Anda di halaman 1dari 13

Vol. 4 No.

1 Tahun 2013 : 50-61 ISSN 1979 - 9527

PERPUSTAKAAN DAN PELESTARIAN KEBUDAYAAN


Hilman Nugraha
Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Sunan Kalijaga

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya akan nilai-nilai budaya. Keanekaragaman budaya
membentang dari Aceh hingga Papua. Peran perpustakaan menjadi sangat penting sebagai wujud
upaya menjaga nilai-nilai kebudayaan dalam melestarikannya. Sebab perpustakaan berfungsi
sebagai pelestari ilmu pengetahuan, budaya, dan peradaban suatu bangsa. Disinilah hasil-hasil
budaya bangsa dihimpun, dicatat, dikelompokkan, diawetkan dan dilayankan kepada masyarakat
untuk dikembangkan lebih lanjut. Mungkin ini yang harus menjadi pemikiran kita bersama berkenaan
dengan permasalahan seperti terungkap pada judul di atas. Negara Kesatuan Republik Indonesia
dikenal memiliki banyak pulau dan membentang dari ujung barat Sumatera hingga timur Papua.
Apabila wilayah Indonesia dibentangkan maka kepulauan Indonesia sama dengan luas benua
Eropa. Oleh sebab itu maka peran perpustakaan sangat penting sebagai tempat pelestarian bagi
budaya yang eksis dan beraneka ragam yang terdapat di Indoneasia. Kekayaan budaya berupa
naskah itu merupakan salah satu hasil karya peradaban pemikiran gemilang masyarakat Nusantara
di masa lampau. Kandungan nilai-nilai dan pandangan hidup itu perlu dilestarikan sebab nilai-nilai
luhur itu akan menjadi katalisator kemajuan bangsa di era globalisasi ini. Perpustakaan menjadi
sangat penting dalam mewujudkan upaya pelestarian warisan budaya bangsa antara lain untuk
mendukung kegiatan penelitian, pengkajian, dan penyebarluasan nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya. Perpustakaan dapat berperan dalam upaya pelestarian nilai-nilai budaya serta menjamin
keberadaan warisan budaya hingga masa yang akan datang.
Kata Kunci: perpustakaan, pelestarian budaya
PENDAHULUAN dan kekayaan yang tak ternilai harganya
tersebut merupakan khasanah kebudayaan
Latar Belakang Masalah bangsa yang harus dilindungi dan dilestarikan.
Munculnya berbagai peradaban bangsa Bentuk dan upaya pelestarian tersebut
di Nusantara ini telah menunjukkan tingkat menjadi penting dilakukan mengingat naskah-
peradaban tinggi yang telah dicapai nenek naskah peninggalan zaman dahulu banyak
moyang kita di masa lampau. Bentuk peradaban dijumpai dalam kondisi tidak utuh. Apalagi
bangsa-bangsa di Nusantara telah tertuang di pada masa penjajahan Belanda banyak
dalam berbagai naskah-naskah kuno hal ini sekali naskah-naskah berupa manuskrip
telah menjadi bukti yang diakui bahwa bangsa telah diangkut ke negeri Belanda dan kini
kita telah menuangkan hasil pemikiran mereka tersimpan di perpustakaan Leiden Belanda.
melalui tulisan dan telah dikenal luas oleh dunia
Bentuk naskah dan manuskrip tersebut
internasional. Pemikiran itu meliputi kajian
adalah sebagai warisan budaya bangsa
tentang manusia dan semesta alam serta hal-hal
Indonesia yang memiliki wujud konkret dan
yang melingkupinya. Semua itu telah terekam
menjadi identitas bangsa. Naskah-naskah kuno
dalam naskah-naskah kuno yang tersebar di
sering dikategorikan sebagai budaya benda
seluruh wilayah Nusantara. Naskah-naskah
(tangible) dan menuntut penanganan khusus
kuno tersebut merupakan warisan budaya masa
karena mudah rusak. Namun demikian, upaya
lalu merupakan catatan berharga pada masa
pelestarian warisan budaya masa lampau itu
itu yang memiliki keterkaitan dan ikatan erat
banyak menghadapi kendala. Hal yang sering
dengan keberadaan masyarakat sekarang. Titik
menjadi bahan perdebatan dalam penanganan
tekan yang harus ada pada masyarakat adalah
naskah kuno adalah usaha pelestarian secara
mengenai pentingnya menggali nilai-nilai
fisik yang berkaitan dengan cara penyimpanan
luhur yang termuat di dalamnya yang akan
atau cara pengawetan naskah. Akan tetapi
menumbuhkan pemahaman bahwa peradaban
sebenarnya usaha pelestarian nilai-nilai

50
Perpustakaan dan Pelestarian Kebudayaan ... Hilmar Nugraha
budaya yang menjadi sumber sikap dan berkembang di masyarakat mengukuhkan
tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial gagasan untuk lebih meningkatkan penelitian,
budayanya justru inilah yang lebih penting. pengkajian, dan penyebarluasan khasanah
kebudayaan yang tergolong langka tersebut.
Terkait dengan hal itu perpustakaan
sebagai tempat untuk menyimpan dan Tugas perpustakaan artinya suatu
menyebarkan ilmu pengetahuan memainkan kewajiban yang telah ditetapkan untuk
peran penting. Penyimpanan khasanah budaya dilakukan perpustakaan. Setiap perpustakaan
bangsa dan apresiasi budaya masyarakat mempunyai tugas sebagaimana yang telah
sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan diberikan oleh lembaga induknya. Pada
bacaan merupakan fungsi kultural perpustakaan. dasarnya sebuah perpustakaan tidak berdiri
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh sendiri, melainkan berada di dalam suatu
Sulistyo-Basuki (1991), bahwa perluasan fungsi ruang lingkup atau di bawah koordinasi suatu
kultural perpustakaan nantinya harus mengarah organisasi. Perpustakaan Nasional RI, misalnya
pada upaya pelestarian nilai-nilai kebudayaan. merupakan salah satu lembaga Pemerintah Non-
Departemen berada di bawah dan bertanggung
Eksistensi kondisi perpustakaan dari
jawab kepada Presiden. Perpustakaan umum
masa ke masa tak terlepas dari perkembangan
merupakan salah satu perangkat pemerintah
budaya umat manusia. Budaya yang oleh
daerah di bawah dan bertanggung jawab kepada
Koentjaraningrat (1983) dirumuskan sebagai
Kepala Daerah (Bupati/ Walikotamadya).
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
Perpustakaan khusus/ kedinasan berada
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
di bawah dan bertanggung jawab kepada
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
kepala unit kerja/ instansi yang bersangkutan.
dengan belajar bersifat abstrak. Bentuk tercetak
Perpustakaan perguruan tinggi berada di dalam
dari hasil pemikiran orang-orang zaman
suatu lembaga pendidikan tinggi. Oleh karena
dahulu yang sekarang dikenal sebagai warisan
itu kedudukan sebuah perpustakaan merupakan
budaya materi (tangible) dalam bentuk naskah-
unsur penunjang dan tugasnya menjalankan
naskah kuno memuat nilai budaya dan makna
sebagian dari tugas pokok organisasi.
simbolis yang berarti bagi pengukuhan jati diri
sebuah bangsa. Usaha penyimpanan dokumen Menurut Keputusan Presiden RI Nomor
dan naskah-naskah kuno oleh perpustakaan 103 tahun 2001, Perpustakaan Nasional
memungkinkan terpeliharanya budaya masa (Perpusnas) RI bertugas melaksanakan tiga
lalu tetap eksis dan mendapatkan tempatnya pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai
didalam tatanan sosial budaya masyarakat dengan peraturan perundang-undangan
sekarang dan yang akan datang. Dengan yang berlaku. Badan perpustakaan daerah
adanya peranan perpustakaan sebagai wadah atau lembaga yang sejenis di tingkat provinsi
budaya memungkinkan adanya sebuah mata merupakan unsur penunjang pemerintah dan
rantai yang menghubungkan sejarah masa lalu bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala
dengan masa kini dan pelajaran yang berarti Daerah sedangkan tugasnya menyelenggarakan
bagi kehidupan masa yang akan datang, maka kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan
jelas peranan perpustakaan tak dapat diabaikan. informasi lainnya, terutama bagi masyarakat
di wilayah yang bersangkutan. Perpustakaan
Berangkat dari wacana untuk
perguruan tinggi, yang merupakan bagian dari
memperbaiki kondisi bangsa yang kini tengah
lembaga pendidikan tinggi tersebut dan bertugas
dilanda krisis multidimensi, berbagai kalangan
memfasilitasi program pendidikan, penelitian
mengungkapkan perlunya upaya penggalian
dan pengabdian masyarakat atau Tri Dharma
nilai-nilai budaya masa lalu. Kebutuhan akan
Perguruan Tinggi. Perpustakaan Umum yang
identitas diri atau jati diri bagi sebuah bangsa di
berada pada tingkat kabupaten/ kota mempunyai
tengah maraknya globalisasi menggugah bangsa
tugas di bidang layanan informasi, pendidikan,
ini untuk memberdayakan nilai-nilai budaya
rekreasi, preservasi dalam rangka ikut
yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan
mencerdaskan kehidupan masyarakat secara
masa depan. Kesadaran untuk menemukan
luas. Sementara itu perpustakaan sekolah
kembali akar kebudayaan yang tumbuh dan

51
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 50-61 ISSN 1979 - 9527
tugasnya adalah menunjang terselenggaranya ini diharapkan dapat berguna sebagai:
proses belajar di sekolah yang bersangkutan. 1. Bahan informasi tentang peran perpustakaan
Sementara itu perpustakaan yang lain, pada didalam pelestarian kebudayaan.
prinsipnya mempunyai tugas menunjang kegiatan 2. Bahan informasi bagi penulis dan peneliti
organisasi, karena keberadaan perpustakaan selanjutnya yang berkeinginan meneliti lebih
merupakan kebutuhan yang tidak kalah jauh masalah ini dari sudut pandang yang
pentingnya seperti halnya bagian perangkat yang berbeda.
lain dalam menyelenggarakan pengembangan 3. Sumbangan pemikiran dalam rangka
dan pembinaan perpustakaan dalam rangka menambah khasanah di bidang
pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya keperpustakaan, Universitas Islam
dan pelayanan informasi ilmu pengetahuan, Indonesia.
teknologi, dan kebudayaan memainkan peran
strategis dalam mewujudkan gagasan tersebut. Kerangka Teori
Selanjutnya, pelestarian khasanah Pada bagian ini akan dijelaskan tentang
budaya dapat direalisasikan dengan pengertian, peran, tugas, fungsi perpustakaan,
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pustakawan dan pelestarian kebudayaan.
pada semua kalangan, khususnya para peminat
dan pecinta naskah Nusantara, untuk menggali Pengertian Peran dan Fungsi Perpustakaan
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam naskah- Perpustakaan diartikan sebuah ruangan
naskah kuno melalui penelitian, pengkajian, atau gedung yang digunakan untuk menyimpan
maupun pengajaran. Dengan demikian maka buku dan terbitan lainnya yang biasanya
yang menjadi kajian selanjutnya adalah disimpan menurut tata susunan tertentu
mengenai, hal-hal apa saja yang perlu dilakukan yang digunakan pembaca bukan untuk dijual
untuk mendukung langkah positif tersebut. (Sulistyo-Basuki ; 1991). Ada dua unsur utama
dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan.
RUMUSAN MASALAH Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah
Dalam kajian ini ada perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-
dua rumusan masalah yakni: buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya,
1. Apa fungsi dan bentuk peranan Perpustakaan yang dapat diterima di perpustakaan sebagai
didalam pelestarian budaya sumber informasi. Kemudian semua sumber
2. Sejauh mana peranan perpustakaan didalam informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga
fungsinya melakukan perlindungan dan ketika kita membutuhkan suatu informasi,
pelestarian budaya. kita dengan mudah dapat menemukannya.
Dengan memperhatikan keterangan di
TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
Adapun tujuan tulisan ini adalah: adalah suatu unit kerja yang berupa tempat
1. Mengetahui sejauhmana fungsi dan menyimpan koleksi bahan pustaka yang
peranan perpustakaan di dalam melakukan diatur secara sistematis dan dapat digunakan
perlindungan dan pelestarian kebudayaan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.
2. Mengetahui seberapa besar fungsi dan Menurut UU No. 43 tahun 2007
peranan perpustakaan di dalam pelestarian tentang Perpustakaan Bab I pasal 1
kebudayaan. menyatakan Perpustakaan adalah institusi
3. Sebagai pengetahuan dan informasi para yang mengumpulkan pengetahuan tercetak
pelaku pustaka dan pustakawan akan dan terekam, mengelolanya dengan
fungsi perpustakaan sebagai pelestarian cara khusus guna memenuhi kebutuhan
kebudayaan intelektualitas para penggunanya melalui
beragam cara interaksi pengetahuan.
Signifikansi Penulisan
Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat
Penulisan karya tulis tentang
menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari
Perpustakaan dan Pelestarian Kebudayaan

52
Perpustakaan dan Pelestarian Kebudayaan ... Hilmar Nugraha
perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan luas.
perguruan tinggi adalah memberikan layanan 4. Kepustakawanan: Hal-hal yang berkaitan
informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dengan upaya penerapan ilmu perpustakaan
dan pengabdian masyarakat dalam rangka dan profesi kepustakawanan.
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Peranan, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
pengertian perpustakaan adalah suatu institusi Peranan Perpustakaan
unit kerja yang menyimpan koleksi bahan Setiap perpustakaan dapat
pustaka secara sistematis dan mengelolanya mempertahankan eksistensinya apabila
dengan cara khusus sebagai sumber informasi dapat menjalankan peranannya dengan baik
dan dapat digunakan oleh pemakainya. dan benar. Secara umum peran-peran yang
Namun, saat ini pengertian tradisional dapat dilakukan oleh perpustakaan adalah:
dan paradigma lama mulai tergeser seiring 1. Menjadi media antara pemakai dengan
perkembangan berbagai jenis perpustakaan, koleksi sebagai sumber informasi
variasi koleksi dalam berbagai format pengetahuan.
memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak 2. Menjadi lembaga pengembangan minat
lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku. dan budaya membaca serta pembangkit
kesadaran pentingnya belajar sepanjang
Banyak kalangan terfokus untuk
hayat.
memandang perpustakaan sebagai sistem,
3. Mengembangkan komunikasi antara
tidak lagi menggunakan pendekatan fisik.
pemakai dan atau dengan penyelenggara
Sebagai sebuah sistem perpustakaan
sehingga tercipta kolaborasi, sharing
terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian
pengetahuan maupun komunikasi ilmiah
yang terintergrasikan melalui sistem yang
lainnya.
dipakai untuk pengolahan, penyusunan
4. Motivator, mediator dan fasilitator
dan pelayanan koleksi yang mendukung
bagi pemakai dalam usaha mencari,
berjalannya fungsi-fungsi perpustakaan.
memanfaatkan dan mengembangkan
Dalam perkembangan selanjutnya ilmu pengetahuan dan pengalaman.
menempatkan perpustakaan menjadi sumber Berperan sebagai agen perubah,
informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan pembangunan dan kebudayaan manusia.
budaya. Dari istilah pustaka, berkembang
istilah pustakawan, kepustakaan, ilmu Fungsi Perpustakaan:
perpustakaan, dan kepustakawanan Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi
yang akan dijelaskan sebagai berikut: (2000: 200) fungsi perpustakaan dalam upayanya
1. Pustakawan: Orang yang bekerja pada ikut serta dalam mendukung pelaksanaan
lembaga-lembaga perpustakaan atau program pendidikan baik disekolah menengah,
yang sejenis dan memiliki pendidikan maupun pendidikan tinggi adalah bahwa
perpustakaan secara formal. Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
2. Kepustakaan: Bahan-bahan yang menjadi
1). Pendidikan
acuan atau bacaaan dalam menghasilkan
atau menyusun tulisan baik berupa artikel, Perpustakaan memberikan kesempatan
karangan, buku, laporan, dan sejenisnya. kepada siswa untuk menambah pengeta-
3. Ilmu Perpustakaan: Bidang ilmu yang huan atau mempelajari kembali materi-ma-
mempelajari dan mengkaji hal-hal yang teri pelajaran yang telah diberikan oleh guru
berkaitan dengan perpustakaan baik dari atau dosen dikelas.
segi organisasi koleksi, penyebaran dan
2). Pusat Informasi
pelestarian ilmu pengetahuan teknologi
dan budaya serta jasa- jasa lainnya kepada Perpustakaan berfungsi sebagai tempat
masyarakat, hal lain yang berkenaan dengan mencari informasi yang berkenaan dengan
jasa perpustakaan dan peranan secara lebih pemenuhan rasa ingin tahu siswa dan guru.

53
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 50-61 ISSN 1979 - 9527
3). Rekreasi yang dikumpulkan oleh peneliti dari responden.
Data primer ini bersumber pada keberadaan
Perpustakaan memberikan kesempatan
perpustakan yang ada di tiap kabupaten kota.
kepada siswa dan guru dan dosen untuk
Sedangkan data sekunder adalah data yang
menikmati bahan yang ada.
diperoleh atau dikumpulkan oleh pihak lain atau
4). Penelitian merupakan pendukung data primer yang diambil
dari dokumentasi yaitu bahan tertulis seperti buku,
Perpustakaan berfungsi sebagai jawaban
koran, majalah dan yang sejenis serta dari lokasi
terhadap berbagai pertanyaan ilmiah.
penelitian itu sendiri (Nawawi & Martini, 1992 : 69)
METODOLOGI 3. Teknik Pengambilan Data
1. Jenis Penelitian Menurut Nazir (1983 : 221) tehnik
Salah satu metode yang mampu pengumpulan data didefinisikan sebagai
mewadahi pendekatan tema Perpustakaan dan prosedur yang sistematis dan standar untuk
pelestarian budaya adalah metode kualitatif. memperoleh data yang diperlukan. Teknik
Hal ini karena metode kualitatif relatif dapat pengumpulan data ini sangat berpengaruh
menganalisis realitas sosial secara lebih pada obyektivitas hasil penelitian. Dengan kata
mendalam. Metode kualitatif dapat digunakan lain memungkinkan dicapainya pemecahan
untuk mempelajari membuka, dan mengerti apa masalah secara valid dan reliabel (Nawawi,
yang terjadi di belakang setiap fenomena yang 1983 : 110). Sesuai definisi tersebut tehnik
baru sedikit diketahui (Straus & Corbin, 1990 : 19). yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Penelitian dengan pendekatan
kualitatif lebih menekankan analisisnya pada a. Observasi
proses penyimpulan deduktif induktif serta Observasi biasa diartikan sebagai pen-
pada analisis terhadap dinamika hubungan gamatan data didefinisikan sebagai
antar fenomena yang diamati dengan prosedur yang sistematik fenomena-
menggunakan logika ilmiah (Saifuddin, 1998 : 5) fenomena yang diselidiki (Hadi, 1970:
Bong dan Taylor (1975 : 5) 132). Pada teknik ini, peneliti mengada-
mendefinisikan “Metodologi kualitatif” sebagai kan penelitian langsung ke daerah pene-
prosedur penelitian yang menghasilkan data litian.
deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari Alasan secara metodologi bagi peng-
orang-orang dan prilaku yang diamati. Menurut gunaan pengamatan ini ialah pengamat
mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dapat mengoptimalkan kemampuan
dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, peneliti dari segi motif, kepercayaan,
dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu perhatian. Observasi ini dilakukan
atau organisasi kedalam variable atau hipotesis, dengan harapan dapat mencatat ke-
tetapi justru perlu memandangnya sebagai mungkinan-kemungkinan yang dapat
bagian dari suatu keutuhan. Oleh karena terjadi di lingkungan sekitar yang ber-
itu metode yang akan digunakan di dalam hubungan dengan obyek penelitian,
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. maupun sikap yang lahir dari tingkah
laku dan hasilnya diharapkan dapat
2. Data yang dibutuhkan
membantu selesainya penulisan ini.
Dalam setiap penelitian disamping
b. Dokumentasi
menentukan jenis penelitiannya diperlukan pula
data penelitian yang akan memudahkan peneliti Menurut Surachmat (1982: 132), doku-
melakukan penelitian dan mencapai hasil mentasi merupakan cara peneliti untuk
penelitian yang valid. Sumber data pada penelitian menjelaskan dan menguraikan apa-apa
ini menggunakan data primer dan data sekunder. yang telah lalu melalui sumber-sumber
dokumen. Teknik ini adalah cara meng-
Data primer yakni data yang diperoleh
umpulkan data penelitian melalui benda-
langsung dari subyek penelitian atau data

54
Perpustakaan dan Pelestarian Kebudayaan ... Hilmar Nugraha
benda tertulis atau dokumen yang dapat analisis, menjelaskan pola dan mencari
digunakan untuk melengkapi data yang hubungan antara konsep. Penafsiran ini
diperlukan di dalam penelitian. Data dimaksudkan sebagai usaha memilih
tersebut diperoleh dari arsip-arsip, buku- dan menggolongkan dalam kategori-
buku, internet tentang pendapat, teori, kategori tertentu. Langkah terakhir
dalil/ hukum-hukum, majalah, catatan adalah melakukan interpretasi, meliputi
harian dan sebagainya. pembuatan keputusan dan penyusunan
kesimpulan yang berkaitan dengan per-
Dalam penelitian ini, dokumentasi di-
tanyaan dalam penelitian.
perlukan sebagai bahan acuan peneliti
dalam menyusun kerangka teori dan
PEMBAHASAN
berfungsi sebagai pedoman, karena
dalam penelitian ini data dianalisis 1. Peran Perpustakaan dalam Upaya Me-
secara terus menerus sejak awal hingga numbuhkan Tradisi Kebudayaan
akhir penelitian.
Peran perpustakaan dalam melestarikan
c. Teknik Analisis Data kebudayaan dapat dilakukan dengan
Teknik analisis data merupakan upaya mendokumentasikan berbagai penerjemahan
mencari data dan mendata secara dan penyaduran naskah-naskah kuno dari
sistematis catatan hasil pengumpulan bahasa aslinya ke dalam bahasa-bahasa yang
data untuk meningkatkan pemahaman digunakan oleh masyarakat modern. Hal ini
terhadap objek yang sedang diteliti. Pene- telah banyak dilakukan oleh para ahli dari dalam
litian pada hakikatnya berarti rangkaian maupun luar negeri. Sumbangan dan peran para
kegiatan atau proses pengungkapan ahli dalam menerjemahkan dan mengartikan
sesuatu yang belum diketahui dengan naskah naskah kuno yang berkaitan dengan nilai-
menggunakan metode yang sistema- nilai kebudayaan sangat besar terutama dalam
tis dan terarah. Keseluruhan rangkaian upaya mencari dan menghidupkan kembali spirit
berupa pengumpulan, pengolahan, dan kejayaan masa lalu. Sejarah masa lalu menjadi
penginterpretasian data diajukan untuk aspek penting dalam kehidupan manusia
mendapatkan kebenaran yang terdapat karena masa lalu adalah sumber inspirasi
pada permasalahan yang dihadapi. yang berfungsi sebagai bekal bagi perjalanan
dan pijakan manusia menuju masa depan.
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Peran serta andil perpustakaan dalam
Dalam penelitian kualitatif data dianalisis upaya menghidupkan kembali kebesaran masa
secara terus menerus sejak awal hingga lalu tampak terlihat jelas dalam pengungkapan
akhir penelitian. Metode analisanya kembali khasanah kesusastraan Islam
bersifat induktif, yaitu berawal dari hal-hal zaman kekhalifahan di Andalusia Spanyol
yang bersifat khusus ke hal-hal yang dan kekhalifahan Abasiyah di Baghdad yang
bersifat umum. Oleh karena itu, proses menggunakan bahasa Arab dan diterjemahkan
analisis data dimulai dengan menelaah ke dalam bahasa Latin kuno oleh kaum humanis
seluruh data yang telah diperoleh dari Eropa. Pada saat itu kekhalifahan Islam di
beberapa sumber, seperti observasi, Andalusia Spanyol dan kekhalifahan Abasiyah
wawancara dan dokumentasi. Lebih di Baghdad menjadi pusat peradaban dunia
lengkapnya tentang analisa data adalah dan banyak orang Kristen Eropa belajar di
sebagai berikut. dunia Islam ketika itu lalu menterjemahkan
karya karya para pemikir, cendekiawan,
Pertama dilakukan pengumpulan data filsuf, dari dunia Islam kedalam bahasa Latin.
yang dibutuhkan, kemudian dilakukan
penilaian data yang didasarkan kepada Penerbitan naskah berbahasa Arab Latin
prinsip validitas dan rehabilitas. Se- secara besar-besaran yang dilakukan Gereja
lanjutnya dilakukan penafsiran data, Katholik untuk melawan pembaharuan agama
artinya memberikan makna pada yang dipelopori Martin Luther menyebabkan

55
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 50-61 ISSN 1979 - 9527
jumlah buku-buku berbahasa Latin melimpah Sebagai contoh adalah didalam
di pasaran. Gerakan Kontra-Reformasi yang penyaduran naskah kuno terdapat nilai-
berlangsung singkat menyurutkan perhatian nilai keunikan, misal hasil penerjemahan dan
kalangan terpelajar di Eropa terhadap naskah- penyaduran Centhini ke dalam bahasa Indonesia
naskah tersebut. Akibatnya, buku-buku yang yang diterbitkan Galang Press justru berasal
telanjur dicetak dalam jumlah besar sulit dijual. dari hasil adaptasi Centhini yang berasal dari
Perpustakaan-perpustakaan Katholik berusaha versi Prancis oleh Elizabeth D. Inandiak (2002).
menampung buku-buku yang beredar hingga Sebagai hasil penerjemahan dan penyaduran
muncul penghargaan terhadap pencapaian dari sebuah karya adaptasi berbahasa asing,
kecanggihan gaya penulisan para penulis di adalah tidak adanya bentuk penuturan versi
masa itu, di era selanjutnya (Anderson, 2001). Jawa yang dicantumkan di dalamnya. Oleh
Penyimpanan naskah-naskah berbahasa Latin karena itu maka dalam penerjemahan dan
yang dilakukan perpustakaan-perpustakaan penyaduran karya-karya pujangga Jawa, versi
Katholik memungkinkan naskah-naskah itu asli dalam bahasa Jawa biasanya dicantumkan.
menjadi rujukan kaum inteligensia di kemudian hari. Hal itu dianggap penting karena ternyata
bentuk spirit atau nuansa alami (natural) yang
Begitu juga hal yang sama telah
melingkupi ketika karya itu dibuat hanya dapat
dilakukan di Indonesia. Lembaran-lembaran
dirasakan dalam penuturan bahasa aslinya.
naskah-naskah kuno dikaji agar muncul spirit
akan kejayaan dan semangat kebesaran Berbagai koleksi terjemahan naskah-
di masa lampau dapat dihidupkan kembali naskah berbahasa Jawa seperti Wedhatama,
di Indonesia. Usaha-usaha penerjemahan Kalatidha, Cemporet, dan Joko Lodhang yang
dan penyaduran dilakukan agar masyarakat disimpan di Museum Radya Pustaka Surakarta
Indonesia di masa sekarang dapat mempelajari dan Suluk Saloka, Serat Kalatida, Paramayoga
prinsip-prinsip atau nilai-nilai luhur serta spirit dan Serat Wirid Hidayat Jati disimpan di
yang mendukung bagi kemajuan bangsa museum Sasono Budoyo Yogyakarta. Serta
Indonesia kedepan. Bentuk karya-karya yang masih banyak yang masih memuat versi
dihasilkan para pujangga masa lalu banyak yang Jawa naskah-naskah terkenal itu. Namun,
disimpan di museum atau perpustakaan daerah antusiasme masyarakat terhadap keberadaan
kemudian diteliti, serta dikaji, dan kemudian naskah-naskah tersebut tak sebesar antusiasme
disebarluaskan melalui pengajaran secara ilmiah. mereka terhadap Centhini adaptasi Inandiak.
Kenyataan yang terjadi di masyarakat
Perpustakaan dalam skala nasional di
terkadang sulit diperkirakan. Sambutan
Indonesia jelas memiliki peranan yang sangat
mereka terhadap “wajah baru” Centhini mungkin
penting serta peluang yang cukup besar dalam
terjadi karena banyak diberitakan media
upaya pengkajian dan penyebarluasan tersebut.
yang secara tidak langsung mempengaruhi
Untuk itu perlu adanya hubungan yang dekat
hasil promosi penjualan buku-buku tersebut.
antara Perpustakaan Nasional RI dengan
komponen masyarakat yang mendukung Penerimaan masyarakat terhadap sebuah
pelestarian kebudayaan yang bersangkutan wacana seringkali hanya sebatas bungkus
memungkinkan penerjemahan dan penyaduran luarnya saja. Pemaknaan kandungan sebuah
naskah-naskah kuno ke dalam bahasa Indonesia naskah kuno secara mendalam hanya dapat
tanpa harus mengesampingkan nilai nilai artistik dilakukan apabila tradisi membaca dan menulis
yang terkandung didalamnya serta yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan
dicapai dalam bahasa aslinya. Isi naskah- masyarakat. Namun, upaya menumbuhkan
naskah kuno tidak hanya memuat cerita atau kembali tradisi membaca dan menulis akan
pesan tersirat akan tetapi juga memuat nilai dan sangat sulit. Tradisi membaca dan menulis yang
unsur artistik serta estetik yang mencerminkan dulu mengakar kuat di kalangan masyarakat
karakter masyarakat Indonesia pada masanya. Nusantara telah tenggelam di tengah kesibukan
Proses penerjemahan dan penyaduran masyarakat masa kini yang semakin terdesak oleh
yang disertai versi aslinya memungkinkan tuntutan ekonomi. Sutarno dalam Perpustakaan
masyarakat menemukan karakteristik tersebut. dan Masyarakat (2003) bahkan berpendapat

56
Perpustakaan dan Pelestarian Kebudayaan ... Hilmar Nugraha
bahwa budaya baca tampaknya memang serta lunturnya pengaruh nilai-nilai luhur budaya
merupakan “privilese” bagi kalangan tertentu. bangsa memasuki suatu masa di era globalisasi.
Peran Perpustakaan Nasional RI dalam Didalam lingkup kebudayaan, bentuk
membudayakan kegiatan membaca di tanah kesadaran masyarakat pada masa sekarang
air yang telah menjadi begitu mahal perlu terhadap nilai manfaat perpustakaan hendaknya
disinergikan dengan upaya menumbuhkan dapat ditujukan untuk mengembangkan kembali
kegiatan penelitian dan pengkajian naskah kuno nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman bagi
untuk kepentingan budaya jangka panjang. kehidupan. Bentuk nilai-nilai budaya yang dapat
Tujuan dari penelitian dan pengkajian naskah- diambil serta digali lebih dalam dari tradisi
naskah kuno adalah tujuan jangka panjang yang masa lalu tidak hanya berbentuk nilai-nilai yang
ditujukan pada upaya menumbuhkan kembali bermanfaat untuk mengasah budi pekerti tetapi
tradisi kritis membaca dan menulis. Kembalinya juga bentuk nilai-nilai yang dibutuhkan untuk
tradisi membaca dan menulis secara tidak menghadapi tantangan masa depan seperti sifat
langsung akan mendukung pelestarian khasanah bersungguh-sungguh, disiplin, gotong royong,
budaya berbentuk naskah-naskah kuno dengan dan kerja keras. Bentuk upaya tersebut hanya
sendirinya. Masyarakat yang identik dengan dapat terwujud apabila perpustakaan juga
tradisi membaca dan menulis akan mewujudkan bisa difungsikan sebagai pusat penelitian dan
kepeduliannya dengan melakukan penelitian dan pengkajian budaya dan disiplin ilmu-ilmu yang
pengkajian mendalam untuk selanjutnya disalin mendukung. Bentuk kegiatan penelitian serta
dan dibukukan kembali agar bisa disebarluaskan. pengkajian akan membawa dampak dalam
mempengaruhi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Peran Perpustakaan Melestarikan Kem-
yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.
bali Nilai-nilai Budaya Indonesia
Dalam perjalanan sejarahnya,
Hal terpenting dalam upaya pelestarian
perpustakaan selain berfungsi sebagai tempat
khasanah budaya bangsa adalah pelestarian
penyimpanan buku dan penyedia informasi
nilai-nilai luhur budaya yang menjadi petunjuk
juga berfungsi sebagai pusat pengembangan
sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sosial
ilmu pengetahuan. Tercatat dalam sejarah pada
budaya. Pelestarian budaya yang hanya
zaman Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah dikenal
ditujukan pada perawatan fisik benda-
istilah Baitul Hikmah, perpustakaan umum pada
benda peninggalan purbakala tidak
masa kekuasaan Khalifah Harun al-Rasyid yang
akan memberikan pengaruh besar pada
semula didirikan dengan nama Khizanah al-
upaya bangsa Indonesia dalam mencapai
Hikmah merupakan contoh perpustakaan yang
kemajuan. Bangsa Indonesia membutuhkan
juga difungsikan sebagai pusat kegiatan studi,
identitas atau jati diri sebagai sebuah bangsa
riset astronomi, dan matematika (Syihabuddin,
dan hal itu hanya dapat dilakukan dengan
dkk., 2003). Berbagai macam jenis ilmu
menumbuhkan kesadaran akan pemahaman
pengetahuan yang dihasilkan dari lingkungan
terhadap kenyataan sejarah dan budaya.
perpustakaan pada masa itu memberikan
Masyarakat membutuhkan perpustakaan sumbangan pencerahan bagi masyarakat di
umum sebagai sarana untuk menemukan kembali zamannya dan telah mengantarkan kekhalifahan
hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan di dinasti Abbasiyah sampai pada puncak
masa lalu. Pengembangan peran perpustakaan peradaban tertinggi manusia pada zamannya.
dalam pelestarian khasanah budaya bangsa Jika seandainya saja Perpustakaan Nasional
akan menemukan muara yang tepat jika upaya RI sebagai perpustakaan umum terbesar di
pelestarian tersebut tidak hanya dilakukan dalam Indonesia juga mampu difungsikan sebagai
bentuk fisiknya saja. Akan tetapi perpustakaan pusat bagi kegiatan penelitian, maka tentu
memiliki peran yang lebih penting yaitu peran perpustakaan dalam pengembangan ilmu
melestarikan nilai-nilai moral yang melingkupi pengetahuan akan tampak nyata nilai manfaatnya,
warisan budaya tersebut. Melihat faktanya dan tidak hanya akan menjadi wacana.
sekarang menunjukkan bukti terdapat keterkaitan
Bentuk peranan perpustakaan didalam
antara kemerosotan nilai moral masyarakat
kegiatan penelitian dan pengkajian budaya

57
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 50-61 ISSN 1979 - 9527
memungkinkan bagi nilai-nilai budaya tersebut bahwa kenyataan banyaknya naskah Melayu
dapat ditransformasikan menjadi pedoman bagi yang tersimpan di berbagai negara di luar
sikap dan tingkah laku masyarakat dalam bentuk negeri justru menguntungkan mengingat kondisi
kehidupan sehari-hari. Bentuk pelestarian nilai Indonesia pada masa itu yang berada dalam
budaya dianggap penting karena perjalanan bagi masa penjajahan (Kompas, 20 Mei 1999). Akan
terbentuknya budaya baru tidak pernah lepas dari tetapi, kenyataan untuk masa sekarang tentu
rangkaian sejarah hidup manusia yang berasal jauh berbeda akan jauh lebih menguntungkan
dari nilai-nilai luhur tradisi masa lalu diharapkan apabila naskah-naskah Nusantara yang memuat
mampu mengangkat bangsa ini dari keterpurukan. nilai-nilai luhur di dalamnya kembali agar
tetap lestari di negeri asalnya yakni Indonesia.
Bentuk-bentuk pelestarian warisan
budaya tidak saja ditujukan kedalam bentuk 3. Perlunya Dukungan Terhadap Per-
fisik saja akan tetapi lebih jauh kepada nilai pustakaan dalam Upaya Pelestarian Ke-
nilai filosofis yang terkandung didalamnya. Jika budayaan
bentuk pelestarian hanya ditujukan pada segi
fisiknya saja tentu tidak akan ada artinya sebab Upaya dan usaha untuk mengembalikan
bentuk upaya pelestarian serta pengorbanan kebanggaan masyarakat di tanah air terhadap
yang dikeluarkan untuk tujuan tersebut akan khasanah budaya bangsa yang berupa naskah-
menjadi sia-sia. Sebaliknya, pelestarian warisan naskah kuno memang sulit untuk diwujudkan.
budaya yang menjadikan nilai-nilai budaya Munculnya nilai kebanggaan terhadap berbagai
sebagai unsur utama jauh lebih berguna. cagar budaya yang telah diakui dunia seperti
Borobudur serta warisan non-bendawi seperti
Pelestarian nilai-nilai budaya adalah lagu, tari maupun benda seperti batik, wayang,
tanggung jawab masyarakat pendukung pakaian adat, serta alat musik pun ternyata
kebudayaan itu sendiri melalui sarana- masih sedikit. Pengaruh globalisasi telah
sarana penyaluran yang telah ditentukan. berdampak pada masyarakat Indonesia. Bisa
Keberadaan perpustakaan umum seperti dilihat bahwa saat ini masyarakat Indonesia lebih
halnya Perpustakaan Nasional RI adalah wadah mengagumi budaya asing yang datang dari luar
atau sarana penyaluran yang tepat untuk yang ternyata justru banyak ketidaksesuaian
mewadahi kepentingan masyarakat berkaitan dengan nilai, norma serta adat ketimuran yang
dengan hal tersebut. Perpustakaan menjadi berlaku di Indonesia. Masyarakat sekarang lebih
tempat berkumpulnya berbagai kalangan senang dengan budaya yang bersifat permisif
masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap dari barat daripada budaya yang tumbuh dan
upaya pelestarian harta warisan budaya berkembang di negeri sendiri. Kecenderungan
dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. ini semakin diperparah dengan lunturnya
Bentuk peranan Perpustakaan Nasional nilai-nilai moral, makin menipisnya solidaritas
RI dalam upaya melestarikan nilai-nilai sosial, serta menjamurnya praktik politik kotor,
budaya setidaknya akan mengurangi bentuk- dan memburuknya kondisi perekonomian.
bentuk keresahan terhadap pihak-pihak yang Berbagai macam perbuatan serta
memiliki kepedulian pada upaya pelestarian tindakan-tindakan yang tidak terpuji tersebut
warisan budaya yang bernilai sejarah. Adapun menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
terhadap keberadaan banyak naskah-naskah dewasa ini selain kurang dalam memberikan
Nusantara yang berasal dari peninggalan apresiasi terhadap budaya leluhur juga kurang
zaman kerajaan Nusantara, yang pada saat memiliki etos kebudayaan. Padahal, etos
zaman penjajahan diangkut oleh para penjajah kebudayaan itu sendiri bersumber dari nilai-
ke negerinya amatlah disayangkan dan nilai luhur bangsa yang terangkum dalam
hingga saat ini banyak dari naskah tersebut tradisi masa lampau. Berbagai bangsa-bangsa
berada di beberapa museum diantaranya di Asia lainnya seperti bangsa Jepang, Korea,
museum Oxford Inggris dan Leiden belanda. Cina, dan India telah membuktikan bahwa
Henry Chambert-Loir, direktur Ecole Francais bentuk kesadaran akan sejarah masa lalu dan
d’Extreme- Orient (EFEO – Lembaga Penelitian melindung serta usaha pelestarian budaya
Prancis untuk Timur Jauh) boleh berpandangan sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan

58
Perpustakaan dan Pelestarian Kebudayaan ... Hilmar Nugraha
bangsa. Kemapanan ekonomi dan kemajuan dalamnya menemukan hal-hal yang menarik
teknologi yang dicapai bangsa-bangsa tersebut dan juga dapat dibanggakan. Akhir-akhir ini,
tidak membuat mereka melupakan tradisi masa hal semacam itu telah dimunculkan oleh
lampau. Sebaliknya, mereka justru berpikir beberapa kalangan pecinta khasanah sastra
untuk menyebarluaskannya ke seluruh dunia. Nusantara dengan mengemas hasil pengkajian
karya-karya lama dalam konteks kekinian.
Bentuk keberhasilan mereka
Penerjemahan dan penyaduran Chentini dari
dalam menghidupkan nilai-nilai luhur yang
karya adaptasi Inandiak dalam bahasa Prancis
bersumber dari budaya lama adalah dengan
ke dalam bahasa Indonesia berhasil menarik
cara mempertegas jati diri bangsanya dan
perhatian masyarakat Indonesia. Banyak
mengukuhkan keberadaan mereka di tengah
kalangan akademisi dan masyarakat luas yang
globalisasi. Nilai-nilai luhur berupa prinsip rajin,
menyoroti keberadaan buku itu, baik di media
mandiri, dan bekerja keras bersumber dari
massa maupun dalam diskusi-diskusi kecil.
tradisi masa lalu menjadi spirit yang memberikan
energi serta kekuatan vital yang mampu Kenyataan itu membuktikan bahwa
membawa dan menuntun bangsa-bangsa masyarakat Indonesia sesungguhnya memiliki
tersebut menjadi bangsa yang kaya akan visi, ketertarikan yang cukup besar terhadap karya-
imajinasi, dan kreativitas tanpa batas ruang dan karya gemilang peninggalan masa lampau.
waktu. Pengaruh tersebut tercermin kepada Peluang untuk menonjolkan hal-hal menarik
individu yang menjadi bagian didalamnya dalam pengkajian khasanah budaya Nusantara
merekapun mempunyai kesempatan untuk telah mendapatkan momentum yang tepat.
mengembangkan diri dan menemukan sesuatu Keberadaan Perpustakaan Nasional RI di tengah
yang terbaik bagi dirinya. Nilai-nilai luhur kerinduan masyarakat terhadap kajian tentang
kebudayaan masa lalu memiliki spirit, kebudayaan kebudayaan mereka sendiri sangat signifikan.
yang sehat adalah kebudayaan yang memberi Realisasi dari wacana tersebut sebaiknya dimulai
kemungkinan dan kesempatan agar mereka dengan mengadakan diskusi-diskusi kecil bersifat
yang hidup di dalamnya dapat berkembang terbuka dan yang terpenting mengikutsertakan
menjadi dirinya sendiri (Kompas, 19 Mei 2006). masyarakat luas dari berbagai kalangan.
Pernyataan tersebut dikemukakan Myrna Ratna,
Informasi-informasi yang relevan
wartawan Kompas, yang dituangkan dalam
menyangkut pemberdayaan warisan budaya
lembaran khusus Kompas “Sewindu Reformasi
yang berasal dari sumber-sumber terpercaya
Mencari Visi Indonesia 2030” berkaitan dengan
sebaiknya juga disosialisasikan dalam
reformasi kebudayaan untuk kemajuan bangsa.
kesempatan tersebut. Hal itu perlu dilakukan
Berkaca kepada bangsa-bangsa Asia mengingat pemberitaan-pemberitaan di
yang berhasil menjadikan tradisi leluhur sebagai media massa banyak yang menyebutkan
modal dasar untuk membangun, tentu bangsa bahwa gagasan pemanfaatan warisan
Indonesia harus mulai memikirkan pentingnya budaya yang berkembang di masyarakat
penghayatan terhadap tradisi dan sejarah. cenderung berorientasi ekonomi. Benda
Krisis multidimensi yang menimpa bangsa ini budaya materi (tangible) seperti arca dan
hendaknya menumbuhkan kesadaran untuk tulisan-tulisan kuno dinilai menguntungkan
membuka kembali catatan-catatan dalam lembar karena bisa diperjualbelikan dengan harga
sejarah yang mengungkapkan kebesaran masa bernilai ratusan juta. Sedangkan, situs budaya
lalu. Keberadaan Perpustakaan Nasional RI seperti candi dan kraton dieksploitasi untuk
yang terkenal dengan memiliki koleksi naskah kepentingan pariwisata. Situs budaya memang
kuno dan ribuan buku langka adalah penyedia harus dimanfaatkan untuk meningkatkan
sarana yang tepat untuk upaya tersebut. kesejahteraan masyarakat di sekitarnya tetapi
tidak boleh melampaui batas. Masyarakat harus
Perpustakaan mempunyai peluang
diberi pemahaman bahwa benda warisan budaya
untuk mengembangkan wacana mempelajari
masa lalu merupakan sumber daya yang tak
budaya melalui karya-karya besar masa
dapat diperbaharui (nonrenewable resources).
lampau sebagai kegiatan intelektual yang
membuat setiap individu yang terlibat di

59
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 : 50-61 ISSN 1979 - 9527
Langkah selanjutnya yang perlu mempengaruhi seseorang untuk mengetahui
diupayakan untuk menumbuhkan ketertarikan keseluruhan isinya. Kalau hal seperti itu tidak
dalam pengkajian naskah kuno adalah diperhatikan, upaya untuk menjadikan pengkajian
mendorong orang-orang yang terlibat dalam naskah kuno sebagai sesuatu yang memiliki
upaya tersebut agar mampu berkomunikasi prestise tersendiri akan jauh dari pencapaian.
dengan baik sehingga menarik perhatian
masyarakat. Selain itu, pustakawan dan juga PENUTUP
ahli purbakala harus bangga dengan profesi
A. Kesimpulan
mereka. Dengan kata lain, kebanggaan terhadap
profesi akan menumbuhkan rasa percaya diri Keberadaan perpustakaan dan budaya
dan keyakinan bahwa mereka memang pantas memiliki keterkaitan yang sangat erat.
mendapat penghargaan berupa pengakuan dari Perpustakaan dapat memainkan peran penting
masyarakat. Apresiasi masyarakat pendukung dalam upaya pelestarian kebudayaan yang
kebudayaan adalah modal utama yang tak bisa merupakan identitas khasanah budaya bangsa.
diabaikan. Berhasil tidaknya wacana berbasis Keberadaan perpustakaan dapat difungsikan
kebudayaan yang cukup inovatif tersebut secara optimal dengan upaya melakukan hal-
tergantung pada masyarakat pendukung hal yang dapat mendukung upaya pelestarian
kebudayaan itu sendiri. Masalahnya, kebudayaan baik itu yang berbentuk fisik
kegiatan semacam itu umumnya diminati warisan budaya maupun yang berwujud pesan
kalangan tertentu saja dan kemungkinan untuk moral yang melingkupinya. Bentuk-bentuk
menjadikannya populer sangat kecil. Upaya langkah positif bagi perpustakan tersebut
untuk menjadikan pengkajian naskah kuno dapat diwujudkan yaitu dengan meningkatkan
sebagai kegiatan intelektual yang mempunyai semangat melakukan penelitian dan pengkajian
nilai istimewa di mata masyarakat adalah sebuah terhadap naskah-naskah kuno warisan budaya
pilihan. Wacana ini berangkat dari tujuan awal melalui upaya menumbuhkan kembali tradisi
menemukan sesuatu yang khas Indonesia yang membaca dan menulis, menggali nilai nilai
bersumber dari khasanah budaya Nusantara spirit yang terkandung di dalamnya untuk
di masa lampau untuk menegaskan identitas kemudian memupuk nilai-nilai kebanggaan
kebangsaan. Koentjaraningrat mengungkapkan masyarakat terhadap khasanah budaya yang
dalam Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitas, merupakan warisan bangsa Indonesia dimasa
dan Pembangunan (1983) bahwa kesenian, lalu baik berupa naskah-naskah kuno maupun
termasuk di dalamnya seni sastra merupakan manuskrip, hal tersebut dilakukan dengan
unsur kebudayaan yang dapat menonjolkan lebih mengutamakan upaya pelestarian nilai-
kualitas dan sifat khas bangsa Indonesia. nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Berbagai macam dan jenis naskah- Perkembangan perpustakaan dalam
naskah kuno yang merupakan buah pemikiran sejarah umat manusia tak terlepas dari hambatan
gemilang di masa lampau memang harus digali dan tantangan. Hambatan dan tantangan yang
kandungan isinya agar dapat dikembangkan ada seharusnya diartikan sebagai sumber
untuk menegaskan jati diri bangsa Indonesia inspirasi untuk mengembangkan kegiatan di
di tengah kepungan globalisasi. Sayangnya, luar visi dan misi perpustakaan sebelumnya.
penelitian dan pengkajian terhadap naskah- Upaya mengoptimalkan peran Perpustakaan
naskah kuno yang dilakukan oleh orang Nasional RI dalam pelestarian khasanah budaya
Indonesia sendiri masih sangat terbatas. bangsa seperti yang diungkapkan dalam artikel
Penyebarluasannya di masyarakat pun tidak ini merupakan saran yang membangun untuk
dilakukan secara menyeluruh dan hanya mengatasi hambatan dan tantangan yang
menyentuh kalangan tertentu saja. Selain itu, seringkali timbul dalam mengembangkan fungsi
penyajiannya ke tengah masyarakat sering tidak kultural perpustakaan. Perpustakaan yang hanya
disertai kupasan yang menarik dalam bentuk difungsikan untuk tempat penyimpanan tidak
resensi atau artikel lepas di media massa. akan memberikan pengaruh yang berarti dalam
Padahal, kupasan semacam itu merupakan upaya pelestarian warisan budaya berupa nilai-
suatu bentuk promosi kecil yang dapat

60
Perpustakaan dan Pelestarian Kebudayaan ... Hilmar Nugraha
nilai luhur yang berlaku sebagai tuntunan sikap Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu
dan perilaku dalam kehidupan sosial budaya. Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
B. Saran.
_____________ 1994. Periodisasi Perpustakaan
Semoga kedepan ada pencerahan bagi di Indonesia. Bandung: Remaja
masyarakat umum akan pentingnya peranan Rosdakarya.
perpustakaan sebagai wadah pelestarian
Surachmat, Winarno. 1982. Pengentar Penelitian
kebudayaan, dukungan dari stakeholder
Ilmiyah. Bandung: Trasito
meliputi para pustakawan, cendekiawan,
pemerhati budaya dan serta pemerintah yang Sutarno N.S. 2003. Perpustakaan dan
berwenang agar dapat saling mendukung Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor
dalam upaya meningkatkan kinerja dan Indonesia.
fungsi perpustakaan dalam upaya pelestarian
kebudayaan. Kami berharap kepada para
steak holder untuk dapat memberi pemahaman
kepada masyarakat tentang pengertian
peran perpustakaan dan pelestarian budaya.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Benedict. 2001. Imagined
Communities (Komunitas - Komunitas
Terbayang). Terjemahan: Omi Intan
Naomi. Yogyakarta: Insist Press & Pustaka
Pelajar.
Hadi, Sutrisno. 1970. Metodologi Research II.
Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
UGM.
http://id.shvoong.com/social-sciences/
c o m m u n i c a t i o n - m e d i a -
studies/2148534-tugas-pokok-
perpustakaan/#ixzz2Cv2rquhT
Koentjaraningrat. 1983. Bunga Rampai
Kebudayaan, Mentalitas, dan
Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia.
Presiden-RI. 2001. Keputusan Presiden RI
Nomor 103 tahun 2001
Qalyubi, Syihabuddin, dkk. 2003. Dasar-dasar
Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi, Fakultas Adab, IAIN
Sunan Kalijaga.
Ratna, Myrna. 2006. Sewindu Reformasi Mencari
Visi Indonesia 2030: Menyemaikan Etos
Bangsa. Dalam Kompas, 19 Mei 2006.
Ribuan Naskah Melayu Kuno Tersebar di 30
Negara. Dalam Kompas, 20 Mei 1999.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2000. Profesi
Keguruan. Bandung: Rineka Cipta.

61
Vol. 4 No. 1 Tahun 2013 ISSN 1979 - 9527

62

Anda mungkin juga menyukai