Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN

KETERSEDIAAN BUKU AJAR KOLEKSI


PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
Anton Risparyanto
Pustakawan Universitas Islam Indonesia

Penelitian masalah ketersediaan buku ajar koleksi suatu perpustakaan harus diselesaikan melalui
suatu rumusan terlebih dahulu, sehingga prosedur penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan
baik. Tujuan penelitian ini untuk mencari berbagai faktor penentu buku ajar koleksi perpustaakaan
perguruan tinggi, sehingga pengadaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian ini
menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan hasil yang diperoleh, bahwa buku ajar koleksi
perpustakaan perguruan tinggi sangat ditentukan oleh lembaga induk perpustakaan yang telah
mengeluarkan kebijakan, dengan memberi reward, bagi pengajar yang menghasilkan karya
sebagai tambahan koleksi perpustakaan. Sedangkan kebijakan perpustakaan yang dilakukan dalam
melakukan pengembangan koleksi melalui berbagai prosedur yang berurutan antara lain melakukan
verifikasi anggaran yang digunakan untuk pengadaan (pembelian, hadiah, penggandaan), evaluasi,
penyiangan (weeding), dan perawatan koleksi buku.
Kata Kunci : buku ajar, koleksi perpustakaan perguruan tinggi
PENDAHULUAN sampai lapisan atas untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan negara. Kecerdasan
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil
bangsa dapat terwujud dengan baik apabila
penelitian tesis yang berjudul Pengaruh Satuan
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
Acara Perkuliahan Terhadap Ketersedian
berfungsi dan bertujuan mengembangkan
Koleksi Perpustakaan dan Faktor-Faktor
kemampuan dan membentuk watak serta
Yang Mempengaruhinya. Mengingat dalam
peradaban bangsa yang bermartabat, dalam
penelitian tersebut menggunakan dua metode
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
kuantitatif dan kualitatif, maka dalam tulisan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
ini menggunakan metode kualitaif dengan me
anak didik agar menjadi manusia yang beriman
ngalami perubahan kalimat sedikit yang tidak
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengubah subtansi dan isi. Maka judul tulisan
berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif,
ini menjadi Faktor-Faktor yang Menentukan
mandiri dan menjadi warga negara yang
Ketersediaan Buku Ajar Koleksi Perpustakaan.
demokratis serta bertanggung jawab. Sistem
Pemaparan tulisan ini dimulai dari latar pendidikan dimulai dari pendidikan dasar sampai
belakang alasan penelitian sampai penggamba pada pendidikan perguruan tinggi. Adapun jenis
ran berbagai masalah kejadian yang harus pendidikan perguruan tinggi tersebut antara
dirumuskan guna untuk memecahkan masalah lain seperti: akademi, politeknik, sekolah tinggi,
yang dapat bermanfaat secara aplikatif maupun institut, dan universitas. Universitas Islam
teoritis. Penggunaan acuan penelitian sebelumnya Indonesia merupakan salah satu perguruan
sebagai kajian pustaka dan landasan teori untuk tinggi swasta yang mempunyai beberapa
menjelaskan posisi penelitian sangat diperlukan fakultas dan program studi. Setiap program
sehingga dapat menentukan metode yang studi mempunyai visi dan misi masing-masing
digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan guna untuk mendukung visi dan misi universitas.
hasil penentuan ketersediaan buku ajar koleksi
Dalam mencapai suatu tujuan sesuai
perpustakaan dalam mengambil kesimpulan
dengan visi dan misi yang telah ditentukan
sebagai dasar untuk memberikan saran.
oleh universitas, maka setiap prodi mempunyai
beberapa sasaran yang harus dicapai oleh
Latar Belakang Masalah
masing-masing prodi. Sasaran tersebut dapat
Kebutuhan pendidikan sangat diperlukan dicapai melalui aktivitas program kerja prodi
oleh semua masyarakat dari lapisan bawah
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
yang telah disusun sesuai dengan kurikulum dengan tujuan untuk mencari faktor-faktor yang
yang berlaku setiap program studi. Agar menentukan ketersediaan buku ajar koleksi
setiap kurikulum pembelajaran dalam mata perpustakan. Sedangkan manfaat penelitian ini
pelajaran dapat berjalan dengan baik, maka secara implikatif dapat menentukan buku ajar
diperlukan yang dapat menggerakkan atau koleksi perpustakaan secara efesien sehingga
memperinci setiap materi pelajaran atau pokok- menghemat anggaran dan secara teori satuan
pokok kegiatan yang terdapat pada silabus acara perkuliahan dapat digunakan sebagai alat
setiap mata kuliah masing-masing. Agar setiap bantu seleksi ketersediaan koleksi perpustakaan.
materi yang terdapat disetiap silabus dapat
disampaikan dengan baik, maka diperlukan Kajian Pustaka
penjabaran secara terperinci melalui Satuan Ada beberapa peneliti sebelumnya
Acara Perkuliahan (SAP) setiap mata kuliah. yang telah melakukan penelitian berkaitan
Setiap Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dengan kebutuhan bahan ajar dengan
selalu ditentukan susunan kegiatan belajar kebijakan pengembangan ketersediaan koleksi
mengajar mulai dari diskripsi mata kuliah, tujuan, perpustakaan yang dilakukan di perpustakaan
jumlah tatap muka pertemuan sampai pada perguruan tinggi. Adapun hasil penelitian yang
referensi literatur sumber buku bidang tertentu dijadikan kajian pustaka untuk penelitian ini adalah :
sebagai bahan ajar bagi peserta didik dalam suatu a. Penelitian tugas akhir (tesis) Randanelis,
pengajaran (Lasa, HS., 2009). Ketersediaan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya
buku ajar koleksi perpustakaan, bertujuan Program Magister Ilmu Perpustakaan
untuk memenuhi kebutuhan pemustaka atau Universitas Indonesia dengan judul Kajian
mahasiswa yang berguna sebagai pendukung Ketersediaan Koleksi Buku Ajar (Studi
proses kelancaran belajar mengajar setiap mata Kasus di Perpustakaan Universitas Islam
kuliah antara mahasiswa dan dosen, maka Negeri Sultan Syarif Kasim Riau) dengan
pengembangan ketersediaan buku ajar koleksi masalah yang dikemukakan kebutuhan
perpustakaan harus menjadi prioritas utama. buku ajar (wajib) yang mutakhir dan
Banyaknya buku ajar yang tercantum relevan tidak dapat disediakan semua
dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP) sehingga kebutuhan pemustaka tidak dapat
menjadi penentu atau mempunyai konstribusi terpenuhi karena jumlah koleksinya kurang.
besar dalam ketersediaan buku ajar koleksi Metode yang digunakan dalam penelitian
perpustakaan. Maka ketersediaan koleksi saudara Randalis adalah analisa deskritif
perpustakaan memerlukan pelaksanaan kuantitatif dan kualitatif, adapun kesimpulan
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dari analisa data kualitatif faktor-faktor yang
setiap mata kuliah masing-masing. mempengaruhi kurang tersedia dan kurang
mutakhir koleksi perpustakaan Universitas
RUMUSAN MASALAH Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
adalah sebagai berikut :
Dengan mengacu uraian tulisan
yang terdapat di latar belakang di atas, 1. Perpustakaan tidak memiliki kebijakan
maka penelitian ini, dapat dirumuskan pengembangan koleksi, sehingga pro
”Faktor-Faktor Apakah yang Menentukan Ke- ses pengadaan dilakukan tanpa ada
tersediaan Buku Ajar Koleksi Perpustakaan? pedoman yang jelas.
2. Kurangnya kerjasama dengan
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN pemustaka khususnya tenaga pengajar
Ketersediaan buku ajar koleksi mahasiswa dalam seleksi koleksi
perpustakan dapat ditentukan melalui sumber perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari
materi yang terdapat dalam silabus atau sering terlambat dan bahkan tidak ada
Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Penelitian respon dari tenaga pengajar ketika di-
ini bertempat di Fakultas Hukum Universitas minta untuk mengirimkan daftar judul-
Islam Indonesia tahun ajaran 2010/2011 judul buku yang mereka butuhkan.

12
Faktor-faktor Yang Menentukan Ketersediaan Buku Ajar Koleksi Perpustakaan ... Anton R.
3. Evaluasi koleksi Perpustakaan setiap mata kuliah (Yuyun Yulia dan Sujana
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif 2009). Dari berbagai hal tersebut bisa dirangkum
Kasim Riau sejak berdiri sampai dalam silabus yang diuraikan secara terperinci
sekarang belum pernah melakukan dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Dengan
evaluasi terhadap koleksi dan survey dasar materi inilah, pengembangan ketersediaan
kebutuhan pemustaka, sehingga koleksi perpustakaan pergruan tinggi
arah pengembangan koleksi belum memerlukan alat bantu silabus dalam melakukan
disesuaikan dengan kebutuhan seleksi pemilihan koleksi perpustakaan.
pemustaka (Randalis: 2009).
Dengan dasar teori inilah peneliti
b. Hasil tugas akhir Mufti Hakim dengan bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikan
menggunakan metode penelitian kualitatif dan konstribusi atau besarnya pengaruh Satuan
yang membahas masalah pengembangan Acara Perkuliahan (SAP) terhadap ketersediaan
koleksi perpustakaan hasil studi kasus di buku ajar (wajib) koleksi perpustakaan serta
Sekolah Lanjutan Pertama Negeri 142, 206, hal-hal yang mempengaruhinya. Sehingga
dan 215 Jakarta Barat. Dari penelitin ini perbedaan dengan penelitian yang sebelumnya
diperoleh berbagai hal kebijakan sebagai dilakukan oleh Saudara Randalis adalah:
berikut: sekolah menyediakan anggaran
a. Peneliti sebelumnya (Randalis) menguji
tetap untuk pengadaan koleksi buku ajar;
evaluasi ketersediaan koleksi buku ajar
pengemba ngan koleksi hanya melalui
(wajib) di Perpustakaan Universitas Islam
proses seleksi dan pengadaan koleksi
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau untuk
kurang melibatkan peran pustakawan;
mengetahui banyaknya buku ajar koleksi
pengadaan koleksi dilakukan dengan
perpustakaan sedangkan pada penelitian
mengundang penerbit dan pembelian
ini untuk mencari besarnya pengaruh/
langsung ke toko buku; perbaikan
konstribusi Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
koleksi yang rusak dilakukan sendiri oleh
terhadap ketersediaan buku ajar koleksi
pustakawan; penyiangan koleksi dilakukan
perpustakaan.
secara spontan sesuai dengan kebutuhan.
b. Hal-hal yang mempengaruhi ketersediaan
Kepala sekolah dan pengelola perpustakaan
koleksi buku ajar (wajib) koleksi perpustakaan
mengambil kebijakan menambah koleksi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
dengan melalui kerja sama dengan lembaga
Riau tidak ada kebijakan pengembangan
lain (perpustakaan umum) serta sumbangan
koleksi dan tidak pernah dilakukan evaluasi
terhadap pemerhati perpustakaan dan siswa
koleksi.
yang telah lulus (Mufti Hakim: 2008).
c. Sedangkan dari penelitian Mufti Hakim
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka diperoleh berbagai hal yang mempengaruhi
menurut pengetahuan peneliti, ketersediaan buku ketersedian buku ajar koleksi perpustakaan
ajar (wajib) koleksi perpustakaan merupakan melalui proses seleksi untuk pengadaan
review penelitian sebelumnya saudara buku ajar; sekolah menyediakan anggaran
Randalis dan Mufti Hakim yang dilakukan di tetap; pengadaan koleksi dilakukan dengan
tempat dan waktu berbeda, sehingga dengan melalui pembelian langsung ke toko
review tersebut apakah ada kesamaan atau buku; perawatan rusak dilakukan sendiri
bahkan ada temuan lain dalam menentukan oleh pustakawan; penyiangan (weeding)
ketersedian buku ajar koleksi perpustakaan. koleksi dilakukan secara spontan sesuai
dengan kebutuhan; sekolah dan pengelola
LANDASAN TEORI perpustakaan dalam menambah koleksi
Ketersediaan buku ajar koleksi dengan melalui kerja sama dengan lembaga
perpustakaan perguran tinggi ditentukan lain (perpustakaan umum) serta sumbangan
oleh berbagai faktor diantaranya kebijakan terhadap pemerhati perpustakaan dan siswa
pengelolaan perpustakan serta jumlah program yang telah lulus.
studi, mata kuliah tingkat pendidikan, kegiatan Dari hasil penelitian tersebut, akan
penelitian dan banyaknya sumber buku ajar dilakukan uji kembali secara kuantitatif hasil

13
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
penelitian Randalis dan juga akan dilakukan kali yang harus ditempuh, sehingga pengadaan
review kembali hal-hal yang mempengaruhinya, koleksi perpustakaan merupakan salah satu
dengan tempat dan lokasi di Perpustakaan bagian kegiatan dari pengembangan koleksi.
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia. Statemen tertulis dalam suatu dokumen yang
berisi rincian rencana kegiatan dan segala
Metodologi yang Digunakan informasi yang dapat digunakan oleh pustakawan
Waktu yang digunakan dalam sebagai dasar berfikir dalam melakukan
pengambilan data kualitatif dimulai 11 Februari pengembangan koleksi perpustakaan.
sampai dengan 12 Maret 2011, melalui observasi “collection development is a ‘written statement’
langsung di lapangan serta wawancara secara of that plan, providing details for guidance of the
mendalam kepada kepala divisi perpustakaan library staff”(Edward Evan;2005) merupakan
sebagai pengambil kebijakan dalam pengadaan perencanaan dari pengadaan koleksi
koleksi perpustkaan. Sedangkan variabel yang perpustakaan. Pengembangan koleksi menurut
digunakan yaitu, ketersediaan buku ajar melalui Edward Evans tersebut adalah suatu proses
alat bantu seleksi Satuan Acara Perkuliahan untuk mengetahui letak tempat kelebihan dan
(SAP) tahun ajaran 2009/2010 yang terdiri dari kekurangan (strength and weakness) koleksi
buku ajar wajib dan anjuran. Analisa data kualitatif perpustakaan, sehingga kekurangan tersebut
dilakukan melalui reduksi data yang diperoleh dapat diperbaiki demi terciptanya koleksi yang
setiap tahap demi tahap, sehingga yang dapat kuat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
digunakan untuk memperoleh suatu kesimpu bahwa yang dimaksud pengembangan koleksi
lan dalam mengetahui berbagai macam faktor adalah suatu proses kegiatan yang terencana
ketersediaan buku ajar koleksi perpustakaan. dari sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan koleksi perpustakaan. Proses
Faktor-faktor Yang Menent ukan Ketersedian kegiatan pengembangan koleksi tersebut
Buku Ajar meliputi: analisa pengguna perpustakaan, seleksi
koleksi perpustakaan, kebijakan seleksi (akuisi),
Koleksi perpustakaan merupakan pemangkasan koleksi (pruning), berkongsi
sekumpulan dokumen hasil karya alihan se sumber daya (resource sharing), pengadaan,
seorang dalam bentuk tercetak (text book) penyiangan (weeding) dan evaluasi (evaluation)
maupun non cetak (audio–visual) dalam berbagai dan perawatan koleksi perpustakaan.
media yang mempunyai nilai pendidikan,
dihimpun, diolah dan dilayankan yang berguna Pengembangan buku ajar koleksi
untuk pengembangan ilmu pengetahuan atau perpustakaan fakultas menjadi tanggung
penyebaran informasi. Koleksi tersebut meliputi jawab fakultas sebagai lembaga induk dan
berbagai macam jenis subyek dan ragam koleksi perpustakaan sebagai lembaga bawahan yang
seperti koleksi buku teks (text books), rujukan, bertugas menyediakan, memelihara, mengorga
bahan ajar, terbitan berseri, terbitan pemerintah, nisasi, dan mendayagunakan teknologi informasi
muatan lokal, koleksi referens dan koleksi lain. (Indonesia; 2009). Pengembangan buku ajar
koleksi perpustakaan fakultas selalu dipengaruhi
Bagian jenis dan ragam koleksi buku ajar oleh berbagai hal kebijakan fakultas sebagai
perpustakaan yang berguna untuk mendukung lembaga induk dan kebijakan perpustakaan
kelancaran proses belajar mengajar antara dosen sebagai lembaga penyedia sumber informasi
dan mahasiswa pada suatu perguruan tinggi buku ajar. Adapun berbagai hal kebijakan tersebut
tersebut sangat penting adanya pengembangan dapat dikelompokan menjadi dua bagian:
koleksi (developing collection) yang berorientasi
a. Kebijakan Fakultas
kepada kebutuhan pengguna (relevan), lengkap,
mutakhir, efektif dan hasil kerja sama semua Dalam penyediaan buku ajar koleksi per-
pihak yang berkepentingan seperti pustakawan, pustakaan yang berguna untuk mendukung
pimpinan, sivitas akademika dan pemustaka. proses kelancaran kegiatan belajar
mengajar, kebijakan fakultas menyediakan
Pengembangan koleksi perpustakaan dana anggaran secara rutin untuk pengem-
merupakan langkah awal atau kegiatan pertama bangan buku ajar koleksi perpustakaan.

14
Faktor-faktor Yang Menentukan Ketersediaan Buku Ajar Koleksi Perpustakaan ... Anton R.
Motivasi yang diberikan bagi setiap dosen 1. Jenis dokumen diterbitkan ini merupakan
dalam menghasilkan karya tulis (intelek- hasil karya dosen dari kalangan dalam
tualnya) sebagai referensi bahan ajar dari (intern) yang diterbitkan secara resmi
kalangan intern, dan dapat digunakan untuk oleh lembaga fakultas yang bersangku
membantu ketersediaan buku ajar koleksi tan, seperti buku teks (text book),
perpustakaan, pihak fakultas sebagai untuk kalangan umum dan beredar di
lembaga induk telah menentukan berbagai pasar bebas, sehingga siapapun bisa
kebijakan yang berlaku bagi setiap dosen memperoleh dan menggunakannya
sebagai pengampu mata kuliah. Kebijakan sebagai bahan koleksi perpustakaan.
yang diambil dari fakultas tersebut antara
2. Dokumen tidak diterbitkan (dokumen nir
lain:
diterbitkan) ini merupakan hasil karya
1. Setiap dosen yang mempunyai atau dosen atau fakultas setempat (intern)
menghasilkan karya cetak (dokumen) yang tidak diterbitkan oleh lembaga
berbentuk buku maupun dalam bentuk yang bersangkutan, dan tidak untuk
lain yang diterbitkan fakultas seb bagai kalangan umum seperti (tesis, disertasi,
lembaga induk (intern) maupun yang laporan penelitian) dan tidak dijumpai di
diterbitkan dari luar lembaga induk pasar bebas. Maka hanya fakultas atau
(ekstern) diwajibkan menyerahkan satu perpustakaan fakultas bersangkutan
eksemplar kepada lembaga induk. yang dapat memperoleh hasil karya ini.
2. Bagi setiap dosen yang menyerahkan b. Kebijakan Perpustakaan
hasil karya cetak (dokumen) kepada Perpustakaan fakultas merupakan
fakultas, baik yang tidak diterbitkan salah satu perpustakaan yang terdapat pada
maupun yang diterbitkan oleh lembaga fakultas, sebagai lembaga bawahan dari
induk (intern) maupun dokumen yang setiap fakultas yang bersangkutan. Segala
diterbitkan diluar lembaga (ekstern), macam bentuk kegiatan dan kebijakan per-
mendapat reward sebagai pengganti foto pustakaan fakultas sangat dipengaruhi dan
kopi, de ngan tarif sebesar Rp 3.500,- ditentukan oleh fakultas sebagai lembaga
setiap halaman. induk. Fungsi utama perpustakaan fakultas
adalah sebagai unit informasi yang menye-
Dengan adanya kebijakan fakultas ini,
diakan berbagai macam buku ajar koleksi
maka dosen akan termotivasi untuk meng-
perpustakaan sebagai pendukung kelan-
hasilkan karya intelektual yang diterbitkan
caran proses belajar mengajar pada fakultas
oleh lembaga induk (intern) maupun oleh
yang bersangkutan. Ketersediaan buku ajar
lembaga diluar lembaga induk (ekstern),
koleksi perpustakaan yang dikembangkan
dan dokumen yang tidak diterbitkan (tesis,
oleh perpustakaan fakultas harus sesuai
disertasi, laporan penelitian). Hasil karya
dengan ketentuan yang terdapat dalam
setiap dosen dapat dijadikan sumber buku
Satuan Acara Perkulihaan (SAP).
ajar dokumen yang diterbitkan maupun
dokumen yang tidak diterbitkan yang Kebijakan pengembangan koleksi
banyak digunakan sebagai referensi buku (developing colletion policy) bertujuan untuk
ajar dalam mendukung kelancaran proses memenuhi ketersedian buku ajar koleksi
bejar mengajar. Ketersediaan sumber buku perpustakaan yang dibutuhkan oleh mahasiswa
ajar koleksi perpustakaan yang dihasilkan (pemustaka) dan berguna untuk mendukung
secara intern telah diusahakan oleh fakultas proses kelancaran belajar mengajar antara
sebagai lembaga induk, sehingga per- dosen dan mahasiswa. Ada beberapa prosedur
pustakaan tidak melakukan pengadaan lagi. kebijakan yang dilakukan oleh perpustakaan
Adapun sumber buku ajar yang dihasilkan fakultas dalam pengembangan ketersediaan
secara intern oleh fakultas sebagai lembaga buku ajar koleksi perpustakaan antara lain:
induk yang bersangkutan dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu:

15
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
1. Verifikasi (Pemeriksaan) Terhadap Buku tahui jumlah anggaran yang masih tersedia
Ajar untuk melakukan pembelian buku ajar.
Apabila anggaran yang tersedia cukup untuk
Verifikasi terhadap buku ajar yang
melakukan pembayaran kontan (cash),
dijadikan sebagai sumber belajar mengajar
maka pembelian buku dilakukan secara
antara dosen dan mahasiswa. Verifika-
langsung. Tetapi kalau anggaran telah
si dilakukan untuk mengetahui berbagai
habis, maka pembelian buku ajar menunggu
referensi buku ajar koleksi perpustakaan
periode berikutnya, sehingga pembelian
yang akan dikembangkan. Adapun yang
dapat dilakukan secara pasti sesuai dengan
perlu diverifikasi terhadap buku ajar antara
dana anggaran yang telah tersedia.
lain:
a). Verifikasi Buku Ajar dalam SAP 3. Pelacakan Sumber Koleksi Buku Ajar

Verifikasi tersebut dilakukan terhadap Dalam melakukan pelacakan terhadap


buku ajar yang akan dijadikan koleksi per- sumber buku ajar koleksi perpustakaan
pustakaan. Verifikasi ini bertujuan untuk yang dibutuhkan, perpustakaan menempuh
mengetahui judul (subyek), pengarang, berbagai cara sesuai sarana dan prasarana
tempat terbit, penerbit dan tahun terbit dari yang tersedia baik tercetak maupun melalui
suatu buku ajar. Dengan melakukan verifika- teknologi informasi. Adapun sarana dan
si, sehingga diketahui asal dokumen sumber prasarana yang digunakan untuk melakukan
buku ajar tersebut, dihasilkan secara intern pelacakan sumber ketersediaan buku ajar
atau ekstern buku asing atau Indonesia, dan koleksi perpustakaan tersebut antara lain:
juga untuk mengetahui jenis dokumen yang a) Katalog Penerbit, Brosur dan Lembar
tidak diterbitkan atau yang diterbitkan dan Promosi.
beredar di pasaran.
Dengan menggunakan sarana ini,
b). Verifikasi Ketersediaan Buku Ajar Koleksi perpustakaan memperoleh informasi
Perpustakaan. tentang asal terbitan buku dan cara
Verifikasi tersebut dilakukan untuk memperolehnya serta alamat agen-agen
mengetahui ketersediaan buku ajar koleksi penyalur buku yang tercantum dalam
perpustakaan yang sudah dimiliki dalam sarana tersebut sudah terbiasa dibawa
edisi lain, pernerbit lain, bahasa asing atau oleh sales bersama pada saat melakukan
belum memiliki sama sekali. Maka buku ajar penawaran buku hasil terbitannya dan
yang akan dibeli sesuai dengan sasaran diberikan kepada setiap perpustakaan,
dan kebutuhan. Dengan adanya verifikasi sehingga pihak perpustakaan dapat
tersebut, sehingga ketersediaan koleksi memperoleh dengan mudah.
buku ajar koleksi perpustakaan selalu: b) Pangkalan Data Terpasang (Online
1) Akurat : yang berarti cakupan isinya Database) dan Internet.
harus dapat memenuhi kebutuhan Online database dan internet merupakan
pengguna. sarana yang digunakan untuk melakukan
2) Mutakhir: yang berarti bahwa koleksi penelusuran sumber buku ajar yang
yang ada harus mengikuti perkembangan berasal dari terbitan luar kota Yogya-
penerbitan buku. karta. Dengan demikian dapat dihemat
biaya, tenaga, dan waktu.
3) Relevan: yang berarti koleksi harus
se suai dengan program pendidikan, c) Bibliografi Nasional.
pengajaran, penelitian dan pengabdian Bibliografi Nasional merupakan daftar
masyarakat. buku yang dikeluarkan oleh Per-
pustakaan Nasional, yang memuat
2. Verifikasi Dana Anggaran (Budgeting)
semua hasil terbitan suatu negara atau
Verifikasi dilakukan terhadap ketersedi- bersifat nasional. Sarana Bibliografi
aan anggaran yang berguna untuk menge- Nasional ini digunakan dalam mencari

16
Faktor-faktor Yang Menentukan Ketersediaan Buku Ajar Koleksi Perpustakaan ... Anton R.
judul, pengarang, kota terbit, penerbit a) Pembelian Koleksi Buku Ajar
dan tahun terbit, sumber buku ajar
Pembelian dilakukan untuk memenuhi
yang akan dibeli. Dengan cara ini per-
kebutuhan terhadap buku ajar yang
pustakaan akan lebih mudah dalam
belum dimiliki. Pembelian dilakukan
mencari koleksi buku yang dibutuh-
terhadap sumber buku ajar hasil terbitan
kan. Setiap penerbit harus menyerah-
ekstern lembaga induk dengan alasan,
kan judul dan pengarang suatu buku
bahwa buku ajar hasil terbitan intern
yang akan diterbitkan ke Perpustakaan
lembaga induk sudah diadakan melalui
Nasional RI sebagai syarat untuk
kebijakan fakultas terhadap dosen
memperoleh International Serial Book
yang telah menyerahkan dan menerima
Number (ISBN). Disamping menggu-
reward dari hasil karya cetaknya (buku).
nakan Bibliografi Nasional, pelacakan
Pembelian buku ajar dilakukan secara
sumber informasi juga dapat dilakukan
tidak langsung penundaan maupun
melalui bibliografi yang dimuat dalam
pembelian secara langsung ke toko
buku tesis, indek sitiran, serta organ-
buku terdekat maupun secara online,
isasi internasional semacam UNESCO,
penerbit dan agen pemesanan buku
FAO, dan WHO sebab dalam bibliografi
yang sering kali melakukan penawaran
tersebut sering dicantumkan dokumen
buku di perpustakaan. Pembelian buku
yang diterbitkan dan yang tidak diter-
ajar dilakukan dengan melalui prosedur
bitkan. Pelacakan sumber informasi
sebagai berikut:
buku ajar diatas merupakan pelacakan
yang dilakukan secara tidak langsung, 1) Verifikasi terhadap buku ajar yang
sehingga apabila sumber buku ajar tidak tercantum dalam Satuan Acara
terdapat pada sarana seperti bibliografi Perkuliahan (SAP) dan ketersediaan
dan katalog penerbit tercantum diatas, koleksi perpustakaan.
maka pelacakan sumber buku ajar dapat 2) Verifikasi terhadap anggaran pem-
dilakukan melalui: belian buku.
d) Secara langsung menghubungi: 3) Menentukan buku ajar akan dibeli
1) Penulis sebagai penghasil karya do- (belum punya dan dana siap) den-
kumen bahan pustaka buku ajar ini. gan prioritas tertentu, sedang tidak
Cara ini dilakukan terhadap doku- beli karena sudah punya dan ditunda
men yang tidak diterbitkan. karena menunggu dana.

2) Badan pembuatnya atau penerbit 4) Membuat daftar prioritas dan pesan-


dokumen yang berkaitan, sehingga an pembelian/ pemesanan ke toko,
langsung memperoleh informasi penerbit, agen (sales).
buku ajar yang akan dibeli. 5) Membuat daftar arsip pesanan dan
pengiriman pesanan.
4. Pengadaan Buku Ajar Koleksi Per-
pustakaan. Dengan adanya prosedur pembelian
buku tersebut, maka pembelian buku ajar
Pengadaan koleksi buku ajar koleksi
koleksi perpustakaan tersebut disesuaikan
perpustakaan merupakan prosedur pengem-
dengan diagram alur prosedur pembelian/
bangan buku ajar koleksi perpustakaan
pemesanan bahan perpustakaan.
yang belum dimiliki atau masih kurang.
Pengadaan ini bertujuan untuk memenuhi b) Reproduksi/ fotokopi
kebutuhan pemustaka dan berguna sebagai
Pengadaan koleksi buku ajar melalui
pendukung kelancaran proses belajar
reproduksi/ fotokopi dilakukan pada:
mengajar antara dosen dan mahasiswa.
Adapun prosedur tersebut adalah sebagai 1) Koleksi repositori (seperti tesis, dis-
berikut: ertasi, hasil penelitian) hasil karya
dosen setempat (intern) atau lemba-

17
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
ga induk dengan ijin penulis. Hal ini 3. Membandingkan buku ajar yang
dilakukan agar tidak melanggar hak terdapat pada Satuan Acara Perkuliahan
cipta seseorang karena dokumen ti- (SAP) dengan ketersediaan koleksi
dak diterbitkan dan tidak beredar di perpustakaan.
toko-toko buku.
6. Penyiangan (weeding)
2) Buku terbitan lama yang sudah tidak
Prosedur ini dilakukan apabila terjadi
diterbitkan lagi, tetapi masih digu-
perubahan ketersediaan buku ajar koleksi
nakan oleh dosen sebagai buku ajar.
perpustakaan harus menyesuaikan dengan
c) Sumbangan. sumber buku ajar wajib yang terdapat
Untuk menambah judul koleksi buku ajar Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Adapun
perpustakaan Fakultas Hukum Univer- tujuan perpustakaan melakukan penyiangan
sitas Islam Indonesia diperoleh melalui (weeding) adalah sebagai berikut:
sumbangan dari: 1) Menyediakan tambahan tempat (shelf
1) Mahasiswa yang telah lulus space) yang dapat digunakan untuk
koleksi baru.
2) Pemerhati (dosen, para tokoh, alum-
ni, pengurus lembaga) perpustakaan 2) Membuat ketersedian koleksi mutakhir,
relevan, dan efektif sehingga diakses
5. Evaluasi oleh pemustaka.
Evaluasi dilakukan setiap ada 3) Mempermudah pencarian koleksi yang
perubahan kurikulum dengan alasan untuk dibutuhkan oleh pemustaka.
mengembangkan ketersediaan koleksi buku
4) Pengelolaan koleksi pepustakaan dapat
ajar dan untuk menentukan pengajuan
dilakukan oleh staf secara efektif dan
anggaran yang akan digunakan untuk
efisien.
pengadaan koleksi. Disamping mempunyai
fungsi seperti di atas, evaluasi pengem- 7. Perawatan.
bangan koleksi buku ajar juga mempunyai
Ketersediaan buku ajar koleksi per-
tujuan antara lain:
pustakaan perlu adanya perawatan, agar
1. Menyesuaikan buku ajar koleksi buku tersebut tidak cepat rusak. Adapun
perpustakaan dengan yang tercantum perawatan yang dilakukan terhadap
dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP) buku-buku tersebut antara lain:
2. Untuk mengetahui subyek/ judul koleksi 1. Melakukan penyampulan dengan
buku ajar yang sering dipakai dan jarang menggunakan sampul plastik dengan
(tidak) dipakai. tujuan untuk melindungi buku dari
3. Untuk mengetahui nilai uang dari koleksi gesekan antar buku di penjajaran.
yang ada. 2. Penjilidan terhadap buku-buku yang
4. Untuk mendapatkan data yang sudah lepas atau terpisah halamannya
berguna untuk penyiangan (weeding) sehingga buku dapat digunakan lagi oleh
dan pengembangan koleksi buku ajar pemustaka.
berikutnya. 3. Penyebaran kapur barus di tempat
Adapun prosedur evaluasi ketersediaan pe nyimpanan koleksi, supaya buku
koleksi buku ajar sebagai berikut: terhindar dari serangan dan tidak mudah
rusak.
1. Verifikasi buku ajar pada Satuan Acara
Perkuliahan (SAP). KESIMPULAN
2. Verifikasi ketersediaan buku ajar koleksi a. Besarnya ketersediaan buku ajar koleksi
perpustakaan. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Islam Indonesia tahun 2009 dipengaruhi oleh

18
Faktor-faktor Yang Menentukan Ketersediaan Buku Ajar Koleksi Perpustakaan ... Anton R.
berbagai faktor kebijakan yang ada antara • Reproduksi (fotocopy) terhadap
lain: ”Dokumen nir ditebitkan” dan
1. Kebijakan lembaga induk (fakultas) buku terbitan lama yang sudah
sebagai penyelenggara perpustakaan tidak diterbitkan lagi
dalam menghasilkan buku ajar dengan • Sumbangan dari mahasiswa
tujuan sebagai berikut: yang telah lulus dan pemerhati
• Untuk mengembangkan koleksi per- (dosen, para tokoh, alumni, pe
pustakaan, maka setiap dosen wa- ngurus lembaga) perpustakaan.
jib menyerahkan hasil karya intelek • Evaluasi dilakukan dengan ala-
tualnya baik yang diterbitkan di dalam san untuk mengembangkan ke
(intern) maupun diluar (ekstern) lem- tersediaan koleksi buku ajar dan
baga induk (fakultas). untuk menentukan pengajuaan
• Untuk memenuhi kebutuhan ke anggaran yang akan digunakan
tersediaan buku ajar koleksi per- untuk pengadaan koleksi beri-
pustakaan, pihak fakultas memberi- kutnya
kan reward finansial sebagai ganti • Penyiangan (weeding) dilakukan
ongkos cetak (copy) kepada setiap apabila terjadi perubahan keter-
dosen yang menyerahkan hasil karya sediaan buku ajar koleksi per-
intelektual yang diterbitkan di dalam pustakaan harus menyesuaikan
(intern) maupun di luar (ekstern) lem- dengan sumber buku ajar wajib
baga induk (fakultas) maupun jenis yang terdapat Satuan Acara
tidak diterbitkan (nir diterbitkan). Perkuliahan (SAP).
2. Kebijakan perpustakaan • Perawatan ketersediaan buku
Dalam mengembangkan ketersediaan ajar koleksi perpustakaan sangat
buku ajar koleksi perpustakaan yang penting untuk menjaga kelestari-
bertujuan untuk mendukung proses an bahan pustaka. Dengan ada-
belajar mengajar antara dosen dan nya perawatan secara kontinyu
mahasiswa, perpustakaan melakukan dan baik, kebutuhan ketersedi-
berbagai kebijakan antara lain: aan buku ajar akan dapat terpe-
nuhi.
i. Melakukan verifikasi terhadap buku
ajar yang tercantum dalam Satuan SARAN
Acara Perkuliahan (SAP) dan ke-
1. Verifikasi ketersediaan buku ajar hendaknya
tersediaan buku ajar koleksi perpus-
dilakukan secara kontinyu sesuai dengan
takaan dan verifikasi anggaran untuk
anggaran pengadaan yang turun setiap tiga
pembelian buku ajar koleksi perpust-
bulan sekali.
akaan.
2. Pelacakan sumber buku ajar yang tidak
ii. Pelacakan terhadap sumber buku diterbitkan (nir diterbitkan) ekstern bisa
ajar dengan melalui katalog penerbit, menggunakan direktori khusus (direktori
brosur dan lembar promosi, Biblio- disertasi atau laporan penelitian).
grafi Nasional, pangkalan data terpa- 3. Pengadaan koleksi buku ajar harus dilakukan
sang (online database) dan internet. secara obyektif terhadap semua buku yang
iii. Pengadaan ketersediaan buku ajar dibutuhkan oleh pemustaka.
koleksi perpustakaan dengan me- 4. Pembelian buku ajar terbitan luar negeri
lalui: langsung pada penerbit dengan melalui
internet.
• Pembelian buku ajar langsung 5. Tidak diperbolehkan melakukan reproduksi
ke toko buku terdekat, secara yang melanggar hak cipta karya intelektual
online, penerbit dan melalui agen seseorang.
pemesanan buku.

19
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
6. Sumbangan buku diarahkan terhadap buku Qalyubi, Shibabuddin dkk, Dasar-dasar Ilmu
ajar yang belum tersedia di perpustakaan. Perpustakaan dan Informasi Yogyakarta;
7. Pengadaan koleksi perpustakaan bisa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
dilakukan juga dengan tukar menukar antar Fakultas Adab, 2007
perpustakaan dalam satu universitas. Randalis, Kajian Ketersediaan Koleksi Bahan
8. Evaluasi koleksi sebaiknya dilakukan setiap Ajar (Studi Kasus di Perpustakaan
satu tahun sekali. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
9. Penyiangan (weeding) dilakukan setiap Kasim Riau (tesis), Jakarta, Fakultas Ilmu
space isi rak buku kelihatan penuh. Pengetahuan Budaya Program Magister
10. Perawatan bahan pustaka dapat dilakukan Ilmu Perpustakaan UI, 2009 Saleh, Abdul
secara konservasi terhadap buku yang Rahman, Manajemen Perpustakaan
sudah tidak terbit lagi. Perguruan Tinggi, Jakarta Universitas
Terbuka 1995 Cetakan Kelima, Bandung:
DAFTAR PUSTAKA Tarsito, 1988.
Evans, G. Edward and Margaret Zarnosky Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa
Saponaro, Developing and Information Indonesia Kontemporer, edisi pertama,
Center Collection London: Libraries Jakarta: Modern Ensglis Pres, 1996.
Unlimited, 2005 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode
Hakim, Mufti, Pengembangan Koleksi Penelitian Survai, Jakarta; LP3ES, 1999
Perpustakaan : Studi Kasus di Sekolah Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,
Lanjutan Pertama Negeri 142, 206, dan Bandung: Alfabeta, 2006.
215 Jakarta Barat (skripsi), Jakarta:
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Sulistyo-Basuki, Metode Penelitian, Jakarta:
Program Magister Ilmu Perpustakaan UI, Wedatama Widya Sastra, 2006.
2008 ----------------, Pengantar Ilmu Perpustakaan,
Indonesia, Sekretariat Negara, Peraturan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang ----------------, Teknik dan Jasa Dokumentasi,
Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Sekretariat Negara RI, 2005
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat,
Nasution, S., Thomas, M., Buku Penuntun Jakarta: Sagung Seto,2006
Membuat Skripsi, Tesis, Disertasi,
Makalah, Cetakan 9, Jakarta: Bumi Undang-undang Pendidikan Republik Indonesia
Aksara, 2004. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Pendit, Putu Laxman, Penelitian Ilmu
Perpustakaan dan Informasi (Suatu Undang-undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun
Pengantar Diskusi Epistemologi dan 2007.
Metodologi, Jakarta: JIP-FSUI, 2003. Universitas Islam Indonesia, Buku Pedoman
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Akademik 2009/2010, Yogyakarta:
Nomor 19 Tahun2005 Tentang Standar Fakultas Hukum Universitas Islam
Pendidikan. Indonesia, 2010.

Perpustakaan Nasional RI , Pedoman Umum Wijayanti, Luki, (ed). Perpustakaan Perguruan


Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Tinggi: Buku Pedoman. 3th. ed. (Jakarta:
Perguruan Tinggi, Jakarta: Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional RI,
Nasional RI, 2005. 2004.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Yulia, Yuyun dan Sujana, Janti Gristinawati,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2, Materi Pokok Pengembangan Koleksi,
Jakarta: Balai Pustaka, 1994 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009

20
KARYA TULIS ILMIAH KEPUSTAKAWANAN
Lasa Hs
Kepala Perpustakaan UMY, dosen, dan penulis

Abstraks
Tulisan ilmiah merupakan media komunikasi ilmiah yang menyajikan gagasan, ide, deskripsi, atau
pemecahan masalah. Tulisan ini disajikan secara objektif, jujur, menggunakan bahasa baku, didukung
data & fakta, berlandaskan teori, dan/ atau bukti empirik dan dapat dipertanggung jawabkan. Karya
ilmiah ini berfungsi untuk mengkomunikasikan pemikiran dan hasil penelitian, memperluas wawasan,
memberi kepuasan intelektual, dan memberikan solusi. Oleh karena itu, karya tulis ilmiah ini harus
mengacu pada teori, menyajikan data dan fakta, logis, sistematis, valid, cermat, dan ditulis sesuai
aturan yang standar.
Kata kunci: Kepustakawanan. Pengembangan Profesi. Karya Tulis Ilmiah Profesi Pustakawan.
PENDAHULUAN jukkan bahwa pustakawan yang melakukan
kegiatan penulisan adalah pustakawan
Budaya tulis dan budaya baca
senior. Pustakawan senior ini adalah
masih rendah di kalangan pustakawan dan
mereka yang karena jabatan fungsional ke-
pengelola perpustakaan meskipun mereka
pustakawanannya mensyaratkan mereka
bergelut dengan bacaan. Hal ini berakibat
untuk menulis untuk kenaikan jabatan.
lambannya pengembangan ilmu perpustakaan,
(Susilowati, 2007)
perpustakaan dan profesi pustakawan.
2. Media tulis merupakan salah satu me-
LATAR BELAKANG dia komunikasi keilmuan dan pengemba
Di satu sisi dapat dipahami bahwa ngan profesi
kegiatan penulisan ilmiah merupakan media Melalui tulisan dapat dikembangkan
efektif dalam menyimpan, menyampaikan, ilmu perpustakaan dan profesi kepustakawa-
melestarikan dan mengembangkan ilmu nan secara efektif. Sebab media ini memiliki
perpustakaan dan profesi kepustakawanan. jangkauan wilayah yang luas, dapat diakses
Oleh karena itu perlu ditumbuhkembangkan dan dimanfaatkan dalam berbagai kesempa
budaya tulis ilmiah di kalangan pustakawan tan, dan informasinmya dapat diulang-ulang.
dan pengelola perpustakaan de ngan
pertimbangan dan latar belakang pemikiran: 3. Teori, pemikiran, dan hasil penelitian
kepustakawanan perlu dilestarikan dan
1. Rendah kemauan dan kemampuan me dikembangkan.
nulis di kalangan pustakawan dan pegiat
perpustakaan Kegiatan kepustakawanan seperti
seminar, workshop, studi banding, bedah
Kemauan dan kemampuan menulis di buku, penelitian, maupun kegiatan akademik
kalangan pustakawan masih rendah. Hal bidang perpustakaan telah menghasilkan
ini dapat dibuktikan langkanya buku ke- pemikiran, pengalaman, penemuan, dan
pustakawanan yang terbit secara nasional, hasil penelitian. Maka hasil pemikiran itu perlu
seretnya naskah artikel jurnal/ majalah ke- disimpan dan disebarluaskan dalam bentuk
pustakawanan. Sementara itu penulisan tulisan melalui media cetak dan media elek-
buku-buku kepustakawanan masih didomi- tronik/ digital.
nasi oleh para “veteran” dan belum muncul
penulis-penulis generasi penerus meskipun TUJUAN
mereka lulusan S2 perpustakaan dalam
Penulisan kepustakawanan perlu
atau luar negeri.
ditumbuhkembangkan dengan tujuan:
Data lain menyebutkan bahwa hasil
penelitin pada pustakawan PTN DIY menun-
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 21-25 ISSN 1979 - 9527
1. Meningkatkan kemauan dan kemampuan inilah yang akan memeroleh manfaat materi
menulis pustakawan dan pengelola per- dan nonmateri berkelanjutan. Bagi mereka
pustakaan tidak ada istilah pensiun. Sebab mereka itu
telah memiliki sistem, jam, lahan, tempat, dan
Pustakawan sebagai seorang profe-
kesempatan kerja (menulis, sebagai narasumber,
sional harus memiliki kemampuan komuni-
pemateri, mengajar) yang telah mapan.
kasi tulis secara baik. Sedangkan penulisan
karya tulis ilmiah merupakan media komu-
Dilema penulisan karya tulis ilmiah
nikasi antar pustakawan dan antar profesi
lain. Kemampuan penulisan ini merupakan 1. Keterpaksaan
tuntutan tersendiri dalam peningkatan karir
Tidak dipungkiri bahwa penulisan ilmiah
sebagai pustakawan.
seharusnya menjadi bentuk kesadaran
2. Mengembangkan ilmu perpustakaan dan bagi akademisi. Melalui media ilmiah ini
profesi pustakawan dapat dilakukan saling komunikasi keilmuan
diantara para ahli. Dengan penulisan
Melalui produk tulis ilmiah kepustakawa-
ilmiah, suatu bidang keilmuan dapat cepat
nan, akan menyebar ilmu, informasi, dan
berkembang. Namun penulisan ilmiah ini
hasil penelitian kepustakawanan. Melalui
masih dianggap kewajiban yang harus di-
media tulis ini akan semakin cepat perkem-
laksanakan. Sampai-sampai ada aturan
bangan kepustakawanan
bahwa seseorang yang akan naik jabatan
3. Melestarikan dan mengembangkan pe- akademik tertentu diharuskan menulis karya
mikiran, ide, hasil penelitian kepustakawa- ilmiah yang dimuat pada jurnal terakredita-
nan si, maupun internasional. Kemudian untuk
bisa menjadi guru besar antara lain harus
Pemikiran, ide, dan hasil penelitian ke-
menulis buku.
pustakawanan itu perlu dilestarikan dan
dikembangkan dari generasi ke generasi Demikian pula halnya para peserta didik.
terus menerus. dipaksa untuk menulis karya ilmiah berupa
skripsi, tesis, dan disertasi sesuai bidang.
Kepenulisan Dalam hal penulisan karya akademik ini
kadang waktu untuk penulisan skripsi, tesis,
Kegiatan penulisan sebenarnya
disertasi justru lebih lama dari waktu mengikuti
merupakan kegiatan keilmuan dan
kuliah teori. Dari sini dapat dipahami bahwa
kemasyarakatan. Melalui tulisan pustakawan
penulisan ilmiah merupakan hal yang dipak-
dan pengelola perpustakaan dapat ikut serta
sakan dan belum menjadi kesadaran.
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dan kemajuan seseorang. Sebab pemikiran 2. Kurang percaya diri
mereka mampu menembus ke segenap lapisan
Ada kemungkinan rendahnya tulisan
masyarakat. Dengan demikian pustakawan yang
ilmiah yang dipublikasikan karena adanya
memiliki kemauan dan kemampuan menulis
rasa kurang percaya diri. Mereka yang di-
akan mencapai kesuksesan yang sebenarnya.
kategorikan sebagai akademisi maupun
Sebab dengan kemampuan tulis ini, maka piki
kelompok intelektual juga merasa takut
ran, ide, dan penemuan kepustaktawanan dapat
menulis. Ketakutan yang berlebihan ini
dipahami oleh masyarakat yang lebih luas lagi.
menghinggapi guru, dosen, bahkan para
Faktor kepenulisan inilah sebenarnya peneliti.
yang membedakan pustakawan satu dengan
Memang sebagian orang beranggapan
lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan all
bahwa dunia penulisan adalah dunia yang
librarians are same until one of them writes
penuh misteri, menyeramkan dan mena-
book (semua pustakawan itu sama saja
kutkan sehingga untuk memasuki dunia
sampai salah satu diantara mereka itu mau
ini diperlukan keberanian dan kerja keras.
dan mampu menulis buku). Pustakawan yang
Dengan demikian, para pelaku ilmu yang
memiliki kesadaran dan kemampuan menulis

22
Karya Tulis Ilmiah Kepustakawanan ... Lasa Hs
takut menulis ibarat orang yang berani KARYA TULIS ILMIAH
turun ke sungai tetapi tidak bisa berenang,
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang
maka lama kelamaan akan mati tenggelam.
memiliki bobot akademik bila ditinjau dari
Dengan kata lain, seorang ilmuwan yang
aspek pengorganisasian tulisan, substansi
tidak meninggalkan tulisan (buku, artikel,
masalah, akurasi data, dan cara penyajian.
makalah dll) akan tamat sejarahnya begitu
Tulisan ini menyajikan ide, deskripsi, solusi
purna tugas meskipun nyawa masih melekat
yang sistematis, dan disajikan secara obyektif
di badan.
dan jujur. Disamping itu, karya ini disajikan
3. Malas memelajari penulisan dengan bahasa baku, dilengkapi data dan
fakta, didukung teori atau bukti-bukti empirik,
Sebenarnya menulis ilmiah itu bisa di- bermanfaat dan disebarluaskan. Dengan kriteria
pelajari asal ada kemauan, keberanian,
ini dapat dipahami perbedaan antara karya tulis
dan tekun berlatih. Dengan kemauan yang
ilmiah, karya tulis populer, dan karya tulis fiksi.
kuat dan keberanian, seseorang akan maju
beberapa langkah dari yang lain. Membaca Memang terdapat banyak kriteria tentang
teori-teori penulisan saja tidak akan banyak karya tulis ilmiah ini yang sebenarnya saling
memberikan manfaat apabila tidak ada melengkapi. Salah satu kriteria menyatakan
kemauan untuk mencoba dan mencoba. bahwa suatu karya tulis dapat diakui sebagai
Cara ini baru dianggap belajar tentang karya tulis ilmiah apabila memenuhi azas-
menulis dan belum belajar menulis azas penulisan yakni kejelasan/ clearness,

4. Orientasi materi keringkasan/ conciseness, ketepatan/


Secara materi, memang penulisan correctness, kesatupaduan/ unity, pertautan/
ilmiah belum/ tidak menjanjikan keuntungan, coherence, dan pengharkatan/ emphasis.
baik penulisan karya akademik maupun Azas kejelasan berarti bahwa tulisan
karya ilmiah seperti penulisan buku, artikel, mudah dipahami dan tidak menimbulkan salah
bahkan makalah seminar. Berangkat dari titik tafsir. Oleh karena itu dalam pengungkapan ide
ini, maka tak heran model seminar sekarang harus dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
cukup dengan power point dan jarang yang pembaca yang dituju dengan uraian yang tidak
menyajikan makalah seminar. Sebab pe- berbelit-belit. Sebab apabila tulisan itu salah tafsir
nyusunan makalah memerlukan pemikiran berarti gagal dalam berkomunikasi lewat tulisan.
tersendiri. Padahal honorariumnya sama
Azas keringkasan bukanlah berarti bahwa
saja, pikir mereka.
suatu tulisan itu harus pendek, tetapi tulisan

23
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 22-25 ISSN 1979 - 9527
yang baik itu tidak berlebihan pengungkapan, penting, perlu diberi penekanan tertentu
penggunaan bahasa, atau sistem penulisan. agar lebih mengesan pada pembaca. Cara
Dalam hal ini, ide yang pernah diungkapkan ini bisa dengan menggunakan kata-kata
pada uraian depan kiranya tidak perlu lagi pilihan atau diberi tanda tertentu seperti
diulangi pada uraian berikutnya seperti bahasa cetak tebal, cetak miring dan lainnya.
pidato atau bahasa mengajar anak-anak taman
Sementara itu, Dalman (2013)
kanak-kanak. Pengungkapan ide cukup sekali
menyatakan bahwa karya ilmiah itu memiliki ciri-
saja dan uraian berikutnya lebih baik merupakan
ciri obyektif, netral, sistematis, logis, menyajikan
penjelasan, rincian, atau menguatkan.
fakta, tidak berlebihan, dan menggunakan bahasa
Azas ketepatan berarti bahwa ide yang baku. Tulisan yang obyektif adalah tulisan yang
dipahami pembaca itu memang benar-benar dalam pengungkapan data dan fakta didasarkan
sesuai yang diinginkan oleh penulisnya. Termasuk pada kenyataan yang sebenarnya dan tidak
ketepatan juga adalah penggunaan kata, ejaan, dimanipulasi. Karya tulis itu bisa dikatakan netral
cara penulisan, tanda baca, gelar, lam bang, apabila pernyataan-pernyataannya bebas dari
dan lainnya. Sebab ternyata masih banyak juga kepentingan pribadi, kelompok, politik dll. Oleh
tulisan ilmiah yang masih menggunakan bahasa karena itu dalam tulisan ilmiah ini tidak perlu
gaul, bahasa prokem, atau bahasa anak muda. adanya rayuan, bujukan, dorongan, maupun
mempengaruhi pembaca. Kemudian tulisan
Tidak sedikit tulisan ilmiah yang
dianggap logis apabila tulisan itu menyajikan
diungkapkan berbelit-belit dengan kalimat
sesuatu yang nalar/ masuk akal/ logis.
yang panjang. Tulisan seperti ini sulit
dipahami pembaca karena kurang tepat dalam Kemudian tulisan dianggap sebagai
pengungkapan ide. Sebab gaya penulisan karya tulis ilmiah/ KTI apabila diungkapkan
dipengaruhi oleh penguasaan bahasa tulis dengan penyajian faktawi dan bukan ungka pan
dan tingkat kecerdasan intelektual seseorang. yang emosional. Untuk itu perlu dihindarkan
Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan pengungkapan yang emosional baik sedih
tinggi akan mampu menginformasikan dan maupun gembira. Tulisan ilmiah adalah tulisan
mengkomunikasikan buah pikirannya secara yang disajikan tidak berlebihan alias tidak
sistematis dan runtut dalam bahasa tulisan (Crijns boros kata-kata dan tidak berbelit-belit tetapi
Reksosiswojo, 1964 dalam Jalaludin, 2013) menuju sasaran. Tulisan ini berbeda dengan
bahasa surat kabar maupun bahasa novel.
Azas kesatupaduan berarti bahwa
seluruh uraian itu harus berkisar tema sentral Disamping itu semua, tulisan ilmiah harus
dan merupakan rangkaian utuh yang saling menggunakan bahasa Indonesia baku dan formal.
terkait. Perlu dihindarkan agar uraian itu Oleh karena itu perlu dihindarkan penggunaan
tidak keluar dari tema pokok dan jangan bahasa santai, bahasa gaul, dan lainnya.
sampai melebar. Sebab sering terjadi apabila
seseorang mulai menulis, maka banyak sekali PENUTUP
muncul ide yang kalau tidak dikendalikan bisa Penulisan karya tulis ilmiah merupakan
melebar kemana-mana. Tulisan seperti ini media pengembangan dunia kepustakawanan
bisa membingungkan pembaca dan tentu saja yang meliputi profesi pustakawan, ilmu
ditolak oleh redaksi atau reviewer (bagi jurnal). perpustakaan, dan lembaga (perpustakaan itu
Azas keterpautan berarti bahwa setiap sendiri). Produk publikasi ilmiah kepustakawanan
kalimat harus saling terkait dengan kalimat kita masih rendah. Maka sulit ditemukan buku-buku
sebelum dan sesudahnya dalam penyampaian kepustakawanan yang beredar secara nasional,
gagasan. Demikian pula alinea satu dengan seretnya penerbitan jurnal kepustakawanan,
alinea lainnya harus ada hubungannya. Apabila semakin sulit diperoleh makalah seminar
antara alinea satu dengan alinea berikutnya tidak maupun hasil-hasil penelitian kepustakawanan.
menyambung, maka pembaca akan kebingungan. Oleh karena itu perlu dilakukan
Adapun azas pengharkatan berarti sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, dan
bahwa butir-butir ide tertentu yang dianggap dorongan- dorongan lain dalam penulisan

24
Karya Tulis Ilmiah Kepustakawanan ... Lasa Hs
ilmiah. Sebab cepat tidaknya pengembangan
dunia kepustakawanan dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya perkembangan penulisan bidang ini.

DAFTAR PUSTAKA
Dalman. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta;
Rajawali
Jalaluddin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Jakarta: Rajagrafindo
Lasa Hs. 2009. Menulis Itu Segampang
Ngomong. Yogyakarta:
Pinus Susilowati. Motivasi Pustakawan PTN
DIY dalam Penulisan Artikel yang
Dipublikasikan di Media Cetak. Berkala
Ilmu Perpustakaan dan Informasi, III (6)
2007:31-44

25

Anda mungkin juga menyukai