Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOKREVIEW

MK. KETERAMPILAN
DASAR PENDIDIKAN SD
PRODI S1 PENMAS - FIP

Skor Nilai:

Landasan Pendidikan Sekolah Dasar

(Ali Mustadi dkk, 2018)

DISUSUN OLEH :

PEBI FLORENSIA (1211171011)


PUTRI NATALISIA SIMANJUNTAK (1213171018)
ROMAITO SIREGAR (1211171007)
DOSEN PENGAMPU : Lidia Simanihuruk, S.Si, M.Pd
MATA KULIAH : KETERAMPILAN DASAR PENDIDIKAN SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Oktober 2021
Excecutive Summary
Didalam buku yang kami analisis berjudul Landasan Pendidikan Sekolah Dasar karya
Ali Mustadi, buku ini memberikan kesan yang menarik. Topik ini
memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang, semua manusia tidak akan
pernah terlepas dari Pendidikan SD. Buku ini bertujuan untuk memberikan uraian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pendidikan Sekolah Dasar.

i
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati

dalam menyelesaikan Critical Book Report (CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk

memenuhi mata kuliah Keterampilan Dasar Pendidikan SD. Kami telah menyusun CBR ini
dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai

kesempurnaan. Kami selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya

membangun agar CBR ini menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya, kami berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat serta

menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat dipahami bagi

siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat

kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 10 Oktober 2021

Kelompok 3

ii
Daftar Isi

Excecutive Summary......................................................................................................................................... i

Kata Pengantar..................................................................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR........................................................................................................ 1


B. Tujuan Penulisan CBR........................................................................................................................ 1
C. Manfaat CBR........................................................................................................................................... 1
D. Identitas Buku yang Direview........................................................................................................ 2
E. Lampiran Buku...................................................................................................................................... 3

BAB II. RINGKASAN ISI BUKU

BAB III. PEMBAHASAN ISI BUKU

A. Pembahasan Isi Buku......................................................................................................................... 5


B. Kelebihan dan Kekurangan Buku................................................................................................. 10

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................................... 12
B. Rekomendasi....................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis
yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis
membuat CBR Keterampilan Dasar Pendidikan SD ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasan tentang Landasan
Pendidikan SD.

B. Tujuan Penulisan CBR

1. Menambah wawasan baik bagi penulis CBR maupun pembaca

2. Meningkatkan daya kritis terhadap bahan bacaan yang telah ada

3. Menguatkan pemahaman mengenai Pendidikan Sekolah Dasar

C. Manfaat CBR

1. Memahami Landasan Sekolah Dasar

2. Mengetahui kelebihan serta kekurangan buku

3. Membantu pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku.

1
D. Identitas Buku yang Direview

a) Buku Utama

1. Judul : Landasan Pendidikan SD

2. Edisi : Pertama

3. Pengarang : Ali Mustadi dkk

4. Penerbit : UNY Press

5. Tahun Terbit : 2018

6. Kota Terbit : Yogyakarta

7. Tebal Buku : 173 Halaman

8. ISBN : 978-4980-02-3

b.)Buku Pembanding

1. Judul : Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi


HOTS Tingkat Pendidikan Dasar

2. Edisi : Pertama

3. Pengarang : Eko Cahyono, Sarifudin Lathif

4. Penerbit : Universitas Muhammadiyah Malang

5. Tahun Terbit : 2020

6. Kota Terbit : Malang

7. Tebal Buku : 48 Halaman

8. ISBN : 978-4980-02-3

2
E. Lampiran Buku
a.) Buku Utama

3
b.) Buku Pembanding

4
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BUKU UTAMA (LANDASAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR)

Pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan terencana, bukan suatu aktivitas yang
diselenggarakan secara rutin tanpa memiliki tujuan dan perencanaan yang matang.
Pendidikan khususnya di sekolah memiliki peranan yang penting dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pelaksanaannya tidak dapat dianggap sebagai hal yang mudah. Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diberi beberapa potensi dan salah satunya adalah
akal. Akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Manusia akan
berbeda dengan hewan, jika manusia menggunakan akalnya dalam berpikir dan bertindak.
Sedangkan hewan menggunakan instingnya. Namun, manusia memiliki kemungkinan sama
seperti hewan jika manusia tidak menggunakan akalnya, melainkan menggunakan
nafsunya semata. Oleh karena itu, akal manusia perlu dididik agar dapat membedakan
mana yang baik dan buruk. Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia
maupun pencapaian pembangunan suatu bangsa. Pendidikan penting bagi kehidupan
manusia karena manusia dapat menentukan dan mengubah kehidupan yang dijalani
melalui pendidikan. Kemudian, pencapaian pembangunan suatu bangsa tidak akan lepas
dari sumber daya manusianya. Apabila suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas, maka kemajuan suatu bangsa tak dapat diragukan kembali. Sebagaimana visi
dan misi Sistem Pendidikan Nasional yang
tertuang dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah
Pendidikan bermakna merupakan pendidikan yang efektif dimana siswa belajar secara
aktif dan terlibat secara aktif-partisipatif dalam mengkonstruk pengetahuanya dengan
bimbingan dan fasilitasi guru. Pendidikan bermakna tidak hanya menyediakan sarana
untuk kecerdasan kognitif saja, tetapi juga kecerdasan afektif, dan juga psikomorik
(holistik) yang dimiliki oleh anak sehingga terbentuk individu yang mampu menghadapi
dinamika yang berkembang disemua ranah dan tantangan kehidupan. Pendidikan sejatinya
memiliki ruang lingkup dan tujuan yang melampaui kehidupan praktis itu sendiri.
Semboyan Ki Hajar Dewantara, “tut wuri handayani yang dilengkapi dengan ing ngarsa
sung tuladha, dan ing madya mangun karsa, Ngerti, Ngrasa, Nglakoni serta saling asah, asih,
asuh menjadi sebuah dasar yang kuat untuk membentuk suatu pendidikan yang bermakna
menuju generasi Cerdas Holistik.

5
Cerdas holistik memadupadankan kecerdasan pengetahuan anak dengan akhlak budi
pekerti, kesantunan, dan kecakapan hidup di tengah tantangan peradaban berkemajuan.
Keberadaan generasi Holistic Smart merupakan generasi pembelajar. Pembelajaran yang
dikreasikan dengan pendekatan student centre, active learning, meaningfull & joyful
learning yang mampu mengasah critical & creative thinking dan HOTS berdasarkan
Learner’s Diversity. Pendidikan juga memperhatikan gaya belajar, multiple intellegencies,
keunikan dan potensi siswa.Untuk mewujudkan pendidikan bermakna membutuhkan guru
berkarakter yaitu guru pembelajar yang mampu menjadi fasilitator cerdas bagi siswanya.
Guru tidak lagi “mengajar” secara satu arah, tetapi “Membelajarkan” anak secara aktif,
kreatif, dan inovatif. Sehingga anak senang terlibat dalam pembelajaran dan anak dapat
mengonstruk pengetahuannya sendiri. Guru mengutamakan collaborative learning dimana
anak secara bekerja sama dan saling belajar secara aktif dalam menemukan pengetahuan
dari pada competitive learningyang saling mengalahkan. Guru juga memberi ruang kepada
siswa untuk dapat mengasah talenta, potensi, keunikan, serta mampu menumbuh
kembangkan daya inovasi, kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam memecahkan
masalah kehidupannya. Selanjutnya, generasi smart adalah generasi yang kreatif dan
inovatif dalam teknologi informasi. Oleh karena itu, guru pembelajar hendaknya mampu
memanfaatkan teknologi multimedia berbasis digital sebagai sumber dan media belajar
secara tepat. Selain itu, guru juga dapat mengkreasikan ruang kelas didesain sedemikian
rupa termasuk desain tempat duduk dan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar sehingga sekolah menjadi "taman belajar"

BUKU PEMBANDING (PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI


HOTS TINGKAT PENDIIDKAN DASAR)

KONSEP HOTS
Higher-order Thinking Skills (HOTS) merupakan kemampuan berpikir yang tidak sekedar
mengingat, menyatakan kembali, hots pada konteks asesmen mengukur kemampuan:
1). Transfer satu konsep ke konsep lainnya
2). Memproses dan menerapkan informasi
3). Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda
4). Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
5). Menelaah ide dan informasi secara kritis

6
menyatakan pula HOTS terjadi ketika peserta didik terlibat dengan apa yang mereka
ketahui sedemikian rupa untuk mengubahnya artinya siswa mampu mengubah atau
mengkreasi pengetahuan yang mereka ketahui dan menghasilkan sesuatu yang baru.
melaluiHOTS peserta didik akan dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas
beragumen dengan baik mampu memecahkan masalah mampu mengkonstruksi
penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas, di
mana kemampuan ini jelas memperlihatkan bagaimana peserta didik bernalar .
Ketetapan berpikir tingkat tinggi meliputi transfer informasi, berpikir kritis dan
pemecahan masalah.pembelajaran untuk mentransfer merupakan pembelajaran bermakna
karena peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dan informasi
yang satu dengan yang lainnya. Ada pula pembelajaran dengan berpikir kritis supaya
peserta didik dapat berargumentasi.
1. Aspek berpikir tingkat tinggi
beberapa ahli menyebutkan bahwa berpikir tingkat tinggi sebagai berpikir kritis
sedangkan lainnya menyebutkan berpikir kritis adalah bagian dari sub keterampilan
berpikir tingkat merupakan bagian dari berpikir insentif yang mana berpikir inventif
sendiri merupakanmerupakan bagian dari berpikir insentif yang mana berpikir inventive
sendiri merupakan sub keterampilan abad ke 21( Affandi dan sajidan 2018).

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku

1. Landasan Filosofi
Filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat
segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan
menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filsuf memiliki karakteristik yang berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan objek telaahan akan
berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu. Nikunja (2015: 2)
berpendapat bahwa filosofi secara umum adalah jumlah dari dasar-dasar kepercayaan dan
keyakinan seseorang. Setiap manusia memiliki perbedaan ide atau gagasan dan pendapat
terhadap suatu hal, misal bentuk benda, arti kehidupan, kematian, Tuhan, cantik dan buruk,
bagus dan jelek, baik dan jahat, suka dan tidak suka. Tentu saja, ide-ide tersebut diperoleh
dengan berbagai cara sehingga menimbulkan perbedaan dalam menarik kesimpulan yang
menyebabkan ketidakjelasan dan kebingungan.
Akan tetapi, Filosofi adalah panduan untuk hidup karena masalah yang dituju bersifat
mendasar dan menentukan arah yang akan diambil dalam hidup. Filsafat adalah studi
umum dan masalah mendasar mengenai hal-hal seperti keberadaan, pengetahuan,
kebenaran, keindahan, hukum, keadilan, validitas, pikiran, dan bahasa. Lebih dari itu,
filsafat adalah pemikiran rasional tentang sifat umum dunia-metafisika atau teori
eksistensi, pembenaran keyakinan-- epistemologi atau teori pengetahuan, dan perilaku
hidup-etika atau teori nilai.
Adapun ciri-ciri filsafat menurut Nikunja (2015: 4) adalah sebagai berikut.
1. Filsafat adalah seperangkat pandangan atau keyakinan tentang kehidupan dan alam
semesta yang sering diadakan tidak kritis.
2. Filosofi adalah proses merenungkan dan mengkritik konsepsi dan keyakinan kita yang
paling mendalam.
3. Filosofi adalah upaya rasional untuk melihat dunia secara keseluruhan dan keyakinan.
4. Filsafat adalah analisis logis bahasa dan klarifikasi makna kata dan konsep.
5. Filsafat adalah sekelompok masalah abadi yang menarik minat orang, kemudian filsuf
selalu mencari jawaban. Upaya mencari jawaban atau solusi bagi mereka telah melahirkan
teori dansistem pemikiran, seperti idealisme, realisme, pragmatisme, analitik filsafat,
eksistensialisme, fenomenologi, dan filsafat proses. Filsafat juga berarti berbagai teori atau
sistem pemikiran yang dikembangkan oleh para filsuf besar - Socrates, Plato, Aristoteles,
Agustinus, Aquinas, Descartes, Spinoza, Locke, Berkeley, Kant, Hegel, Nietzsche, Royce,
James, Dewey, Whitehead, dan lainnya. Tanpa orang-orang ini dan filosofi pemikiran
mereka tidak akan memiliki banyak konten
seperti yang ada saat ini. Meskipun kita mungkin tidak sadar akan fakta itu, kita terus
dipengaruhi oleh ide-ide yang telah datang kepada kita dalam tradisi masyarakat. Dari
diskusi di atas kami mengetahui bahwa:
1. Filsafat adalah penyelidikan sistematis tentang realitas akhir alam semesta.
2. Filsafat adalah studi tentang prinsip-prinsip umum dan pemahaman tentang semua yang
ada dalam jangkauan pengalaman manusia.
3. Filsafat adalah kekuatan hidup.
4. Ini adalah cara hidup.
5. Ini adalah disiplin berpikir tertua dan orisinal.
6. Ini adalah pencarian kebenaran dan kenyataan.
7. Ini didasarkan pada pertanyaan tentang kehidupan dan eksistensi.
8. Adalah logis dalam pendekatannya.
9. Terus tumbuh dan berkembang.
10. Para filsuf mencoba melihat kehidupan secara keseluruhan.
11. Filosofi terkait dengan kondisi kehidupan dan masyarakat.
12. Filsafat adalah hasil dari waktu dan keadaan.
13. Fleksibel dalam pendekatannya.
14. Mencari pengetahuan keseluruhan.
15. Ilmu pengetahuan.
16. Ini adalah studi tentang metafisika di luar satu dunia fisik dan hubungannya dengan
fisik dunia.
17. Metode filsafat meliputi logika, simbolisme, refleksi, sains, dan akal.

Berdasarkan uraian di atas, filsafat menacakup sesuatu dari segala aspeknya yang
mendalam. Oleh sebab itu, kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering
dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Hal tersebut dikarenakan
kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang dapat diamati oleh manusia saja, sedangkan
filsafat mencoba mengkaji lebih dalam.
2. Filsafat Pendidikan
Secara entomologis, istilah “Pendidikan” berasal dari kata Latin– “Educare”, “Educere” dan
“Educatum”. “Educare” berarti untuk bangkit atau memunculkan atau menyuburkan. Ini
menunjukkan bahwa anak harus dibesarkan atau diberi makan dengan menjaga tujuan dan
cita-cita tertentu. Istilah “Educere” menunjukkan untuk memimpin atau menarik keluar.
Dalam hal ini, pendidikan melalui prosesnya menarik keluar apa yang terbaik dalam diri
anak. “Educatum” menunjukkan tindakan mengajar atau melatih. Itu berarti mendidik anak
atau memberikan pelatihan sebagai fasilitas bagi anak untuk perkembangannya. Istilah
Educare atau Educere terutama menunjukkan perkembangan kemampuan laten anak.
Tetapi anak tidak tahu kemungkinan-kemungkinan ini (Nikunja, 2015: 14).

Pendidik atau guru yang dapat mengetahuinya dan mengambil metode yang tepat untuk
mengembangkan kekuatan itu. Dalam pendidikan bahasa India berarti “Siksha” yang
berasal dari bahasa Sansekerta root “Shash”. “Shash” berarti disiplin, untuk mengontrol,
untuk memesan, mengarahkan, mengatur, dll. Pendidikan dalam pengertian ini berarti
mengendalikan atau mendisiplinkan perilaku seorang individu. Dalam bahasa Sanskerta
“Shiksha” adalah cabang sastra Sutra tertentu, yang memiliki enam cabang –Shiksh,
Chhanda, Byakarana, Nirukta, Jyotisha, dan Kalpa. Literatur Sutra dirancang untuk
mempelajari Veda. Siksha menunjukkan aturan pengucapan. Ada istilah lain dalam bahasa
Sanskerta, yang melempar cahaya pada sifat pendidikan. Ini adalah “Vidya” yang berarti
pengetahuan. Istilah “Vidya” memiliki berasal dari “Bid” yang berarti pengetahuan / untuk
mengetahui / memperoleh pengetahuan. Maka pendidikan di pengertian yang lebih luas
adalah tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif pada pikiran, karakter atau
kemampuan fisik seorang individu. Dalam pengertian teknisnya, pendidikan adalah proses
di mana masyarakat dengan sengaja mentransmisikan pengetahuan, keterampilan, dan
nilainya yang terakumulasi dari satu generasi ke generasi berikutnya (Nikunja, 2015: 14).
Webster mendefinisikan pendidikan sebagai proses mendidik atau mengajar. Mendidik
lebih jauh didefinisikan sebagai untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, atau
karakter. Jadi, tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, atau karakter siswa.
Sedangkan pada buku pembanding, HOTS dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu:
1.HOTS sebagai sebuah transfer of knowledge
Dalam dunia pendidikan konsep berpikir tingkat tinggi umumnya merujuk pada jenjang
and domain kognitif pada buku taxonomy of educational objectives.
a. Mengingat
Proses mengingat yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka
panjang jika tujuan pembelajarannya merupakan menumbuhkan kemampuan untuk
intensif materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan maka mengingat adalah
kategori kognitif yang tepat.
b. Memahami
Memahami yaitu proses mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer.peserta didik memahami
ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dipadukan dengan kerangka kognitif
yang telah ada.
Pembelajaran berbasis HOTS merupakan pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan berfikir kritis.Mengembangkan pemikiran kritis menuntut latihan
menemukan pola, menyusun penjelasan, membuat hipotesis, melakukan generalisasi,dan
mendokumentasikan temuan-temuan dengan bukti hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran yang memicu siswa untuk berpikir tingkat tinggi menuntut penggunaan
strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif, sehingga siswa memiliki
kesempatan untuk mengamati,menanya,menalar,mencoba,dan mengkomunikasikan
pendekatan semacam ini sangat sesuai dengan harapan kurikulum 2013.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah
Kelebihan : Buku yang di review memiliki tampilan yang menarik pada cover.
Kekurangan : Tidak ada
Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah
Kelebihan : Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk
penggunaan font pada buku yang di review sudah sangat baik
Kekurangan : Tidak ada
2. Dari aspek isi buku,
Kelebihan : Berisi informasi pembelajaran Keterampilan Dasar Pendidikan SD yang
menarik dan sangat bermanfaat.
Kekurangan : Tidak ada
3. Dari aspek tata bahasa,
Kelebihan : Buku tersebut telah memiliki bahasa baku sesuai dengan EYD.
Kekurangan : Tidak ada.

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa Pembelajaran
bermakna terjadi apabila siswa dapat menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur
pengetahuan mereka. Hal ini berarti bahwa subjek tersebut harus sesuai dengan
keterampilan siswa serta wajib relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa,
sehingga subjek harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa,
agar konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap oleh siswa. Melalui cara ini, faktor
intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Cara ini hampir sama
dengan konstruktivisme dimana titik fokusnya berada pada pentingnya asimilasi
pengalaman baru kedalam konsep atau pengertian yang sudah dimiliki siswa. Dalam hal
ini, guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang
bermakna. Aktivitas belajar siswa akan bermanfaat apabila mereka banyak dilibatkan
dalam kegiatan pembelajaran.

B. Rekomendasi

Kedua buku ini kami rekomendasikan kepada pembaca yang ingin membaca tentang
Pendidikan Sekolah Dasar, terlebih lagi pada buku Landasan Pendidikan Sekolah Dasar
yang memuat banyak informasi mengenai Pendidikan Sekolah Dasar. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan pembaca mengenai Keterampilan Dasar Pendidikan SD.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mustadi Ali, dkk. 2018. Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Yogyakarta : UNY Press

Cahyono Eko, Sarifudin Lathif. 2020. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi


HOTS Tingkat Pendidikan Dasar. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

13

Anda mungkin juga menyukai