Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KOMPETENSI PUSTAKAWAN TERHADAP

KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UIN IMAM


BONJOL PADANG

Disusun Oleh:

Amanda Novianti Putri


Nim: 2011050041

PROPOSAL

Dosen Pengampu

Dr. Arwendria, SIP. M.Si

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal penelitian ini berjudul “PENGARUH KOMPETENSI
PUSTAKAWAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UIN IMAM
BONJOL PADANG”. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian
akhir semester mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Dalam penyusunan proposal ini,
penulis menyadari akan kekurangan dan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempatan
proposal penelitian ini.

Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada Bapak Dr. Arwendria, SIP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Penulis sangat berharap semoga
proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan
Terimakasih.

Padang, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................................3
E. Definisi Operasional Variabel..................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Pembahasan Variable Penelitian.............................................................................................4


B. Hasil Penelitian yang relevan..................................................................................................9
C. Kerangka Berfikir ..................................................................................................................9
D. Hipotesis Penelitian ...............................................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian.............................................................................................................11
B. Populasi, Sample dan Sampling Penelitian............................................................................11
C. Variable Penelitian.................................................................................................................11
D. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................................12
E. Analisis Data..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu organisasi seperti perpustakaan sangat dipengaruhi oleh adanya sumber
daya manusia yang terdapat di dalam perpustakaan tersebut. Adapun sumber daya manusia
yang dimaksudkan disini adalah seorang pustakawan, dimana pustakawan memiliki peran
yang sangat penting dalam membantu untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan
oleh perpustakaan, serta dapat membantunya dalam membangun citra positif dihadapan
masyarakat. Seperti pernyataaan Sulistyo Basuki (1993:8) yang mendefinisikan bahwa
pustakawan adalah seseorang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan
dalam usaha pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai misi yang diemban oleh badan
induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang diperolehnya
melalui pendidikan.

Kinerja yang baik merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan tersebut
merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak perpustakaan. Supriyanto dan Machfudz
(2010:141) menyebutkan bahwa standar kinerja seseorang dinyatakan baik apabila
mencangkup beberapa faktor seperti kuantitas, kualitas, ketepatan waktu, kedisiplinan,
kreativitas dan inovasi, kehadiran, kerjasama tim, bertanggung jawab dan melakukan
perencanaan pekerjaan. Gabungan dari variabel-variabel tersebut memungkinkan para
pustakawan mengeluarkan segenap potensi dan kompetensi/skill yang dimiliki untuk
mendukung keberhasilan kinerja pustakawan.

Untuk dapat menghasilkan kinerja yang baik maka dibutuhkan suatu kompetensi yang baik
pula didalam diri pustakawan, dan adapun kompetensi tersebut juga diharapkan sesuai
dengan bidang ilmu perpustakaan yang sebelumnya diperoleh melalui pendidikan
kepustakawanan agar lebih memudahkan para pustakawan dalam menjalankan pekerjaannya.
Seperti pernyataan yang terdapat didalam Undang-undang perpustakaan nomer 43 tahun
2007 yang mendefinisikan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan dan/ atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengolahan dan pelayanan perpustakaan.
Kompetensi selalu berhubungan dengan kinerja karna hubungan kompetensi dengan kinerja
sangat erat sehingga hal ini tampak pada hubungan keduanya, yaitu sebab akibat. Muheriono
(2012:10) menyebutkan babwa hubungan antara kompetensi pustakawan dengan kinerja
adalah sangat erat dan penting sekali relevansinya, maka apabila pustakawan ingin
meningkatkan kinerjanya seharusnya mempunyai kompetensi yang sesuai dengan tugas
pekerjaanya (the right man the right job).
Menurut Suherman (2009:101), kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh pegawai
perpustakaan merupakan kompetensi kepakaran yang terbentuk dalam dua hal yaitu hard
skill dan soft skiil. Pertama lebih bersifat scientific achievement yaitu berkenaan dengan
pengusaan teknis dan detail dalam bidang kepustakawanan dan keperpustakaan, sedangkan
yang kedua bersifat psychological achievement yaitu berkaitan dengan kemampuan dalam
berfikir strategis sebagai perumusan kebijakan, wawasan masa depan (forward looking), dan
kemampuan perencanaan strategis, kemampuan manajerial, kemampuan komunikasi publik,
dan lainnya. Kemudian menurut Wicaksono (2004:7) juga menyebutkan bahwa secara umum
kompetensi yang harus dimiliki oleh pegawai perpustakaan terbagi dari empat jenis
kompetensi/skill yaitu skill manajemen informasi, skill interpersonal, skill teknologi
informasi, dan skill manajemen. Seseorang dapat dinyatakan memiliki kompetensi apabila
mereka menguasai pengetahuan dalam bidangnya, memiliki kemampuan dan motivasi tinggi
dalam pencapaian kesuksesan.

Berdasarkan Pasal 1, Undang undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan,


Selanjutnya pada Pasal 29, ayat (1) menyebutkan bahwa tenaga perpustakaan terdiri atas
pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan; ditegaskan pada ayat (2) dinyatakan bahwa,
Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan
standar nasional perpustakaan. Berdasarkan pemaparan diatas, maka sertifikasi uji
kompetensi pustakawan merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan seorang
pustakawan secara sadar ketika mereka tidak ingin tersingkir dalam persaingan dunia kerja
yang bersifat global di era sekarang ini. Seorang pustakawan harus kompeten dalam
bidangnya. Dan kompetensi tersebut harus diuji, yang kemudian diberikan sertifikat
pengakuan bahwa seorang pustakawan berkompeten dalam bidangnya. Ardiyus Aryadi
(2015:174) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap
kinerja pustakawan dan memiliki nilai positif, artinya semakin tinggi kompetensi yang
dimiliki pustakawan maka semakin tinggi pula kinerja pustakawan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a) Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan?
b) Bagaimana pengaruh kompetensi pustakawan terhadap kinerja pustakawan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompetensi pustakawan terhadap kinerja
pustakawan.

D. Manfaat Penelitian
Untuk menjadi suatu informasi bagi pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca mengenai kompetensi pustakawan terhadap kinerja pustakawan.

E. Definisi Operasional Variabel


Kemampuan pustakawan sebagai data analist salah satu caranya diawali dari Lembaga
pendidikan formal bidang ilmu informasi dan perpustakaan yang mulai memberikan materi
pembelajaran mengenai data analis, atau data spesialis untuk pustakawan. Di masa
mendatang daya saing pustakawan untuk menjawab tantangan profesi sebagai data analist
atau data scientist membutuhkan syarat kompetensi untuk mempertajam kemampuannya.
Emmelhainz (2015) mengemukakan beberapa pengetahuan tambahan yang perlu dipelajari
antara lain (1) memiliki kemampuan untuk memberikan edukasi mengenai informasi literasi,
memahami data dan statistic (2) memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dengan ilmuwan
bidang ilmu bisnis, ilmu murni dan ilmu sosial di era digital (3) menyediakan “referensi
data” bagi professional yang membutuhkan bantuan informasi dan kemampuan menganalisis
data yang tersaji di dunia maya (4) membantu antar pustakawan untuk lebih berani
melakukan penelusuran data seperti juga penelusuran buku, web dan sumber multimedia. (5)
berbagi sumber data publik (6) aktif untuk mengembangkan diri dengan terus belajar lintas
disiplin ilmu dan (7) mengemukakan dalam forum seminar berkaitan dengan pencarian,
penggunaan, distribusi dan visualisasi data.

Kinerja merupakan prestasi kerja yang dihasilkan oleh seseorang yang ditunjukkan dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, sifat dan motif dalam waktu atau periode tertentu
sesuai dengan standar, sasaran dan tujuan organisasi. Jadi, pustakawan yang berkinerja tinggi
bisa dilihat dalam 5 karakteristik tadi dalam menjalankan tugas kepustakawanannya.
Pustakawan yang berkinerja baik akan membantu perpustakaan untuk terus meningkatkan
citra dan kualitas perpustakaan di mata masyarakat pengguna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Pembahasan Variabel Penelitian


1. Kompetensi Pustakawan
Kompetensi menurut Spencer dan Spencer dalam Palan (2007:84) adalah sebagai
karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara
kausal dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan.
Menurut hasil Diskusi Komisi II Rapat koordinasi pengembangan Jabatan Fungsional
Pustakawan dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten / Kota seluruh Indonesia yang
diselenggarakan oleh Perpuskatakaan Nasional RI, kompetensi adalah kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, sikap , nilai perilaku serta karakteristik pustakawan yang
diperlukan untuk melaksankan pekerjaaan secara optimal ( Hermawan, 2006 : 174).

Menurut Spencer dan Spencer dalam Prihadi (2004:38) terdapat lima karakteristik
kompetensi, yaitu :
1) Motif (motive) adalah hal-hal yang seseorang pikir atau inginkan secara
konsisten yang menimbulkan tindakan.
2) Sifat (traits) adalah karakteristik fisik dan respons-respons konsisten terhadap
situasi atau informasi.
3) Konsep diri (Self – Concept) adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki
seseorang.
4) Pengetahuan (Knowledge), adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk
bidang tertentu. Pengetahuan (knowledge) merupakan kompetensi yang
kompleks.
5) Ketrampilan (Skill). adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas
tertentu baik secara fisik maupun mental.
Sedangkan menurut Spencer dan Spencer dalam Dharma (2005:17), konsep diri (Self-
concept), watak/sifat (traits) dan motif kompetensi lebih tersembunyi (hidden), dalam
(deeper) dan berbeda pada titik sentral keperibadian seseorang. Kompetensi
pengetahuan (Knowledge Competencies) dan keahlian (Skill Competencies)
cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berbeda di permukaan sebagai salah satu
karakteristik yang dimiliki manusia. Kemudian karakteristik pribadi yang mencakup
perangai, konsep dan pengetahuan memprediksi tindakan-tindakan perilaku
keterampilan, yang pada gilirannya akan memprediksi prestasi kerja.

Menurut Wicaksono (2004:7) mengatakan bahwa komponen utama kompetensi yang


harus dimiliki pustakawan di kelompokkan ke dalam empat jenis kompetensi, yang
meliputi sebagai berikut:
1) Kompetensi Manajemen Informasi, yang dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Mencari informasi
b. Menggunakan informasi
c. Membuat/ Menciptakan informasi
d. Organisasi Informasi

2) Kompetensi Interpersonal, yaitu kemampuan personal pustakawan yang


berguna dalam berhubungan dengan pengguna dan sesama rekan kerja yang
diantaranya sebagai berikut:
a. Kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang
lain.
b. Kemampuan mendengar.
c. Mampu memberikan feedback yang baik bagi beragam situasi yang
dihadapi orang lain.
d. Mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam
beragam situasi.
e. Menggunakan mekanisme formal dan informal dalam menjaga hubungan
baik dengan sesama staf maupun pemakai perpustakaan.
f. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain seperti menghargai
kontribusi individu.
g. Kemampuan untuk belajar mandiri (self-learning skill).
h. Mau melakukan suatu inisiatif tanpa harus disuruh (self-initiation).
i. Kemampuan untuk bekerjasama dalam sebuah tim.
j. Cerdas dan mampu melakukan sesuatu dengan fokus.
k. Mempunyai jiwa entrepreneurship komunikasi tertulis ataupun ejaan,
struktur dan isi yang jelas. Berkomunikasi dengan interaktif dan mampu
memberikan pandangan dari beragam perspektif.

3) Kompetensi Teknologi Informasi, adalah kemampuan untuk menggunakan


berbagai perangkat teknologi informasi untuk membantu semua proses kerja.
Beberapa kemapuan teknologi informasi yang diperlukan yaitu:
 Database dan manajemen database.
 Desain intranet/ exstranet.
 Data werehousing.
 Aplikasi perangkat lunak.
 Penerbitan elektronik.
 Pemograman.
 Perangkat keras.
 Workflow/ alur kerja.
 Arsitektur informasi.
 Pemrosesan teks.
 Sumber informasi elektronik.
 Metadata.
 Integrasi informasi.

4) Kompetensi Manajemen, yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan adalah


sebagai berikut:
a. Administrasi, yaitu mampu membuat sistem administrasi yang baik bagi
berbagai kegiatan yang dilakukan di perpustakaan.
b. Memahami proses kegiatan sebuah perpustakaan dan kegiatan lain yang
terkait dengan perpustakaan.
c. Manajemen perubahan, yaitu mampu mengatur berbagai kemungkinan
yang bisa timbul dari suatu perubahan.
d. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang terkait.
e. Kepemimpinan, yaitu mempunyai karakter kepemimpinan yang menonjol.
f. Pengukuran, yaitu mampu melakukan pengukuran terhadap kinerja dan
dampaknya terhadap layanan perpustakaan.
g. Manajemen proyek, yaitu mampu memimpin dan mengatur sebuah
proyek.
h. Relationship management, yaitu mampu menjaga hubungan baik dengan
sesama pustakawan dan pemakai perpustakaan.
i. Team building, yaitu mampu membangun sebuah tim kerja yang kompak
dan bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan.
j. Manajemen waktu.
k. Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

Adapun program sertifikasi kompetensi pustakawan telah diamanatkan dalam Undang-


undang nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Pasal 1, Ayat (8) yang
menyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Selanjutnya pada bagian penjelasan untuk Pasal 11, Ayat (1) huruf d disebutkan bahwa
“yang dimaksud dengan standar tenaga perpustakaan juga mencakup kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikasi”.

Program sertifikasi kompetensi pustakawan juga telah diatur di dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 tahun 2014 tentang
jabatan pustakawan dan angka kreditnya pada Bab X Kompetensi pasal 33 disebutkan
bahwa (1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, pustakawan yang akan
naik jabatan harus mengikuti dan lulus uji kompetensi. (2) Dikecualikan dari uji
kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Pustakawan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi. Beberapa alasan yang mendasar tentang perlunya sertifikasi
pustakawan, yaitu: (1) membuat pustakawan lebih diakui oleh masyarakat, (2)
memotivasi diri pustakawan untuk maju, (3) membuat pemerintah lebih memperhatikan
profesi pustakawan, (4) memberikan rasa keadilan bagi pustakawan, serta (5) dapat
digunakan sebagai standar minimal kemampuan pustakawan (Rochani: 2011).

2. Kinerja Pustakawan
Grounlund mendefinisikan kinerja sebagai penampilan perilaku kerja yang ditandai
oleh keluwesan gerak, ritmen, dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur sehingga
diperoleh hasil yang memenuhi syarat kualitas, kecepatan dan jumlah (Herman Jusuf,
2000 : 20).
Adapun menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2012: 7) kinerja merupakan
hasil pekerjaan yang berhubungan erat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek atau faktor, salah satunya yaitu
motivasi diri (internal) seseorang. Didin wachyudin mengemukakan bahwa bekerja
mempunyai lima dimensi (Didin Wachyudi, 2002 : 56), yakni:
1. Dimensi fisiologis,
2. Dimensi psikologis,
3. Dimensi sosial,
4. Dimensi ekonomi,
5. Dimensi keseimbangan.

Mengukur kinerja menurut Bangun (2012: 233-234) adalah:


a. Jumlah pekerjaan
b. Kualitas pekerjaan
c. Ketepatan waktu
d. Kehadiran
e. Kemampuan kerja sama

Threasa L.Wesley dan Nancy F.Campbell (2010: 12-16) mengungkapkan point


values for characteristics of primary assignment performance: “Performance
characteristics: level of technical/specialist expertise (i.e.,providing services,
developing materials, managing library projects, and programming),
Innovation/program expansion, Leadership/cross divisional collaboration/support of
library-wide missions, Collegiality, Professional development efforts.”
Kinerja Pustakawan Profesional adalah sebagai berikut :
a. Keahlian teknis dalam bidang perpustakaan
Pustakawan mampu menyediakan layanan, mengembangkan bahan (koleksi dan
sumber daya perpustakaan), mengelola proyek perpustakaan, dan pemprograman
seperti pembubuhan kode pada bahan pustaka dan penyusunan program
kepustakawanan.
b. Inovasi/program pengembangan
Pustakawan mampu berinovasi dalam mengembangkan program-program yang
ada pada perpustakaan, pengkajian dan pengembangan kepustakawanan.
c. Kepemimpinan/kolaborasi antar divisi/mendukung misi perpustakaan Pustakawa
mampu menjadi pemimpin setiap ada kesempatan, memiliki gaya kepemimpinan
yang baik dalam berkolaborasi dengan divisi lain serta mampu memimpin menuju
misi perpustakaan.
d. Kolega (kemitraan)
Pustakawan mampu bekerjasama dan menghormati rekan kerja satu perpustakaan
maupun rekan perpustakaan lain.
e. Upaya pengembangan professional
Pustakawan mampu memperbaharui pengetahuan dan pengalaman
kepustakawanannya, disiplin dalam bekerja, dan bertanggung jawab dalam
kegiatan kepustakaan.

Bagi profesi pustakawan secara internasional aspek kinerja pustakawan berdasarkan ISO
11620 tahun 2008 yang meliputi:

1. Kepuasan pemakai
2. Pemanfaatan anggaran
3. Penyediaan dokumen (ketersediaan/penggunaan)
4. Penemuan kembali dokumen (kecepatan temu balik)
5. Peminjaman dokumen
6. Pengiriman dokumen dari luar
7. Layanan referensi (rerata pertanyaan yang terjawab dengan benar)
8. Penelusuran informasi(berhasil atau tidaknya penelusuran lewat catalog)
9. Pendidikan Pemakai
10. Fasilitas (ketersediaan/penggunaan)
11. Pengadaan dokumen
12. Pengolahan dokumen
13. Pengkatalogan
14. Promosi Layanan
15. Penggunaan SDM

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


Beberapa literatur sebelumnya mengenai hubungan antara kompetensi perpustakaan dan
kinerja pustakawan. Di bawah ini adalah literatur yang hampir terdapat persamaan
dengan penelitian ini yaitu:
Penelitian oleh Diyah Kartikasari dengan judul “Pengaruh Kompetensi Pustakawan
Terhadap Kinerja Perpustakaan Di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
kompetensi pustakawan dengan kinerja pustakawan. Dengan menggunakan analisis data
yaitu, regresi linear sederhana. Untuk memenuhi asumsi-asumsi estimasi regresi
hendaknya dilengkapi dengan uji – uji yang diperlukan. Teknik uji regresi yang disebut
dengan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji autokolerasi, uji multikolineritas dan uji
heterokedastisitas. Setelah data dianalisis menggunakan regresi linear sederhana,
selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik regresi linear
sederhana. Pengujian validitas, reliabilitas, uji t dan analisis dari indikator-indikator
dalam penelitian ini tidak dihitung secara manual, tetapi dengan menggunakan komputer
dengan program SPSS versi 17.0.

Dari penelitian di atas terdapat kesamaannya yaitu penelitian mengenai kompetensi


pustakawan dan kinerja pustakawan. Namun yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu dari segi analisis data. Peneliti menggunakan uji validitas, uji
realibilitas dan uji normalitas.

C. Kerangka Berpikir

KOMPETENSI
PUSTAKAWAN (X)

Ho KINERJA PUSTAKAWAN
(Y)

Ha

D. Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada pengaruh kompetensi pustakawan terhadap kinerja pustakawan di
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Ha : Ada pengaruh kompetensi pustakawan terhadap kinerja pustakawan di
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian kuantitatif menurut Creswell (2009: 12) diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk menguji hubungan antar variabel, dapat diukur, biasanya
menggunakan instrumen penelitian, sehingga data bernomor dapat dianalisis
menggunakan prosedur statistik.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) yang bersifat kuantitatif. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan survey. Jenis penelitian ini dipilih karena untuk melihat seberapa
besar pengaruh antara kompetensi pustakawan dan kinerja pustakawan di perpustakaan
UIN Imam Bonjol Padang

B. Populasi, Sample dan Sampling Penelitian


Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti lalu ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:
72). Populasi dan sample dalam penelitian ini adalah Pustakawan Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, sebanyak 25 orang yang terdiri dari
pimpinan dan staf.
Sedangkan teknik sample pada penelitian ini yaitu dengan penarikan contoh berdasarkan
kriteria tertentu. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan sampling
jenuh, dimana teknik sampling merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi relatif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus atau complete enumeration.
Serta metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode Eksplanatif,
dimana data yang dianalisis berasal dari responden yang diambil dari populasi sehingga
didapatkan hasil apakah terdapat pengaruh antara kompetensi yang dimiliki oleh
pustakawan terhadap kinerja pustakawan dalam pelayanan terhadap pengguna.

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti
mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut (Sugiyono
dalam Umar, 2013: 47). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi adanya variabel terikat (Sugiyono, 2005: 33).
Variabel independen pada penelitian ini adalah kompetensi pustakawan, selanjutnya
dinyatakan sebagai variabel (X). Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono, 2005: 33). Variabel dependen pada
penelitian ini adalah kinerja pustakawan, selanjutnya dinyatakan sebagai variabel (Y).

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Angket atau kuesioner Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien. Kuesioner berupa pertanyaan/pernyataan diberikan kepada responden
secara langsung.
Penelitian ini merancang pertanyaan tertutup yaitu dengan menggunakan skala
jawaban. Adapun jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
interval karena keputusan pengguna merupakan sikap atau perasaan. Skala ini
meliputi tingkat pilihan, karena itu skala pengukurannya adalah skala likert. Dalam
penyusunan skala pengukuran tersebut menggunakan alternatif pilihan antara 1
sampai dengan 4 dengan ketentuan sebagi berikut:

Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi bobot nilai 4


Jawaban Setuju (S) diberi bobot nilai 3
Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi bobot nilai 2
Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot nilai 1

2. Observasi
Peneliti melakukan pengumpulan data melalui pengamatan langsung mengenai
pengaruh kompetensi terhadap kinerja pustakawan.

E. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014:206) menjelaskan bahwa “analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul. Analisis data adalah pengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dana
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Langkah analisis data yang digunakan, antara lain:


1. Uji validitas untuk mengukur tingkat kevalidan kuesioner yang disebarkan.
Rumus Korelasi Product Moment :

Ket:
2. Uji realibilitas untuk mengukur tingkat kepercayaan kuesioner yang disebarkan.
Rumus Alpha Cronbach sevagai berikut :

Ket:

3. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan suatu uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai data yang disebarkan pada sebuah kelompok data atau variabel apakah
data yang disebarkan tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini data
harus berdistribusi normal, dengan signifikan > 0,05 (besar dari 0,05).
DAFTAR PUSTAKA

Hariyanti, S. & Noviliyia. (2020). Pengaruh pemberdayaan kinerja fungsional pustakawan


terhadap kualitas perpustakaan. JoIEM (Journal of Islamic Education Management). 1(1).
Diakses dari Doi https://doi.org/10.30762/joiem.v1i1.1992

Hasanah, M. N., & Irhandayaningsih, A. (2019). Pengaruh jabatan fungsional terhadap kinerja
pustakawan di perpustakaan Universitas Indonesia. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 7(1), 201-210.
Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/viewFile/22831/20877

Hasan, N. A. (2018). Pendidikan dan pelatihan sebagai upaya peningkatan kinerja


pustakawan. Libria, 10(1), 95-115. Diakses dari
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/libria/article/view/3384

Nurcahayati, E. (2017). Pengaruh kompetensi pustakawan terhadap kinerja pustakawan dalam


pelayanan pengguna di perpustakaan khusus (Studi Eksplanatif Pengaruh Kompetensi
Pustakawan Terhadap Kinerja Pustakawan Dalam Pelayanan Di Perpustakaan AAL, ATKP,
PoltekKP, PoltekPel, dan PusdikPol di Daerah Surabaya dan Sidoarjo) (Doctoral dissertation,
Universitas Airlangga). Diakses dari https://repository.unair.ac.id/54979/

Sampe, M. S. (2014). Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai. JUPITER, 13(2). Diakses


dari https://journal.unhas.ac.id/index.php/jupiter/article/view/1643

Narendra, A. P. (2015). Data besar, data analisis, dan pengembangan kompetensi


pustakawan. Record and Library Journal, 1(2), 83-93. Diakses dari https://e-
journal.unair.ac.id/RLJ/article/download/7086/4255

Pendit, P. L. (2008). Kompetensi informasi dan kompetensi pustakawan. Media


Pustakawan, 15(1&2), 54-63. Diakses dari https://ejournal.perpusnas.go.id/mp/article/view/931

Pamungkas, L. D. (2015). Pengaruh Kompetensi Pustakawan Terhadap Prestasi Kerja (Studi


Pada Perpustakaan Universitas Brawijaya) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
Diakses dari https://www.neliti.com/publications/81659/pengaruh-kompetensi-pustakawan-
terhadap-prestasi-kerja-studi-pada-perpustakaan-u

Masruri, A., Kuntoro, S. A., & Arikunto, S. (2016). Pengembangan kompetensi dan pendidikan
berkelanjutan pustakawan PTAIN: Studi kasus di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 4(1), 1-14. Diakses dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/9818
Rodin, R. (2015). Sertifikasi uji kompetensi sebagai upaya peningkatan profesionalitas dan
eksistensi pustakawan. Jupiter, 14(2). Diakses dari
https://journal.unhas.ac.id/index.php/jupiter/article/view/33

Kartikasari, D., & Permana, A. (2012). Pengaruh kompetensi pustakawan terhadap kinerja
perpustakaan di UPT Perpustakan Universitas Negeri Semarang. Jurnal Ilmu
Perpustakaan, 1(1), 28-34. Diakses dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/28

Anda mungkin juga menyukai