Aplikasi teknologi komputer benar-benar telah menandai revolusi peradaban yang memungkinkan
pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat dan efisien.
Konsep teleworking menjadikan para eksekutif di dalam organisasi-organisasi bisnis dapat
mengerjakan tugas-tugas kantor di rumah mereka sendiri sementara komunikasi dengan kantor
tetap terjaga berkat hubungan komputer melalui media telekomunikasi. Perkembangan teknologi
dibidang perpustakaan salah satunya adalah teknologi identifikasi berbasis gelombang radio atau
dikenal dengan istilah RFID (Radio Frequency Identification) adalah teknologi identifikasi berbasis
gelombang radio. Implementasi RFID di Indonesia, khususnya dalam bidang perpustakaan, masih
tergolong sangat baru. Oleh karena itu, implementasi RFID ini akan memberikan nilai ekslusivitas
serta publikasi yang tinggi, selain juga akan mewujudkan revolusi dalam manajemen perpustakaan
modern. Entrepreneur juga tidak luput dari banjir informasi ini. Katalog perpustakaan dapat digunakan
oleh pemustaka untuk menemukan bahan pustaka yang diinginkannya berdasarkan pengarang,
judul, maupun subjeknya. Pengertian ini menekankan fungsi katalog perpustakaan sebagai sarana
atau alat bantu dalam temu balik informasi (information retrieval) di suatu perpustakaan. Tidak hanya
itu saja katalog dapat menunjukkan dokumen apa saja yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan.
Katalog sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat menunjukkan kekayaan koleksi yang dimiliki
perpustakaan. Artinya, suatu perpustakaan melalui katalognya dapat mengkomunikasikan kepada
pemustaka, koleksi apa saja yang dimilikinya, seberapa banyak koleksi tersebut dan sebagainya.
Katalog perpustakaan di satu sisi dapat berfungsi sebagai sistem komunikasi, dan di sisi lain berfungsi
sebagai daftar inventaris dari seluruh bahan pustaka yang dimilikinya. Katalog juga dapat membantu
pada pemilihan sebuah buku berdasarkan edisinya, atau berdasarkan karakternya - sastra atau
topiknya, bentuk, jenis dan gambaran koleksinya, ukuran dan ketebalannya, ilustrasi isinya. Akan
tetapi pada intinya semua mempunyai fungsi yang sama sebagai sarana temu kembali informasi
sesuai dengan yang diinginkan oleh pemustakanya.
Kata kunci: teknologi informasi; ledakan informasi; perang informasi; inteligen informasi; data
bibliografis.
3
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 1-9 ISSN 1979 - 9527
menggunakan sidik jari. Seluruh koleksi yang pembatasan akses, dan juga genre. MODS
akan dipinjam akan diidentifikasi, tag di setiap telah digunakan untuk berbagai macam materi
koleksi akan diperbaharui dengan informasi klasifikasi, dari buku-buku untuk multi media,
peminjam, sehingga koleksi dapat melewati dan telah diadopsi oleh sejumlah proyek per-
gerbang deteksi tanpa memicu alarm pencurian. pustakaan digital besar. Penggunaannya juga
Untuk mengembalikan koleksi tidak perlu sedang dipromosikan secara luas oleh badan-
menggunakan layanan loket, cukup memasukkan badan utama di dunia perpustakaan digital
seluruh koleksi ke Self-check In Box. Boks (Richard Gartner,2003).
khusus ini akan otomatis mendeteksi koleksi
dan identitas peminjam, serta memperbaharui 2. MARC (Machine Readable Catalogue)
database perpustakaan (Andy, 2008) Format ini dikembangkan untuk mem-
peroleh standar bagi pertukaran data biblio-
Resource Description and Access (RDA)… grafi berbantuan mesin yang diterima secara
RDA merupakan standar baru untuk internasional. Sistem ini dikembangkan
resource description and access yang dirancang pertama kali oleh Library of Congress sekitar
untuk dunia digital, tetapi dapat digunakan untuk tahun 1966, dan hampir setiap negara
deskripsi semua jenis sumber (resources), baik memiliki sistem ini sendiri-sendiri, dan di
sumber digital maupun sumber tradisional (non- negara kita punya INDOMARC.
digital). RDA dikembangkan atas landasan AACR 3. Dublin Core
yang berkerangka teoritis pada model konseptual
Functional Requirements for Bibliographic Dublin Core ini dapat dikatakan
Reords (FRBR) dan Functional Requirements sebagai konversi dari elemen-elemen MARC
for Authority Data (FRAD), yang berfokus sehingga memiliki karakteristik seperti;
pada pemustaka (user tasks) (Aditirto, 2011). deskripsi yang sederhana, semantik yang
mudah dikenal oleh orang awam, dan dapat
RDA content standard dengan fokus dikembangkan lebih lanjut. Unsur-unsur
pada isi deskripsi “What” to record, not “how” dalam Dublin Core ini lebih akrap seperti;
(Petunjuk untuk data apa yang harus dicatat dan Judul (title), pencipta (author), creator,
petunjuk untuk menyajikan data di Appendix D subjek, deskripsi, penerbit, penyumbang/
dan E), didesain untuk konteks internasional kontributor, tanggal, tipe, bentuk/ format,
yang mulai meninggalkan perspektif Anglo- pengidentifikasi, sumber, rujukan ke sumber
American dari AACR, sebagai petunjuk asal, hubungan antar sumber informasi,
yang dapat diterapkan oleh komunitas yang cakupan (coverage), isi dari sisi geografis
berbeda bahasa, aksara, sistem penomoran, atau periode tertentu dan hak cipta (Lasa,
satuan ukuran, dan sistem penanggalan. 2009).
RDA dapat digunakan dengan berbagai encoding
RDA mempertimbangkan perkembangan
schema, misalnya:
standar-standar untuk lembaga bukan
1. MODS (Metadata Object Description perpustakaan (arsip, museum, penerbit, dan
Standard) institusi atau lembaga lainnya) sehingga
ada keterpaduan yang dirancang untuk
Sebuah standar baru yang diterbitkan
memanfaatkan efisiensi dan fleksibilitas
oleh Perpustakaan Kongres Pengembangan
teknologi baru dengan data capture, storage,
Jaringan dan MARC Standar Office, bertujuan
retrieval, and display, tapi kompatibel dengan
untuk memungkinkan mendamaikan tuntutan
teknologi lama dari sarana temu kembali lama.
tersebut dalam satu bentuk, koherensi standar
RDA Terbit Juni 2010 sebagai komponen dari
yang menggambarkan objects. MODS digital,
RDA Toolkit, RDA - Online tool, http://www.
yang ditulis dalam XML, menyediakan 19 elemen
rdaonline.org/ dan diterbitkan oleh The American
untuk objek, dan selanjutnya 64 sub-elemen
Library Association; The Canadian Library
skunder. Ini mencakup aspek standar biblio-
Association; dan CILIP: Chartered Institute
grafi seperti judul, nama pencipta/ kontributor,
of Library and Information Professionals.
subyek dan nomor klasifikasi, dan juga bidang-
bidang seperti deskripsi fisik, informasi tentang
4
Fenomena Teknologi Informasi Perpustakaan ... Gaib Suwasana
Penggunaan tasks; and Prejudice, berbahasa Inggris, yang
diterbitkan tahun 1981, semua keluar dan
Find diinformasikan kepada pencari informasi.
Menggunakan data untuk menemukan bahan
yang sesuai dengan kriteria penelusuran Expression
pemustaka, misalnya: semua dokumen tentang • Bentuk intelektual atau artistik, seperti
subyek tertentu, atau rekaman dengan judul bahasa, lambang alfa-numerik, musik,
tertentu atau oleh pengarang tertentu. koreografi, bunyi, citra, objek, gerakan,
Identify dan hal yang terkait menyertainya atau
kombinasinya.
Menggunakan data yang telah ditemukan
• Teks alfa-numerik dalam bahasa Inggris dari
untuk mengidentifikasi suatu entitas, misalnya
memastikan bahwa dokumen yang dideskripsikan Pride and Prejudice Jane Austen
dalam suatu cantuman sama dengan dokumen
yang dicari olehnya, atau membedakan antara
dua teks atau rekaman dengan judul yang sama.
User tasks;
Select
Menggunakan data untuk memilih suatu entitas
yang cocok dengan kebutuhan pemustaka,
misalnya untuk memilih teks dalam bahasa yang
dimengerti, buku yang berilustrasi, peta dengan Work
skala tertentu, dan jenis maupun bentuk yang
lainnya. • Ciptaan intelektual atau artistik sebagai
suatu entitas abstrak
Obtain • Karakter dan alur Pride and Prejudice Jane
Menggunakan data untuk memperoleh atau Austen
mengakses entitas yang dideskripsikan, RDA dan FRBR relationships merupakan
misalnya memesan suatu publikasi, mengisi kerangka konseptual RDA yang hampir sama
formulir peminjaman di perpustakaan, atau dengan FRBR
mengakses sumber elektronik lewat internet. • FRBR = Entity –Relationship model
FRBR dan FRAD • RDA Section 5 -10 : Recording relationships
• RDA Appendices I –L : Relationship
• Model E-R (Entity–Relationship)
designators
• Mendefinisikan entitas
• Memungkinkan “clustering”
• Mendaftarkan atribut (ciri) entitas
• Sangat mendukung fungsi kolokatif katalog
• Mengidentifikasi hubungan (relationship)
Misalnya;
antar entitas
• Memetakan dengan user tasks • OCLC’s Market Research Reports
• 84% of information users use search engines
Item • 90% of search engine users are happy with
• Entitas konkrit the search engines
• Buku Jane Austen berjudul Pride and • 2% of information users use library OPAC as
Prejudice, yang diterbitkan tahun 1981 the first source for information searching
oleh Random House Publishing, milik • Library OPAC of the 20th Century
perpustakaan FIB-UI ada berbagai bentuk • In the Late 20th Century
dan semua dapat dimunculkan. • Competing with the Card Catalog
Manifestation • Library OPAC: The Winner in the Early 21st
Century
• Semua obyek fisik atau virtual yang
• Competing with Yahoo! Google, etc.
mempunyai karakteristik yang sama dalam
• Library OPAC: A Loser
hal isi intelektual dan bentuknya.
Data tersebut di atas adalah prosentasi
• Semua terbitan Random House Publishing
perbandingan pemustaka dengan menggunakan
berisi karya Jane Austen berjudul Pride
5
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 1-9 ISSN 1979 - 9527
fasilitas search engines dengan menggunakan 1. Kendali yang kita berikan
Online Public Access Catalogue (OPAC) pada
jaringan kerja perpustakaan. Sementara banyak dari kita yang tidak bisa
menghentikan aliran data dan mencegah
Fenomena entrepreneur pembuatan konten yang memenuhi sekitar
kita, kita dapat mengendalikan bagaimana
Dalam abad informasi sekarang ini, kita menyusun momen yang membangkit-
siapa pun bisa dengan mudah mengalami kan dan tanggapan kita. Sebagai pemimpin,
‘banjir’ informasi. Fenomena ini sangat mudah kendali yang diberikan dalam pemecahan
ditemui karena arus informasi yang sangat masalah memberikan panduan umum bagi
deras dan tak terbendung. Entrepreneur juga semua komponen sebuah perusahaan.
tidak luput dari banjir informasi ini. Volume data
yang dapat kita akses seakan-akan tak henti- 2. Tingkat perhatian yang diberikan
hentinya mengalir tiap detiknya, dalam kuantitas Kini kita bekerja dalam keadaan memberikan
yang tak terduga sebelumnya. Ini menciptakan sebagian perhatian secara terus menerus
sebuah jurang pemisah antara data dan makna. pada semua masalah di hadapan kita.
Jurang tersebut membuat entrepreneur merasa Sementara tidak semua hal patut untuk dip-
kewalahan untuk dapat membuat keputusan ikirkan secara mendalam, ternyata masalah
secara efisien dan tepat. Manusia, tak terkecuali yang kurang patut mendapat pemikiran
entrepreneur, membutuhkan waktu untuk berpikir mendalam juga diberikan perhatian layaknya
dan berkontemplasi. Beberapa orang terlalu hal yang pantas mendapat perhatian lebih.
berfokus pada kontemplasi sehingga malah
tidak sempat membuat tindakan. Berbuat tanpa 3. Jenis komunikasi yang digunakan
berpikir dan berpikir tanpa berbuat merupakan Jika email atau pesan pendek ialah cara
dua hal yang menjadi jebakan mematikan bagi Anda semula berinteraksi, Anda telah me-
sebuah bisnis baru. Tantangannya ialah untuk nyatakan bagaimana kedudukan komunikasi
menemukan titik keseimbangan yang sempurna dalam perusahaan Anda. Saat teknologi me-
dan membuat pemikiran reflektif dan mendalam. mungkinkan kita untuk berkomunikasi lebih
Dalam bukunya “Consider”, Daniel Patrick cepat dan praktis, ada kalanya makna dan
Forrester mengemukakan mengenai sejumlah empati dari interaksi tatap muka menjadi
entrepreneur kelas dunia yang meluangkan sedikit hilang dan menurun maknanya.
waktu mereka untuk berpikir dengan tenang.
4. Nilai dari dialog pendek yang terputus
Mereka tinggalkan kantor dan pekerjaan untuk
kemudian menikmati ketenangan dalam sebuah Dalam banyak cara, pemecahan masalah
pondok di tengah hutan. Sementara yang lain telah menyusut menjadi serangkaian dialog
cukup meluangkan waktu untuk merenung di pagi yang terjadi di sepanjang transmisi digital
hari yang tenang untuk berpikir sendirian tanpa dengan interaksi tatap muka yang kadang
gangguan, meskipun mereka memiliki segudang kala terjadi.
aktivitas padat. (majulancargemilang.com, 2011)
5. Waktu yang terisi penuh dengan pikiran
Waktu berpikir dan refleksi tidak hanya
Dengan banyaknya waktu yang terisi oleh
bisa dilakukan saat kita sendirian. Usaha
penggunaan teknologi sekarang ini, seolah
baru pasti akan terlibat dalam wacana dan
waktu menjadi prioritas terakhir. Alih-alih
dialog melalui pertemuan-pertemuan. Anda
mengadakan pertemuan dengan orang lain,
perlu memastikan wacana yang efektif dalam
sediakan waktu untuk sebuah pertemuan
pertemuan dengan memastikan bahwa tidak
dengan diri kita sendiri.
akan ada konsekuensi negatif untuk berbeda
pendapat dan berdebat. Jika tidak, pertemuan 6. Bercermin sebelum mengirimkan pesan
hanya akan terasa sebagai sebuah kegiatan yang
Saat orang menuntut kesegeraan dari Anda,
membuang-buang waktu saja. Inilah rangkuman
apakah Anda berpikir bagaimana orang lain
dari hasil pengamatan Forrester tentang bahan
menangkap pesan tersebut sebelum Anda
renungan entrepreneur-entrepreneur hebat di dunia:
6
Fenomena Teknologi Informasi Perpustakaan ... Gaib Suwasana
mengirimkan sebuah pesan? Kadang kita berlangsungnya perang informasi antar negara.
perlu mengadakan perbaikan atau editing Konon, akun email yang dibobol kebanyakan
pada pesan tersebut saat kita menyadari milik pejabat teras dan militer Amerika.
konsekuensinya.
Sebelumnya, dunia digegerkan oleh
pembocoran sejumlah informasi rahasia
Fenomena Abad Penentuan
oleh situs Wikileaks. Kembali Amerika dibuat
Abad 21, merupakan abad penentuan. berang, karena sebagian besar informasi yang
Dikatakan penentuan, karena fenomena- dibuka situs tersebut berupa kawat diplomatik
fenomena hidup yang sebelumnya ‘asing dan bersumber dari kalangan diplomat Amerika atau
tabu’, saat ini dua kata itu nyaris hilang total. Tak tentang operasi rahasia CIA. Indonesia tak urung
ada lagi bahasa tabu. Ya, inilah abad keterbukaan. menjadi korban, ketika presiden Susilo Bambang
Selain itu disebut penentuan, karena individu- Yudhoyono dan istrinya dikabarkan terlibat
individu yang ada di jagad ini seolah sudah permainan kekuasaan dan rekayasa hukum. Para
ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan informasi. diplomat AS di Jakarta sebagai sumber informasi
Semua masyarakat yang bercokol sudah pun tidak membantah atau membenarkan.
melek informasi, sehingga mindset mereka
Ingat juga kejadian di Korea Selatan
pun menjadi information oriented. (Ilyas, 2011)
beberapa waktu lalu. Rombongan delegasi
Inilah era yang menandai lahirnya Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian
global village (desa global) yang kemudian Hatta Rajasa kecolongan laptop yang berisi data
mengantarkan istilah globalisasi. Era global ini penting tentang persenjataan. Salah satu dari
adalah proses masuknya sebuah negara ke anggota delegasi yang berunding untuk menjajaki
ruang lingkup dunia, sehingga sekat-sekat atau kontrak pembelian senjata itu, kehilangan
tapal batas antar negara akan semakin kabur. laptop di kamar hotelnya. Belakangan diketahui
Kemajuan teknologi informasi ini ibarat ledakan pelakunya dari dinas intelijen Korsel. Meskipun
bom yang siap meluluhlantakkan peradaban pemerintah membantah kehilangan data penting,
manusia dan mengarahkannya atau meminjam insiden pencurian laptop menjadi bukti Indonesia
bahasa Collin Cherry, seorang ilmuwan kognitif sudah masuk pusaran perang informasi.
Inggris (1914–1979) dengan istilah explosion
(letusan). Istilah ini muncul karena kuatnya Analisis Dampak Fenomena terhadap Entri
pengaruh informasi terhadap pembentukan dan Data Bibliografis
perubahan karakter-manusia. Menurutnya, di Teknologi RFID dikembangkan sebagai
antara dampaknya adalah semakin tingginya pengganti atau penerus teknologi barcode.
peradaban atau justru hancurnya peradaban. Implementasi RFID secara efektif digunakan
Ia juga menandai lahirnya masyarakat modern pada lingkungan manufaktur atau industri
sebagai dampak industrialisasi dan teknologisasi dimana diperlukan akurasi dan kecepatan
yang merupakan masyarakat dengan struktur identifikasi objek dalam jumlah yang besar serta
kehidupan yang dinamis-kreatif untuk berada di area yang luas. RFID bekerja pada HF
melahirkan gagasan-gagasan demi kepentingan untuk aplikasi jarak dekat (proximity) dan bekerja
manusia dalam berbagai sektor kehidupan. pada UHF untuk aplikasi jarak jauh (vicinity).
Implementasi RFID di Indonesia, khususnya
Fenomena Perang Informasi dalam bidang perpustakaan, masih tergolong
Abad internet memasuki tahapan baru sangat baru. Oleh karena itu, implementasi
dengan terjadinya perang informasi lewat dunia RFID ini akan memberikan nilai ekslusivitas
maya. Ketegangan hubungan Amerika Serikat serta publikasi yang tinggi, selain juga akan
dengan pemerintah China yang dipicu oleh mewujudkan revolusi dalam manajemen
peretasan akun surat elektronik (email) Google, perpustakaan modern. Implementasi RFID pada
menandai fungsi internet sebagai mesin perang sektor perpustakaan tengah menjadi trend.
baru yang bermotif ekonomi dan politik. Saling RFID memberikan keunggulan yang signifikan
tuding dan serang antara Washington dan Beijing bila dibandingkan dengan teknologi barcode dan
terkait kasus Google, menggambarkan tengah tag anti-theft (pencurian). Keunggulan utama
7
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 1-9 ISSN 1979 - 9527
adalah pada meningkatnya kualitas pelayanan disimpulkan bahwa fungsi katalog perpustakaan
serta penghematan biaya operasional tenaga adalah sebagai sarana temubalik informasi, sistem
petugas perpustakaan. Sedangkan RDA komunikasi dan sebagai daftar inventaris koleksi
merupakan standar baru untuk resource di suatu perpustakaan. Katalog perpustakaan
description and access yang dirancang untuk berfungsi sebagai inventaris dokumen sebuah
dunia digital, tetapi dapat digunakan untuk perpustakaan sekaligus berfungsi sebagai
deskripsi semua jenis sumber (resources), sarana temubalik (Sulistyo-Basuki, 1991).
baik sumber digital maupun sumber tradisional
(non-digital). RDA dikembangkan atas landasan Simpulan
AACR yang berkerangka teoretis pada model Fenomena-fenomena tersebut di atas
konseptual Functional Requirements for merupakan bukti adanya revolusi teknologi
Bibliographic Records (FRBR) dan Functional dibidang informasi, yang didalamnya memberikan
Requirements for Authority Data (FRAD), kemudahan-kemudahan fasilitas, gejala-gejala
yang berfokus pada pemustaka (user tasks). atau dampak-dampak yang ditimbulkannya,
Tujuan dan Fungsi Katalog Perpustakaan juga resiko-resiko yang harus dijalani bagi
pertama sekali dikemukakan oleh Cutter pada pemustaka. Tentu saja juga ada ketentuan-
tahun 1867 (Cutter 1904), yaitu: “1. To enable ketentuan atau langkah-langkah antisipasi
a person to find a book about which one of the terhadap resiko-resiko yang ditimbulkan. Dalam
following is known: the author, the title, the subject kancah perpustakaan, teknologi RFID ini akan
2. To show what the library has by a given author, memberikan nilai ekslusivitas serta publikasi
on a given subject, in a given kind of literature. 3. yang tinggi, selain juga akan mewujudkan
To assist in the choice of a book, as to its edition, as revolusi dalam manajemen perpustakaan
to its character- literary or topical” (Hartley, 1993) modern. Implementasi RFID pada sektor
perpustakaan tengah menjadi trend. RFID
Tujuan di atas memberi penekanan
memberikan keunggulan yang signifikan bila
yang luas akan fungsi katalog perpustakaan.
dibandingkan dengan teknologi barcode dan tag
Tujuan pertama menyatakan bahwa katalog
anti-theft (pencurian). Keunggulan utama adalah
perpustakaan dapat digunakan oleh pemustaka
pada meningkatnya kualitas pelayanan serta
untuk menemukan bahan pustaka yang
penghematan biaya operasional tenaga petugas
diinginkannya berdasarkan pengarang, judul,
perpustakaan. Sedangkan RDA merupakan
maupun subjeknya. Pengertian ini menekankan
standar baru untuk resource description and access
fungsi katalog perpustakaan sebagai sarana atau
yang dirancang untuk dunia digital, tetapi dapat
alat bantu dalam temu balik informasi (information
digunakan untuk deskripsi semua jenis sumber
retrieval) di suatu perpustakaan. Tujuan kedua
(resources), baik sumber digital maupun sumber
menyatakan bahwa katalog dapat menunjukkan
tradisional (non-digital). RDA dikembangkan
dokumen apa saja yang dimiliki oleh sebuah
atas landasan AACR yang berkerangka teoretis
perpustakaan. Katalog perpustakaan berfungsi
pada model konseptual Functional Requirements
sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat
for Bibliographic Records (FRBR) dan Functional
menunjukkan kekayaan koleksi yang dimilikinya.
Requirements for Authority Data (FRAD), yang
Artinya, suatu perpustakaan melalui katalognya
berfokus pada pemustaka (user tasks). Dan
mengkomunikasikan kepada pemustaka, koleksi
katalog perpustakaan dapat digunakan oleh
apa saja yang dimilikinya, seberapa banyak
pemustaka untuk menemukan bahan pustaka
koleksi tersebut dan sebagainya. Katalog
yang diinginkannya berdasarkan pengarang,
perpustakaan di satu sisi dapat berfungsi
judul, maupun subjeknya. Pengertian ini
sebagai sistem komunikasi, dan di sisi lain
menekankan fungsi katalog perpustakaan
berfungsi sebagai daftar inventaris dari seluruh
sebagai sarana atau alat bantu dalam temu
bahan pustaka yang dimilikinya. Tujuan ketiga
balik informasi (information retrieval) di suatu
menyatakan bahwa katalog dapat membantu
perpustakaan. Tidak hanya itu saja katalog
pada pemilihan sebuah buku berdasarkan
dapat menunjukkan dokumen apa saja yang
edisinya, atau berdasarkan karakternya sastra
dimiliki oleh sebuah perpustakaan. Katalog
atau topik. Berdasarkan uraian di atas, dapat
sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat
8
Fenomena Teknologi Informasi Perpustakaan ... Gaib Suwasana
menunjukkan kekayaan koleksi yang dimiliki Naisbitt, John & Patricia Aburdene. 1990.
perpustakaan. Artinya, suatu perpustakaan Megatrends 2000: Sepuluh Arah Baru
melalui katalognya dapat mengkomunikasikan untuk Tahun 1990-an. Jakarta: Bina
kepada pemustaka, koleksi apa saja yang Aksara.
dimilikinya, seberapa banyak koleksi tersebut Renungan Entrepreneur di Abad Informasi 2011.
dan sebagainya. Katalog perpustakaan di dalam http//majulancargemilang.com.
satu sisi dapat berfungsi sebagai sistem Diunduh /22/6/2012: 10:32
komunikasi, dan di sisi lain berfungsi sebagai
Richard Gartner, 2003. MODS: Metadata
daftar inventaris dari seluruh bahan pustaka Object Description Schema. New York:
yang dimilikinya. Katalog juga dapat membantu Oxford University Library Services.
pada pemilihan sebuah buku berdasarkan
edisinya, atau berdasarkan karakternya - sastra Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
atau topiknya, bentuk, jenis dan gambaran
Utama.
koleksinya, ukuran dan ketebalannya, ilustrasi
isinya, kalau divisualisasikan kemugkinan Utami, Sri. 2008. Desain Pembelajaran Menulis
lebih komplit dari yang lainnya. Fenomena- Wacana yang Bercorak Naratif, Deskriptif,
Ekspositoris, dan Argumentatif dengan Model
fenomena dalam perkembangan teknologi
Kontekstual di Sekolah Menengah Kejuruan
informasi tidak berdampak pada entri data Kelas XI Semester 2
bibliografis koleksi. Akan tetapi saling
melengkapi dan menunjang yang pada
intinya semua mempunyai fungsi yang sama
sebagai sarana temu kembali informasi sesuai
dengan yang diinginkan oleh pemustakanya.
Daftar Pustaka
Andi, 2008. Perpustakaan masa depan dengan
teknologi RFID. dalam http:// andyku.
wordpress.com/2008/07/25. Diunduh
22/6/2012: 11:22
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
http://next-generation catalogue. Diunduh
12/9/2012: 10:12
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/
cetak/2011/06/09/149115/Fenomena-Perang-
Informasi-di-Internet. Diunduh 22/6/2012:
10:46
http://www.kamusbesar.com/26843/naratif. Diunduh
18/01/2013:2.16
Ilyas, Moh. 2010. Pertaruhan HMI di Abad
Informasi
Kumorotomo, Wahyudi. 1994. Sistem Informasi
Manajemen dalam Organisasi-organisasi
Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Lasa-HS. 2009. Kamus Kepustakawanan
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Books
Publisher.