlu langsung menuju ke
jajaran koleksi di rak. Informasi dalam katalog merupakan hasil dari dua
kegiatan utama yaitu hasil deskripsi informasi fisik buku dan analisis isi
buku. Adapun kegiatan katalogisasi bahan pustaka secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu sebagai berikut. 7

 Menganalisis isi bahan pustaka, yaitu :


a. Menganalisis subyek bahan pustaka.
b. Menerjemahkan menjadi tajuk subyek / nomor kelas.
c. Pedoman yang digunakan antara lain, daftar tajuk Subyek, dan
bagan Klasifikasi (DDC)

7
Mufid, ‘Katalogisasi Dan Analisis Subyek Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan Madrasah’,
Pendidikan Dan Pelatihan Pengelolaan Madrasah Se-Kabupaten Jember, 2013, 1–22
 Mendeskripsikan fisik bahan pustaka, yaitu :
a. Membuat deskripsi bibliografi (informasi yang terkandung dalam
buku yang berkaitan dengan nama pengarang, judul, jumlah
halaman, dll).
b. Menentukan tajuk entri utama dan tambahan.
c. Pedoman yang digunakan ISBD dan AACR2R.
4. Deskripsi Bibliografis
a. Pedoman Deskripsi Bibliografis
Deskripsi bibliografi merupakan kegiatan mencatat fisik bahan pustaka
yang terdiri dari judul, pengarang, tempat terbit, penerbit, deskripsi fisik
bahan pustaka, nomor ISBN. Deskripsi bibliografi ini biasanya disebut
deapan daerah yang mana mempunyai aturan tanda baca yang harus
diperhatikan dengan seksama. membuat suatu katalog bahan pustaka di
sekolah tersebut kurang baik, ada yang tidak sesuai dengan aturan deskripsi
bibliografinya, karena yang mengetahui pembuatan katalog memakai delapan
daerah deskripsi bibliografi hanya kepala perpustakaan saja, pustakawan yang
bertugas tidak mengetahui. Oleh sebab itu katalognya kurang baik, tidak
memakai aturan deskripsi bibliografi.8
Kegiatan deskripsi bibliografis merupakan kegiatan yang mencatat data-
data dari salah satu bahan Pustaka mulai dari judul, pengarang, kota penerbit,
penerbit, deskripsi fisik dari bahan tersebut sampai nomor standard bahan
Pustaka. Pencatatan kegiatan tersebut disesuaikan dengan peraturan
International Standard Bibliographic Description (ISBD) dan susunan entri
katalog berdasarkan Anglo American Cataloguing Rules 2 Ed. rev. (AACR
2). Secara terperinci susunan bibliografi berisi :
1) Judul.
2) Keterangan edisi
3) Keterangan khusus, untuk bahan non buku misalnya skala peta,
penomoran majalah.

8
Yola Febrianti, Analisis Pengatalogan Deskriptif di Perpustakaan Madrasah Aliyah
Swasta (MAS) PP Jabal Rahmah Koto Baru Sungai Tarab Ditinjau dari Standar AACR 2, Jurnal
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam Vol. 1 No. 1 Tahun 2022, 36.
4) Tempat terbit, penerbit, tahun terbit.
5) Jumlah jilid/halaman, keterangan, ilustrasi, ukuran, lampiran.
6) Keterangan seri.
7) Catatan, berupa data yang dianggap penting.
8) ISBN (International Standard Book Number).9
b. Tanda Baca

Daerah Tanda Baca Unsur


Judul dan penanggung = Judul parallel
jawab : Subjudul
/ Penanggung jawab
; Penanggung jawab yang
berbeda kedudukannya
Edisi .- Keterangan edisi
/ Penanggungjawab pertama
berkaitan dengan edisi
; Penanggung jawab kedua
Data khusus .-- Hanya digunakan untuk
bahan kartografi, serial,
musik, file komputer dan
bentuk mikro
Penerbitan dan .- Tempat terbit
distribusi : Penerbit
, Tahun penerbitan
Deskripsi fisik , Jumlah halaman atau
: jumlah jilid
, Ilustrasi
Ukuran
Seri .-- Seri
Catatan Judul asli
9
Hartono, Manajemen Perpustakaan Sekolah Menuju Perpustakaan Modern Dan
Profesional (Yogyakarta: Ar-RUZZ media, 2016), 81-82.
Bibliografi
Indeks
Tesis, dll.
Nomor standard ISBN

5. Tajuk Entri Utama


Tajuk entri utama adalah kata pertama yang dicantumkan dalam entri
pertama katalog, tajuk entri utama disebut juga dengan heading karya
perpustakaan. Tajuk digunakan sebagai kata dasar penyusunan katalog dan
titik telusur (access point) utama untuk mencari bahan pustaka yang telah
diolah dalam susunan abjad, pengarang, dan judul.
Tajuk entri utama digunakan juga untuk mengatahui siapa yang
bertanggung jawab atas isi dari suatu karya. Dalam menentukan tajuk entri
utama memiliki syarat dan ketentuan yang digunakan sebagai pedoman yaitu
mengacu pada AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules Edition 2) yang
dianggap fleksibel oleh pustakawan. Penentuan tajuk entri utama dalam
katalogisasi bahan pustaka dibagi menjadi 3 tajuk entri diantaranya yaitu:
a. Tajuk entri kepengarangan, yaitu menentukan tajuk entri utama dilihat
dari jumlah pengarang dari suatu karya. Terdapat beberapa jenis karya
kepengarangan diantaranya yaitu:
1) Kepengarangan Tunggal, kepengarangan tunggal adalah karya
yang disusun oleh satu orang mengarang tunggal yang bertanggung
jawab atas karya tersebut.
2) Kepengarangan Ganda, kepengarangan ganda adalah karya yang
disusun oleh 2 orang pengarang secara bersama-sam menciptakan
suatu karya. Pada karya yang memiliki 2 pengarang tajuk entri
utama yang digunakan adalah pengarang yang namanya tertera
pertama kali dalam karya tersebut, dan pengarang lainnya berperan
sebagai pengarang tambahan.
3) Kepengarangan oleh 3 pengarang Sama seperti pengarang yang
memiliki 2 pengarang, dimana satu pengarang menjadi
penanggung jawab yang diambil dari nama pertama pengarang
yang disebutkan dalam karya tersebut pada karya yang disusun 3
pengarang 2 orang diantaranya berperan sebagai pengarang
tambahan.
4) Kepengarangan lebih dari 3 orang Bahan perpustakaan yang
memiliki pengarang lebih dalam 3 orang dalam menyusun suatu
karya tajuk entri utama yang digunakan adalah judul dari karya
tersebut, sedangkan nama pengarang pertama pada karya tersebut
digunakan sebagai tajuk entri tambahan.
5) Kepengarangan Editor Karya yang termasuk dalam karya editor
adalah karya yang di dalamnya memiliki lebih dari 3 orang
pengarang namun memiliki pemimpin seorang editor dalam proses
pembuatan karya. Editor tidak dapat dijadikan tajuk entri utama
dikarenakan editor bukanlah orang yang bertanggung jawab atas isi
dari suatu karya melainkan hanya menyunting karya dari
pengarang lain.
6) Karya Terjemahan Karya terjemahan adalah karya yang
menggunakan Bahasa asing yang diterjemahkan ke Bahasa yang
lain. Dalam karya terjemahan tajuk entri utama yang digunakan
adalah pengarang asli dari karya tersebut, sedangkan untuk
penerjeham berperan sebagai tajuk tambahan.
7) Karya Kitab Suci Dalam karya kitab suci tajuk entri utama yang
digunakan adalah nama kitab suci itu sendiri dan untuk tambahan
subjeknya digunakan sebagai tajuk entri tambahan.
8) Karya Saduran Karya saduran adalah suatu karya dari pengarang
asli yang kemudian disadur dengan mengubah isi dari karya
aslinya dan kemudian diterbitkan. Tajuk entri utama pada karya
tersebut adalah penyadur karena mengubah isi dari karya aslinya
dan harus bertanggung jawab penuh atas karya yang diterbitkan.
Pengarang asli dari karya yang disadur berperan sebagai tajuk entri
tambahan.10
b. Tajuk entri nama badan korporasi
Tajuk Entri Nama Badan Korporasi Badan korporasi adalah suatu
badan/Lembaga yang memiliki satu nama bersama yang memiliki
kekuatan hukum dan bertindak atau dapat bertindak atas namanya
secara kesatuan, Misalnya:
1) Perusahaan Bisnis (PT, CV, dll)
2) Lembaga Pemerintah
Nama suatu badan korporasi dapat dijadikan sebagi tajuk utama
dalam pengentrian data katalog apabila karya yang dipublish tersebut
menjadi tanggung jawab dari badan korporasi memuat atau memiliki
kriteria sebagai berikut:
1) Karya yang dikeluarkan berhubungan dengan badan korporasi
yang bersangkutan.
2) Karya berisikan kumpulan hukum, peraturan administrasi,
perjanjian.
3) Laporan kepanitiaan, komisi.
4) Karya makalah yang bentuk penyajiaannya seperti prosiding
(nama konferensi tertera dengan jelas) atau berisi ekspedisi
(nama ekspedisi tertera dengan jelas).
c. Tajuk entri utama judul
Judul dari suatu karya berperan sebagai tajuk entri tambahan dalam
proses katalogisasi, namun judul dapat digunakan sebagai tajuk entri
utama dalam proses katalogisasi apabila:
1) Pada suatu karya memiliki indentitas yang tidak lengkap dimana
karya tersebut tidak menuliskan nama pengarang serta badan
korporasi di dalamnya, apabila terjadi hal seperti itu tajuk entri
yang digunakan adalah judul dari karya tersebut.
10
Ningrum Kusuma Wardani and Bachrul Ilmi, ‘Penentuan Tajuk Entri Utama Pada
Proses Katalogisasi Bahan Pustaka: Permasalahan Dan Tantangan’, Jurnal Pustaka Ilmiah, 7.2
(2021), 87 <https://doi.org/10.20961/jpi.v7i2.57179>.
2) Karya yang memiliki lebih dari 3 orang pengaran dan dalam
karya tersebut tidak dijelaskan/dituliskan badan korporasi yang
menaungi, maka tajuk entri yang digunakan untuk karya tersebut
adalah judul.
3) Suatu karya atau kumpulan karya yang diproduksi dibawahn
pimpinan editor dan memiliki judul yang kolektif.
4) Karya yang dikelurkan oleh badan korporasi, namun isi dari karya
tersebut tidak berkaitan dengan badan korporasi tersebut
misalnya: laporan tahunan, laporan kepanitiaan dan komosi,
kegiatan administrasi, dan prosiding konferensi. Karya yang
dikeluarkan tersebut tajuk entri utama yang digunakan adalah
judul buku tersebut.11
6. Penentuan Tajuk Badan Korporasi
Tajuk untuk badan korporasi adalah langsung pada nama yang paling
dikenal, kecuali bila menurut peraturan, suatu badan harus ditajukkan pada
nama badan induknya atau pada nama pemerintah.
a. Variasi Nama Badan
Nama-nama dari badan korporasi sering dinyatakan dalam publikasinya
dalam bentuk yang berlainan bentuk resmi, bentuk singkat, dalam
berbagai Bahasa, bentuk konvensional, dsb.
Entri utama : Nama resmi
Contoh : Bank Negara Indonesia 1946
b. Bentuk Singkat
Bentuk singkat jaug lebih sering dijumpai dalam publikasinya dari pada
bentuk resmi, oleh karena itu yang digunakan adalah bentuk singkatan.
Contoh : Pertamina, AFL -CIO, Unesco
c. Nama-nama Pemerintah
Nama-nama pemerintah yang digunakan adalah nama-nama
geografi yang menjadi yurisdiksinya (tidak perlu menyertakan istilah
seperti republik, kerajaan, negara, provinsi, dsb).

11
Ibid.,
Contoh : Amerika Serikat, Indonesia, Australia, Aceh Utara
Untuk dua atau lebih pemerintahan yang menggunakan nama yang
sama akan tetapi ada tambahan dalam kurung yang digunakan untuk
membedakan.
Contoh : Bogor (Kabupaten), Bogor (Kotamadya)
d. Badan-badan Pemerintah
a) Lembaga-lembaga penelitian ilmiah, Lembaga ilmu pengetahuan
Indonesia
b) Lembaga atau institusi Pendidikan, sekolah, akademi, universitas, dsb.
c) Bank-bank dan perusahaan pemerintah.
d) Badan-badan otorita dan proyek termasuk taman-taman.
e) Perpustakaan umun dan nasional, arsip nasional dan daerah, badan-
badan kesenian.
f) Badan-badan eksekutif.
Contoh : Indonesia. Departemen Luar Negeri
g) Badan legislatif.
Contoh : Indonesia. Dewan Perwakilan Rakyat.
h) Badan-badan yudikatif.
Contoh : Indonesia. Mahkamah Agung.
i) Angkatan bersenjata.
Contoh : Indonesia. Angkatan Darat.
j) Kedutaan, konsulat, dsb.
Contoh : Indonesia. Kedutaan Besar (Australia).
e. Pejabat Pemerintah
a) Kepala negara, terdiri atas nama negara dan diikuti dengan gelarnya
dalam Bahasa Indonesia bila ada tahun pemerintahannya dan nama
pribadi singkat dari kepala negara. Contoh : Amerika Serikat.
Presiden, (1953-1961:Eisenhower)
b) Epala pemerintahan yang bukan kepala negara, dan kepala badan
internasional. Terdiri atas nama negara. Badan Internasional diikuti
jabatannya dalam Bahasa negaranya/ Bahasa resmi badan
internasional. Contoh : India. Perdana Menteri, Yogyakarta
(Kotamadya). Walikota.
c) Lain-lain pejabat pemerintah, tajuk untuk lain-lain pejabat pemerintah
terdiri atas tajuk untuk badan yang dikepalainya dan bila mungkin
penunjukkan dari jabatannya. Contoh : Indonesia. Departemen
Dalam Negeri dan Indonesia. Kejaksaan Agung.
f. Konferensi, pertemuan, rapat, dsb.
Tajuk untuk konferensi, kongres, pertemuan, rapat, seminar dsb.
Ditetapkan dibawah nama pertemuan, diikuti dengan unsur seperti nomor
(pertemuan keberapa, dinyatakan dalam Bahasa Indonesia), tanggal dan
tempat dimana pertemuan diadakan.
Contoh : Kongres Kebudayaan karo 91988: Medan).12
7. Acuan dan Jajaran Kendali
Acuan dan jajaran kendali adalah daftar catatan yang berisi untuk
menjamin keputusan katalogisasi di perpustakaan tertentu ketaatan dalam
praktek.Tujuan pembuatan acuan atau jajaran kendali adalah untuk:
1. Membimbing pengkatalog untuk mengikuti prinsip (konsisten) dalam
pemilihan tajuk mata pelajaran,dan untuk nama, paroki, letak geografis dan
letak geografis orang tersebut dll.
2. Memudahkan kolaborasi karena dilakukan melalui jalur referensi atau
control menurut standar, penentuan judul atau bagian adalah seragam akses
(arah dan titik kontak)
3. Jika nama terdiri dari beberapa huruf, misalnya dalam bahasa Arab, Cina,
Rusia dll. Kerataan tidak hanya menentukan jalur akses judul, tetapi juga
secara tertulis (transliterasi). 
4. Menuntun pengatalog untuk membuat bentuk (tanda) dari tajuk yang tidak
digunakan ke tajuk yang di gunakan

12
Hartanto, Manajemen Sistem Informasi Perpustakaan Konsep, Teori dan Implementasi
(Yogyakarta: PENERBIT GAVA MEDIA, 2017), 92-96.
5. Untuk membantu pengguna perpustakaan mencari alamat katalog. Jika
pemakai menggunakan tajuk atau istilah yang tidak dijadikan tajuk, ia akan
di tuntun ke tajuk yang di gunakan dalam katalog dengan fasilitas acuan.
6. Hindari pekerjaan yang tumpang tindih, hemat waktu dan tenaga dalam
daftar, terutama dalam definisi nama dan referensi. Referensi dibuat hanya
sekali. Jajaran kendali digunakan dengan maksimal atau selalu update, baik
oleh pengindeks maupun terdaftar/oleh instansi terkait seperti Perpustakaan
Nasional RI.13
8. Penyelesaian Fisik dan Kelengkapan Bahan Pustaka
Penyelesaian fisik bahan Pustaka mencakup sekumpulan fungsi untuk
melengkapi bahan pustaka dengan kemampuan pencarian, khususnya kartu
katalog dan bahan pustaka lainnya. Prosedur ini dilakukan setelah item
perpustakaan melalui proses katalogisasi dan penyesuaian klasifikasi.
Tahapan pengoperasian pasca katalog terdiri dari:
a. Memindai, mengedit, dan mengunggah sampul buku
b. Pencetakan dan Penempelan Label Buku
c. Penandaan dan pemasangan RFID
d. Buat daftar pengiriman buku.14
Apabila bahan Pustaka telah dibuatkan katalog, tindakan selanjutnya
adalah persiapan bahan Pustaka, sering disebut setelah daftar kegiatan ini
meliputi:
1. Mengetik kartu
Jumlah kartu yang diketik disesuaikan dengan
jajaran yang akan dibuat.
2. Persiapan buku, meliputi:
• Menempelkan label pada punggung buku.
• Menempelkan label pada punggung buku.

13
Hartono, Manajemen Perpustakaan Sekolah Menuju Perpustakaan Modern dan
Profesional, (Yogyakarta: Ar-RUZZ media, 2016) hal. 97-98
14
Dwi Handari dkk, Pedoman Pengelolaan Bahan Perpustakaan ( Jakarta: Perpustakaan
Nasional, 2018) hal.60
• Menempelkan katalog buku dan skip tanggal
kembali.
• Membuat masukan kartu buku.
3. Sejajarkan kartu katalog.
Tugas penyelarasan ini bervariasi dari
perpustakaan ke perpustakaan lain. Adakalanya
tugas ini merupakan tugas pengolahan, tetapi ada
juga yang diserahkan kepada petugas pelayanan.
Untuk penjajaran kartu-kartu katalog diperlukan
pula kartu pedoman mengabjad.
4. Menyimpan atau mengatur bahan pustaka di rak
perpustakaan. Tugas ini sama dengan
penyelarasan kartu flash. Kadang dilakukan oleh
pekerja pengolah, namun ada juga yang
melakukannya staf pemeliharaan.
5. Pada perpustakaan tertentu, bila penting maka di
lakukan penjilidan dan penyampulan. Walaupun
buku baru, namun buku tersebut digunakan oleh
banyak orang maka perlu dijilid dan di sampul.
kekuatan penjilidan harus di perhatikan apalagi
untuk buku-buku referensi. 15

9. Pengaturan Koleksi
Kegiatan ini melibatkan pengorganisasian koleksi perpustakaan sekolah
sehingga pengguna dapat dengan mudah menemukan koleksi yang mereka
butuhkan sebagai berikut.
6. Pengaturan Buku
Buku-buku diurutkan berdasarkan subjek dan ditempatkan di rak yang
tersedia. Buku yang lebih tinggi atau lebih lebar (oversized book) harus

15
Hartono, Manajemen Perpustakaan Sekolah Menuju Perpustakaan Modern dan Profesional,
(Yogyakarta: Ar-RUZZ media, 2016) hal. 101-102
dipisahkan dari buku besar biasa. di atas dan di luar, Pengaturan buku
juga disesuaikan dengan penggunaan masing-masing buku tersebut,
misalnya buku-buku rujukan tidak disatukan dengan buku-buku rujukan
tidak disesuaikan dengan buku-buku pelajaran.
2.Pengaturan Majalah.
Majalah lepas disimpan dalam kotak dan diletakkan di rak berdasarkan
urutan abjad judul jurnal. Jurnal dianggap penting bila sudah terkumpul,
lalu dijilid. Urutan jurnal yang dijilid pada rak juga berdasarkan urutan
abjad nama jurnal atau nomor klasifikasi.
3. Pengaturan surat kabar.
Surat kabar baru disusun pada alat penjepit surat kabar. Setelah
dikumpulkan sepenuhnya selama seminggu, koran dikeluarkan dari alat
penjepit untuk menunggu proses lebih lanjut. Misalnya menjadi kumpulan
kliping koran, setelah waktu tertentu untuk mengumpulkan surat kata
dihapus dari koleksi.
 4. Organisasi Bahan Non-Buku.
Koleksi bukan buku seperti peta, bahan audio visual, piringan hitam, CD
dan sejenisnya ada pula yang ditempatkan di tempat khusus yang
disesuaikan dengan jenis bahannya. Beberapa ditempatkan di folder
khusus dan ditargetkan folder atau ditempatkan dalam kotak khusus
diproduksi untuk mencocokkan bahan-bahan ini. untuk memfasilitasi
setiap folder atau kotak ditandai sebagai berisi deskripsi bibliografi
literatur.
5. Penyiangan (weeding)
Properti perpustakaan harus disortir dari waktu ke waktu untuk
melestarikan materi perpustakaan yang sudah tidak layak lagi dapat diganti
dengan bahan
perpustakaan baru atau dikenal dengan weeding. Pilihan bahan pustaka
yang dikeluarkan dari koleksi harus diselesaikan selambat-lambatnya
pustakawan dan guru, kemudian mereka memutuskan untuk berpisah
ditransfer atau disumbangkan. Keputusan itu didasarkan dengan
mempertimbangkan ketepatan waktu, kesesuaian dan sifat fisik dokumen.
Bahan pustaka yang isinya sudah tidak berlaku, edisi dan cetakan lama,
kondisi rusak parah, isi tidak lengkap dan
terlalu banyak salinan. 16
10. Contoh Katalog Manual dan Indomarc

16
Hartono, Manajemen Perpustakaan Sekolah Menuju Perpustakaan Modern dan Profesional,
(Yogyakarta: Ar-RUZZ media, 2016) 102-103

Anda mungkin juga menyukai