Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Jabatan Fungsional ...

Anton Risparyanto

PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL


TERHADAP MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN:
STUDI KASUS DI DIREKTORAT PERPUSTAKAAN UII
Anton Risparyanto
Pustakawan Universitas Islam Indonesia
antonrisparyanto@yahoo.co.id

Penelitian judul Pengaruh Jabatan fungsional terhadap Motivasi Kerja Pustakawan dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi (pengaruh) dan jenis regresi linier pengaruh jabatan
fungsional terhadap motivasi kerja pustakawan, Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan bahan
rekomendasi pengambilan kebijakan pimpinan dalam melakukan evaluasi implementasi SK Menpan.
No. 132/Kep/M.Pan/12/2002 berikutnya. Variabel yang digunakan sebagai dasar penelitian yaitu:
Jabatan fungsional pustakawan sebagai variabel bebas (independent) dan motivasi kerja pustakawan
sebagai variabel terikat (dependent). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data
korelasi Moment Product yang dijelaskan oleh regresi linier sederhana. Temuan penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut: (1) Hubungan antara jabatan fungsional pustakawan dan motivasi
kerja pustakawan positif nyata (signifikan) dengan tingkat korelasi r = 0,354 dan konstribusi sebesar
12,5%. (2) Pengaruh jabatan fungsional pustakawan terhadap motivasi kerja pustakawan yang
dijelaskan dengan persamaan regresi linier Y = 92.762 + 0.263X tidak signifikan.
Kata kunci: Motivasi, Jabatan Fungsional, Kinerja.

Pendahuluan yang memenuhi sarat pustakawan di lembaga


swasta juga dapat disebut pustakawan.
Perpustakaan perguruan tinggi
merupakan bagian integral perguruan tinggi, Perpustakaan yang dimiliki oleh
yang bersama unit kerja lain berfungsi sebagai lembaga pendidikan perguruan tinggi negeri
penunjang Tridharma perguruan tinggi. Fungsi ini maupun swasta harus dikelola dengan baik
dapat berjalan baik apabila perpustakaan dikelola oleh pustakawan. Aktivitas tugas dan kewajiban
secara benar oleh tenaga profesional bidang pustakawan dalam mengelola perpustakaan,
perpustakaan. Merujuk SK Menpan No. 132/ telah ditentukan dalam SK Menpan tersebut
Kep/M.Pan/12/2002, yang berbunyi pustakawan yang mengatur berbagai kegiatan jabatan
diartikan sebagai pegawai negeri sipil yang diberi fungsional pustakawan (jabatan/ pangkat
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak pustakawan, butir kegiatan, angka kredit
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk sampai penentuan besarnya tunjangan jabatan
melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit- fungsional pustakawan) dan telah banyak
unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi diimplementasikan oleh lembaga swasta yang
instansi pemerintah dan atau unit tertentu. memiliki perpustakaan. Angka kredit adalah
Apabila kita mengacu pada peraturan tersebut, angka yang diberikan berdasarkan penilaian
maka pegawai perpustakaan yang bekerja atau prestasi yang telah diperoleh seorang
di lingkungan lembaga swasta tidak diartikan pustakawan dalam mengerjakan butir-butir
sebagai pustakawan, padahal mempunyai kegiatan yang dapat digunakan sebagai salah
tugas dan beban yang sama mengelola satu syarat untuk memperoleh kenaikan jabatan
perpustakaan. Tetapi pada kenyataannya fungsional tertentu (Lasa HS: 2009). Adapun
sudah ada beberapa perguruan tinggi swasta tugas pokok pustakawan tersebut telah diatur
(UII, UPN, ATMA JAYA, AMIKOM) yang telah secara rinci sesuai dengan jabatan dan pangkat
mengakomodasi surat keputusan Menpan yang melekat pada setiap pustakawan antara lain:
tersebut dengan menerapkan jabatan fungsional pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi
pustakawan, sehingga pegawai perpustakaan bahan pustaka/ sumber informasi, penyimpanan

21
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 21-27 ISSN 1979 - 9527
dan pelestarian bahan pustaka, pelayanan bahwa sudah adanya kejelasan tentang
informasi, pemasyarakatan perpustakaan pelaksanaan implementasi tentang jabatan
dokumentasi dan informasi dan pengembangan fungsional dan angka kreditnya yang diberikan
profesi. Dengan memperhatikan aktivitas tugas atas prestasi kerja dari setiap pustakawan.
pustakawan yang telah mempunyai aturan
Peraturan Presiden Republik Indonesia
tersendiri, maka setiap pustakawan akan
nomor 47 tahun 2007 tentang tunjangan
mempunyai motivasi dalam melaksanakan
jabatan fungsional pustakawan ditegaskan
tugas sesuai dengan jabatan dan pangkatnya.
bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
Jabatan fungsional pustakawan dan ditugaskan secara penuh dalam jabatan
mempunyai hubungan positif dan berpengaruh fungsional pustakawan, perlu diberikan tunjangan
terhadap motivasi kerja pustakawan. Pengaruh jabatan fungsional yang sesuai dengan beban
jabatan fungsional pustakawan sangat kerja dan tanggung jawab pekerjaannya. Dari
signifikan dan positif terhadap motivasi kerja peraturan tersebut sangatlah jelas bahwa,
pustakawan (Siti Inaroh: 2011). Tingkat motivasi pustakawan akan mendapat tunjangan
kerja pustakawan sangat ditentukan oleh jabatan fungsional sesuai dengan jabatan
jabatan fungsional pustakawan. Semakin baik dan pangkatnya. Sebagaimana tercantum
implementasi jabatan fungsional pustakawan, dalam pasal 1 bahwa, tunjangan pustakawan
maka akan semakin tinggi tingkat motivasi kerja adalah tunjangan jabatan fungsional yang
pustakawan. Hal ini berarti bahwa, apabila diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
suatu lembaga swasta melakukan implemenatsi diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam
terhadap jabatan fungsional pustakawan jabatan fungsional pustakawan sesuai dengan
dengan baik, maka tingkat motivasi kerja ketentuan peraturan perundang-undangan.
pustakawan akan tinggi. Tetapi apabila jabatan
Pada Peraturan Rektor UII N0. 15/
fungsional kurang diimplementasikan, maka
PU/Rek/2010 bab IV Pasal 6 tentang
tingkat motivasi kerja pustakawan juga kurang.
jabatan fungsional, pangkat dan angka kredit
Hasil penelitian ini akan menjelaskan pustakawan Universitas Islam Indonesia,
“apakah signifikan hubungan dan pengaruhnya bahwa pelaksanaan tugas dan angka kreditnya
antara variabel jabatan fungsional terhadap sudah diatur secara rinci dan jelas, bahwa
motivasi kerja pustakawan. Tingkat signifikan penempatan tenaga pustakawan harus sesuai
dan korelasi dan pengaruhnya ini dijelaskan dengan jabatan dan pangkatnya, kecuali ada
melalui hasil penelitian dibawah ini. Jabatan penugasan limpah dari seorang pimpinan.
fungsional pustakawan yang memiliki beberapa Adapun tugas pokok pustakawan tersebut
unsur kegiatan akan mempunyai peran telah diatur secara rinci sesuai dengan
penting dalam menentukan tingkat signifikan jabatan dan pangkat yang melekat pada setiap
motivasi kerja pustakawan. Namun demikian, pustakawan antara lain: pengorganisasian dan
tingkat signifikan antara kedua variabel juga pendayagunaan koleksi bahan pustaka/ sumber
diperngaruhi oleh variabel lain yang tidak informasi, penyimpanan dan pelestarian bahan
dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Sehingga pustaka, pelayanan informasi, pemasyarakatan
walaupun hubungan antara variabel jabatan perpustakaan dokumentasi dan informasi,
fungsional dan motivasi kerja pustakawan dakwah Islamiyah dan pengembangan profesi.
nyata ada, tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Dengan memperhatikan aktivitas tugas
pustakawan yang telah mempunyai aturan
Jabatan Fungsional Pustakawan. tersendiri, maka setiap pustakawan akan
Berdasarkan SK Menpan No.132/Kep/M. mempunyai motivasi dalam melaksanakan
Pan/12/2002 tentang Jabatan Fungsional tugas sesuai dengan jabatan dan pangkatnya.
Pustakawan dan Angka Kreditnya yang ditindak
Motivasi Kerja Pustakawan
lanjuti keputusan bersama Kepala Perpustakaan
Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Pengelolaan berbagai jenis perpustakaan
Negara nomor 23 tahun 2003 dengan Petunjuk yang dilakukan oleh pustakawan, memerlukan
Teknis Pelaksanaan nomor 21 tahun 2003, berbagai macam kegiatan, dari pengadaan bahan

22
Pengaruh Jabatan Fungsional ... Anton Risparyanto
pustaka yang akan digunakan sebagai bahan Hubungan Jabatan Fungsional dan Motivasi
koleksi perpustakaan, pengolahan, pengawetan, Kerja Pustakawan.
pelestarian dan penyajian kepada pemustaka. Jabatan fungsional pustakawan
Aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh merupakan variabel independen yang dapat
setiap pustakawan merupakan suatu keinginan menentukan tinggi dan rendahnya hubungan
atau dorongan yang bangkit atau timbul dari dengan motivasi kerja pustakawan sebagai
dalam diri (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) variabel dependen. Artinya tinggi rendahnya
pustakawan. Keseluruhan dorongan keinginan, nilai pengukuran jabatan fungsional pustakawan
kebutuhan, dan yang sejenisnya merupakan akan menentukan nilai pengukuran motivasi
suatu istilah umum yang disebut motivasi. kerja pustakawan. Besarnya hubungan
Sedangkan suatu dorongan yang timbul dari (koefisien korelasi) antara 0-1. Semakin besar
dalam maupun dari luar merupakan motivasi nilai koefisien korelasi maka akan semakin
intrinsik dan ekstrinsik sesuai dengan kebutuhan sejalan atau baik hubungan antara variabel
seseorang. Dalam bidang perpustakaan independent dengan variabel dependent
motivasi intrinsik tersebut diantaranya adanya (Sanusi, 2011), artinya peningkatan jumlah
suatu keinginan seorang pustakawan untuk variabel dependen sebanding dengan variabel
melakukan aktivitas yang dapat menghasilkan independen. Begitu pula sebaliknya apabila
gaji (kompensasi) untuk memenuhi kebutuhan nilai koefisien korelasi semakin rendah maka
ekonomi. Sedangkan dorongan eksternal, seperti hubungan kedua variabel juga semakin rendah.
adanya suatu keinginan untuk mengembangkan Tabel 1 Model Summary
karir pustakawan yang lebih tinggi.
R Adjusted R Std. Error of
Dengan dasar dua pengertian antara Model R
Square Square the Estimate
pustakawan dan motivasi kerja diatas, kita akan
mengembangkan menjadi konsep baru tentang 1 ,354 ,125 ,093 10,80767
motivasi kerja pustakawan. Dari konsep baru Apabila merujuk pada tabel 1 model
tersebut kita dapat merumuskan suatu definisi Summary menunjukan bahwa besarnya
operasional, bahwa motivasi kerja pustakawan hubungan antara jabatan fungsional pustakawan
merupakan dorongan yang terdapat pada diri dengan motivasi kerja pustakawan yang dihitung
seorang pustakawan untuk mengelola atau dengan koefisien korelasi secara langsung
melakukan kegiatan kepustakawanan pada sebesar 0,354 (r=0,354). Hal ini menunjukan
unit Perpustakaan, dokumentasi dan informasi. hubungan antara jabatan fungsional pustakawan
Dorongan atau motivasi pustakawan tersebut dengan motivasi kerja pustakawan lemah.
terjadi secara intrinsik mapun ekstrinsik yang
dapat dilakukan dengan penuh tanggung jawab, Tinggi rendahnya hubungan antara kedua
mandiri dan mempunyai kemampuan yang variabel akan menentukan besarnya pengaruh
selalu dikembangkan akan sangat berpengaruh (konstribusi) variabel jabatan fungsional
terhadap kenerja pustakawan. Dengan adanya pustakawan terhadap variabel motivasi
definisi operasional tersebut, sehingga secara kerja pustakawan. Berdasarakan besarnya
implisit indikator motivasi kerja pustakawan hubungan 0,354 (r=0,354) maka diperoleh
dapat ditelusuri melalui: (a) Tanggung jawab konstribusi jabatan fungsional pustakawan
pustakawan dalam melaksanakan tugas. (b) terhadap motivasi kerja sebesar (KP= r2 x
Prestasi kerja yang dapat dicapai. (c) kemandirian 100%=0,354x100%) =12,5%. Konstribusi ini
dalam aktivitas kerja dan (4) Pengembangan mempunyai arti atau makna 12,5% motivasi kerja
diri seorang pustakawan. Dari keempat hal pustakawan dijelaskan oleh variabel jabatan
inilah yang akan dijadikan dasar indikator fungsional pustakawan. Sedangkan sedangkan
dalam menelusuri motivasi kerja pustakawan. sisanya sebesar 87,5% ditentukan oleh variabel
lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

23
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 21-27 ISSN 1979 - 9527
Tabel 2 Correlations Perguruan Tinggi dinyatakan bahwa pustakawan
Motivasi Jabatan perguruan tinggi yaitu pegawai yang
Kerja Fungsional berpendidikan serendah-rendahnya sarjana di
Motivasi bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau
1,000 ,354 yang disetarakan, dan diberi tugas, tanggung
Pearson Kerja
Jabatan
jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh
Correlation
,354 1,000 pejabat yang berwenang untuk melakukan tugas
fungsional
kepustakawanan pada unit-unit Perpustakaan.
Motivasi SNI 7329:2009 ini dapat dijadikan dasar sebagai
. ,030
Kerja standar, bahwa pustakawan perguruan tinggi
Sig. (1-tailed)
Jabatan harus berpendidikan serendah-rendah sarjana
,030 .
Fungsional ilmu perpustakaan. Fakta tersebut harus menjadi
Motivasi perhatian kusus pustakawan Universitas
29 29 Islam Indonesia yang mayoritas merupakan
Kerja
N pustakawan tingkat terampil dengan latar
Jabatan
29 29 belakang pendidikan D2, D3 bahkan hanya hasil
Fungsional
impasing tamatan SLTA dengan kompetensi
Tingkat signifikansi untuk mengetahui yang masih rendah, sehingga belum memenuhi
adanya hubungan atau korelasi secara nyata standar kualifikasi sarjana S1. Disamping
antara variabel jabatan fungsional pustakawan belum memahami dan tidak mempunyai
dengan motivasi kerja pustakawan. Besarnya bekal yang cukup untuk mengembangkan
hubungan antara kedua variabel dinyatakan diri dalam hal karya tulis maupun kajian
nyata yang ditunjukan tingkat signifikan PUSDOKINFO. Maka dari itu untuk memenuhi
0.03, sebagaimana tercantum pada tabel 2 kualifikasi pustakawan perguruan tinggi sesuai
Correlation sebesar 0.03. Hal ini mempunyai dengan kompetensinya, harus ditingkatkan
arti bahwa jabatan fungsional pustakawan pendidikan formalnya melalui studi lanjut ke
mempunyai hubungan secara nyata ada jenjang yang lebih tinggi maupun pendidikan
(signifikan) dengan motivasi kerja pustakawan. nonformal seperti seminar, workshop dan diklat.
Hasil temuan penelitian ini menunjukan Sebagai pendudukung temuan penelitian
besarnya konstribusi jabatan fungsional ini adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan
pustakawan, terhadap motivasi kerja Aparatur Negara tentang J a b a t a n Fungsional
pustakawan nyata sebesar 12,5%, walaupun Pustakawan dan Angka Kreditnya Bab III (unsur
sangat kecil apabila dibandingkan dengan dan sub unsur kegiatan) pustakawan pasal 5
87,5% berbagai faktor lain diluar penelitian ini. tentang penilaian kegiatan pustakawan terdiri dari:
Hal ini menunjukkan pentingnya peningkatan a. Pendidikan,meliputi: (1) Pendidikan sekolah
motivasi kerja pustakawan agar dapat optimal. dan memperoleh iijazah/ gelar; (2) Pendidikan dan
Peningkatan dapat dilakukan melalui jabatan pelatihan fungsional di bidang kepustakawanan
fungsional pustakawan sesuai dengan serta memperoleh surat sanda t amat p endidikan
kompetensinya. Apalagi telah dinyatakan pada dan p elatihan (STTPP) atau sertifikat. b.
Undang-undang Republik Indonesia No. 43 Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi
Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I pasal bahan pustaka/ sumber informasi, meliputi: (1)
1 ayat (8) dinyatakan, bahwa pustakawan Pengembangan koleksi; (2) Pengolahan bahan
adalah seseorang yang memiliki kompetensi pustaka; (3) Penyimpanan dan pelestarian
yang diperoleh melalui pendidikan dan/ atau bahan pustaka; (4) Pelayanan informasi. c.
pelatihan kepustakawanan serta mempunyai Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan dan informasi meliputi: (1) Penyuluhan; (2)
pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Publisitas; (3) Pemeran. d. Pengkajian dan
Pada Bab VIII Pasal 29 Ayat (2) juga dinyatakan pengembangan perpustakaan, dokumentasi
pustakawan harus memenuhi kualifikasi Standar dan informasi, meliputi: (1) Pengkajian; (2)
Nasional Perpustakan. Standar Nasional Pengembangan perpustakaan; (3) Analisis/
Indonesia SNI 7329:2009 tentang Perpustakaan kritik karya kepustakawanan; (4) Penelaahan

24
Pengaruh Jabatan Fungsional ... Anton Risparyanto
pengembangan dibidang Perpustakaan; (5) pula apabila implementasi jabatan fungsional
Dokumentasi dan informasi. e. Pengembangan rendah, maka motivasi kerja juga akan rendah.
profesi meliputi: (1) Membuat karya tulis/ karya
ilmiah di bidang perpustakaan, dokumentasi Pengaruh Hubungan Jabatan Fungsional
dan informasi; (2) Menyusun pedoman/ terhadap Motivasi Kerja Pustakawan
petunjuk teknis perpustakaan, dokumentasi Setelah dilakukan penelitian
dan informasi; (3) Menerjemahkan/ menyadur implementasi SK Menpan No. 132/Kep/M.
buku dan bahan-bahan lain dibidang Pan/12/2002 tentang jabatan fungsional
perpustakaan, dokumentasi dan informasi; pustakawan di Universitas Islam Indonesia,
(4) Melakukan tugas sebagai ketua kelompok/ maka ditemukan konstata sebesar 92,762 dan
koordinator p u s t a k a w a n atau memimpin unit koefisien regresi sebesar 0,263 sebagaimana
perpustakaan; (5) Menyusun kumpulan tulisan tercantum dalam tabel 3 Coefisients.
untuk dipublikasikan; (6) Memberi konsultasi
kepustakawanan yang bersifat konsep. Tabel 3 Coefisients

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Unstandardized Standardized


temuan penelitian sebelumnya yang menyatakan Coefficients Coefficients
Model T Sig.
bahwa “tunjangan jabatan fungsional pustakawan Std.
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan B Beta
Error
terhadap motivasi pegawai Perpustakaan untuk
menjadi pustakawan”, yang dapat dibuktikan (Constant) 92,762 15,912 5,830 ,000
dengan pengukuran nilai signifikansi sebesar 1
Jabatan
0,000013 (Inaroh; 2011). Dari temuan tersebut ,263 ,134 ,354 1,968 ,059
Fungsional
dapat diartikan, bahwa tunjangan jabatan
fungsional mempunyai hubungan positif serta Dari tabel apabila dimasukan gambarkan
berpengaruh (berkontribusi) terhadap motivasi kedalam persamaan regresi sederhana
kerja pustakawan atau pegawai Perpustakaan. diperoleh penjelasan persamaan regeresi
Temuan penelitian lain yang sesuai juga linier sederhana sebagai berikut: Y = 92.762
menyatakan bahwa ‘‘pengaruh yang signifikan + 0.263X, dengan keterangan, X = jabatan
positif antara tunjangan fungsional pustakawan fungsional pustakawan dan Y = motivasi kerja
dan batas usia pensiun yang lebih tinggi pustakawan. Konstata 92,762 menyatakan
terhadap motivasi untuk menjadi pustakawan”, jika tidak ada penambahan nilai jabatan
(Ismulyana; 2009). Tingkat signifikan positif ini fungsional pustakawan maka nilai motivasi
dibuktikan oleh nilai probabilitas sebesar 0,000. kerja sebesar 92,762. Sedangkan koefisien
Temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa regresi sebesar 0,264 menyatakan bahwa
jabatan fungsional pustakawan mempunyai setiap terjadi penambahan satu skor nilai satu,
hubungan positif serta berpengaruh dalam maka akan terjadi kenaikan skor sebesar 0,264.
peningkatan motivasi kerja pustakawan. Persamaan regresi linier sederhana
Kedua temuan penelitian tersebut Y = 92,762 + 0,263X yang terbentuk antara
semakin memperkuat hasil temuan penelitian jabatan fungsional pustakawan dengan motivasi
yang saya lakukan, bahwa jabatan fungsional kerja pustakawan harus diuji terlebih dahulu
pustakawan mempunyai pengaruh terhadap untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh
motivasi kerja pustakawan. Hal ini menunjukan hubungan antara kedua variabel. Berdasarkan
bahwa implementasi SK Menpan No.132/ hasil uji signifikan tabel 4.4 coefisients dan
Kep/M.Pan/12/2002 tentang jabatan fungsional tabel 4.5 ANOVAa dengan menggunakan taraf
pustakawan mempunyai pengaruh dalam tingkat signifikansi 5% menunjukan bahwa
menentukan tinggi rendahnya motivasi kerja konstata 92,762, koefisien 0,263 maupun
pustakawan di perpustakaan. Artinya semakin regresi linier sederhana tidak signifikan. Hal
tinggi dalam melakukan implementasi jabatan ini dapat diartikan bahwa variabel motivasi
fungsional pustakawan maka akan semakin tinggi kerja pustakawan tidak dapat dijelaskan melalui
pula motivasi kerja pustakawan. Tetapi begitu variabel jabatan fungsional pustakawan.

25
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 21-27 ISSN 1979 - 9527
Dari arti tersebut dapat disimpulkan bahwa memahami dan mempunyai bekal yang cukup
pengaruh jabatan fungsional pustakawan untuk mengembangkan diri dalam bidang karya
terhadap motivasi kerja pustakawan tidak ada. tulis ilmiah maupun kajian PUSDOKINFO. Hal
tersebut merupakan faktor penting yang sangat
Analisa Pembahasan menentukan tinggi rendahnya jabatan fungsional
Jabatan fungsional pustakawan pustakawan. Beberapa faktor tersebutlah
merupakan variabel independen yang sangat sebagai penghambat pustakawan terampil dalam
menentukan terhadap tinggi rendahnya motivasi memenuhi unsur jabatan fungsional sebagai
kerja pustakawan sebagai variabel dependen. variabel independen yang sangat berpengaruh
Artinya semakin tinggi jabatan fungsional, terhadap motivasi kerja pustakawan.
maka akan semakin tinggi pula motivasi Pendidikan merupakan salah satu unsur
kerja pustakawan. Sebagaimana SK Menpan faktor penting jabatan fungsional pustakawan
No.132/Kep/M.Pan/12/2002 tentang jabatan yang dapat meningkatkan motivasi kerja
fungsional pustakawan dinyatakan, bahwa tinggi pustakawan. Artinya semakin tinggi pendidikanya
rendahnya nilai jabatan fungsional pustakawan maka semakin tinggi pula nilai jabatan fungsional
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: (1) pustakawan. Sehingga akan berpengaruh
Pendidikan formal yang diperoleh melaui jalur terhadap motivasi kerja pustakawan. Hasil
studi lanjut kestrata yang lebih tinggi, maupun analisa pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa
melalui pendidikan nonformal seperti diklat dan pendidikan merupakan faktor penting yang dapat
kursus yang diakui oleh Perpustakaan Nasional. menentukan jabatan fungsional pustakawan
(2) Kajian dan pengembangan profesi seperti: dalam meningkatkan motivasi kerja pustakawan.
melakukan penelitian, membuat karya tulis,
Hasil kesimpulan pembahasan diatas
menyunting buku, menerjemahkan buku asing
dapat dijadikan landasan peneliti, sebagai
kebahasa Indonesia. (3) Penunjang kegiatan
harapan dalam peningkatkan jabatan fungsional
pustakawan seperti: seminar, moderator,
pustakawan yang sangat berpengaruh terhadapa
workshop, pembawa materi. (4) Pelaksanaan
motivasi kerja pustakawan. Peningkatan dapat
aktivitas kegiatan pokok setiap hari seperti:
dilakukan melalui berbagai unsur faktor antara
klasifikasi, katalogisasi, layanan informasi,
lain: (1) Melanjutkan pendidikan formal kejenjang
penentuan subyek. Faktor-faktor ini mempunyai
strata yang lebih tinggi (dari D3 ke S1, dan S1
peranan sangat penting dalam menentukan
ke S2 maupun S2 ke S3) sebagai bekal untuk
tinggi rendahnya jabatan fungsional pustakawan.
mejadi pustakawan ahli sebagaimana ditentukan
Sedangkan tinggi rendahnya motivasi kerja
dalam Standar Nasional Perpustakaan
pustakawan dapat dilihat melalui berbagai
Perguruan Tinggi 2010. (2) Meningkatan
faktor seperti: tanggung jawab pustakawan
pendidikan nonformal (diklat, workshop, seminar)
dalam melaksanakan tugas, prestasi
sebagai sarana dalam mengembangkan
aktivitas kerja setiap hari, kemandirian dalam
profesi dan kemandirian pustakawan. Dengan
melaksanakan tugas dan pengembangan diri
adanya peningkatan pendidikan tersebut
dalam meningkatkan kompetensi pustakawan.
diharapkan pengaruh jabatan fungsional
Temuan penelitian ini membuktikan terhadap motivasi kerja pustakawan dimasa
bahwa jabatan fungsional pustakawan dan yang akan datang semakin dapat signifikan.
motivasi kerja pustakawan mempunyai hubungan
Besarnya motivasi kerja pustakawan
nyata dan positif, walaupun pengaruh antara
sebagai variabel dependen, seharusnya
kedua variabel sangat kecil. Artinya walaupun
dapat ditentukan atau dijelaskan oleh variabel
hubungan antara Jabatan fungsional dan
independen jabatan fungsional pustakawan
motivasi kerja pustakawan hubungan nyata tetapi
melalui persamaan regresi linier sederhana Y
pengaruhnya tidak signifikan. Hal ini disebabkan
= 92,762 + 0,263 dengan persyaratan koefisien
pustakawan Universitas Islam Indonesia
a =92,762 dan b = 0,263 dinyatakan signifikan.
mayoritas terdiri dari pustakawan tingkat terampil
Tetapi setelah dilakukan pembahasan uji
yang berpendidikan SLTA hasil impasing, D2, dan
keberartian koefisien dan linier regresi ternyata
D3. Disamping itu pustakawan terampil belum
persamaan yang dibentuk antara jabatan

26
Pengaruh Jabatan Fungsional ... Anton Risparyanto
fungsional dan motivasi kerja pustakawan UII Daftar Pustaka
diperoleh nilai tidak signifikan. Dengan demikian Hasibuan, Malayu S.P. (1996). Organisasi dan
persamaan regresi linier yang terbentuk tidak Motivasi: Dasar Pendekatan Produktivitas.
dapat digunakan sebagai prediksi. Artinya Jakarta: Bumi Aksara.
persamaan regresi yang terbentuk antara
Hermawan, Rachman & Zulfikar Zen. (2006).
variabel jabatan fungsional pustakawan
Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung
dengan motivasi kerja pustakawan tidak dapat
Seto.
digunakan untuk melakukan prediksi. Apabila
variabel jabatan fungsional pustakawan sebagai Inaroh, Siti. (2011). Pengaruh Tunjangan
variabel independen ingin digunakan untuk Jabatan Fungsional Pustakawan terhadap
melakukan prediksi motivasi kerja pustakawan, Motivasi Petugas Perpustakaan. Skripsi,
maka variabel independen tersebut harus tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Fakultas
Adab UIN Sunan Kalijaga.
ditingkatkan nilainya terlebih dahulu melalui
unsur pendidikan sebagai landasan dasar dalam Ismulyana. (2009). Pengaruh Tunjangan
melakukan kajian, pengembangan profesi dan Fungsional Pustakawan dan Batas Usia
kemandirian pustakawan. Dengan demikian Pensiun yang Lebih Tinggi terhadap
dapat dinyatakan bahwa tingkat pendidikan Motivasi Petugas Perpustakaan di
pustakawan merupakan faktor penting dalam Lingkungan Unit Penunjang Universitas
meningkatkan jabatan fungsional pustakawan. (UPU) Perpustakaan UGM untuk Menjadi
Pustakawan. Skripsi, tidak dipublikasikan.
Artinya semakin tinggi pendidikan pustakawan,
Yogyakarta: Fakultas Adab UIN Sunan
maka akan semakin meningkat nilai jabatan
Kalijaga.
fungsional pustakawan. Tetapi begitu juga
sebaliknya apabila pendidikan pustakawan Lasa, Hs. (2009). Kamus Kepustakawanan
tidak ditingkatkan, maka pengaruh jabatan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book
fungsional pustakawan terhadap motivasi kerja Publisher.
pustakawan tidak signifikan. Artinya untuk Raq, T.V. (1992). Penilaian Prestasi Kerja Teori
meningkatkan motivasi kerja pustakawan dan Praktek. Jakarta: Binaman Pressindo.
dimasa yang akan datang harus dilakukan Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-
peningkatkan pendidikan pustakawan terlebih Variabel Pengukuran. Bandung: Alfabeta.
dahulu. Apabila tidak dilakukan, maka motivasi
kerja pustakawan juga akan tetap rendah. SK MENPAN No.132/KEP/M.Pan/12/2002
Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan
dan Angka Kreditnya.
Kesimpulan
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
Pada dasarnya variabel jabatan fungsional
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
pustakawan dan motivasi kerja pustakawan
mempunyai hubungan kausal yang saling _________. (2010). Statistik untuk Penelitian.
ketergantungan. Tetapi hasil penelitian yang telah Bandung: Alfabeta.
dilakukan terhadap pustakawan Universitas Islam Sulistyo-Basuki. (2006). Metode Penelitian.
Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut: Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
1. Hubungan jabatan fungsional pustakawan Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi &
dan motivasi kerja pustakawan Universitas Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Islam Indonesia positif dan nyata (signifikan).
2. Pengaruh jabatan fungsional pustakawan
terhadap motivasi kerja pustakawan tidak
signifikan.

27

Anda mungkin juga menyukai