Dosen Pengampu :
Wilis Werdiningsih, M.Pd.I
Deskripsi Bibliografis
Pengaturan Koleksi
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT, atas
seluruh Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami sebagai penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa kami panjatkan shalawat serta
salam bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta Para Keluarga-Nya, Para
Sahabat-Nya dan kita selaku Umat-Nya.
Dalam kesempatan ini kami sebagai penulis sangat berbahagia karena
telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Katalogisasi Bahan
Pustaka”. Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan pengembangan dalam
menyempurnakan makalah ini. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Kelompok 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar disekolah, perpustakaan
sekolah menyediakan sumber-sumber informasi pengetahuan. Karena dengan
tersedianya sumber informasi tersebut siswa juga guru dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dengan cara membaca, melihat maupun
mendengarkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah.
Salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian kegiatan sistem temu kembali
informasi dari koleksi yang dimiliki perpustakaan adalah pengolahan bahan
pustaka yang sering dikenal dengan istilah katalogisasi. Kegiatan katalogisasi
secara sederhana diartikan sebagai kegiatan atau proses menyiapkan katalog.
Kegiatan katalogisasi bahan pustaka dapat membantu perpustakaan dalam
menata koleksinya secara terstruktur dan sistematis serta mempermudah
dalam mencari dan menemukan kembali. Kegiatan katalogisasi juga menjadi
penentu keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan fungsinya. Untuk itu
kegiatan katalogisasi hendaknya disusun dengan profesional dan taat asas
guna mendapat hasil sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pengolahan bahan pustaka ?
2. Bagaimanakah mekanisme pengolahan bahan pustaka ?
3. Apakah pengertian dari katalog perpustakaan ?
4. Bagaimanakah deskripsi bibliografis pada katalogisasi bahan pustaka ?
5. Bagaimanakah tajuk entri utama pada katalogisasi bahan pustaka ?
6. Bagaimanakah penentuan tajuk badan korporasi dalam katalogisasi bahan
pustaka ?
7. Bagaimanakah acuan dan juga jajaran kendali dalam katalogisasi bahan
pustaka ?
8. Bagaimanakah penyelesaian fisik dan kelengkapan dari bahan pustaka ?
1
9. Bgaimanakah pengaturan koleksi dalam katalogisasi bahan pustaka ?
10. Bagaimanakah contoh daripada katalog manual dan indomarc ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengolahan bahan pustaka.
2. Untuk mengetahui mekanisme pengolahan bahan pustaka.
3. Untuk mengetahui pengertian dari katalog perpustakaan.
4. Untuk mengetahui deskripsi bibliografis pada katalogisasi bahan pustaka.
5. Untuk mengetahui tajuk entri utama pada katalogisasi bahan pustaka.
6. Untuk mengetahui penentuan tajuk badan korporasi dalam katalogisasi
bahan pustaka.
7. Untuk mengetahui acuan dan jajaran kendali dalam katalogisasi bahan
pustaka.
8. Untuk mengetahui penyelesaian fisik dan kelengkapan bahan pustaka.
9. Untuk mengetahui pengaturan koleksi dalam katalogisasi bahan pustaka.
10. Untuk mengetahui contoh daripada katalog manual dan indomarc.
2
BAB II
PEMBAHASA
N
1
Abd Manaf Mamonto and Antonius M Golung, ‘Manfaat Pengolahan Bahan Pustaka
UPT Perpustakaan Unima Untuk Temu Kembali Informasi Oleh Mahasiswa Fakultas MIPA’, Acta
Diurna, IV.5 (2015).
2
DKK Anjelina, Maya Kasenda, ‘Peran Pustakawan Dalam Pengolahan Bahan Pustaka
Buku Di Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Propinsi Sulawesi Utara’, III.1 (2014), 1–8.
3
Pengolahan bahan pustaka sering diartikan sebagai proses yang
dimulai dari pencatatan (registrasi), stempel, klasifikasi, katalogisasi,
pembuatan label (call number), kantong buku, kartu buku, pembuatan
barcode, pemasangan slip tanggal kembali, hingga bahan pustaka siap
disimpan di rak dan dimanfaatkan oleh pemustaka. Pengolahan bahan pustaka
perpustakaan ini diperlukan agar koleksi perpustakaan yang telah dimiliki
dapat segera dimanfaatkan oleh setiap pembacanya. Untuk itu, pustakawan
perlu secepat mungkin mengolah bahan pustaka perpustakaan yang baru atau
koleksi yang diterimanya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan sekolah.3
3
R Andi AG, Zulfitria, and Happy Indira Dewi, ‘Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan Tingkat Sekolah Dasar Desa Iwul, Parung’, NATURALISTIC : Jurnal Kajian
Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran, 4.2a (2020).
4
Muhammad Syarbathly, ‘Pengolahan Bahan Pustaka Buku Di Perpustakaan SMKN 3
Banjarbaru’, 2019.
5
AG, Zulfitria, and Dewi.
4
inventarisasi diantaranya ialah pemeriksaan koleksi, pengelompokan
koleksi, pengecapan, pencatatan, serta mengecek buku dan memberi
nomor induk buku.
b) Klasifikasi
Klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan buku
berdasarkan subjek atau isi buku yang bersangkutan. Dengan demikian,
system klasfikasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang diciptakan untuk
mengelompokkan subjek dan memaksimalkan temu kembali informasi
melalui sebuah proses/kegiatan pengelompokkan buku berdasarkan subjek
atau isi bahan pustaka yang bersangkutan dengan menggunakan sistem
klasifikasi DDC.
c) Input Data
Input data adalah kegiatan memasukkan data bibliografi koleksi baik
itu manual dalam bentuk katalogisasi kartu atau ke dalam sistem guna
mempermudah sistem temu kembali informasi di perpustakaan.
d) Labelling
Labelling merupakan proses pemberian label pada punggung
buku/koleksi, labeling merupakan kegiatan pengolahan koleksi buku
dengan menempelkan kode tertentu yang telah dibuat sebelumnya.
e) Shelving
Shelving yaitu proses penyusunan koleksi bahan pustaka pada rak
yang telah tersedia. Penempatan koleksi pada rak tersebut disesuaikan
berdasarkan penomoran yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu nomor
klasifikasi.
C. Katalog Perpustakaan
Katalog perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu daftar yang
sistematis dari bahan pustaka dalam perpustakaan, dengan informasi deskriptif
5
tentang pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas
bahan dan tempatnya. Katalog juga mencatat informasi bibliografis dari suatu
dokumen atau bahan pustaka. Katalog perpustakaan juga merupakan susunan
yang sistematis dari seperangkat cantuman bibliografis yang
mempresentasikan kumpulan dari suatu koleksi tertentu. Koleksi tersebut bisa
terdiri dari berbagai jenis bahan pustaka seperti: buku, terbitan berkala, peta,
rekaman suara, gambar, notasi music, dan lain sebagainya. Adapun beberapa
pengertian menganai katalog berdasarkan pendapat dari beberapa ahli
diantaranya ialah sebagai berikut.6
1. Pengertian katalog menurut Hunter.
Katalog adalah suatu daftar dari, dan indeks ke, suatu koleksi buku dan
bahan lainnya. Katalog memungkinkan pemustaka untuk menemukan
suatu bahan pustaka yang tersedia dalam koleksi perpustakaan tertentu.
Katalog juga memungkinkan pemustaka untuk mengetahui dimana suatu
bahan pustaka bisa ditemukan.
6
Kun Wardoyo, ‘Validasi Katalog Melalui Kegiatan Stock Opname Dan Pengadaan
Koleksi Bahan Pustaka Perpustakaan Soeman HS Tahun Anggaran 2014’, Pustaka Budaya, 3.2
(2016), 25–33.
6
bermacam-macam. Keberagaman bentuk fisik katalog didasari dengan
mengikuti perkembangan teknologi informasi yang ada. Terdapat beberapa
bentuk dari katalog yang diantaranya dikenal dengan :7
1. Katalog Kartu (card catalog)
2. Katalog Berkas (sheaf catalog)
3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (printed catalog)
4. Katalog COM (computer output microform)
5. On Line Public Access Catalouge (OPAC)
6. Katalog CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory)
8
Mufid, ‘Katalogisasi Dan Analisis Subyek Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan
Madrasah’, Pendidikan Dan Pelatihan Pengelolaan Madrasah Se-Kabupaten Jember, 2013, 1–22.
7
D. Deskripsi Bibliografis
Kegiatan deskripsi bibliografis adalah kegiatan mencatat data bahan
pustaka mulai dari data judul, pengarang, tempat terbit, penerbit, dan deskripsi
fisik bahan pustaka tersebut sampai ke nomor standar bahan pustaka.
Pencatatan kegiatan tersebut disesuaikan dengan peraturan International
Standard Bibliographic Description (ISBD) dan susunan entri katalog
berdasarkan Anglo American Cataloguing Rules 2 Ed. rev. (AACR 2).
Secara terperinci susunan bibliografi berisi :
1. Judul.
2. Keterangan edisi
3. Keterangan khusus, untuk bahan non buku misalnya skala peta,
penomoran majalah.
4. Tempat terbit, penerbit, tahun terbit.
5. Jumlah jilid/halaman, keterangan, ilustrasi, ukuran, lampiran.
6. Keterangan seri.
7. Catatan, berupa data yang dianggap penting.
8. ISBN (International Standard Book Number).
9
Miswan, ‘Klasifikasi Dan Katalogisasi’, Klasifikasi Katalogisasi: Sebuah Pengantar, 5.
8
2. Daerah isi
(.--) pernyataan edisi
( / ) pernyataan kepengarangnan pertama sehubungan dengan edisi
3. Daerah rinci khusus (untuk buku tidak digunakan)
4. Daerah impresum (penerbit atau tipe
terbitan) (.--) tempat terbit
( : ) penerbit
( , ) tahun terbit
Apabila sumber-sumber informasi tidak dapat pada dokumen tersebut,
maka dapat digunakan tanda, seperti :
s.l = sine loco (tempat terbit tidak dapat diketahui)
s.n = sine nomine (nama penerbit tidak diketahui)
s.a = sine anno ( tahun terbit tidak diketahui)
Disamping itu apabila informasi didapat dari luar sumber utama, maka kita
gunakan tanda kurung siku, misalnya [1990], [1980].
5. Daerah kolasi
(.--) jumlah jilid, halaman
( : ) ilustrasi
( ; ) ukuran dan lampiran atau tambahan
6. Daerah seri
(.--) pernyataan seri/nama
7. Daerah catatan
Sesuai dengan keperluan, seperti judul asli, bibliografi, indeks, dll.
8. Daerah ISBN dan harga
: harga
9
Berikut ini adalah contoh daripada entri katalog.
359.7745
NazNazaruddin
P Palem hias: Ragam jenis, budi daya, peluang buisnis dan analisis usaha/Nazar
—Jakarta: Penembar Swadaya, 1997. viii, 132p.: ilus.; 23 cm.
Bibliografi
ISBN 979-489-405-2
1
yang disebut pertama kali dalam halaman judul menjadi tajuk entri
tambahan.10
10
Laila Rahmawati, ‘Disampaikan Workshop " Katalogisasi " Yang Dilaksanakan Oleh
HMD D3 Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Islam’, 2017, 1–15.
11
Listariono, ‘Katalogisasi Bahan Pustaka’, 2011.
1
1. Menuntun pengkatalogan agar taat azas (konsisten) dalam pemilihan tajuk,
baik untuk nama pengarang orang, badan korporasi, geografis, dan
sebagainya.
2. Memudahkan kerjasama, karena melalui acuan atau jajaran kendali yang
baku akan terdapat keseragaman dalam menentukan tajuk atau titik
pendekatan (heading and access points).
3. Dalam kasus nama yang terdapat dalam berbagai aksara, misal arab, cina,
rusia,dsb. Keseragaman tidak hanya menentukan tajuk titikpendekatan,
ytetapi juga dalam alih tulisan (transliterasi).
4. Menuntun pengatalog membuat acuan-acuan (penunjukan) dari tajuk yang
tidak digunakan ke tajuk yang digunakan.
5. Membantu pemakai perpustakaan dalam melakukan penelusuran di
katalog. Jika pemakai menggunakan tajuk atau istilah yang tidak dijadikan
tajuk, ia akan ditintun ke tajuk yang digunakan dalam katalog dengan
fasilitas acuan.
6. Menghinfari duplikasi pekerjaan, menghemat waktu dan energy
pengatalog, khususnya dalam penentuan tajuk dan pembuatan acuan.
Acuan hanya dibuat satu kali. Jajaran kendali hendaknya digunakan
dengan maksimal atau selalu diperbarui doiedit, baik oleh pengindeks dan
pengatalog/oleh lembaga yang terkait seperti perpustakaan nasional RI.12
12
Hartono, ‘manajemen perpustakaan sekolah’, Cet 1, 2016, 97
13
Hartono.
1
Menempelkan katalog buku dan skip tanggal kembali.
Membuat masukan kartu buku.
3. Menjajarkan kartu katalog.
Tugas penjajaran ini berbeda antara satu perpustakaan dengan
lainnya. Adakalanya tugas ini merupakan tugas pengolahan, tetapi ada
juga yang diserahkan kepada petugas pelayanan. Untuk penjajaran kartu-
kartu katalog diperlukan pula krtu pedoman mengabjad.
4. Menyimpan atau menyusun bahan pustaka di rak perpustakaan.
Tugas ini samadengan tugas penjajaran kartu-kartu katalog.
Kadangkala dikerjakan oleh petugas pengolahan, tetapi ada juga yang
dilakukan oleh petugas pelayanan.
5. Pada perpustakaan tertentu, bila dianggap perlu juga dilakukan penjilidan
dan penyampulan. Meskipun buku baru, karena buku tersebut digunakan
oleh banyak orang, maka perlu dijilid awal dan disampul. Kekuatan
penjilidan harus diperhatikan, terutama buku-buku referensi.
I. Pengaturan Koleksi
Kegiatan ini meliputi penempatan koleksi perpustakaan sekolah diatur
sedemikian rupa para pengguna mudah mencari koleksi yang diperlukan,
sebagai berikut.
1. Pengaturan Buku
Buku diatur menurut urutan subjek dan ditempatkan pad arak buku
yang tersedia. Buku yang berukuran lebih tinggi atau lebar (oversize book)
ditempatkan terpisah dari buku yang berukuran biasa. Selain itu,
pengaturan buku juga disesuaikan dengan kegunaan masing-masing buku
tersebut, misalnya buku-buku rujukan tidak disatukan dengan buku-buku
pelajaran. Buku disusun dalam rak sesuai dengan nomer panggil (tanda
buku).
2. Pengaturan Majalah.
Majalah lepas disimpan dalam kotak dan ditempatkan pad arak
berdasarkan urutan abjad judul majalah. Majalah yang dianggap penting,
setelah lengkap terkumpul, kemudian dijilid. Penyusunan majalah yang
1
sudah dijilid didalam rak juga berdasarkan urutan abjad judul majalah atau
nomor klasifikasi.
3. Pengaturan Surat Kabar.
Surat kabar baru disusun pada alat penjepit surat kabar. Setelah
terkumpul lengkap selama satu minggu, surat kabar dikeluarkan dari alat
penjepit untuk menunggu pengolahan selanjutnya. Misalnnya, menjadi
koleksi guntingan surat kabar. Setelah jangka waktu tertentu koleksi surat
kabar dikeluarkan dari koleksi.
4. Pengaturan Bahan Bukan Buku.
Koleksi bukan buku, misalnya peta, bahan audiovisual, disket, CD, dan
lain-lain ditempatkan pada tempat khusus disesuaikan dengan jenis bahan
tersebut. Ada yang ditempatkan dalam map khusus dan dijajarkan dalam
lemari arsip (filing cabinet) atau ditempatkan pada kotak khusus yang
dibuat untuk menyompabn bahan-bahan tersebut. Untuk memudahkan
penelusuran masing-masing map atau kotak diberi label yang memuat
deskripsi bibliografi pustaka yang bersangkutan.
5. Penyiangan (weeding)
Koleksi perpustakaan secara brkala perlu disiangi agar bahan
perpustakaan yang sudah tidak sesuai dapat diganti dengan bahan
perpustakaan baru atau dikenal dengan penyiangan (weeding). Pemilihan
bahan perpustakaan dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh
tenaga perpustakaan dan guru, kemudian diputuskan untuk dipisahkan,
dipindahkan atau dihibahkan. Keputusan tersebut berdasarkan
pertimbangan kemutakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Bahan perpustakaan yang isinya tidak lagi sesuai, edisi dan cetakan lama,
kondisinya rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, isinya tidak lengkap, dan
jumlah coppy yang terlalu banyak.14
14
Hartono.
1
J. Contoh Katalog Manual dan IndoMarc
1. Katalog Manual
Katalog perpustakaan suatu daftar yang sistematis dari buku dan
bahan bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif
mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri
khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang menjadi
entri dari suatu katalog. Katalog memuat informasi deskriptif mengenai
berbagai hal, seperti pengarang, judul, penerbit dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, pada suatu katalog dicacat sejumlah informasi bibliografis
dari suatu dokumen atau bahan pustaka. Menurut Sulistyo Basuki, katalog
manual terdiri dari tiga jenis yaitu katalog kartu, katalog buku, dan katalog
berkas.15
a) Katalog Kartu.
Katalog kartu (card catalogue) yaitu katalog yang dibuat dari
karton manila berukuran 7,5 X 12,5 Cm. setiap katalog memuat satu
entri.
Berikut ini adalah contoh dari katalog kartu.16
b) Katalog Berkas.
(Sheaf catalogue) yaitu katalog yang berupalembaran lepas yang
bisa dibuat dari kertas biasa atau karton manila berukuran 10 X 20 Cm.
15
Sulistyo Basuki, ‘Pengantar Ilmu Perpustakaan’, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), 319
16
Yuyu Yulia, ‘Sistem Informasi Di Perpustakaan’, Pengolahan Bahan Pustaka, 2014,
1–42.
1
Adapun contoh daripada katalog jenis berkas ini salah satunya ialah
katalog perputakaan museum nasional.
c) Katalog Buku.
(Printed catalogue) yaitu katalog yang dibuat dalam lembaran-
lembaran kertas yang dibukukan dan setiap lembarnya berisi beberapa
entri. Adapun contoh daripada jenis katalog buku ini salah satunya
ialah katalog penerbit yang biasanya dibuat oleh sebuah perusahaan
penerbit yang dapat membantu pertugas perpustakaan dalam
menyeleksi bahan pustaka.17
2. Katalog IndoMarc
IndoMARC dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk
kepentingan automasi pengatalogan bahan perpustakaan di Indonesia.
Dengan demikian, format IndoMARC juga merupakan implementasi dari
International Standard Organization (ISO) 2709 untuk Indonesia, yang
berupa sebuah format untuk tukar- menukar informasi bibliografi melalui
pita magnetik (magnetic tape) atau media yang terbacakan mesin (machine
readable ) lainnya (Perpustakaan Nasional 1994, 5-13). IndoMARC mulai
dikembangkan pada tahun 1986 dan telah mengalami empat kali revisi,
terbit pertama kali tahun 1991, edisi ke-2 tahun 1994, edisi ke-3 tahun
2006, dan edisi revisi terakhir tahun 2011.
Di era katalog online isi dari cantuman bibliografi harus termuat
dalam skema metadata. IndoMARC merupakan format metadata yang
digunakan dalam pembuatan katalog terbacakan mesin. Perpustakaan
Nasional RI menggunakan format IndoMARC untuk pengatalogan semua
jenis bahan perpustakaan yang ada di Koleksi Perpustakaan Nasional RI.
Keseluruhan cantuman ini akan menjadi landasan bagi terciptanya
pangkalan data (bibliografis) nasional yaitu berupa Katalog Induk
Nasional.
17
Hadi M Pranoto, ‘Katalogisasi’, Bimtek, 2017, 1–28.
1
Struktur cantuman bibliografi IndoMARC terdiri dari tiga bagian,
diantaranya yaitu :
1. Label cantuman merupakan ruas tetap yang panjang terdiri dari 24
karakter dan berisi unsur data numerik atau dalam bentuk kode.
Mencakup perintah dan informasi pengolahan seperti panjang
cantuman, format (monograf, bahan kartografi, rekaman suara, sumber
elektronik, dll).
2. Direktori merupakan daftar isi sebuah cantuman. Direktori merupakan
ruas tidak tetap yang panjangnya tergantung pada jumlah seluruh ruas
tidak tetap pada cantuman.
3. Ruas-ruas. Berisi data bibliografis yang dikatalog. Setiap ruas akan
ditandai dengan nomor tengara. Ada dua jenis ruas data yaitu ruas
kendali dan ruas data tidak tetap. Ruas kendali, merupakan ruas
panjang tetap yang terdiri dari data tentang tanggal pengisian, negara
penerbitan, tahun penerbitan, bahasa dll. Ruas data tidak tetap. Berisi
data bibliografis yang diperlukan untuk mengatalog suatu karya.
Ruas tidak tetap (variable data field) berisi data bibliografis yang
diperlukan untuk mengkatalog suatu karya, yaitu pengkatalogan deskriptif,
entri utama dan entri tambahan, tajuk subyek, nomor klasifikasi atau
nomor panggil, dan beberapa nomor lain seperti ISBN dan nomor
bibliografi nasional. Pada setiap ruas data tidak tetap disediakan dua posisi
18
Perpustakaan Nasional Indonesia, INDOMARC Format MARC Indonesia, 2013.
1
karakter setelah nomor tengara untuk indikator. Masing-masing ruas berisi
satu atau lebih kode subruas. Ruas data tidak tetap ditandai dengan tiga
digit nomor tengara (010-999).
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu kegiatan pokok dalam pengelolaan perpustakaan yaitu
katalogisasi, kegiatan katalogisasi secara sederhana diartikan sebagai kegiatan
atau proses menyiapkan katalog. Pengolahan bahan pustaka perpustakaan ini
diperlukan agar koleksi perpustakaan yang telah dimiliki dapat segera
dimanfaatkan oleh setiap pembacanya. Mekanisme katalogisasi yaitu
inventariasasi, klasifikasi, input data, labeling, shelving. Katalogisasi
menyiapkan katalog guna kebutuhan perpustakaan, katalog perpustakaan
dapat diartikan sebagai suatu daftar yang sistematis dari bahan pustaka dalam
perpustakaan, dengan informasi deskriptif tentang pengarang, judul, penerbit,
tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya.
Kegiatan deskripsi bibliografis adalah kegiatan mencatat data bahan
pustaka mulai dari data judul, pengarang, tempat terbit, penerbit, dan deskripsi
fisik bahan pustaka tersebut sampai ke nomor standar bahan pustaka. Pedoman
untuk kegiatan deskripsi bibliografi ini adalah AACR2 (Anglo American
Cataloguing Rules Edisi 2). Setelah koleksi dideskripsikan, kegiatan
selanjutnya adalah menggandakan katalog tersebut sesuai dengan kebutuhan,
dalam penentuan titik akses tersebut dikenal adanya istilah tajuk entri utama
dan tajuk entri tambahan. Tajuk entri utama terdiri pengarang dan judul, dalam
penentuan tajuk badan korporasi juga telah diatur sedemikian rupa. Acuan dan
jajaran kendali adalah suatu daftar catatan yang memuat keputusan
pengkatalogan di perpustakaan tertentu untuk menjamin ketaatazasan dalam
praktik. Pengaturan koleksi terdiri dari pengaturan buku, pengaturan majalah,
pengaturan surat kabar, pengaturan bahan buku, dan penyiangan.
Katalaog manual terdiri dari tiga jenis yaitu katalog kartu, katalog buku,
katalog berkas, ketiganya memiliki tata pengaturan yang berbeda-beda.
Format IndoMARC merupakan pengembangan dari standar MARC yang
digunakan untuk pembuatan, penyimpanan dan pertukaran data bibliografi
serta temu kembali informasi dalam katalog terbacakan mesin di
1
perpustakaan. IndoMARC telah digunakan dan dikembangkan oleh
Perpustakaan Nasional RI lebih dari 20 tahun. Penerapan IndoMARC selalu
diikuti dengan penggunaan standar pengatalogan seperti Anglo-American
Cataloging Rules edisi 2 (AACR2) maupun Resource Description and Acces
(RDA).
2
DAFTAR PUSTAKA
AG, R Andi, Zulfitria, and Happy Indira Dewi. 2020. "Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan Tingkat Sekolah Dasar Desa Iwul, Parung". NATURALISTIC :
Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran. 4.2a. 553–61.
Anjelina, Maya Kasenda, DKK. 2014. "Peran Pustakawan Dalam Pengolahan
Bahan Pustaka Buku Di Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi
Propinsi Sulawesi Utara". III. 1. 1–8.
Hartono. 2016. “manajemen perpustakaan sekolah”. Cet 1. 97.
Indonesia, Perpustakaan Nasional. 2013. INDOMARC Format MARC Indonesia.
Listariono. 2011. "Katalogisasi Bahan Pustaka".
Mamonto, Abd Manaf, and Antonius M Golung. 2015. "Manfaat Pengolahan
Bahan Pustaka UPT Perpustakaan Unima Untuk Temu Kembali Informasi
Oleh Mahasiswa Fakultas MIPA". Acta Diurna. IV.5.
Miswan. "Klasifikasi Dan Katalogisasi". Klasifikasi Katalogisasi: Sebuah
Pengantar. 5.
Mufid. 2013. "Katalogisasi Dan Analisis Subyek Bahan Pustaka Untuk
Perpustakaan Madrasah". Pendidikan Dan Pelatihan Pengelolaan Madrasah
Se-Kabupaten Jember.
Pranoto, Hadi M. 2017. :Katalogisasi". Bimtek. 1–28.
Rahmawati, Laila. 2017. "Disampaikan Workshop 'Katalogisasi' Yang
Dilaksanakan Oleh HMD D3 Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Islam". 1-15.
Sulistyo Basuki. 1993. ”Pengantar Ilmu Perpustakaan”. (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama). 319.
Syarbathly, Muhammad. 2019. "Pengolahan Bahan Pustaka Buku Di
Perpustakaan SMKN 3 Banjarbaru".
Wardoyo, Kun. 2016. "Validasi Katalog Melalui Kegiatan Stock Opname Dan
Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka Perpustakaan Soeman HS Tahun
Anggaran 2014". Pustaka Budaya. 3.2. 25–33.
Yulia, Yuyu. 2014. "Sistem Informasi Di Perpustakaan". Pengolahan Bahan
Pustaka. 1–42.