Anda di halaman 1dari 18

VO. 2. NO.

1 (2021) E-ISSN: 2715-2634

ANALISIS PENERAPAN SISTEM KLASIFIKASI DDC DALAM PENGOLAHAN


PUSTAKA

Syahdan 1, Madinatul Munawwarah Ridwan2, Ismaya 3, Andi Muhammad


Aminullah4 Elihami Elihami5

Muhammadiyah University of Enrekang


1,2,3,4,5,6,

Corresponding email: syahdan@gmail.com

Article info Abstract


Article History Perpustakaan merupakan suatu organisasi yang
memberikan jasa penyedia informasi bagi semua orang
Received : yang membutuhkan dalam hal ini pemustaka Jenis
25/03/2021 penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif
dengan menggunakan pendekatan managerial, yuridis
Accepted : dan pedagodik. Sumber data dalam penelitian ini yaitu
29/03/2021 sumber data primer yang terdiri dari pustakawan,
bendahara dan sumber data sekunder yang diperoleh
Published : dari referensi, baik berupa majalah, jurnal, artikel dan
02/04/2021 berbagai hasil penelitian yang relevan. Instrumen
penelitian ini menggunakan panduan pedoman
wawancara, dan dokumentasi. Metode pengumpulan
data menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Adapun teknik pengolahan dan analisis
data melalui beberapa tahap yaitu, pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem
klasifikasi DDC yang digunakan di Perpustakaan SMA
Negeri 5 Sidrap adalah sistem klasifikasi ringkasan DDC
cetak. Langkah yang dilakukan pustakawan dalam
mengklasifikasi bahan pustaka sama yang menggunakan
DDC tercetak yaitu:(1) Menentukan subjek dari judul,
kata pengantar, dan disiplin ilmu dari bahan pustaka, (2)
menentukan notasi dari judul atau kata pengantar dari
setiap bahan pustaka. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam analisis penerapan sistem klasifikasi DDC di
Perpustakaan SMA Negeri 5 Sidrap yakni terkendala dari
segi jumlah pustakawan, dan kebutuhan perangkat
dalam pengolahan bahan pustaka. Implikasi penerapan
dalam mengklasifikasi bahan pustaka di Perpustakaan
SMA Negeri 5 Sidrap yaitu memudahkan mengetahui

63
kekurangan bahan pustaka di rak dan kerapihan bahan
pustaka. Implikasi dari penelitian ini adalah: 1) Petugas
pengelola harus menggunakan sistem klasifikasi edisi
yang terbaru. 2) Menambah jumlah tenaga pustakawan
untuk pengolahan. 3) Memberika fasilitas kebutuhan
perangkat untuk pengolahan. 4) Pengelola perpustakaan
sebaiknya terus menjalin komunikasi yang baik dengan
kepala sekolah.

Keywords: Sistem Klasifikasi DDC, Klasifikasi Bahan


Pustaka empowerment

INTRODUCTION mudah ditemukan oleh para


Perpustakaan merupakan pemustaka.
suatu organisasi yang memberikan Pengolahan bahan pustaka
jasa penyedia informasi bagi semua merupakan rangkaian kegiatan teknis
orang yang membutuhkan dalam hal perpustakaan yang memungkinkan
ini pemustaka. Di perpustakaan koleksi dapat tertata secara sistematis.
berbagai ragam informasi biasanya Untuk melakukan kegiatan
dikemas dalam berbagai macam pengolahan, diperlukan ketersediaan
koleksi. Begitu banyak manfaat yang alat bantu pengolahan, kemampuan
dapat kita peroleh di dalam petugas perpustakaan atau
Perpustakaan. Karena salah satu pustakawan menyangkut keahlian
fungsi dari perpustakaan adalah teknis, wawasan intelektual, dan
pendidikan, penelitian penyediakan, pemahaman. Sarana bantu
menyimpan, rekreasi, budaya dan pengolahan bahan pustaka, di
menyebarkan informasi kepada para antaranya sistem klasifikasi
pemustaka. perpustakaan.
Perpustakaan bukan hanya Informasi dapat dengan mudah
tempat di mana bahan pustaka ditemukan apabila sistem
disimpan, namun tempat di mana pengolahannya disusun secara
informasi dimanfaatkan, informasi sistematis dan terstruktur serta sesuai
yang dibutuhkan oleh para dengan pedoman yang digunakan
pemustaka, informasi yang dalam mengklasifikasi bahan pustaka
menjadikan seseorang itu berguna yang akan dilayankan kepada
dan semakin maju dalam menghadapi pemustaka. Dalam mengklasifikasi
era modern yang menuntut untuk seseorang harus teliti dan konsisten
menjadikan kita semakin tahu agar tidak keliru dalam menentukan
bagaimana dunia dapat dihadapi. Di atau menganalisis subjek, mulai dari
dalam perpustakaan berbagai analisis subjek hingga penentuan
kegiatan yang dilakukan dalam nomor kelas. Inilah yang akan
mengolah informasi yang ada, memudahkan pemustaka dalam
informasi diolah agar dapat dengan sistem temu kembali informasi.

64
Sistem klasifikasi dalam sebuah dikembangkan sesuai dengan
perpustakaan tidak hanya langsung kepentingan pemustaka dengan
dalam mengelompokannya ke dalam memperhatikan perkembangan
bahan pustaka yang sejenis namun teknologi informasi dan komunikasi
juga menggunakan pedoman dewey (RI P. N., Undang-Undang Republik
decimal classification yang dapat Indonesia No.43 Tahun 2007, 2007).
memandu pustakawan dalam Kegiatan klasfikasi sudah tercantum
mengolah serta mengklasifikasi bahan dalam Undang-undang perpustakaan
pustaka tersebut. Pedoman dewey yang mengharuskan untuk mengolah
decimal classification ini digunakan bahan perpustakaan terlebih dahulu
agar dapat membantu menganalisis sebelum melayankan kepada
subjek dan penentuan nomor kelas pemustaka.
pada sebuah bahan pustaka yang ada, Dalam Standar Nasional
setelah menentukan nomor kelas, Perpustakaan 010:2011 tentang
selanjutnya membangun notasi bahan pengorganisasian bahan perpustakaan
pustaka dengan buku pedoman dijelaskan bahwa bahan perpustakaan
klasifikasi tersebut. Dengan buku dideskripsikan, diklasifikasi, diberi
pedoman klasifikasi itu pula yang tajuk subjek dan disusun secara
dapat memadukan antar notasi dasar sistematis dengan menggunakan
dan tabel dalam penentuan klasifikasi pedoman yang berlaku secara
bahan pustaka. nasional dan/atau internasional (RI P.
Buku pedoman klasifikasi DDC N., Standar Nasional Perpustakaan
sangat membantu pustakawan atau Sekolah Menengah Atas , 2011), selain
pengelolala perpustakaan dalam itu dijelaskan juga dalam dalam
menentukan nomor klasifikasi, namun standar nasional Indonesia bidang
juga terkendala dengan pengantar kepustakaan dan kepustakawan
buku tersebut yang menggunakan nomor 7330:2009 (RI P. N., Standar
bahasa Inggris, sedangkan tidak Nasional Perpustakaan Perguruan
semua pustakawan atau pengelola Tinggi, 2009).
dalam berbahasa Inggris. Pedoman Perpustakaan mempunyai
klasifikasi yang menggunakan berbagai macam bahan pustaka yang
pengantar bahasa Inggris inilah yang harus diorganisasikan dan disusun
terkadang juga menjadi kendala dalam secara sistematis agar dapat ditemu
proses klasifikasi. Kegiatan klasifikasi kembali dengan cepat dan tepat.
merupakan kegiatan pengelompokkan Selain itu, koleksi perpustakaan selalu
bahan pustaka yang sejenis subjeknya bertambah dari tahun ke tahun
dan memisahkan bahan pustaka yang sehingga harus disusun berdasarkan
tidak sejenis subjeknya. Untuk dapat dengan pedoman yang diikuti,
memudahkan pemustaka dalam misalnya pedoman klasifikasi Dewey
menemukan informasi yang Decimal Classification (DDC), tajuk
dibutuhkan. subjek, tajuk entri utama, metadata
Pasal 12 ayat 1 undang-undang atau deskripsi bibliografis. Pedoman
No.43 Tahun 2007, Koleksi digunakan agar koleksi perpustakaan
perpustakaan diseleksi, diolah, dapat terorganisir, dapat tersusun
disimpan, dilayankan dan

65
secara sistematis dan mudah dalam sistem klasifikasi hasil print out yang
sistem temu kembali informasi. tidak lengkap yang merupakan hasil
Berdasarkan penjelasan di atas terjemahan dari DDC. Jika kita
dapat dipahami bahwa proses merujuk ke sumber aslinya, sumber
klasifikasi sangat penting dalam aslinya memiliki pengantar berbahasa
perpustakaan selain karena bahan Inggris disertai petunjuk yang lengkap
pustaka dapat tersusun secara dalam menggunakannya sehingga
sistematis dan rapi, klasifikasi juga penggunaan DDC hasil print out
sangat berperan penting dalam sistem dalam menentukan nomor klasifikasi
temu kembali informasi, yang bahan pustaka tidak sesuai dengan
memudahkan pengguna dalam teori yang didapatkan dari penulis
menemukan informasi yang dan penggunaannya kurang maksimal
dibutuhkan. karena tidak semua item yang ada
Buku pedoman DDC yang dalam DDC yang lengkap tercetak di
pengantarnya menggunakan bahasa DDC hasil print out.
Inggris membuat pustakawan semakin
sulit dalam memahami, selain karena DISCUSSION
berbahasa asing, lalu menganalisis Klasifikasi merupakan bagian
subjek, dan kemudian menentukan kegiatan manusia. Manusia bernalar
nomor kelas dengan menyesuaikan Untuk dapat melakukan penalaran,
analisis tadi pada pedoman yang manusia harus memiliki kemampuan
berbahasa asing, maka dari itulah mengklasifikasi. Klasifikasi berasal
yang membuat pustakawan sangat dari kata latin “classis”. Klasifikasi
kesulitan jika dihadapkan dengan adalah proses pengelompokan artinya
klasifikasi. mengumpulkan benda/entitas yang
Mengklasifikasi buku-buku sama serta memisahkan
perpustakaan sekolah, baik di benda/entitas yang tidak sama. Secara
perpustakaan sekolah yang masih umum dapat dikatakan bahwa batasan
sederhana maupun di perpustakaan klasifikasi adalah usaha menata alam
sekolah yang sudah maju sangat perlu, pengetahuan ke dalam tata urutan
sebab dapat menolong dan sistematis (Mathar, Manajemen dan
membimbing murid-murid dan Organisasi Perpustakaan , 2012).
pengunjung lainnya didalam mencari Klasifikasi yang diterapkan
buku-buku yang diperlukan. Dengan pada pusat informasi dan
kata lain adalah bahwa klasifikasi perpustakaan diberi defenisi sebagai
buku-buku perpustakaan sekolah penyusunan sistematik terhadap buku
untuk meningkatkan efisiensi dan bahan pustaka lain atau katalog
penggunaan buku. Efisiensi disisni atau entri indeks berdasarkan subjek,
dapat ditinjau dari dua pihak, yaitu dalam cara paling berguna bagi
pihak murid dan pihak guru mereka yang membaca atau mencari
pustakawan. informasi (Sulistyo, 1993).
Berdasarkan observasi awal di 2. Tujuan klasifikasi
Perpustakaan SMA Negeri 5 Tellu Tujuan klasifikasi berusaha
Limpoe Kabupaten Sidrap sistem menemukan kembali dokumen yang
klasifikasi yang digunakan yaitu dimiliki perpustakaan dengan tidak

66
memandang besar kecilnya koleksi e. Bliss’s bibliographic Classification
perpustakaan. Bila dirinci lebih lanjut, (Habsyi, 2012)
tujuan klasifikasi perpustakaan ialah: Memang banyak sistem
a. Menghasilkan urutan yang klasifikasi perpustakaan yang dibuat,
bermanfaat tapi tidak ada yang mampu bertahan
b. Penempatan yang tepat selama DDC. DDC telah mampu
c. Penyusunan mekanis bertahan kurang lebih satu abad sejak
c. Tambahan dokumen baru diterbitkannya edisi pertama hingga
Penarikan dokumen dari rak sekarang. Keunggulan sistem
(Sulistyo, 1993). klasifikasi ini adalah sistematik,
3. Manfaat klasifikasi universal, fleksibel, lengkap dan siap
Terdapat beberapa manfaat pakai (enumerated), disamping
dilakukan kegiatan klasifikasi bahan adanya suatu badan yang mengawasi
perpustakaan, yaitu: perkembangannya dan terus
a. Membantu pemustaka dalam mengadakan peninjauan ulang untuk
mengidentifikasi dan melokalisasi penyempurnaan edisi selanjutnya
bahan perpustakaan berdasarkan (Suwarno, 2010).
nomor panggil dokumen. Hal ini 5. Macam-macam klasifikasi
dapat terjadi karena nomor Ada beberapa sistem klasifikasi,
panggil dokumen terdiri dari diantaranya adalah:
nomor klasifikasi yang a. Klasifikasi Artifisial
menunjukkan subyek dokumen, b. Klasifikasi Utility
tiga huruf pertama nama c. Klasifikasi Fundamental (Sembiring,
pengarang dan satu huruf 2014)
pertama judul buku. 6. Jenis-jenis Sistem Klasifikasi
b. Mengelompokkan bahan pustaka Perpustakaan
sejenis manjadi satu jajaran atau a. Sistem klasifikasi Enumeratif
berdekatan. Klaifikasi bahan b. Sistem klasifikasi bertingkat
perpustakaan biasanya dilakukan c. Sistem klasifikasi berfaset atau
berdasarkan subyek yang analisis-sintesis1
dikandung oleh sebuah dokumen 7. Fitur dan Komponen
(Habsyi, 2012). Sistem Klasifikasi
4. Skema klasifikasi
Skema klasifikasi merupakan Fitur dan komponen sistem
rancangan, kerangka, dasar, landasan klasifikasi merupakan bagian-bagian
atau denah dalam menentukan nomor yang harus ada dalam sebuah sistem
kelas sebuah bahan pustaka.. klasifikasi, inilah yang membangun
Terdapat beberapa skema klasifikasi dan memberikan persyaratan untuk
yang umum digunakan di dunia ini. sistem klasifikasi yang baik dan
a. Dewey Decimal Classification terperinci.
b. Library of Congress Classification a. Bagan (Schedule)
(LCC) b. Notasi
c. Universal Decimal Classification c. Indeks
(UDC)
d. Colon Classification (CC)

67
d. Pembentukan Notasi (Number f. Menggunakan sumber lain seperti
building) (Rifai, 2013) bibliografi, ensiklopedi, tinjauan
8. Analisis subjek buku dsb.
Analisis subjek diperlukan g. Seandainya cara terdahulu masih
untuk menganalisa tentang isi suatu belum juga dapat membantu
dokumen tersebut. Kegiatan ini untuk menentukan subjek bahan
merupakan kegiatan yang sangat pustaka, hendaknya menanyakan
penting karena memerlukan kepada para ahlinya dalam subjek
kemampuan intelektual, karena tersebut (Muliyadi, 2013).
disinilah ditentukan subjek manakah Untuk melakukan analisis
dokumen itu ditempatkan. Kegiatan subjek ini ada dua hal yang perlu
ini harus dilakukan secara akurat dan dikenali atau dipahami yaitu jenis
konsisten agar tidak terjadi kekeliruan konsep dan jenis subjeknya.
dalam menentukan subjek sehingga a. Jenis konsep
tidak menyulitkan pemustaka dalam Dalam konsep subjeknya terdiri
menemukan bahan pustaka yang dari 3 unsur:
dicari. 1) Disiplin ilmu, yaitu yang
Untuk mengetahui subjek suatu digunakan untuk satu bidang
bahan pustaka/dokumen dilakukan atau cabang ilmu
dengan analisis subjek. Cara-cara pengetahuan. Disiplin ilmu
dengan mengikuti langkah-langkah dapat dibedakan menjadi 2
“pra analisis” sebagai berikut: kategori:
a. Melalui judul buku, sering kali a) Disiplin fundamental, meliputi
melalui judul saja suatu bahan bagian-bagian utama ilmu
pustaka sudah dapat ditentukan pengetahuan oleh para ahli ada 3
subjeknya, hal ini kebanyakan kelompok disiplin fundamental
untuk buku-buku ilmiah. yakni ilmu-ilmu sosial (social
b. Melalui daftar isi, adakalanya sciences), ilmu-ilmu alamiah
dengan melihat daftar isi suatu (natural sciences) dan ilmu-ilmu
bahan pustaka/dokumen sudah kemanusiaan (humanities).
diketahui subjeknya. a) Sub disiplin, merupakan bidang
c. Melalui daftar bahan pustaka atau spesialisasi dalam satu disiplin
bibliografi yang digunakan oleh fundamental, misalnya dalam
pengarang untuk menyusun karya disiplin fundamental ilmu-ilmu
tersebut. alamiah, sub disiplin yang
d. Dengan membaca kata pengantar merupakan spesialisasi atau
atau pendahuluan dari bahan cabangnya ialah fisika, kimia,
pustaka tersebut. biologi dsb.
e. Apabila langkah-langkah di atas 2) Fenomena (topik yang
masih belum dapat membantu dibahas) merupakan wujud/
hendaklah dengan membaca benda yang menjadi objek
sebagian atau keseluruhan dari isi kajian dari disiplin ilmu.
buku tersebut. Misalnya : pendidikan
remaja. “Pendidikan”
merupakan konsep disiplin

68
ilmu, sedangkan “remaja” Dalam kegiatan analisis subjek,
adalah fenomena yang dokumen terdapat dalam bermacam-
menjadi obyek atau macam jenis subjek. Secara umum
sasarannya. dapat digolongkan dalam 4 kelompok,
3) Bentuknya, ialah cara yaitu:
bagaimana suatu subjek 1) Subjek dasar, yaitu subjek yang
disajikan. Konsep bentuk hanya terdiri dari satu disiplin
dibedakan 3 jenis: ilmu atau sub disiplin ilmu saja.
a) Bentuk fisik, yakni medium atau Misalnya:
sarana yang digunakan dalam “Pengantar hukum Islam”
menyajikan suatu subjek. yang menjadi subjek
Misalnya dalam bentuk buku, dasarnya “Hukum Islam”.
majalah, pita rekaman, mikrofis “Bunga Rampai Antropologi”
dsb. yang menjadi subjek
b) Bentuk penyajian, yang dasarnya
menunjukkan pengaturan atau “Antropologi”.
organisasi isi bahan pustaka/ 2) Subjek sederhana, yaitu
dokumen. Ada tiga bentuk subjek yang hanya terdiri dari
penyajian, yaitu: satu faset yang berasal dari
(1) Menggunakan lambang- satu subjek dasar (faset ialah
lambang dalam penyajiannya, sub kelompok klas yang
seperi bahasa, gambar, dan terjadi disebabkan oleh satu
lain-lain. ciri pembagian, tiap bidang
(2) Yang memperlihatkan tata ilmu mempunyai faset yang
susunan tertentu misalnya khas sedangkan fokus ialah
abjad, kronologis, sistematis anggota dari satu faset).
dan sebagainya. Misalnya: “Pengantar ekonomi
(3) Yang menyajikannya untuk Pancasila” terdiri dari subjek
kelompok tertentu, misalnya dasar ekonomi dan satu faset
bahasa Inggris untuk pemula, yaitu Pancasila.
psikologi untuk ibu rumah “Pesantren di Indonesia”
tangga. Kedua dokumen terdiri dari subjek dasar
tersebut adalah mengenai pesantren dan faset
‘bahasa Inggris’ dan tempatnya Indonesia.
‘Psikologi’, bukan pada 3) Subjek majemuk, yaitu subjek
‘pemula’ atau ‘ibu rumah yang terdiri dari subjek dasar
tangga’. disertai fokus-fokus dari dua
c) Bentuk intelektual, yaitu aspek yang atau lebih faset. Misalnya
ditekankan dalam pembahasan “Hukum adat di Indonesia”
suatu subjek. Misalnya “filsafat subjek dasarnya yaitu
sejarah” disini yang menjadi “hukum” dan dua fasetnya
subjeknya adalah sejarah yaitu “hukum adat” (faset
sedangkan filsafat adalah bentuk jenis) dan “Indonesia” (faset
intelektual (Muliyadi, 2013). tempat).
(1) Jenis subjek

69
4) Subjek kompleks, yaitu yang lain. Untuk menentukan
subjek yang terdiri dari dua subyek mana yang akan
atau lebih subjek dasar dan diutamakan ada beberapa
saling berinteraksi antara pedoman:
satu sama lain. Misalnya (1) Pada subyek yang
“Pengaruh agama Hindu dibahas lebih banyak. Misalnya:
terhadap agama Islam” Disini Fisika dan Kimia, jika "Fisika"
terdapat dua subjek dasar lebih banyak dibahas, maka
yaitu “Agama Hindu” dan diutamakan subyek "Fisika".
“Agama Islam” (Muliyadi, (2) Pada subyek yang disebut
2013). pertama kali. Misalnya:
Perpustakaan dan
Dalam subyek kompleks terdapat Masyarakat, ditetapkan pada
empat fase yaitu: "Perpustakaan" karena
a) Fase bias, yaitu suatu subyek yang disebut pertama kali.
(3) Pada subyek yang erat
disajikan untuk kelompok
kaitannya dengan jenis
tertentu. Dalam hal ini subyek
yang diutamakan adalah subyek perpustakaan atau pemakai
perpustakaan. Misalnya:
yang disajikan. Misalnya: Statistik
Hukum dan Kedokteran, di
untuk Peneliti, subyek yang
perpustakaan Fakultas
diutamakan adalah "Statistik".
Hukum akan ditempatkan
b) Fase pengaruh, yaitu bila dua atau
lebih subyek dasar saling pada subyek "Hukum" dan
bila di perpustakaan Fakultas
mempengaruhi antara satu sama
Kedokteran akan ditempatkan
lain. Dalam hal ini subyek yang
diutamakan adalah subyek yang pada subyek "Kedokteran"
(Hartono, 2016).
dipengaruhi. Misalnya: Pengaruh
Salah satu sistem klasifikasi
Gempa Bumi terhadap Pariwisata di
yang berdasarkan subjeknya yang
Yogyakarta , di sini subyek yang
banyak digunakan di perpustakaan
diutamakan adalah "Pariwisata".
c) Fase alat, yaitu subyek yang sekolah di seluruh dunia adalah
sistem klasifikasi persepuluhan yang
digunakan sebagai alat untuk
disusun oleh Melvil Dewey. Sistem
menjelaskan atau membahas
subyek lain. Dalam hal ini subyek klasifikasi ini dikenal dengan nama
Dewey Decimal Classification biasa
yang diutamakan adalah subyek
yang dibahas atau dijelaskan. disingkat menjadi DDC (Bafadal,
2011).
Misalnya: Penggunaan Analisis
Statistik terhadap Keberhasilan 9. Sejarah DDC
Program KB di Indonesia, di sini Pada tahun 1876 terbitlah
yang diutamakan adalah sebuah pamflet berjudul A
"Keluarga Berencana". Classification and Subject Index for
d) Fase perbandingan, yaitu dalam Cataloguing and Arranging the Books
satu bahan pustaka terdapat and Pamphlets of a Library. Penerbitan
berbagai subyek tanpa ada pamflet tersebut menandai terbitnya
hubungannya antara satu dengan sistem Dewey Decimal Classification,

70
lebih dikenal dengan singkatannya d. Volume 4 Relative Index (Rifai,
DDC. 2013).
a. Edisi Awal atau edisi ke-14 13. Penentuan Nomor kelas
b. Edisi ke-15 a. Kenali bagan klasifikasi dengan
c. Edisi 16 hingga 19 baik.
d. Edisi 20 1) Hafalkan ringkasan I, yaitu
e. Edisi Ringkas (Sulistyo, 1993) kelas utama (main classes)-nya.
f. Edisi ke-21 dan ke-22 (Suwarno, 2) Kenali dengan baik ringkasan
2010) II(divisi).
10. Unsur-unsur DDC 3) Pilihlah notasi pada divisiyang
Sebagai suatu sistem paling sesuai dan periksa
klasifikasi, DDC harus memiliki unsur- perincian dari divisi (seksi-
unsur tertentu yang merupakan, seksi) untuk memilih seksi
persyaratan bagi sistem klasifikasi yang paling sesuai dengan hasil
yang baik. Unsur-unsur itu antara lain analisis subjek.
adalah: 4) Jika diperlukan suatu notasi
a. Sistematika yang lebih spesifik, periksa
b. Notasi perincian dari seksi (notasi-
c. Indeks relatif notasi subseksi) dan pilihlah
d. Tabel pembantu notasi yang paling sesuai.
e. Di samping itu, sistem klasifikasi b. Menggunakan indeks relatif bila
harus menyediakan kelas untuk diperlukan.
Karya Umum (Tairas, 2011), 1) Periksalah ringkasan dari entri
11. Prinsip-prinsip dasar indeks relative yang digunakan
sistematika DDC sebagai akses untuk memilih
Menurut Tairas Penyusunan istilah subjek dan notasi yang
sistem Klasifikasi Persepuluhan paling sesuai dengan hasil
Dewey yang dituangkan dalam suatu analisis subjek.
bagan yang sistematis dan teratur 2) Cek kembali ke dalam bagan
didasarkan pada beberapa prinsip klasifikasi, hasil pemilihan
dasar berikut: (Tairas, 2011) notasi melalui indeks relative
a. Prinsip dasar desimal tersebut, apakah notasi
b. Prinsip dasar susunan umum- tersebut merupakan
khusus subordinasi dari notasi yang
c. Prinsip dasar disiplin (Tairas, 2011) lebih luas cakupannya; jika
12. Format Dewey Decimal tidak sesuai , berarti keliru
Classification (DDC) dalam memilih notasi melalui
Buku DDC edisi ke-23 indeks (Suwarno, 2010).
diterbitkan dalam empat (4) Volume, 14. Tabel-Tabel
yaitu terdiri dari: Tabel-tabel dalam DDC adalah
a. Volume 1 Pendahuluan, Glossary, tabel-tabel pembantu yang digunakan
manual, dan tabel 1- (Sembiring, dalam penambahan notasi setiap
2014)6 nomor kelas yang telah ditentukan,
b. Volume 2 Bagan kelas 000-599 meskipun notasi dalam tabel ini tidak
c. Volume 3 Bagan kelas 600-999

71
dapat berdiri sendiri melainkan harus dengan cara yang sama
ditambahkan oleh notasi dasar. pelajarilah ringkasan ketiga
a. Tabel 1 Subdivisi standar (seksi).
b. Tabel 2 Wilayah (Area) 2) Sambil mempelajari ringkasan
c. Tabel 3 Subdivisi Sastra kedua dan ringkasan ketiga
d. Tabel 4 Subdivisi bahasa periksalah juga bagan yang
e. Tabel 5 Subdivisi Ras, etnik dan lengkap. Lakukan hal ini secara
kebangsaan sistematis dan teratur
f. Tabel 6 bahasa sehingga sedikit demi sedikit
15. Jenis Notasi Dewey Decimal mendapatkan gambaran yang
Classification (DDC) lebih jelas tentang pola umum
Secara umum ada tiga jenis strukturnya.
notasi ketika seorang pustakawan 3) Membaca bagian pendahuluan
menggunakan DDC untuk menetukan buku klasifikasi DDC atau jilid
notasi subyek, yaitu notasi dasar, 1(DDC Lengkap). Banyak
notasi gabungan, dan notasi imbuhan. penjelasan pada bagian ini
Pembentukan notasi ini tergantung yang membantu anda untuk
dari hasil analisis subyek yang memahami apa yang telah
dilakukan pustakawan terhadap suatu dipelajari pada kedua langkah
dokumen. diatas secara mendalam.
a. Notasi dasar 4) Periksalah tabel-tabel
b. Notasi gabungan pembantu (tabel 1-6) serta
Notasi imbuhan (Ricki, 2012) petunjuk pemakaiannya.
16. Penggunaan DDC 5) Pelajarilah sifat-sifat khusus
Untuk memakai sistem dari kelas utama kesusastraan
klasifikasi dewey decimal classification (kelas 800) dan kelas krya
(DDC) dengan baik diperlukan umu (kelas 000). Pada kelas
ketelitian, ketekunan, dan latihan. 800, susunan pembagian
Berikut ini petunjuk langkah kesusastraan didasarkan
pendahuluan atau persiapan yang pertama-tama pada disiplin
harus diperhatikan sebelum memulai setelah itu bahasa aslinya
klasifikasi kemudian berdasarkan bentuk
a. Langkah awal karya sastranya. Pada kelas
1) Untuk dapat memahami pola 000, susunan pembagiannya
sistem DDC pelajarilah pertama-tama dididasarkan
berturut-turut ketiga ringkasn pada bentukny, kemudian
yang mendahului bagan DDC. pada bahasaatau tempat. Pada
Hapalkan ringkasan pertama semua kelas yang lain,
(kelas utama), yaitu sepuluh susunannya didasarkan pada
kelas utama. Pelajarilah urutan disiplin atau subjek,
ringkasan kedua (divisi) untuk tempat, waktu, dan bentuk
mendapatkan gambaran publikasinya.
tentang pembagian kelas b. Petunjuk umum klasifikasi
utama, mulai dari 0 samapai Untuk mengklasifikasi perlu
dengan 9. Kemungkinan pemahaman terhadap subjek dan

72
aspek yang diutamakan. Berikut ini 5) Apabila sebuah buku
petunjuk umum untuk mengklasifikasi membahas dua subjek yang
bahan pustaka saling berhubungan golongkan
pada subjek yang paling
1) Kecuali untuk kesusastraan banyak mendapat tekanan
golongkan suatu buku pertama dalam uraiannya. Misalnya
menurut subjek kemudian pengaruh komunisme pada
menurut bentuk atau gereja roma katolik, dilakukan
aspeknya. Misalnya Kamus pada 282 bila uraiannya
koperasi 334.03 (334 adalah ditekankan pada gereja roma
koperasi dan -03 adalah katolik, bukan pada 320.5
kamus) Idelogi politi termasuk
2) Kelaskan sebuah buku sesuai komunisme.
dengan apa yang menadi 6) Apabila buku membahas dua
maksud dan tujuan pengarang. subjek yang tidak saling
Misalnya”Pengaruk berhubungan maka:
kesusastraan belanda pada a) Kelaskan pada subjek yang paling
angkatan pujangga baru banyak diuraikan.
Indonesia” kelaskan pada b) Bila uraiannya sama banyak,
kesusastraan Indonesia (810) kelaskan pada subjek yang lebih
bukan kesusastraan belanda dahulu diuarakan dalam buku
(839.3). tersebut
3) Kelaskan sebuah buku c) Pada subjek yang lebih dulu
berdasarkan subjek yang disebutkan dalam bagan DDC,
paling spesifik dan bukan pada misalnya buku tentang hukum
subjek yang paling luas. (340) dan politik (320) dikelaskan
Misalnya buku tentang ilmu pada politi karena 320 lebih dulu
ukur (Geometri) pada 516, disebut dalam bagan DDC.
bukan pada 510 merupakan d) Pada subjek yang lebih
subjek yang lebih luas diutamakan dalam perpustakaan,
matematika. misalnya dalam Perpustakaan
4) Apabila sebuah buku dapat Departemen Kehakiman buku
ditempatkan pada dua nomor tersebut akan digolongkan pada
kelas yang sama-sama 340.
tempatnya, kelaskan buku itu e) Apabila sebuah buku membahas
pada golongan yang paling suatu subjek dari dua atau aspek
bermanfaat bagi pemakai dan tidak jelas aspek mana yang
perpustakaan. Misanya bagi diutamakan, kelaskan buku
perpustakaan Fakultas tersebut.
Kedokteran Bibliografi f) Pada aspek disiplin yang lebih
Kedokteranakan lebih luas, misalnyaWayang sebagai
bermanfaat ditempatkan pada Krya Sastra dan Kesenian,
610.16, sedangkan bagi kelaskan pada kesenian (791.5)
perpustakaan umum karena aspek dan tidak jelas aspek
sebaiknya ditempatkan
pada016.61.

73
mana yang diutamakan, Sistem Peminjaman
golongkan buku itu. Perpustakaan (025.6)
g) Pada disiplin yang merupakan (Hartono, 2016).
dasar dari disiplin yang lain. Kaelani dalam Tesis Yasser
Misalnya Elektrinika dalam teori Arafat yang mengutip pendapat
dan praktek, dikelaskan pada Berwick Sayers dalam buku An
537.5 bukan 621.38 karena Introduction to Library Classification,
golongan 500 merupakan dasar mengatakan bahwa sistem klasifikasi
dari golongan 600. dikatakan baik jika memenuhi
h) Pada disiplin yang merupakan beberapa syarat sebagai berikut:
tyjuan dari disiplin yang lain a) Bersifat Universal
misalnya Industri Pertambangan b) Terperinci
ditinjau dari segi teknis maupun c) Sistematis
dari segi ekonomis, dikelaskan d) Fleksibel
pada 338 bukan 622 karena soal e) Mempunyai notasi yang sederhana
perindustrian mempunyai tujuan f) Mempunyai indeks
ekonomis. g) Mempunyai badan pengawas
7) Apabila sebuah buku (Arafat, 2011)
membahas iga subjek atau Dari berbagai sistem
lebih, yang merupakan bagian klasifikasi, sistem klasifikasi yang
dari subjek yang lebih luas, paling banyak digunakan adalah DDC
maka kelaskan pada subjek (Dewey Decimal Classification) atau
yang lebih luas itu, misalnya biasa disebut DDC saja. Dalam bahasa
buku tentang ekonomi (330) Indonesia disebut Klasifikasi
Politik (320) dan hukum (340) Persepuluhan Dewey (KPD). Sistem
maka kelaskan pada 300 klasifikasi yang dikembangkan
(ilmu-ilmu sosial). pertama kali oleh Melvil Dewey dari
8) Bila tiga atau lebih subjek itu Amerika Serikat hampir satu setengah
tidak merupakan bagian dari abad yang lalu sekarang sudah
subjek yang lebih luas digunakan oleh lebih dari 138 negara
kelaskan pada karya umum di seluruh dunia (OCLC, 2011: xliii).
(000), misalnya tentang filsafat Dan sampai saat tulisan ini disusun,
(100), agama (200), Sains Sistem Klasifikasi DDC terkini atau
(500), dan sejarah (900). yang paling mutakhir adalah DDC
9) Apabila sebuah buku Edisi 23 (Dewey Decimal Classification
membahas suatu subjek yang Edition 23), diterbitkan oleh OCLC
belum atau tidak terdapat (Online Computer Library Center)
nomor kelasnya pada bagan sejak tahun 2011 sedangkan versi
DDC, kelaskan pada nomor ringkasnya, yaitu Abridged Edition 15,
yang paling dekat dengan yaitu ringkasan Sistem Klasifikasi DDC
subjek itu dan jangan Edisi 23 untuk perpustakaan dengan
membuat nomor sendiri, koleksi maksimal 20.000 judul sudah
misalnya buku tenang kredit terbit sejak Februari 2012
candak kulak kelaskan pada (http://www.oclc.org/en-
332. 7, Mekanisme dalam CA/dewey/features.html). Di Amerika

74
Serikat sendiri sebagai tempat asal 2. Memudahkan Mengetahui
lahirnya, Sistem Klasifikasi DDC Kekurangan Bahan Pustaka di
digunakan oleh 95 persen Rak
perpustakaan umum dan 3. Memudahkan Pustakawan dan
perpustakaan sekolah, 25 persen Pemustaka dalam Menelusuri
perpustakaan khusus serta 25 persen Bahan Pustaka
perpustakaan perguruan tinggi III. METODOLOGI PENELITIAN
(Mohamad, 2015). A. Jenis dan Lokasi Penelitian
B. Faktor-faktor Yang 1. Jenis Penelitian
Mempengaruhi Penerapan Sistem Jenis penelitian ini adalah
Klasifikasi DDC Untuk penelitian deskriptif (Noor, 2011)
Pengolahan Bahan Pustaka di kualitatif (Moleong, 2005). Penelitian
Perpustakaan kualitatif bertujuan memahami
Faktor-faktor yang dapat fenomena yang terjadi dalam suatu
mempengaruhi penerapan sistem komunitas dalam bentuk deskriptif
klasifikasi DDC bahan pustaka dapat dengan pendekatan studi kasus (case
dilihat atau ditinjau dari segi study) yaitu studi yang bersifat
1. Kebutuhan Perangkat (Hartono, komprehensif, intens, rinci dan
2016) mendalam serta diarahkan sebagai
2. Tenaga Pustakawan Yang Ahli upaya penelaahan masalah-masalah
(Hartono, 2016). dalam hal ini adalah analisis
3. Dana (Hartono, 2016) penerapan sistem klasifikasi DDC
C. Implikasi Penerapan Sistem dalam pengolahan pustaka di SMA
Klasifikasi DDC Dalam Negeri 5 Kabupaten Sidrap.
Pengolahan Bahan Pustaka di 2. Lokasi Penelitian
Perpustakaan Penelitian ini bertempat di
Implikasi dalam SMA Negeri 5 jalan poros Soppeng
mengklasifikasi bahan pustaka sangat Kabupaten Sidrap. Ada tiga unsur
memudahkan pemustaka maupun penting yang perlu dipertimbangkan
pustakawan dalam menelusuri bahan dalam penetapan lokasi penelitian
bahan pustaka karena dengan yaitu tempat, pelaku, dan kegiatan.
klasifikasi seorang pemustaka tidak Pelaku yang dimaksud adalah
buta dalam penelusuran informasi pustakawan di SMA Negeri 5,
karena informasi di perpustakaan sedangkan kegiatan yang dimaksud
sudah dikemas atau diolah sebaik adalah proses kegiatan pengolahan
mungkin sehingga dalam pelayanan di klasifikasi bahan pustaka di SMA
perpustakaan bisa berjalan sesuai Negeri 5 Sidrap.
yang diinginkan. Berikut dapat dilihat B. Pendekatan Penelitian
beberapa implikasi penerapan sistem Adapun pendekatan yang
klasifikasi Dewey Decimal digunakan dalam penelitian ini
Classification di perpustakaan: adalah :
1. Menjaga Kerapihan Susunan 1. Pendekatan Managerial
Bahan Pustaka (Sembiring, 2014) 2. Pendekatan Yuridis
3. Pendekatan Pedagogik
C. Sumber Data

75
1. Data primer suatu alat yang dapat menyesuaikan
2. Data sekunder diri terhadap semua aspek keadaan
D. Metode Pengumpulan Data dan dapat mengumpulkan aneka
Untuk memperoleh data yang ragam data sekaligus (Sugiyono,
sesuai dengan permasalahan 2014).
penelitian ini, maka digunakan Penelitian kualitatif yang
pengumpulan data sebagai berikut : menjadi instrumen atau alat penelitian
1. Observasi adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai
Sugiyono mengatakan bahwa human instrument, berfungsi
observasi adalah dasar semua ilmu menetapkan fokus penelitian, memilih
pengetahuan. Para ilmuwan hanya informan sebagai sumber data,
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu melakukan pengumpulan data, menilai
fakta mengenai dunia kenyataan yang kualitas data, analisis data,
diperoleh melalui observasi (Sugiyono, menafsirkan dan membuat kesimpulan
2014). Menurut H.M. Burhan Bungin atas temuannya (Sugiyono, 2014).
mengatakan bahwa observasi adalah F. Teknik Pengolahan dan
kegiatan keseharian manusia dengan Analisis Data
menggunakan pancaindra mata 1. Teknik Pengolahan Data
sebagai alat bantu utamanya selain Data yang diperoleh melalui
pancaindra lainnya seperti telinga, teknik tersebut diolah oleh penulis
penciuman, mulut, dan kulit (Bungin, dengan menggunakan metode sebagai
2011). berikut :
2. Wawancara a. Menyusun suatu daftar
Wawancara atau interview permasalahan dalam bentuk
adalah metode yang digunakan untuk pertanyaan dan disusun secara
mengetahui informasi secara langsung sistematis berdasarkan kerangka
dari pustakawan di SMA Negeri 5 konseptual.
Sidrap yang diteliti. Muhammad Arif b. Menguraikan setiap pertanyaan
Tiro menyatakan bahwa wawancara untuk selanjutnya disusun menurut
atau interview dalam penelitian kebutuhan data dan berbagai
dilakukan dengan cara perkiraan jawaban yang mungkin
mengumpulkan data untuk penelitian akan diberikan oleh para informan.
melibatkan dua pihak, yaitu c. Mencantumkan suatu kode pada
pewawancara dan informan (Tiro, setiap pertanyaan bersamaan
2009). dengan jawaban dan informasi yang
3. Dokumentasi dilontarkan atau diberikan oleh
Dokumentasi berasal dari para informan. Tanda tersebut
dokumen yang berarti sesuatu yang berupa nama, status informan atau
tertulis atau tercetak yang dapat jawaban singkat. Ini dimaksudkan
dipakai sebagai alat bukti atau agar memudahkan pelacaknya
keterangan termasuk untuk keperluan
E. Instrumen Pengumpulan interpretasinya nanti.
Data d. Mengkaji setiap pertanyaan berikut
Menurut Sugiyono bahwa kode dan keterangan jawaban yang
instrumen pengumpulan data adalah

76
hendak diintepretasi dalam bahasa Dari hasil wawancara yang
baku menurut perspektif penulis. dilakukan di atas dapat disimpulkan
e. Formulasi-formulasi yang telah bahwa klasifikasi bahan pustaka
dirumuskan sedemikian rupa bertujuan untuk memudahkan
tersebut, dituangkan ke dalam pemustaka dalam menemukan bahan
susunan yang saling berangkai pustaka agar pemustaka tidak
dalam bentuk pertanyaan deskriptif kesulitan dalam pencarian pustaka di
yang siap disajikan sebuah perpustakaan.
pembahasan proposal yang 1. Jenis-Jenis Klasifikasi Yang di
representative. Terapkan di SMA Negeri 5
2. Teknik Analisis Data Sidrap
a. Pengumpulan data, Berdasarkan wawancara
b. Reduksi data tersebut dapat disimpulkan bahwa
c. Penyajian data jenis klasifikasi yang digunakan dalam
d. Penarikan kesimpulan penerapan sistem klasifikasi di
G. Pengujian Keabsahan Data Perpustakaan SMA Negeri 5 yakni
Dalam penelitian kualitatif perlu menggunakan klasifikasi fundamental
ditetapkan keabsahan data untuk dan utility. Seperti yang diungkapkan
menghindari data yang biasa atau pengelola tersebut dia memisahkan
tidak valid. Hal ini untuk menghindari antara buku siswa dan guru.
adanya jawaban dan informan yang 2. Jenis-Jenis Skema Klasifikasi
tidak jujur. Pengujian keabsahan data Yang di Terapkan di SMA
dalam penelitian ini menggunakan Negeri 5 Sidrap
teknik triangulasi yaitu teknik Berdasarkan wawancara yang
pengujian keabsahan data dengan telah dilakukan maka dapat
memanfaatkan sesuatu yang lain di disimpulkan bahwa skema klasifikasi
luar data yang ada untuk kepentingan yang digunakan adalah DDC karena
pengujian keabsahan data atau penggunaannya agak mudah
sebagai bahan perbandingan terhadap dimengerti selain itu tidak ada
data yang ada. Triangulasi dilakukan pedoman yang diketahui oleh
dan digunakan untuk mengecek pengelola selain DDC
kredibilitas data dengan berbagai 3. Cara Melakukan Analisis
teknik pengumpulan data dan subjek di SMA Negeri 5
berbagai sumber data (Sugiyono, Sidrap
2014). Dari hasil wawancara yang
IV. PEMBAHASAN dilakukan di atas dapat disimpulkan
A.. Penerapan Sistem Klasifikasi DDC bahwa analisis subjek dilakukan
dalam Pengolahan Bahan dengan melihat judul, kata pengantar,
Pustaka di SMA Negeri 5 bentuk fisik, dan disiplin ilmu.
Kabupaten Sidrap Informan tersebut sudah memahami
1. Tujuan Klasifikasi dalam sedikit dalam menganalisa subjek
Pengolahan Bahan Pustaka di SMA tetapi belum terlalu mendalam sesuai
Negeri 5 Sidrap dengan teori.
4. Penggunaan DDC di SMA
Negeri 5 Sidrap

77
Dari hasil wawancara yang perpustakaan dan uang denda selain
dilakukan di atas dapat disimpulkan itu ada juga dari dana BOS dan DPG
bahwa dalam menggunakan DDC B. Faktor-faktor Yang
pengelola mempelajari isi ringkasan Mempengaruhi Penerapan
DDC yang digunakan agar tidak keliru Klasifikasi DDC Untuk
dalam mencari subjek Pengolahan Bahan Pustaka di
5. Cara Penentuan Nomor Kelas SMA Negeri 5 Kabupaten Sidrap
di SMA Negeri 5 Sidrap 1. Kebutuhan Perangkat
Dari hasil wawancara yang Berdasarkan wawancara yang
dilakukan di atas dapat disimpulkan telah dilakukan maka dapat
bahwa dalam menentukan nomor disimpulkan bahwa pustakawan
kelas dilihat dari judul dan kata Perpustakaan SMA Negeri 5
pengantar. Berdasarkan pernyataan mengalami kendala kebutuhan
informan tersebut hanya mencarinya perangkat dalam hal komputer.
melalui bagan saja tanpa 1. Tenaga Pustakawan
menggunakan indeks. Berdasarkan wawancara yang
6. Cara Memadukan Antara telah dilakukan maka dapat
Notasi Dasar dan Tabel di disimpulkan bahwa pustakawan
SMA Negeri 5 Sidrap Perpustakaan SMA Negeri 5
Dari hasil wawancara yang mengalami kendala pustakawan
dilakukan di atas dapat disimpulkan dalam proses pengolahan dan
bahwa dalam mengklasifikasi bahan klasifikasi bahan pustaka.
pustaka pengelola tersebut tidak D. Implikasi Penerapan Sistem
pernah menggunakan tabel. Klasifikasi DDC Dalam
7. Jenis Bahan Pustaka Yang Pengolahan Bahan Pustaka di
Susah Diklasifikasi di SMA SMA Negeri 5 Kabupaten Sidrap
Negeri 5 Sidrap 1. Menjaga Kerapian Susunan
Dari hasil wawancara yang Bahan Pustaka
dilakukan di atas dapat disimpulkan Berdasarkan wawancara yang
bahwa jenis bahan pustaka yang susah telah dilakukan maka dapat
diklasifikasi di SMA Negeri 5 Sidrap disimpulkan bahwa sistem klasifikasi
yaitu buku paket karena terkendala sangat bermanfaat karena dapat
pada kebutuhan perangkat, tenaga menjaga kerapihan buku di rak dan
pustakawan, dan penguasaan disiplin pustakawan dapat mengetahui
ilmu. kekurangan bahan pustaka di rak
8. Sumber Dana Klasifikasi 2. Memudahkan Mengetahui
Bahan Pustaka di Kekurangan Bahan Pustaka
Perpustakaan SMA Negeri 5 Berdasarkan wawancara yang
Sidrap telah dilakukan maka dapat
Dari hasil wawancara yang disimpulkan bahwa klasifikasi yang
dilakukan di atas dapat disimpulkan diterapkan oleh pengelola
bahwa sumber dana klasifikasi bahan perpustakaan SMA Negeri 5 Sidrap
pustaka di SMA Negeri 5 Sidrap yaitu dapat mengetahui koleksi yang hilang
berasal dari kartu anggota atau dipinjam oleh pemustaka.

78
3. Memudahkan Pustakawan perangkat dapat juga menyebabkan
dan Pemustaka Dalam ketiadaan ketersediaan E-DDC atau
Menelusuri Bahan Pustaka DDC elektronik yang dapat membantu
Berdasarkan wawancara yang atau mempermudah pustakawan
telah dilakukan maka dapat dalam mengklasifikasi bahan pustaka.
disimpulkan bahwa sistem klasifikasi 3. Implikasi penerapan sistem
yang diterapkan oleh pengelola SMA klasifikasi DDC dalam pengolahan
Negeri 5 Sidrap sangat membantu pustaka di SMA Negeri 5 Kabupaten
dalam penelusuran bahan pustaka. Sidrap adalah sistem klasifikasi dapat
memberikan kerapihan dan
memudahkan mengetahui kekurangan
CONCLUSION bahan pustaka di rak.

Berdasarkan hasil penelitian tentang


“Analisis Penerapan Sistem Klasifikasi
DDC Dalam Pengolahan Pustaka di
SMA Negeri 5 Kabupaten Sidrap”
maka dapat diambil kesimpulan BIBLIOGRAPHY
sebagai berikut:
1. Penerapan sistem klasifikasi bahan [1] Arafat, Yasser. “Analisis Bagan
pustaka yang dilakukan pustakawan Klasifikasi Islam “.Tesis. Depok:
di perpustakaan SMA Negeri 5 PPs Universitas Indonesia, 2011.
Kabupaten Sidrap yaitu berdasarkan [2] Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan
subyek bahan pustaka dengan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
menggunakan skema klasifikasi Dewey Bumi Aksara, 2011.
Decimal Classification (DDC) dalam
[3] Bungin, H. M. Burhan. Metodologi
bentuk ringkasan DDC cetak. Langkah
Penelitian Kuantitatif . Jakarta:
yang dilakukan pustakawan dalam
Kencana, 2011.
mengklasifikasi bahan pustaka dengan
menggunakan DDC cetak yaitu: [4] Departemen Agama RI. Qur’an dan
a. menentukan subyek dari judul, kata Terjemahnya. Jakarta: Pustaka
pengantar, dan disiplin ilmu dari Agung Harapan, 2006.
bahan pustaka. [5] Departemen Pendidikan Nasinal
b. Menentukan notasi dari judul atau RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia .
kata pengantar dari setiap bahan Jakarta: Pusat Bahasa, 2008
pustaka. [6] Habsyi, Sitti Husaebah Pattah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengantar Tajuk Subyek dan
pustakawan dalam mengklasifikasi Klasifikasi. Makassar: Alauddin
bahan pustaka di perpustakaan SMA University Press, 2012.
Negeri 5 Kabupaten Sidrap adalah [7] Hartono. Manajemen Perpustakaan
ketiadaan kebutuhan perangkat dan Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz
tenaga pustakawan sehingga dalam Media, 2016.
proses klasifikasi terhambat [8] Ibrahim, Andi. Pengantar Imu
dikarenakan pengelola perpustakaan Perpustakaan dan Kearsipan.
kurang mendapat perhatian dari Jakarta: Gunadarma Ilmu, 2015.
kepala sekolah. Dari Kebutuhan

79
[9] Mathar, Muh Quraisy. Sejarah
Perkembangan Perpustakaan
Islam. Makassar: Alauddin
University Press, 2015.
[10] Mohamad Rotmianto, ‘’Mencermati
Nomor-Nomor Opsional (Optional
Number) Dalam Sistem Klasifikasi
Persepuluhan Dewey Edisi 23
(DDC Edition 23)’’, Record
And Library Journal 1, no. 1
(2015): h. 3-11
[11] Moleong, Lexy J. Metodologi
Penelitian Kualitaif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005.
[12] Muliyadi, Irvan. Dasar-Dasar
Kepustakawanan. Makassar:
Alauddin University Press, 2013.
[13] Noor, Juliansyah. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Kencana, 2011.
[14] NS, Sutarrno. Kamus Perpustakaan
dan Informasi . Jakarta: Jalai
Permata, 2008.
[15] Perpustakaan Nasional RI. Standar
Nasional Perpustakaan
Perpustakaan Perguruan
Tinggi.Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2009.
[16] Prastowo, Andi. Manajemen
Perpustakaan Sekolah Profesional.
Yogyakarta: Diva Press, 2012

80

Anda mungkin juga menyukai