Anda di halaman 1dari 6

Vol. 5 No.

1 Tahun 2014 : 28-33 ISSN 1979 - 9527

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI RUMAH KEDUA


BAGI WARGA SEKOLAH
Venti Wanti

Rutinitas serta tanggung jawab yang disandang oleh masing-masing warga sekolah sering memicu
stress bahkan depresi. Kondisi ini membuat mereka merindukan rumah sebagai tempat beristirahat
yang nyaman, penuh kehangatan dan kekeluargaan yang mampu mengurangi beban, kepenatan
badan dan pikiran serta memberikan energi baru untuk melanjutkan aktifitas. Perpustakaan SMA
Negeri 1 Kejobong, Purbalingga memahami fenomena ini sebagai peluang untuk mengembangkan
perpustakaan sekolah sebagai rumah kedua yang nyaman, penuh kehangatan, inspiratif, yang
dapat memunculkan ide segar dan kreatif bagi warga sekolah. Agar tercipta perpustakaan yang
senyaman rumah, perlu diciptakan suasana, kultur, dan kondisi yang penuh kekeluargaan.
Keramahan, perhatian, kehangatan, dan komunikasi yang baik dari petugas sangat berpengaruh
terhadap psikologi pengguna perpustakaan yang selanjutnya turut menentukan kenyamanan warga
sekolah sebagai pengguna perpustakaan saat berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan.
Selain layanan yang baik, keramahan dan perhatian dari petugas, sarana dan prasarana seperti
toilet, penambahan unit komputer dengan akses internet untuk pemustaka, serta kipas angin untuk
menjaga kesejukan ruang perpustakaan memegang peranan yang penting dalam memberikan rasa
nyaman bagi pemustaka perpustakaan.
Kata kunci: Perpustakaan Sekolah, Rumah Kedua, Warga Sekolah.

Pendahuluan perpustakaan dan pengelolaan perpustakaan


yang kurang serius, pelayanan yang buruk
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), tugas
dan kurang ramah, membuat perpustakaan
sekolah, dan rutinitas yang dilaksanakan oleh
seperti mati suri, padahal perpustakaan adalah
para peserta didik, guru, dan karyawan sebagai
jantung sekolah yang memegang peranan
warga sekolah seringkali menjenuhkan dan
penting atas pelaksanaan dan keberhasilan
membebani benak mereka. Rutinitas dan segala
pendidikan. Kondisi perpustakaan yang
beban serta tanggung jawab yang disandang
seperti ini, mempengaruhi kelancaran proses
oleh masing-masing warga sekolah sering
KBM, serta tingkat kecintaan terhadap buku,
memicu stress bahkan depresi. Hal ini membuat
budaya baca, dan wawasan warga sekolah.
mereka merindukan rumah sebagai tempat
beristirahat atau sekedar melepas lelah yang Perpustakaan sekolah selain memiliki
nyaman, penuh kehangatan dan kekeluargaan fungsi sebagai sumber informasi, sumber
yang mampu mengurangi kepenatan pengetahuan dan budaya, juga memiliki
badan dan beban pikiran serta memberikan fungsi rekreasi dan fungsi kreativitas, maka
energy baru untuk melanjutkan aktivitas. tidaklah berlebihan bila perpustakaan sekolah
memahami fenomena ini sebagai peluang untuk
Perpustakaan sekolah memiliki
mengembangkan perpustakaan sekolah sebagai
beberapa fungsi yaitu fungsi pendidikan, fungsi
rumah kedua yang nyaman, penuh kehangatan,
informasi, fungsi penelitian, fungsi rekreasi,
inspiratif serta memunculkan ide segar dan kreatif.
fungsi kebudayaan, fungsi kreativitas, dan
fungsi dokumentasi (Direktorat Pembinaan
Rumusan Masalah
SMA, 2008). Namun di era informasi dan digital
seperti sekarang ini masih ada anggapan Permasalahan yang ingin dibahas dalam
tentang perpustakaan sekolah sebagai gudang artikel ini adalah “Bagaimana profil Perpustakaan
buku dan sumber belajar yang kaku dan SMA Negeri 1 Kejobong Purbalingga dan
angker. Kondisi ini membuat warga sekolah cara menjadikan perpustakaan SMA Negeri
enggan untuk datang ke perpustakaan. 1 Kejobong sebagai sumber daya informasi
Minimnya warga sekolah yang mengunjungi yang memberikan rasa nyaman, suasana

28
Perpustakaan Sekolah Sebagai Rumah Kedua ... VenƟ WanƟ
kekeluargaan, dan inspiratif layaknya rumah kedua berdasarkan asas pembelajaran sepanjang
bagi warga sekolah di SMA Negeri 1 Kejobong?” hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan,
keterbukaan, keterukuran, dan kemitraan” (http://
Tujuan dan Manfaat Penelitian kelembagaan.pnri.go.id). Tujuan perpustakaan
Penulisan artikel ini bertujuan untuk sebagaimana tertuang dalam pasal 4 UU No
mencari format perpustakaan SMA Negeri 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan yaitu
1 Kejobong Purbalingga yang ideal dengan “Perpustakaan bertujuan memberikan layanan
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran
ada sesuai kondisi yang ada di SMA Negeri membaca, serta memperluas wawasan dan
1 Kejobong agar tercipta perpustakaan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan
sekolah yang memberikan rasa nyaman, bangsa” (http://kelembagaan.pnri.go.id)
suasana kekeluargaan dan inspiratif Lasa Hs. (2009) menyebutkan bahwa
layaknya rumah kedua bagi warga sekolah. “perpustakaan sekolah adalah perpustakaan
Selain itu penulisan artikel ini diharapkan yang diselenggarakan sekolah dan merupakan
mampu memberikan informasi dan masukan bagian integral sekolah itu, sebagai sumber belajar
untuk pengelola perpustakaan dan kepala dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan
SMA Negeri 1 Kejobong sebagai pengambil sekolah tersebut”. Venti Wanti (2013) dalam
kebijakan dalam menyusun program kerja dan artikel yang berjudul ‘Administrasi Perpustakaan
anggaran diwaktu mendatang agar tercipta Sekolah di SMA Negeri 1 Kejobong menuliskan
perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong yang “Perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong
menyenangkan dan penuh kekeluargaan merupakan bagian integral dari SMA Negeri
sehingga warga sekolah merasa nyaman berada 1 Kejobong berfungsi sebagai sumber daya
di perpustakaan layaknya berada di rumah. informasi (information resource) yang diharapkan
mampu memperkaya pengetahuan warga
Kajian Pustaka sekolah serta meningkatkan mutu pendidikan”.

Dalam Undang-Undang No 20 tahun Menurut Kamus Besar Bahasa


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia (2008) rumah adalah bangunan
disebutkan bahwa “Setiap satuan pendidikan untuk tempat tinggal. Istilah ‘rumah kedua’
formal dan nonformal menyediakan sarana mengandung pengertian sebagai bangunan
dan prasarana yang memenuhi keperluan untuk tempat beraktivitas yang memberikan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan rasa nyaman, suasana kekeluargaan, dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan inspiratif layaknya rumah tinggal. ‘Perpustakaan
intelektual, sosial, emosi dan kejiwaan peserta SMA Negeri 1 Kejobong sebagai rumah kedua’
didik” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003). mengandung arti perpustakaan sebagai tempat
Dalam pasal 3 UU No 43 tahun 2007 tentang yang memberikan rasa nyaman, suasana
Perpustakaan menyebutkan “Perpustakaan kekeluargaan dan inspiratif layaknya rumah asli
berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, yang ditinggali oleh pengguna perpustakaan.
pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk Agar tercipta perpustakaan yang
meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan senyaman rumah maka perlu diciptakan
bangsa” (http://kelembagaan.pnri.go.id). suasana, kultur, dan kondisi yang penuh
Pasal 23 UU No 43 tahun 2007 tentang kekeluargaan bukan suasana yang dingin, cuek
Perpustakaan menyebutkan “Setiap sekolah/ atau panas yang pasif. Keramahan, perhatian,
madrasah menyelenggarakan perpustakaan kehangatan, dan komunikasi yang baik dari
yang memenuhi standar nasional perpustakaan petugas sangat berpengaruh terhadap psikologi
dengan memperhatikan Standar Nasional pengguna perpustakaan yang selanjutnya turut
Pendidikan (http://kelembagaan.pnri.go.id). menentukan kenyamanan pemustaka/ warga
Penyelenggaran perpustakaan tertuang dalam sekolah saat berkunjung ke perpustakaan.
pasal 2 UU No 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan Sutarno N.S. dalam artikelnya yang berjudul
yaitu “Perpustakaan diselenggarakan ‘Perpustakaan Masa Depan: Sebuah Wacana’
menyebutkan bahwa “ Perpustakaan mempunyai

29
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 28-33 ISSN 1979 - 9527
peran, tugas dan fungsi menghimpun, kelas X, XI dan XII, dengan rincian sebagai
mengelola, mengemas, menyajikan dan berikut: 1 orang kepala sekolah, 2 orang wakil
memberdayakan informasi, menempati posisi kepala sekolah, 2 orang guru, 2 orang tata
yang sangat strategis.” (2006:256). Diharapkan usaha, 1 orang pesuruh, 2 orang siswa kelas
perpustakaan bukan hanya untuk menyimpan XII IA 1, 2 orang siswa kelas XII IA 2, 2 orang
buku yang tidak tersentuh oleh pembaca, siswa kelas XII IS 1, 2 orang siswa kelas XII IS
atau bahkan dianggap sebagai tempat yang 2, 2 orang siswa kelas XII IS 3, 2 orang siswa
angker, kaku, berdebu ditambah lagi dengan kelas XI IA 1, 2 orang siswa kelas XI IA 2, 2
petugas yang galak, cuek, dan masa bodoh. orang siswa kelas XI IS 1, 2 orang siswa kelas
XI IS 2, 2 orang siswa kelas XI IS 3, 2 orang
Dalam bidang pemasaran dikenal
siswa kelas XA, 2 orang siswa kelas XB, 2 orang
istilah ‘pembeli adalah raja’. Kaitannya dengan
siswa kelas XC, 2 orang siswa kelas XD, 2 orang
perpustakaan maka pemustaka sama dengan
siswa kelas XE dan 2 orang siswa kelas XF.
pembeli/ pelanggan yang harus dilayani.
Namun, layanan yang diberikan oleh petugas Teknik Pengumpulan Data
bukanlah layanan yang diberikan budak kepada
Teknik pengumpulan data yang peneliti
tuannya, atau layanan yang diberikan oleh
gunakan adalah menggunakan metode
pembantu pada majikannya. Dalam artikelnya
penelitian kualitatif yang bersifat studi kasus
‘Perpustakaan Masa Depan: Sebuah Wacana’
(Farouk Muhammad, 2003), dengan beberapa
Sutarno N.S., menyebutkan “pengunjung adalah
tahapan yaitu: menyebar angket/ kuesioner
pelanggan dan pelanggan mesti diutamakan,
tentang tanggapan warga sekolah terhadap
sementara petugas adalah penghubung antara
perpustakaan, observasi terhadap kenyamanan
pemakai jasa dengan sumber informasi perlu
pengunjung perpustakaan saat berada dan
diposisikan secara proporsional pula.”(2006).
beraktivitas di perpustakaan, serta wawancara
Meskipun seorang petugas harus memberikan
mendalam dengan pengunjung perpustakaan
pelayanan terbaik, namun sebagai pengguna
tentang suasana hati, kenyamanan saat
perpustakaan yang berpendidikan pemustaka
berada di perpustakaan, dan harapan mereka
haruslah mencerminkan pola pikir, sikap,
tentang kondisi perpustakaan yang diinginkan.
perilaku sebagai orang yang berbudaya, pandai
menghargai informasi dan ilmu pengetahuan Analisis Data
serta pandai menghargai jerih payah orang lain,
memilih dan menggunakan perpustakaan secara Data yang peneliti peroleh dari angket
berdayaguna dan berhasil guna serta mampu tentang tingkat kenyamanan pengunjung di
mengaplikasikan informasi, ilmu pengetahuan perpustakaan yang disebar, dipadukan dengan
dan wawasannya dalam kehidupan (2006). informasi/ data hasil wawancara tentang
kenyamanan pengunjung perpustakaan, serta
Metode Penelitian hasil pengamatan langsung peneliti tentang
kenyamanan pengunjung perpustakaan saat
Setting dan Subyek Penelitian berada dan beraktivitas di perpustakaan.
Penelitian ini dilaksnakan di
Pembahasan
Perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong, yang
terletak di Desa Gumiwang, Kecamatan
Profil Perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong,
Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah
Kab. Purbalingga
pada semester I tahun ajaran 2013/2014.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah Perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong
1 (satu) bulan mulai tanggal 17 Oktober adalah perpustakaan sekolah yang menginduk
sampai dengan tanggal 16 November 2013. pada SMA Negeri 1 Kejobong, yang beralamat di
Jln. Raya Gumiwang-Kejobong, Desa Gumiwang,
Penelitian ini dilakukan dengan
Kecamatan Kejobong, Kab. Purbalingga.
responden berjumlah 40 orang yang terdiri dari
Perpustakaan ini menyelenggarakan kegiatan
unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
perpustakaan sejak tahun 1997, berdiri di atas
guru, tata usaha, pembantu pelaksana, siswa
sebidang tanah seluas 300m2 dengan luas

30
Perpustakaan Sekolah Sebagai Rumah Kedua ... VenƟ WanƟ
bangunan utama 120 m2 dan penambahan Rumus :
bangunan untuk gudang serta layanan buku teks Kriteria Kurang(Kk) = Jk x 100%
seluas 20 m2. Letak perpustakaan yang berada 40
di bagian depan sekolah dan dekat dengan pintu Kriteria Baik (Kb) = Jb x 100%
gerbang sekolah, menjadikan perpustakaan 40
mudah sekali ditemukan dan dijangkau oleh Kriteria Sangat Baik (Ksb) = Jsb x 100%
setiap orang khususnya warga sekolah. 40
Keterangan :
Pada tahun ajaran 2013/2014,
Jk = Jumlah responden yang menilai kurang
perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong melayani
Jb = Jumlah responden yang menilai baik
372 warga sekolah dengan rincian 322 siswa
Jsb = Jumlah responden yang menilai sangat
yang terbagi dalam 16 rombongan belajar serta
baik.
35 orang guru dan 15 karyawan. Perpustakaan
SMA Negeri 1 Kejobong memiliki 2.524 judul Upaya Menjadikan Perpustakaan SMA Negeri
buku dengan jumlah buku 15.430 eksemplar 1 Kejobong Layaknya Rumah Kedua bagi
yang terdiri dari koleksi referensi, fiksi, nonfiksi Warga Sekolah di SMA Negeri 1 Kejobong
serta buku teks bagi siswa. Perpustakaan
ini dikelola oleh seorang guru yang diberi Perpustakaan yang bersih, terang,
tugas tambahan oleh kepala sekolah sebagai tenang, sejuk, penuh kehangatan, kekeluargaan,
kepala perpustakaan, seorang petugas yang memberikan rasa nyaman, dan memunculkan
memiliki ijazah DII Ilmu Perpustakaan yang ide segar adalah dambaan semua pengguna
diambil dari tenaga administrasi, dan seorang perpustakaan. Beberapa ciri-ciri perpustakaan
petugas berijazah SLTA sebagai petugas masa depan menurut Sutarno N.S. (2006)
layanan sekaligus bertanggung jawab pada yaitu dikenal luas oleh masyarakat, merasa
kebersihan dan kerapian perpustakaan. dibutuhkan atau diperlukan oleh masyarakat
karena masyarakat merasakan ada manfaat
Berdasarkan hasil angket tentang kondisi yang dipetik atas keberadaan perpustakaan,
perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong semester mempunyai image/ citra yang baik dan positif
I tahun ajaran 2013/2014 yang penulis sebar di tengah masyarakat pemakainya. Selain
terhadap warga sekolah, maka diperoleh data itu, perpustakaan dekat dengan pemakainya,
dan persentase tentang kondisi perpustakaan saling membutuhkan, dan saling melengkapi.
SMA Negeri 1 Kejobong sebagai berikut:

Tabel 1. Persentase Tingkat Kenyamanan Pengunjung di Perpustakaan SMAN 1 Kejobong.

Jumlah Prosen (%)


No Kriteria
Sangat Sangat
Kurang Baik Kurang Baik
Baik Baik
1 Kebersihan ruang 0 29 11 0 72.5 27.5
2 Kerapihan ruang 2 25 13 5.0 62.5 32.5
Kemudahan menemukan buku yang
3 6 32 2 15.0 80.0 5.0
dicari
4 Ketenangan ruang 6 31 3 15.0 77.5 7.5
5 Pencahayaan ruang 6 32 2 15.0 80.0 5.0
6 Kesejukan dan kenyamanan ruang 2 28 10 5.0 70.0 25.0
7 Pelayanan petugas 2 34 4 5.0 85.0 10.0
8 Keramahan petugas 1 33 6 2.5 82.5 15.0
9 Kesopanan petugas 0 35 5 0 87.5 12.5
10 Kemudahan akses ke perpustakaan 0 28 12 0 70.0 30.0

31
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 28-33 ISSN 1979 - 9527
Selain tempat yang luas, bersih, terang, perpustakaan yang harmonis, bersahabat,
rapi dan sejuk, perhatian serta pelayanan yang sehingga perpustakaan dapat dimanfaatkan
memuaskan dari petugas, kehangatan yang tulus oleh pemakainya untuk menggali sebanyak-
dan penuh kekeluargaan membuat pemustaka banyaknya sumber informasi yang tersedia.
betah dan ingin kembali ke perpustakaan.
Berdasarkan hasil angket yang penulis
Di zaman sekarang yang segala sesuatunya
sebar, secara umum pengunjung perpustakaan
dituntut serba cepat, dan kemajuan teknologi
merasakan kenyamanan saat berada di
yang begitu pesat membuat orang lebih mudah
Perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong. Hal
terserang stress karena harus dapat mengikuti
ini dibuktikan dengan rata-rata hasil yang
perubahan zaman dan orang-orang yang
dinilai dalam angket yang menunjukkan bahwa
kurang ‘up date’ menjadi tergulung dan tersisih.
76.75% responden menyatakan nyaman, 17.0%
Dengan adanya internet yang mendekatkan
menyatakan sangat nyaman dan hanya 6.25%
yang jauh karena memungkinkan orang di
responden yang menyatakan perpustakaan
belahan dunia yang berbeda dapat berinteraksi.
kurang nyaman. Walaupun demikian,
Selain itu, kemajuan teknologi juga Perpustakaan SMA Negeri 1 Kejobong tidak
menjauhkan orang yang dekat, misalnya terlalu berleha-leha dan terus berusaha berbenah
asyik dengan gadget, dan internet, mengakibatkan untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
berkurangnya interaksi langsung antarsesama.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
Padahal fitrah manusia adalah makhluk pribadi
dengan beberapa responden dari guru, karyawan,
sekaligus makhluk sosial yang membutuhkan
dan siswa, serta pengamatan langsung yang
interaksi sosial. Apabila salah satu dari kedua
penulis lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
kebutuhan itu kurang terpenuhi, keseimbangan
selain kesigapan dalam membantu pemustaka,
jiwa manusia itu menjadi terganggu.
keramahan, kehangatan, dan layanan yang
Sebagai lembaga yang berfungsi melayani petugas perpustakaan berikan, beberapa hal
dan memberikan layanan, perpustakaan harus seperti sarana dan prasarana memegang
memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan, peranan yang penting dalam memberikan
mempelajari kecenderungan konsumen, dan rasa nyaman bagi pengguna perpustakaan.
mengamati trend perubahan kebutuhan pemakai Petugas perpustakaan juga harus terus
Sutarno N.S. (2006). Menurut pasal 32 UU no mengembangkan diri dari segi profesionalitas
43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, “Tenaga dan keilmuan dengan rajin membaca untuk
perpustakaan berkewajiban: memberikan menambah keluasan wawasan petugas.
layanan prima terhadap pemustaka;
Dengan mulai dilaksanakannya otomasi
menciptakan suasana perpustakaan yang
perpustakaan, layanan semakin cepat dan
kondusif; dan memberikan keteladanan dan
mengurangi antrian saat meminjam maupun
menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya
mengembalikan buku. Penambahan unit
sesuai dengan tugas dan tanggung
komputer dengan akses internet untuk pemustaka,
jawabnya” (http://kelembagaan.pnri.go.id).
diharapkan segera direalisasikan karena hal
Seorang pustakawan harus supel, ini juga menjadi daya tarik pengunjung untuk
memegang prinsip 3S (senyum, salam, sapa), memilih perpustakaan sebagai tempat belajar
cerdas, kreatif, dan mampu memberdayakan dan mengerjakan tugas. Selain itu, pengadaan
seluruh sumberdaya yang ada untuk memberikan toilet untuk pengunjung perpustakaan dan kipas
layanan prima. “Sebuah perpustakaan memiliki angin untuk menjaga kesejukan juga menambah
tanggung jawab dan dimensi nilai-nilai yang kenyamanan dan kebetahan pemustaka saat
dijabarkan dalam keseluruhan organisasi, yang berkunjung dan berada di perpustakaan.
pada intinya bagaimana memberikan layanan
dengan sentuhan sosial, sentuhan keramahan Kesimpulan
yang penuh kehangatan, dan kesejukan.” Dari pembahasan yang penulis paparkan
Sutarno N.S. (2006). Intinya seorang pengelola di atas dapat diambil kesimpulan bahwa di
perpustakaan harus memformulasikan tengah rutinitas yang menjemukan dan era
bagaimana cara petugas menciptakan suasana

32
Perpustakaan Sekolah Sebagai Rumah Kedua ... VenƟ WanƟ
kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat,
serta himpitan dan tuntutan hidup yang semakin Muhammad, Farouk. 2003. Metodologi Penelitian
berat membuat tingkat stress warga sekolah Sosial (Bunga Rampai). Jakarta: PTIK
semakin tinggi. Perpustakaan SMA Negeri 1 Press.
Kejobong Purbalingga sebagai ‘rumah kedua’
Sutarno. N.S. 2006. “Perpustakaan Masa Depan:
mengandung arti perpustakaan sebagai tempat
Sebuah Wacana” dalam Aksentuasi
yang memberikan rasa nyaman, suasana
Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta:
kekeluargaan, dan inspiratif layaknya rumah asli
Ikatan Pustakawan Indonesia Pengurus
yang ditinggali oleh pengguna perpustakaan. Daerah DKI Jakarta.

Saran Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia


Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar
Secara umum tingkat kenyamanan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
warga sekolah sebagai pengguna perpustakaan Pustaka Utama.
saat berada di perpustakaan SMA Negeri 1
_______. 2013. UU no 43 tahun 2007 tentang
Kejobong telah cukup baik. Meski demikian,
Perpustakaan. Dalam (http://kelembagaan.
keramahan, kesigapan, dan pelayanan yang
pnri.go.id) diunduh 11 November 2013.
prima dari petugas perlu dipertahankan
dan ditingkatkan. Pengembangan diri Wanti, Venti. 2013. Administrasi Perpustakaan
pustakawan, peningkatan sarana dan Sekolah di SMA Negeri 1 Kejobong. Dalam
prasarana perpustakaan seperti penambahan (http://karil.ut.ac.id) diunduh 18 November
2013.
unit komputer dengan akses internet untuk
pengguna perpustakaan, serta pengadaan toilet
dapat diprogramkan untuk waktu mendatang.
Dengan adanya kesadaran bersama
dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak
yakni kepala sekolah sebagai pengambil
kebijakan, pengelola perpustakaan dan
semua warga sekolah sebagai pengguna
perpustakaan dalam menciptakan suasana
kekeluargaan dan hubungan yang harmonis
maka menjadikan perpustakaan senyaman
rumah bukanlah hal yang mustahil.

Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003.
Undang-undang Republik Indonesia No
20. Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional RI.
Direktorat Pembinaan SMA. 2008. Panduan
Aplikasi Sekolah (PAS) Sekolah Menengah
Atas: Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA.
Lasa Hs. 2009. Kamus Kepustakawanan
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.

33

Anda mungkin juga menyukai