Anda di halaman 1dari 24

KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Manajemen Perpustakaan”

Dosen Pengampu :
Wilis Werdiningsih, M.Pd.I

Disusun Oleh : Kelompok 3/MPI B


1. Zahra Maratus Solehah (206200043)
2. Andika Nanda Septian (206200055)
3. Arif Wicaksono (206200065)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TERBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
FEBRUARI 2022
PETA PEMBAHASAN

Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka

Mekanisme Pengolahan Bahan Pustaka

Mengenal Katalog Perpustakaan

Deskripsi Bibliografis

Tajuk Entri Utama


KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA

Penentuan Tajuk Badan Korporasi

Acuan dan Jajaran Kendali

Penyelesaian Fisik dan Kelengkapan Bahan Pustaka

Pengaturan Koleksi

Contoh Katalog Manual dan Indomarc

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT, atas
seluruh Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami sebagai penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa kami panjatkan shalawat serta
salam bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta Para Keluarga-Nya, Para
Sahabat-Nya dan kita selaku Umat-Nya.
Dalam kesempatan ini kami sebagai penulis sangat berbahagia karena
telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Katalogisasi Bahan
Pustaka”. Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan pengembangan dalam
menyempurnakan makalah ini. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Ponorogo, 15 Februari 2022

Kelompok 3

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar disekolah, perpustakaan
sekolah menyediakan sumber-sumber informasi pengetahuan. Karena dengan
tersedianya sumber informasi tersebut siswa juga guru dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dengan cara membaca, melihat maupun
mendengarkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah.
Salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian kegiatan sistem temu kembali
informasi dari koleksi yang dimiliki perpustakaan adalah pengolahan bahan
pustaka yang sering dikenal dengan istilah katalogisasi. Kegiatan katalogisasi
secara sederhana diartikan sebagai kegiatan atau proses menyiapkan katalog.
Kegiatan katalogisasi bahan pustaka dapat membantu perpustakaan dalam
menata koleksinya secara terstruktur dan sistematis serta mempermudah
dalam mencari dan menemukan kembali. Kegiatan katalogisasi juga menjadi
penentu keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan fungsinya. Untuk itu
kegiatan katalogisasi hendaknya disusun dengan profesional dan taat asas
guna mendapat hasil sebaik-baiknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pengolahan bahan pustaka ?
2. Bagaimanakah mekanisme pengolahan bahan pustaka ?
3. Apakah pengertian dari katalog perpustakaan ?
4. Bagaimanakah deskripsi bibliografis pada katalogisasi bahan pustaka ?
5. Bagaimanakah tajuk entri utama pada katalogisasi bahan pustaka ?
6. Bagaimanakah penentuan tajuk badan korporasi dalam katalogisasi bahan
pustaka ?
7. Bagaimanakah acuan dan juga jajaran kendali dalam katalogisasi bahan
pustaka ?
8. Bagaimanakah penyelesaian fisik dan kelengkapan dari bahan pustaka ?

1
9. Bgaimanakah pengaturan koleksi dalam katalogisasi bahan pustaka ?
10. Bagaimanakah contoh daripada katalog manual dan indomarc ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengolahan bahan pustaka.
2. Untuk mengetahui mekanisme pengolahan bahan pustaka.
3. Untuk mengetahui pengertian dari katalog perpustakaan.
4. Untuk mengetahui deskripsi bibliografis pada katalogisasi bahan pustaka.
5. Untuk mengetahui tajuk entri utama pada katalogisasi bahan pustaka.
6. Untuk mengetahui penentuan tajuk badan korporasi dalam katalogisasi
bahan pustaka.
7. Untuk mengetahui acuan dan jajaran kendali dalam katalogisasi bahan
pustaka.
8. Untuk mengetahui penyelesaian fisik dan kelengkapan bahan pustaka.
9. Untuk mengetahui pengaturan koleksi dalam katalogisasi bahan pustaka.
10. Untuk mengetahui contoh daripada katalog manual dan indomarc.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka


Menurut Perpustakaan Nasional RI (1992) pengolahan bahan pustaka
ialah proses mempersiapkan bahan pustaka untuk digunakan segera setelah
setibanya bahan pustaka dalam perpustakaan sampai tersusunnya di rak atau di
tempat lain, siap untuk dipakai. Menurut Saldinah (1981) kegiatan pokok yang
menyangkut proses pengolahan bahan pustaka adalah katalogisasi. Sedangkan
menurut Sumardji, pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan mempersiapkan
bahan pustaka yang telah diperoleh, agar dengan mudah dapat diatur di
tempat-tempat atau rak-rak penyimpanan, sehingga memudahkan pula untuk
dilayankan kepada para pemakai koleksi perpustakaan. Dilihat dari segi
operasionalnya, katalogisasi mencakup berbagai kegiatan yang dapat
dikelompokan menjadi kegiatan pokok yang menghasilkan entri, dan kegiatan
pendukung yang menunjang penyelenggaraan katalog.1
Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu tugas inti dari
perpustakaan. Bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan wajib diolah dan
dikelola dengan baik agar proses temu kembali informasi nantinya dapat
berjalan lancar dan mewujudkan tertib administrasi. Dalam pelaksanaannya,
proses pengolahan bahan pustaka ini dapat berbeda-beda urutan kegiatan atau
alur prosesnya antara perpustakaan satu dengan yang lainnya. Hal ini mungkin
disebabkan karena adanya perbedaan budaya kerja, sumber daya manusia, dan
sarana prasarana dalam proses pengolahan bahan pustaka dari masing-masing
perpustakaan.2

1
Abd Manaf Mamonto and Antonius M Golung, ‘Manfaat Pengolahan Bahan Pustaka
UPT Perpustakaan Unima Untuk Temu Kembali Informasi Oleh Mahasiswa Fakultas MIPA’, Acta
Diurna, IV.5 (2015).
2
DKK Anjelina, Maya Kasenda, ‘Peran Pustakawan Dalam Pengolahan Bahan Pustaka
Buku Di Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Propinsi Sulawesi Utara’, III.1 (2014), 1–8.
3
Pengolahan bahan pustaka sering diartikan sebagai proses yang
dimulai dari pencatatan (registrasi), stempel, klasifikasi, katalogisasi,
pembuatan label (call number), kantong buku, kartu buku, pembuatan
barcode, pemasangan slip tanggal kembali, hingga bahan pustaka siap
disimpan di rak dan dimanfaatkan oleh pemustaka. Pengolahan bahan pustaka
perpustakaan ini diperlukan agar koleksi perpustakaan yang telah dimiliki
dapat segera dimanfaatkan oleh setiap pembacanya. Untuk itu, pustakawan
perlu secepat mungkin mengolah bahan pustaka perpustakaan yang baru atau
koleksi yang diterimanya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan sekolah.3

B. Mekanisme Pengolahan Bahan Pustaka


Perpustakaan merupakan sarana yang memegang peranan cukup
penting dalam mendapatkan informasi sekaligus sebagai wadah dalam
menyediakan bahan koleksi yang dapat menunjang perkembangan imu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karenanya, perpustakaan harus dapat
mengolah bahan pustaka dengan efektif dan efisien, mulai bahan pustaka
tersebut diterima hingga siap untuk dilayankan. Dengan pengolahan bahan
pustaka yang baik, maka temu kembali informasi mengenai bahan pustaka
tersebut dapat dengan mudah ditemukan, sehingga dapat meningkatkan
efektivitas daripada pelayanan pemustaka.4 Adapun mekanisme pengolahan
bahan pustaka diantaranya ialah sebagai berikut.5
a) Inventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka milik
perpustakaan dengan tujuan memudahkan pengelola perpustakaan,
mengetahui jumlah koleksi yang ada dan mengetahui rekam jejak bahan
pustaka milik perpustakaan. Inventarisasi juga dapat diartikan sebagai
kegiatan pendataan koleksi yang baru datang berupa pemberian stempel
buku dan pemberian nomor buku. Beberapa kegiatan atau pekerjaan dalam

3
R Andi AG, Zulfitria, and Happy Indira Dewi, ‘Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan Tingkat Sekolah Dasar Desa Iwul, Parung’, NATURALISTIC : Jurnal Kajian
Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran, 4.2a (2020).
4
Muhammad Syarbathly, ‘Pengolahan Bahan Pustaka Buku Di Perpustakaan SMKN 3
Banjarbaru’, 2019.
5
AG, Zulfitria, and Dewi.

4
inventarisasi diantaranya ialah pemeriksaan koleksi, pengelompokan
koleksi, pengecapan, pencatatan, serta mengecek buku dan memberi
nomor induk buku.

b) Klasifikasi
Klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan buku
berdasarkan subjek atau isi buku yang bersangkutan. Dengan demikian,
system klasfikasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang diciptakan untuk
mengelompokkan subjek dan memaksimalkan temu kembali informasi
melalui sebuah proses/kegiatan pengelompokkan buku berdasarkan subjek
atau isi bahan pustaka yang bersangkutan dengan menggunakan sistem
klasifikasi DDC.

c) Input Data
Input data adalah kegiatan memasukkan data bibliografi koleksi baik
itu manual dalam bentuk katalogisasi kartu atau ke dalam sistem guna
mempermudah sistem temu kembali informasi di perpustakaan.

d) Labelling
Labelling merupakan proses pemberian label pada punggung
buku/koleksi, labeling merupakan kegiatan pengolahan koleksi buku
dengan menempelkan kode tertentu yang telah dibuat sebelumnya.

e) Shelving
Shelving yaitu proses penyusunan koleksi bahan pustaka pada rak
yang telah tersedia. Penempatan koleksi pada rak tersebut disesuaikan
berdasarkan penomoran yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu nomor
klasifikasi.

C. Katalog Perpustakaan
Katalog perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu daftar yang
sistematis dari bahan pustaka dalam perpustakaan, dengan informasi deskriptif

5
tentang pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas
bahan dan tempatnya. Katalog juga mencatat informasi bibliografis dari suatu
dokumen atau bahan pustaka. Katalog perpustakaan juga merupakan susunan
yang sistematis dari seperangkat cantuman bibliografis yang
mempresentasikan kumpulan dari suatu koleksi tertentu. Koleksi tersebut bisa
terdiri dari berbagai jenis bahan pustaka seperti: buku, terbitan berkala, peta,
rekaman suara, gambar, notasi music, dan lain sebagainya. Adapun beberapa
pengertian menganai katalog berdasarkan pendapat dari beberapa ahli
diantaranya ialah sebagai berikut.6
1. Pengertian katalog menurut Hunter.
Katalog adalah suatu daftar dari, dan indeks ke, suatu koleksi buku dan
bahan lainnya. Katalog memungkinkan pemustaka untuk menemukan
suatu bahan pustaka yang tersedia dalam koleksi perpustakaan tertentu.
Katalog juga memungkinkan pemustaka untuk mengetahui dimana suatu
bahan pustaka bisa ditemukan.

2. Pengertian katalog menurut Gates.


Katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku
dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi
deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik,
subjek, ciri khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang
menjadi entri dari sebuah katalog. Katalog memuat informasi deskriptif
mengenai berbagai hal, seperti pengarang, judul, penerbit dan sebagainya.
Dengan perkataan lain, pada suatu katalog dicatat sejumlah informasi
bibliogrsfis dari suatu dokumen atau bahan pustaka.

Fungsi daripada katalog perpustakaan adalah sebagai sarana temu


kembali informasi di suatu perpustakaan. katalog perpustakaan berfungsi
sebagai inventaris dokumen sebuah perpustakaan sekaligus berfungsi sebagai
sarana temu kembali. Katalog perpustakaan mempunyai bentuk fisik yang

6
Kun Wardoyo, ‘Validasi Katalog Melalui Kegiatan Stock Opname Dan Pengadaan
Koleksi Bahan Pustaka Perpustakaan Soeman HS Tahun Anggaran 2014’, Pustaka Budaya, 3.2
(2016), 25–33.

6
bermacam-macam. Keberagaman bentuk fisik katalog didasari dengan
mengikuti perkembangan teknologi informasi yang ada. Terdapat beberapa
bentuk dari katalog yang diantaranya dikenal dengan :7
1. Katalog Kartu (card catalog)
2. Katalog Berkas (sheaf catalog)
3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (printed catalog)
4. Katalog COM (computer output microform)
5. On Line Public Access Catalouge (OPAC)
6. Katalog CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory)

Katalog merupakan wakil ringkas informasi buku (ringkasan informasi


suatu buku), yang berfungsi sebagai salah satu sarana untuk membantu
penelusuran informasi pemustaka, melalui katalog, pemustaka tidak perlu
langsung menuju ke jajaran koleksi di rak. Informasi dalam katalog
merupakan hasil dari dua kegiatan utama yaitu hasil deskripsi informasi fisik
buku dan analisis isi buku. Adapun kegiatan katalogisasi bahan pustaka secara
garis besar dapat dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu sebagai berikut.8
1. Mendeskripsikan fisik bahan pustaka, yaitu :
a. Membuat deskripsi bibliografi (informasi yang terkandung dalam buku
yang berkaitan dengan nama pengarang, judul, jumlah halaman, dll).
b. Menentukan tajuk entri utama dan tambahan.
c. Pedoman yang digunakan ISBD dan AACR2R.
2. Menganalisis isi bahan pustaka, yaitu :
a. Menganalisis subyek bahan pustaka.
b. Menerjemahkan menjadi tajuk subyek / nomor kelas.
c. Pedoman yang digunakan antara lain, daftar tajuk Subyek, dan bagan
Klasifikasi (DDC).

8
Mufid, ‘Katalogisasi Dan Analisis Subyek Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan
Madrasah’, Pendidikan Dan Pelatihan Pengelolaan Madrasah Se-Kabupaten Jember, 2013, 1–22.

7
D. Deskripsi Bibliografis
Kegiatan deskripsi bibliografis adalah kegiatan mencatat data bahan
pustaka mulai dari data judul, pengarang, tempat terbit, penerbit, dan deskripsi
fisik bahan pustaka tersebut sampai ke nomor standar bahan pustaka.
Pencatatan kegiatan tersebut disesuaikan dengan peraturan International
Standard Bibliographic Description (ISBD) dan susunan entri katalog
berdasarkan Anglo American Cataloguing Rules 2 Ed. rev. (AACR 2).
Secara terperinci susunan bibliografi berisi :
1. Judul.
2. Keterangan edisi
3. Keterangan khusus, untuk bahan non buku misalnya skala peta,
penomoran majalah.
4. Tempat terbit, penerbit, tahun terbit.
5. Jumlah jilid/halaman, keterangan, ilustrasi, ukuran, lampiran.
6. Keterangan seri.
7. Catatan, berupa data yang dianggap penting.
8. ISBN (International Standard Book Number).

Pedoman untuk kegiatan deskripsi bibliografi ini adalah AACR2


(Anglo American Cataloguing Rules Edisi 2), yang mengadopsi ISBD
(International Standard Bibliographic Description), atau sudah disadur oleh
Perpustakaan Nasional RI dalam bentuk Pedoman Katalogisasi Indonesia.
Dalam buku pedoman tersebut pembuatan deskripsi bibliografis bahan pustaka
dibagi ke dalam 8 daerah atau bidang.9 Kedelapan daerah deskripsi lengkap
dengan tanda baca yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab judul sebenarnya
( = ) judul paralel / sejajar
( : ) judul lain/anak judul
( / ) pengarang pertama
( , ) Pengarang kedua
( ; ) pengarang yang tidak setara, misal editor, alih bahasa (penerjemah)

9
Miswan, ‘Klasifikasi Dan Katalogisasi’, Klasifikasi Katalogisasi: Sebuah Pengantar, 5.

8
2. Daerah isi
(.--) pernyataan edisi
( / ) pernyataan kepengarangnan pertama sehubungan dengan edisi
3. Daerah rinci khusus (untuk buku tidak digunakan)
4. Daerah impresum (penerbit atau tipe
terbitan) (.--) tempat terbit
( : ) penerbit
( , ) tahun terbit
Apabila sumber-sumber informasi tidak dapat pada dokumen tersebut,
maka dapat digunakan tanda, seperti :
s.l = sine loco (tempat terbit tidak dapat diketahui)
s.n = sine nomine (nama penerbit tidak diketahui)
s.a = sine anno ( tahun terbit tidak diketahui)
Disamping itu apabila informasi didapat dari luar sumber utama, maka kita
gunakan tanda kurung siku, misalnya [1990], [1980].
5. Daerah kolasi
(.--) jumlah jilid, halaman
( : ) ilustrasi
( ; ) ukuran dan lampiran atau tambahan
6. Daerah seri
(.--) pernyataan seri/nama
7. Daerah catatan
Sesuai dengan keperluan, seperti judul asli, bibliografi, indeks, dll.
8. Daerah ISBN dan harga
: harga

9
Berikut ini adalah contoh daripada entri katalog.

359.7745
NazNazaruddin

P Palem hias: Ragam jenis, budi daya, peluang buisnis dan analisis usaha/Nazar
—Jakarta: Penembar Swadaya, 1997. viii, 132p.: ilus.; 23 cm.
Bibliografi
ISBN 979-489-405-2

E. Tajuk Entri Utama


Setelah koleksi dideskripsikan, kegiatan selanjutnya adalah
menggandakan katalog tersebut sesuai dengan kebutuhan. Dalam penentuan
titik akses tersebut dikenal adanya istilah tajuk entri utama dan tajuk entri
tambahan. Tajuk menurut istilah perpustakaan memiliki arti sebagai induk
karangan yang bisa terdiri dari nama pengarang perseorangan, nama lembaga,
atau nama pertemuan sepertu seminar, lokakarya, simposium dan sejenisnya.
Tajuk berfungsi sebagai titik pendekatan utama dalam pembuatan katalog
yang berkaitan dengan tanggung jawab kepengarangan dokumen atau bahan
pustaka, selain itu tajuk juga berfungsi sebagai titik akses dalam penemuan
kembali dokumen atau bahan pustaka.
Tajuk utama terdiri dari :
1. Pengarang, pada umumnya adalah pengarang utama, nama perorangan
atau lembaga yang bertanggung jawab terhadap isi suatu karangan.
2. Judul, dalam pembuatan deskripsi katalog ada ketentuan jika
pengarang sebuah buku lebih dari tiga pengarang dan tidak ada
pengarang utamanya maka tajuk entri utama pada judul, begitu juga
karangan anonim (tidak ada pengarangnya), sedangkan pengarang

1
yang disebut pertama kali dalam halaman judul menjadi tajuk entri
tambahan.10

F. Penentuan Tajuk Badan Korporasi


Koleksi yang dipertanggungjawabkan berupa badan korporasi, tajuk
entrinya ditentukan sebagai berikut.
1. Badan Pemerintahan, tajuknya jatuh pada nama negara.
Contoh : Departemen Pendidikan Nasional, tajuknya: Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama,
tajuknya : Indonesia. Departemen Agama.

2. Badan Bawahan yank tidak dikenal


Contoh : Komisi Perpustakaan: : Komisi Perpustakaan UI, tajuknya:
Universitas Indonesia. Komisi Perpustakaan.

3. Badan Bawahan non departemen


Contoh : LIPI, tajuknya : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

4. Pertemuan, Konfrensi, rapat, seminar, simposium dan sebagainya,


tajuknya jatuh pada nama konfrensinya, seminarnya dan sebagainya.
Contoh : Konfrensi Asia Afrika ( ke 1 : 1950 : Bandung ), tajuknya
Konfrensi Asia Afrika ( ke 1 : 1950 : Bandung ).11

G. Acuan dan Jajaran Kendali


Acuan dan jajaran kendali adalah suatu daftar catatan yang memuat
keputusan pengkatalogan di perpustakaan tertentu untuk menjamin
ketaatazasan dalam praktik. Tujuan pembuatan acuan atau jajaran kendali
adalah untuk:

10
Laila Rahmawati, ‘Disampaikan Workshop " Katalogisasi " Yang Dilaksanakan Oleh
HMD D3 Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Islam’, 2017, 1–15.
11
Listariono, ‘Katalogisasi Bahan Pustaka’, 2011.

1
1. Menuntun pengkatalogan agar taat azas (konsisten) dalam pemilihan tajuk,
baik untuk nama pengarang orang, badan korporasi, geografis, dan
sebagainya.
2. Memudahkan kerjasama, karena melalui acuan atau jajaran kendali yang
baku akan terdapat keseragaman dalam menentukan tajuk atau titik
pendekatan (heading and access points).
3. Dalam kasus nama yang terdapat dalam berbagai aksara, misal arab, cina,
rusia,dsb. Keseragaman tidak hanya menentukan tajuk titikpendekatan,
ytetapi juga dalam alih tulisan (transliterasi).
4. Menuntun pengatalog membuat acuan-acuan (penunjukan) dari tajuk yang
tidak digunakan ke tajuk yang digunakan.
5. Membantu pemakai perpustakaan dalam melakukan penelusuran di
katalog. Jika pemakai menggunakan tajuk atau istilah yang tidak dijadikan
tajuk, ia akan ditintun ke tajuk yang digunakan dalam katalog dengan
fasilitas acuan.
6. Menghinfari duplikasi pekerjaan, menghemat waktu dan energy
pengatalog, khususnya dalam penentuan tajuk dan pembuatan acuan.
Acuan hanya dibuat satu kali. Jajaran kendali hendaknya digunakan
dengan maksimal atau selalu diperbarui doiedit, baik oleh pengindeks dan
pengatalog/oleh lembaga yang terkait seperti perpustakaan nasional RI.12

H. Penyelesaian Fisik dan Kelengkapan Bahan Pustaka


Apabila bahan pustaka telah dibuatkan katalog, kegiatan selanjutnya
adalah penyiapan bahan pustaka tersebut, yang lazim disebut kegiatan pasca-
katalogisasi. Kegiatan ini meliputi:
1. Mengetik kartu jumlah kartu yang diketik disesuaikan dengan jajaran yang
akan dibuat.
2. Persiapan buku, meliputi:
 Menempelkan label pada punggung buku.
 Menempelkan label pada punggung buku.13

12
Hartono, ‘manajemen perpustakaan sekolah’, Cet 1, 2016, 97
13
Hartono.

1
 Menempelkan katalog buku dan skip tanggal kembali.
 Membuat masukan kartu buku.
3. Menjajarkan kartu katalog.
Tugas penjajaran ini berbeda antara satu perpustakaan dengan
lainnya. Adakalanya tugas ini merupakan tugas pengolahan, tetapi ada
juga yang diserahkan kepada petugas pelayanan. Untuk penjajaran kartu-
kartu katalog diperlukan pula krtu pedoman mengabjad.
4. Menyimpan atau menyusun bahan pustaka di rak perpustakaan.
Tugas ini samadengan tugas penjajaran kartu-kartu katalog.
Kadangkala dikerjakan oleh petugas pengolahan, tetapi ada juga yang
dilakukan oleh petugas pelayanan.
5. Pada perpustakaan tertentu, bila dianggap perlu juga dilakukan penjilidan
dan penyampulan. Meskipun buku baru, karena buku tersebut digunakan
oleh banyak orang, maka perlu dijilid awal dan disampul. Kekuatan
penjilidan harus diperhatikan, terutama buku-buku referensi.

I. Pengaturan Koleksi
Kegiatan ini meliputi penempatan koleksi perpustakaan sekolah diatur
sedemikian rupa para pengguna mudah mencari koleksi yang diperlukan,
sebagai berikut.
1. Pengaturan Buku
Buku diatur menurut urutan subjek dan ditempatkan pad arak buku
yang tersedia. Buku yang berukuran lebih tinggi atau lebar (oversize book)
ditempatkan terpisah dari buku yang berukuran biasa. Selain itu,
pengaturan buku juga disesuaikan dengan kegunaan masing-masing buku
tersebut, misalnya buku-buku rujukan tidak disatukan dengan buku-buku
pelajaran. Buku disusun dalam rak sesuai dengan nomer panggil (tanda
buku).
2. Pengaturan Majalah.
Majalah lepas disimpan dalam kotak dan ditempatkan pad arak
berdasarkan urutan abjad judul majalah. Majalah yang dianggap penting,
setelah lengkap terkumpul, kemudian dijilid. Penyusunan majalah yang

1
sudah dijilid didalam rak juga berdasarkan urutan abjad judul majalah atau
nomor klasifikasi.
3. Pengaturan Surat Kabar.
Surat kabar baru disusun pada alat penjepit surat kabar. Setelah
terkumpul lengkap selama satu minggu, surat kabar dikeluarkan dari alat
penjepit untuk menunggu pengolahan selanjutnya. Misalnnya, menjadi
koleksi guntingan surat kabar. Setelah jangka waktu tertentu koleksi surat
kabar dikeluarkan dari koleksi.
4. Pengaturan Bahan Bukan Buku.
Koleksi bukan buku, misalnya peta, bahan audiovisual, disket, CD, dan
lain-lain ditempatkan pada tempat khusus disesuaikan dengan jenis bahan
tersebut. Ada yang ditempatkan dalam map khusus dan dijajarkan dalam
lemari arsip (filing cabinet) atau ditempatkan pada kotak khusus yang
dibuat untuk menyompabn bahan-bahan tersebut. Untuk memudahkan
penelusuran masing-masing map atau kotak diberi label yang memuat
deskripsi bibliografi pustaka yang bersangkutan.
5. Penyiangan (weeding)
Koleksi perpustakaan secara brkala perlu disiangi agar bahan
perpustakaan yang sudah tidak sesuai dapat diganti dengan bahan
perpustakaan baru atau dikenal dengan penyiangan (weeding). Pemilihan
bahan perpustakaan dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh
tenaga perpustakaan dan guru, kemudian diputuskan untuk dipisahkan,
dipindahkan atau dihibahkan. Keputusan tersebut berdasarkan
pertimbangan kemutakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Bahan perpustakaan yang isinya tidak lagi sesuai, edisi dan cetakan lama,
kondisinya rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, isinya tidak lengkap, dan
jumlah coppy yang terlalu banyak.14

14
Hartono.

1
J. Contoh Katalog Manual dan IndoMarc
1. Katalog Manual
Katalog perpustakaan suatu daftar yang sistematis dari buku dan
bahan bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif
mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri
khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang menjadi
entri dari suatu katalog. Katalog memuat informasi deskriptif mengenai
berbagai hal, seperti pengarang, judul, penerbit dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, pada suatu katalog dicacat sejumlah informasi bibliografis
dari suatu dokumen atau bahan pustaka. Menurut Sulistyo Basuki, katalog
manual terdiri dari tiga jenis yaitu katalog kartu, katalog buku, dan katalog
berkas.15
a) Katalog Kartu.
Katalog kartu (card catalogue) yaitu katalog yang dibuat dari
karton manila berukuran 7,5 X 12,5 Cm. setiap katalog memuat satu
entri.
Berikut ini adalah contoh dari katalog kartu.16

b) Katalog Berkas.
(Sheaf catalogue) yaitu katalog yang berupalembaran lepas yang
bisa dibuat dari kertas biasa atau karton manila berukuran 10 X 20 Cm.

15
Sulistyo Basuki, ‘Pengantar Ilmu Perpustakaan’, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), 319
16
Yuyu Yulia, ‘Sistem Informasi Di Perpustakaan’, Pengolahan Bahan Pustaka, 2014,
1–42.

1
Adapun contoh daripada katalog jenis berkas ini salah satunya ialah
katalog perputakaan museum nasional.

c) Katalog Buku.
(Printed catalogue) yaitu katalog yang dibuat dalam lembaran-
lembaran kertas yang dibukukan dan setiap lembarnya berisi beberapa
entri. Adapun contoh daripada jenis katalog buku ini salah satunya
ialah katalog penerbit yang biasanya dibuat oleh sebuah perusahaan
penerbit yang dapat membantu pertugas perpustakaan dalam
menyeleksi bahan pustaka.17

2. Katalog IndoMarc
IndoMARC dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk
kepentingan automasi pengatalogan bahan perpustakaan di Indonesia.
Dengan demikian, format IndoMARC juga merupakan implementasi dari
International Standard Organization (ISO) 2709 untuk Indonesia, yang
berupa sebuah format untuk tukar- menukar informasi bibliografi melalui
pita magnetik (magnetic tape) atau media yang terbacakan mesin (machine
readable ) lainnya (Perpustakaan Nasional 1994, 5-13). IndoMARC mulai
dikembangkan pada tahun 1986 dan telah mengalami empat kali revisi,
terbit pertama kali tahun 1991, edisi ke-2 tahun 1994, edisi ke-3 tahun
2006, dan edisi revisi terakhir tahun 2011.
Di era katalog online isi dari cantuman bibliografi harus termuat
dalam skema metadata. IndoMARC merupakan format metadata yang
digunakan dalam pembuatan katalog terbacakan mesin. Perpustakaan
Nasional RI menggunakan format IndoMARC untuk pengatalogan semua
jenis bahan perpustakaan yang ada di Koleksi Perpustakaan Nasional RI.
Keseluruhan cantuman ini akan menjadi landasan bagi terciptanya
pangkalan data (bibliografis) nasional yaitu berupa Katalog Induk
Nasional.

17
Hadi M Pranoto, ‘Katalogisasi’, Bimtek, 2017, 1–28.

1
Struktur cantuman bibliografi IndoMARC terdiri dari tiga bagian,
diantaranya yaitu :
1. Label cantuman merupakan ruas tetap yang panjang terdiri dari 24
karakter dan berisi unsur data numerik atau dalam bentuk kode.
Mencakup perintah dan informasi pengolahan seperti panjang
cantuman, format (monograf, bahan kartografi, rekaman suara, sumber
elektronik, dll).
2. Direktori merupakan daftar isi sebuah cantuman. Direktori merupakan
ruas tidak tetap yang panjangnya tergantung pada jumlah seluruh ruas
tidak tetap pada cantuman.
3. Ruas-ruas. Berisi data bibliografis yang dikatalog. Setiap ruas akan
ditandai dengan nomor tengara. Ada dua jenis ruas data yaitu ruas
kendali dan ruas data tidak tetap. Ruas kendali, merupakan ruas
panjang tetap yang terdiri dari data tentang tanggal pengisian, negara
penerbitan, tahun penerbitan, bahasa dll. Ruas data tidak tetap. Berisi
data bibliografis yang diperlukan untuk mengatalog suatu karya.

Ruas kendali (control field) adalah ruas yang strukturnya berbeda


dari ruas data tidak tetap. Ruas ini tidak mempunyai indikator atau subruas
dan berisi unsur dan berisi unsur data tunggal atau rangkaian unsur data
yang panjangnya tetap, yang dinyatakan dengan posisi karakter. Informasi
yang diisikan ke dalam ruas kendali memungkinkan perpustakaan untuk
memanfaatkan kemampuan komputer dalam memilah, menelusuri dan
memanfaatkan data, misalnya berdasarkan tanggal pembuatan cantuman
atau revisi terakhir, berdasarkan bahasa teks karya tersebut.18

Ruas tidak tetap (variable data field) berisi data bibliografis yang
diperlukan untuk mengkatalog suatu karya, yaitu pengkatalogan deskriptif,
entri utama dan entri tambahan, tajuk subyek, nomor klasifikasi atau
nomor panggil, dan beberapa nomor lain seperti ISBN dan nomor
bibliografi nasional. Pada setiap ruas data tidak tetap disediakan dua posisi

18
Perpustakaan Nasional Indonesia, INDOMARC Format MARC Indonesia, 2013.

1
karakter setelah nomor tengara untuk indikator. Masing-masing ruas berisi
satu atau lebih kode subruas. Ruas data tidak tetap ditandai dengan tiga
digit nomor tengara (010-999).

Berikut ini adalah contoh dari katalog IndoMarc:

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu kegiatan pokok dalam pengelolaan perpustakaan yaitu
katalogisasi, kegiatan katalogisasi secara sederhana diartikan sebagai kegiatan
atau proses menyiapkan katalog. Pengolahan bahan pustaka perpustakaan ini
diperlukan agar koleksi perpustakaan yang telah dimiliki dapat segera
dimanfaatkan oleh setiap pembacanya. Mekanisme katalogisasi yaitu
inventariasasi, klasifikasi, input data, labeling, shelving. Katalogisasi
menyiapkan katalog guna kebutuhan perpustakaan, katalog perpustakaan
dapat diartikan sebagai suatu daftar yang sistematis dari bahan pustaka dalam
perpustakaan, dengan informasi deskriptif tentang pengarang, judul, penerbit,
tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya.
Kegiatan deskripsi bibliografis adalah kegiatan mencatat data bahan
pustaka mulai dari data judul, pengarang, tempat terbit, penerbit, dan deskripsi
fisik bahan pustaka tersebut sampai ke nomor standar bahan pustaka. Pedoman
untuk kegiatan deskripsi bibliografi ini adalah AACR2 (Anglo American
Cataloguing Rules Edisi 2). Setelah koleksi dideskripsikan, kegiatan
selanjutnya adalah menggandakan katalog tersebut sesuai dengan kebutuhan,
dalam penentuan titik akses tersebut dikenal adanya istilah tajuk entri utama
dan tajuk entri tambahan. Tajuk entri utama terdiri pengarang dan judul, dalam
penentuan tajuk badan korporasi juga telah diatur sedemikian rupa. Acuan dan
jajaran kendali adalah suatu daftar catatan yang memuat keputusan
pengkatalogan di perpustakaan tertentu untuk menjamin ketaatazasan dalam
praktik. Pengaturan koleksi terdiri dari pengaturan buku, pengaturan majalah,
pengaturan surat kabar, pengaturan bahan buku, dan penyiangan.
Katalaog manual terdiri dari tiga jenis yaitu katalog kartu, katalog buku,
katalog berkas, ketiganya memiliki tata pengaturan yang berbeda-beda.
Format IndoMARC merupakan pengembangan dari standar MARC yang
digunakan untuk pembuatan, penyimpanan dan pertukaran data bibliografi
serta temu kembali informasi dalam katalog terbacakan mesin di

1
perpustakaan. IndoMARC telah digunakan dan dikembangkan oleh
Perpustakaan Nasional RI lebih dari 20 tahun. Penerapan IndoMARC selalu
diikuti dengan penggunaan standar pengatalogan seperti Anglo-American
Cataloging Rules edisi 2 (AACR2) maupun Resource Description and Acces
(RDA).

2
DAFTAR PUSTAKA

AG, R Andi, Zulfitria, and Happy Indira Dewi. 2020. "Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan Tingkat Sekolah Dasar Desa Iwul, Parung". NATURALISTIC :
Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran. 4.2a. 553–61.
Anjelina, Maya Kasenda, DKK. 2014. "Peran Pustakawan Dalam Pengolahan
Bahan Pustaka Buku Di Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi
Propinsi Sulawesi Utara". III. 1. 1–8.
Hartono. 2016. “manajemen perpustakaan sekolah”. Cet 1. 97.
Indonesia, Perpustakaan Nasional. 2013. INDOMARC Format MARC Indonesia.
Listariono. 2011. "Katalogisasi Bahan Pustaka".
Mamonto, Abd Manaf, and Antonius M Golung. 2015. "Manfaat Pengolahan
Bahan Pustaka UPT Perpustakaan Unima Untuk Temu Kembali Informasi
Oleh Mahasiswa Fakultas MIPA". Acta Diurna. IV.5.
Miswan. "Klasifikasi Dan Katalogisasi". Klasifikasi Katalogisasi: Sebuah
Pengantar. 5.
Mufid. 2013. "Katalogisasi Dan Analisis Subyek Bahan Pustaka Untuk
Perpustakaan Madrasah". Pendidikan Dan Pelatihan Pengelolaan Madrasah
Se-Kabupaten Jember.
Pranoto, Hadi M. 2017. :Katalogisasi". Bimtek. 1–28.
Rahmawati, Laila. 2017. "Disampaikan Workshop 'Katalogisasi' Yang
Dilaksanakan Oleh HMD D3 Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Islam". 1-15.
Sulistyo Basuki. 1993. ”Pengantar Ilmu Perpustakaan”. (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama). 319.
Syarbathly, Muhammad. 2019. "Pengolahan Bahan Pustaka Buku Di
Perpustakaan SMKN 3 Banjarbaru".
Wardoyo, Kun. 2016. "Validasi Katalog Melalui Kegiatan Stock Opname Dan
Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka Perpustakaan Soeman HS Tahun
Anggaran 2014". Pustaka Budaya. 3.2. 25–33.
Yulia, Yuyu. 2014. "Sistem Informasi Di Perpustakaan". Pengolahan Bahan
Pustaka. 1–42.

Anda mungkin juga menyukai