Anda di halaman 1dari 19

PELAKSANAAN PERPUSTAKAAN, SDM, GEDUNG,

PERLENGKAPAN/PERABOTAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Perpustakaan

Dosen : Drs. Kasmin, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 3 :

Lutfiyani Ramdatilah 1192010086 5C

Mia Lisartika 1192010091 5C

Putri Solehah 1192010121 5C

Qonita Izzaturrahmah 1192010122 5C

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha kuasa kami panjatkan puji serta
syukur atas kehadirat-Nya yang sudah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis bisa menuntaskan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen
Perpustakaan. Pada penataan makalah ini penulis menadapatkan masukan dari bermacam
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan satu kelompok yang
sudah berkontribusi optimal dalam penataan makalah ini.

Penataan makalah ini masih ada kekurangan. Oleh sebab itu kami menerima seluruh
wujud kritik serta anjuran yang membangun dalam perbaikan makalah ini. Akhir kata kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat.

Bandung, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN...............................................................................................................................iii
A. Latar Belakang........................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................iv
C. Tujuan......................................................................................................................................iv
BAB II..................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
A. Pelaksanaan Perpustakaan.....................................................................................................1
B. Pelaksanaan Sumber Daya Manusia Perpustakaan..............................................................3
C. Pelaksanaan Gedung Perpustakaan.......................................................................................5
D. Pelaksanaan Perlengkapan/Perabotan Perpustakaan..........................................................9
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
Kesimpulan....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar
siswa memegang peran yang sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah atau madrasah. Lebih-lebih jika kita lihat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sekarang ini sedemikian pesatnya, maka peranan buku sebagai
sumber informasi sangat kuat dan mutlak diperlukan di sekolah-sekolah. Darmono
menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah atau madrasah sabagai ilmu pengetahuan
berperan sangat penting dalam meningkatakan kecerdasan dan meningkatkan
pengetahuan para siswa. Perpustakaan sekolah atau madrasah harus bisa memainkan
peran, khususnya dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Berkaitan
dengan perlunya perpustakaan sekolah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan juga
terdapat dalam standar nasional pendidikan dalam bagian 11 tentang Tenaga
Kependidikan pasal 35 ayat 1. Pada pasal ini dinyatakan bahwa perlunya tenaga
perpustakaan untuk semua jenjang pendidikan mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, Paket C, dan
lembaga khusus dan keterampilan (Afriatin & Danusiri, 2020, p. 47).

Darmanto menjelaskan bahwa hakikat perpustakaan sekolah atau madrasah adalah


pusat sumber belajar dan sumber informasi belajar bagi warga sekolah. Jika dikaitkan
dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan memberikan sumbangan yang
sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berintraksi dan
terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan
sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan.
Perpustakaan bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan
keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan, siswa juga dapat
mendidik dirinya secara berkesinambungan (Afriatin & Danusiri, 2020, p. 48).

Perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai penyedia bacaan siswa di kala senggang.
Perpustakaan harus menjadi sumber, alat, dan sarana untuk belajar siswa. Perpustakaan
harus siap setiap saat untuk menunjang dan terlibat dalam pelaksanaan proses

iii
pembelajaran, baik di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Keberadaannya
sangat penting sebagai salah satu sumber belajar. Perpustakaan dapat digunakan sebagai
sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan
membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan atau informasi dan perpustakaan pun
dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antara kelompok belajar
(Mulyadi SK & Primasari, 2014, p. 18)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan perpustakaan?
2. Bagaimana pelaksanaan Sumber Daya Manusia (SDM) perpustakaan?
3. Bagaimana pelaksanaan gedung perpustakaan?
4. Bagaimana pelaksanaan perlengkapan/perabotan perpustakaan?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan perpustakaan
2. Untuk mendeskripsikan Sumber Daya Manusia (SDM) perpustakaan
3. Untuk mendeskripsikan gedung perpustakaan
4. Untuk mendeskripsikan perlengkapan/perabotan perpustakaan

iv
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Perpustakaan

Pelaksanaan merupakan proses kegiatan yang berkesinambungan sehingga tercapai


tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan aktifitas atau usaha-usaha yang terlaksanakan untuk
melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan.
Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya. Pelaksanaan dalam mengelolah perpustakaan juga merupakan
kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu badan atau wadah secara berencana, teratur dan
terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan (Roziana, 2014).

Hal di atas juga sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh (Ibrahim, Bafadal, 2011:
10) pelaksanaan tugas yang dikerjakan kepala perpustakaan sekolah dengan berusaha
menggerakkan segenap tenaga dan mengarahkan segala fasilitas kerja agar perpustakaan
sekolah dapat terselenggarakan dengan sebaik-baiknya.

Pelaksanaan perpustakaan memberikan nilai yang positif terhadap pengembangan


perpustakaan yang sesuai dengan tujuan pendidikan juga visi misi sekolah dimana
dipandang perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar yang patut dikembangkan
secara optimal agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Tata tertib dan tata kelola dalam pengelolaan harus ditata dengan rapi. Informasi bagi
semua pengunjung. Tata tertib dan tata kelola perpustakaan tersebut seperti pengembalian
buku harus sesuai dengan tanggal pengembaliaanya, jika merusak atau menghilangkan
buku yang telah dipinjam dari perpustakaan maka wajib untuk memperbaiki dan
menggantinya, jika memilih-milih buku di rak harus dirapikan kembali seperti
sebelumnya (Roziana, 2014).

Prinsip pelaksanaan perpustakaan bisa diartikan sebagai dasar atau asas yang
merupakan hal yang terpenting dalam pelaksanaan perpustakaan. Dalam prinsip
pelaksanaan perpustakaan ini diharapkan akan menjadi dasar terciptanya tata hubungan
untuk keberhasilan perpustakaan. Prinsip pelaksanaan perpustakaan juga bisa diartikan
sebagai pedoman atau pegangan untuk dapat memberikan layanan terbaik, mengambil

1
keputusan, melakukan kerjasama, dan penyamaan persepsi terhadap tujuan yang akan
dicapai (Iskandar, 2016).

Prinsip pelaksanaan perpustakaan perlu dipahami oleh seluruh tenaga perpustakaan


agar dapat menjadi pedoman atau standar dalam pelaksanaannya. Berikut ini prinsip
pelaksanaan perpustakaan: 

No. Unit Perpustakaan Prinsip Pelaksanaan


Harus diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan, dan
dikembangkan sesuai dengan kepentingan
pemustaka dengan memperhatikan perkembangan
1. KoleksiPerpustakaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan atau kebutuhan informasi pemustaka
dan masyarakat.
Menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan
standar perpustakaan dan dikembangkan sesuai
2. Sarana dan Prasarana dengan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi sehingga dapat dimanfaat oleh
pemustaka sesuai kebutuhannya.
Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan
berorientasi bagi kepentingan pemustaka,
dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi
3. Layanan Perpustakaan informasi dan komunikasi untuk memenuhi
kebutuhan pemustaka yang diwujudkan melalui
kerja sama antarperpustakaan dan dilaksanakan
melalui jejaring telematika.
Harus dapat memberikan layanan prima terhadap
pemustaka, mampu menciptakan suasana
4. Tenaga Perpustakaan
perpustakaan yang kondusif, dan dapat memberikan
keteladanan, serta menjaga nama baik lembaga
5. Penyelenggaraan Perpustakaan dibentuk sebagai wujud pelayanan
Perpustakaan kepada pemustaka dan masyarakat, karena itu,
perpustakaan harus menyediakan koleksi, sarana

2
dan prasarana, serta pendanaan yang memadai.
Perlu diwujudkan sesuai sistem perpustakaan yang
efektif dan efisien agar secara sinergis mendukung
Pengelolaan
6. pencapaian tujuan perpustakaan dan menjadikan
Perpustakaan
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar
masyarakat.

Diharapkan prinsip pelaksanaan perpustakaan dapat direalisasikan agar terjadi


peningkatan baik sumber daya, pelayanan, maupun pengelolaan perpustakaan sehingga
pemanfaatan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang
hayat dapat terpenuhi dan tujuan pendirian perpustakaan yaitu memberikan layanan
kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan
pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.dapat diwujudkan (Iskandar, 2016).

B. Pelaksanaan Sumber Daya Manusia Perpustakaan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau sebuah rencana yang sudah disusun secara
matang dan terperenci .Sumber daya manusia (SDM) perpustakaan sekolah adalah
memiliki wewenang maupun yang bertugas dalam mengelola perpustakaan. Sumber daya
manusia ini dimungkinkan terdiri atas guru, pustakawan, dan dan karyawan yang bertugas
melaksanakan kegiatan perpustakaan seperti pengadaan, pencatatan, klasifikasi,
katalogisasi, penjajaran, pengawetan, dan pemberdayaan perpustakaan (Lasa, 2011).

Tugas pelaksanaan sumber daya manusia adalah tugas menggerakan seluruh manusia
yang bekerja dalam perpustkaan sekolah agar masing- masing bekerja sesuai dengan
tugas dan tanggu jawab yang telah ditetapkan dengan semangat dan kemampuan
maksimal. Dengan kata lain pelaksanaan adalah merupakan proses implementasi program
agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaraan
dan produktivitas yang tinggi.

Bafadal (2008) petugas atau sumber daya manusia perpustakaan sekolah pada
dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu seorang yang bertindak sebagai kepala
perpustakaan sekolah yang sering disebut juga dengan kata pustakawan, dan beberapa
oranganggota staf perpustakaan sekolah.

3
1. Kepala Perpustakaan Sekolah
Kepala perpustakaan sekolah atau disebut dengan guru pustakawan adalah
seseorang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola perpustakaan sekolah.
Jabatan ini sebaiknya dipegang oleh salah seorang guru sehingga penyelenggaraan
perpustakaan sekolah benar-benar diintegrasikan dengan proses belajar mengajar
yang berlangsung di sekolah. Guru pustakawan harus harus memenuhi syarat-
syarat tertentu baik pengetahuan, skill, maupun attitude-nya.
2. Staf Perpustakaan Sekolah
Kepala perpustakaan atau guru pustakawan memang bisa saja sendiri dalam
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pelayanan teknis dan pelayanan teknis dan
pelayanan pembaca. Tetapi dalam menghadapi peserta didik yang begitu
banyaknya, tidak mungkin seorang guru pustakawan bekerja sendiri. Maka kepala
perpustakaan sekolah dibantu oleh beberapa petugas atau staf yang bisa
diambilkan dari guru-guru atau bukan guru. Jumlah anggota staf ini sesuai dengan
kebutuhannya, minimal ada tiga orang, yaitu petugas pelayanan teknis, petugas
pelayanan pembaca, petugas tata usaha.

Adapun struktur organisasi perpustakaan menurut Standar Nasional Perpustakaan


SMA/MA adalah sebagai berikut:
1) Struktur organisasi perpustakaan sekolah mencakup kepala perpustakaan, layanan
pemustaka, dan layanan teknis (pengadaan, pengolahan), layanan teknologi
informasi dan komunikasi.
2) Struktur perpustakaan sekolah langsung di bawah kepala sekolah.
3) Struktur organisasi perpustakaan sekolah sebagai berikut.

Sumber daya manusia diperpustakaan sekolah dimungkinkan terdiridari guru,


pustakawan/ karyawan yang memilki peran tersendiri. Guru berperan sebagai

4
mediator antara perpustakaan dan kepala sekolah, perpustakaan dan guru, dan juga
perpustakaan dan siswa.Pustakawan berperan sebagai orang yang melaksanakan
kegiatan diperpustakaan seperti pengadaan, pencatatan, klasifikasi, pengkatalogan,
penjajaran, pengawetan dan pemberdayaan perpustakaan. Karyawan yang terdiri dari
tenaga administrasi bertugas melaksanakan kegiatan administrasi dan membantu
pelaksana kegiatan perpustakaan pada umumnya, seperti plebelan, sirkulasi,
pembuatan statistik dan lain sebagainya.

C. Pelaksanaan Gedung Perpustakaan

Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan


bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan
besar dan permanen, terpisah pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan, daerah
konsentrasi manusia, daerah konsentrasi buku/barang, dan titik-titik layanan yang
diberikan oleh perpustakaan. Untuk itu, keberadaan gedung atau ruangan perpustakaan
secara mutlak perlu ada, karena perpustakaan tidak mungkin digabungkan dengan unit-
unit kerja yang lain di dalam satu ruangan (Sutarno, 2006).

Gedung perpustakaan memiliki tempat yang terdiri dari sejumlah ruangan yang tiap-
tiap ruangan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Ruang perpustakaan
merupakan tempat yang disediakan untuk perpustakaan harus terpisah dari aktivitas lain.
Selain itu pembagian ruangan harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem
kegiatan, jumlah pengguna, jumlah staf dan keamanan tata kerja, sehingga kelancaran
kegiatan dalam perpustakaan tersebut berjalan efektif (Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan, 2000).

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan ruangan


perpustakaan antara lain:

1. Jumlah koleksi dan perkembangan di masa yang akan datang


2. Jumlah pemakai atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan
3. Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang disajikan
4. Jumlah petugas atau karyawan yang menggunakan ruangan.

Adapun ruangan yang minimal harus dimiliki sebuah perpustakaan adalah sebagai
berikut:

5
1. Ruang koleksi, adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan. Luas ruangan
ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimilki serta besar
kecilnya luas bangunan perpustakaan
2. Ruang baca, adalah ruang yang dipergunakan untuk membaca bahan pustaka.
Luas ruangan ini tergantung pada jumlah pembaca, pemakai jasa perpustakaan.
3. Ruang pelayanan, adalah tempat penyimpanan dan pengembalian buku, meminta
keterangan pada petugas, menitipkan barang atau tas, dan mencari informasi dan
buku yang diperlukan melalui katalog.
4. Ruang kerja/teknis administrasi, adalah ruangan yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan pemerosesan bahan pustaka, tata usaha untuk kepala
perpustakaan dan stafnya, perbaikan dan pemeliharaan bahan pustaka, diskusi, dan
pertemuan (Perpustakaan Nasional, 1992).

a. Tata Ruang Perpuskaan


Dalam menyusun konsep tata ruang perpustakaan hendaknya berpedoman
pada prinsip-prinsip arsitektur yang meliputi kenyamanan, keindahan, dan
keharmonisan ruangan. Dengan penyusunan konsep yang baik, akan memberikan
kepuasan fisik dan psikis kepada para punggunanya. Oleh karena itu, dalam
penyusunan konsep harus diperhitungkan tentang kebutuhan pemakai, tata ruang,
dan lingkungan di sekitar perpustakaan.
Di samping itu, Lasa (2007) mengatakan bahwa perlu memperhatikan azas-
azas tata ruang yaitu:
1. Azas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses
penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak paling pendek.
2. Azas rangkaian kerja, yaitu suatu tata ruang yang menempatkan tenaga
dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan
penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.
3. Azas pemanfaatan, yaitu tata susunan ruang yang memanfaatjab ruangan
sepenuhnya Menyangkut penyusunan konsep dalam penataan ruang
perpustakaan, hendaknya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Berkualitas tinggi, artinya tetap berjalan baik dalam waktu lama
 Mudah dipasang dan dirawat

6
 Dibuat oleh produsen lokal atau perwakilan setempat, tujuannya
agar mampu memberikan jasa purna jual yang memuaskan. Jasa
purna jual ini meliputi perawatan mesin, perbaikan dan pasokan
suku cadang, serta pelatihan bagi staf.
 Sesuai dengan spesifikasi dan tandar perabot perpustakaan, agar
terkesan “luwes” bagi pemakai perpustakaan.
 Penampilan, kenyamanan, dan variasi perlengkapan harus
memperhatikan aspek kekekaran, ketahanan, kepraktisan, dan
keamanan (Sulistiyo-Basuki, 1992).
b. Perancangan Ruang Perpustakaan
Perancangan gedung dan ruang perpustakaan yang baik akan menghasilkan
tempat kerja yang efisien, nyaman, dan menyenangkan bagi staf perpustakaan dan
pemustaka. Siregar (2008), mengatakan bahwa untuk menghasilkan gedung
perpustakaan yang dapat menjadi tempat kerja yang efisien, nyaman dan
menyenangkan bagi staf perpustakaan dan pengunjung, maka gedung atau
ruangan perpustakaan haruslah direncanakan secara baik agar dapat menampung
segala kegiatan dalam pelaksanaan fungsi perpustakaan sesuai dengan jenis
layanannya, terbuka (open access) atau tertutup (closed access). Apabila
perpustakaan menganut sistem tertutup, maka alokasinya adalah 45% untuk
koleksi, 25% untuk pengguna, 20% untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain.
Apabila sistem terbuka, maka alokasinya diatur dengan pembagian 70% untuk
koleksi dan pengguna, 20% untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain (Depdikbud,
1994).
Selain itu, dalam merancang ruang perpustakaan perlu diperhatikan dalam
penataan ruang baca, ruang koleksi, dan ruang sirkulasi yang dapat dipilih dengan
sistem tata sekat, tata parak, dan tata baur (Lasa, 2005).
1. Sistem tata sekat yaitu cara pengaturan ruangan perpustakaan yang
menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung. Sistem ini,
tidak memperkanan pengunjung untuk masuk ke ruang koleksi dan
petugaslah yang akan melayaninya.
2. Sistem tata parak yaitu sistem pengaturan ruangan yang menempatkan
koleksi terpisah dari ruang baca. Sistem ini, memungkinkan pengunjung

7
untuk mengambil koleksi sendiri, kemudian dicatat dan dibaca di ruang
lain.
3. Sistem tata baur yaitu suatu cara penempatan koleksi yang dicampur
dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah mengambil dan
mengembalikan koleksi sendiri. Di samping itu, dalam hal teknis
pelaksanaan program pembangunan gedung atau ruang perpustakaan, juga
harus dipersipkan hal-hal sebagai berikut.
a) Penunjukan personalia

Yaitu menunjuk seseorang yang bertanggung jawab atas


pembangunan gedung perpustakaan. Petugas yang ditunjuk bertugas
untuk menyiapkan perlengkapan perpustakaan, aktif menyusun
persyaratan gedung sampai ke pembangunan fisik, yang didasarkan
atas pengalaman yang dimilikinya. Personalia ini hendaknya
ditentukan dalam sebuah panitia pembangunan gedung perpustakaan
yang terdiri dari arsitek, pustakawan, konsultan perpustakaan, desainer
interior, kepala lembaga perpustakaan, dan bagian administrasi dan
keuangan.

b) Memperhatikan prinsip desain gedung

Gedung perpustakaan yang dibangun hendaknya memiliki desain


fungsional artinya desain yang dibuat ada manfaatnya, bukan hanya
sebagai hiasan seperti yang ada di monumen. Prinsip pembangunan
gedung perpustakaan hendaknya bersikap luwes (fleksibel) artinya
mampu menyesuaikan tata letak tanpa perlu perubahan struktur gedung
secara besar-besaran.

Ada 3 hal yang sebaiknya diperhatikan dalam merancang gedung


perpustakaan, yaitu:

 Hanya ada satu jalan masuk dan satu jalan keluar untuk
memudahkan pengawasan terhadap pengunjung.
 Pintu dan jendela harus diamankan dengan memasang
kawat atau kasa untuk menghindari pencurian koleksi.

8
 Tinggi rak buku haruslah dalam batas normal para
pengunjung, misalnya untuk orang Indonesia tidak lebih
dari 175cm. Dengan demikian, pengunjung akan lebih
mudah mengambil koleksi
c) Menentukan luas ruangan

Luasnya ruang perpustakaan ditentukan oleh jenis pemakai, dana,


dan iklim perpustakaan itu berada. Seperti halnya dengan kondisi di
Indonesia, masalah dana dan iklim lebih sesuai dengan India dari pada
dengan Amerika, Eropa, dan Australia. Di India, misalnya sudah
dikeluarkan standar gedung perpustakaan yang tercantum dalam Indian
Standard Recommendation Relating to Primary Element in the Design
of Library Building, 1977, yang isinya tentang luas ruang masing-
masing fungsi layanan perpustakaan seperti ruang pengolahan (9 m2),
ruang administrasi (5 m2), ruang baca per-pembaca (2,33m2), dan
ruang darurat (tangga, pintu masuk, lift, lobi, toilet) hanya sekitar 30%
dari ruang baca perpustakaan.

d) Pemilihan lokasi perpustakaan

Pemilihan lokasi hendaknya memperhitungkan kenyamanan


pemakai, perluasan masa mendatang, ketersediaan tanah, dan dana
pembangunan. Pemilihan lokasi sangat berpengaruh terhadap minat
pemakai untuk berkunjung ke perpustakaan. Misalnya lokasi
perpustakaan khusus harus terletak dekat pintu masuk lembaga
induknya.

e) Menentukan spesikasi ruangan

Tahap ini merupakan rencana kerja yang terakhir, dengan tugas


menyusun rencana lantai, elevasi, dan rincian struktur yang terkait
dengan mesin pendingin udara, sistem ventilasi, dan sistem
penerangan.

D. Pelaksanaan Perlengkapan/Perabotan Perpustakaan

9
Dalam upaya menjalankan fungsi dan mencapai tujuan perpustakaan secara optimal
maka selain peralatan, dibutuhkan pula beberapa jenis perlengkapan. Perlengkapan
perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan staf dan pustakawan didalam
perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan. Guna mendapatkan perlengkapan
yang sesuai dengan kebutuhan staf dan pengguna perpustakaan maka dimungkinkan
dalam kegiatan pengadaan perlengkapan perpustakaan mempergunakan jasa seorang
konsultan interior. Adapun peranan konsultan interior tersebut dapat membatu pihak
perpustakaan dalam menentukan beberapa hal berikut ini:

1. Inventarisasi perlengkapan/perabot yang ada dan masih dapat dimanfaatkan


2. Kapasitas ruang yang tersedia
3. Spesifikasi perlengkapan yang dibutuhkan
4. Rencana tata ruang perpustakaan
5. Membantu memilih perlengkapan yang ditawarkan pihak luar

Menurut Darmono (2001) terdapat beberapa perlengkapan pokok (umum) yang


dibutuhkan sebuah perpustakaan antara lain:

1. Rak atau lemari buku; berfungsi untuk menempatkan koleksi buku. Ada rak buku
yang terdiri atas satu sisi dan ada pula yang dua sisi. Untuk rak satu sisi
ditempatkan merapat pada dinding ruang perpustakaan, adapun rak dua sisi dapat
diletakkan ditengah ruangan, pada masing-masing sisinya diisi dengan koleksi
yang dimiliki oleh perpustakaan. Biasanya rak buku memiliki ketinggian 190 cm
dan terdiri atas 4-5 sap untuk menempatkan koleksi buku.
2. Rak surat kabar; berfungsi untuk meletakkan surat kabar agar tidak mudah rusak
atau sobek. Biasanya rak surat kabar terbuat dari kayu dan lebarnya disesuaikan
dengan ukuran surat kabar yang dilanggan oleh perpustakaan. Rak ini dilengkapi
alat penjepit yang panjangnya 36 inci, yang memudahkan surat kabar untuk
dipasang atau dilepas kembali.
3. Rak majalah; berfungsi untuk meletakkan majalah dan biasanya hanya terdiri atas
2 sap. Konstruksi rak yang rendah ini dapat memudahkan pengguna perpustakaan
mengambil koleksi majalah yang dibutuhkan.
4. Meja dan kursi baca; perlengkapan ini sangat dibutuhkan oleh perpustakaan untuk
melayani pengguna perpustakaan yang ingin membaca koleksi buku di ruang
perpustakaan. Pemilihan jenis meja dan kursi baca selain harus disesuaikan

10
dengan kondisi luas ruangan juga disesuaikan dengan dana yang dialokasikan
untuk membeli perlengkapan tersebut. Sebaiknya meja dan kursi baca terbuat dari
bahan yang kuat (kayu), nyaman dan seragam baik warna dan bentuknya.
5. Meja dan kursi kerja; berguna bagi staf perpustakaan untuk melaksanakan
aktivitas dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Umumnya meja dan kursi kerja
disediakan dalam bentuk tunggal tidak digabung antara staf yang satu dengan
lainnya, artinya untuk satu orang staf akan mendapatkan satu buah meja dan kursi.
6. Meja sirkulasi; berfungsi untuk melayani pengguna yang akan meminjam atau
mengembalikan koleksi buku perpustakaan. Meja sirkulasi biasanya didesain
khusus agar dapat menampung buku dan berkas lainnya dalam jumlah yang
banyak. Agar pelayanan sirkulasi berjalan optimal, maka desain meja sirkulasi
biasanya terdiri atas beberapa meja yang digabung menjadi satu sehingga
membentuk meja yang fleksibel dalam melakukan kegiatan sirkulasi.
7. Lemari catalog; berfungsi untuk menyimpan kartu catalog. Besarnya lemari
catalog disesuaikan dengan jumlah laci yang diinginkan sedangkan tingginya
disesuaikan dengan tinggi badan pengguna perpustakaan pada umumnya.
8. Kereta buku; berfungsi untuk mengangkut buku yang dikembalikan oleh
pengguna perpustakaan (dari sirkulasi ke rak buku) atau mengangkut buku yang
telah diproses dibagian pembinaan koleksi ke rak buku. Biasanya kereta buku
terbuat dari bahan yang kuat dan beroda.
9. Papan display; berfungsi untuk memamerkan koleksi buku baru yang akan
dilayankan oleh perpustakaan.

Berbagai jenis perlengkapan yang memadai perlu dipertimbangkan agar


penyusunan tata ruang perpustakaan dapat dilakukan dengan baik dan fungsional.
Dalam kaitannya dengan ruangan perpustakaan yang didesain sesuai fungsinya, maka
tabel berikut ini akan memperlihatkan rincian sebagian ruang perpustakaan serta
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan.

Ruangan Peralatan dan Perlengkapan yang dibutuhkan


Lobi Tempat penitipan barang, papan pengumuman, papan display
dan kursi
Pintu control Pintu putar (turnstile) dan security gate
Ruang sirkulasi Meja dan kursi layanan, computer, scanner, telephone, rak

11
koleksi
Area catalog Meja dan kursi, computer
Ruang kolekdi rujukan Rak koleksi, rak catalog, meja dan kursi staf, computer
Ruang terbitan berkala Rak koleksi terbitan berkala, meja dan kursi staf
Ruang baca Meja dan kursi, baca
Ruang kerja staf Meja dan kursi, computer
Ruang tata usaha Meja, kursi, filling cabinet, lemari, computer, printer, mesin
fotokopi, alat pemotong kertas
Ruang perawatan Alat pemotong kertas, alat jilid, mesin press, pisau potong,
lemari
Gudang Lemari, rak buku
Sumber : Depdiknas 2004

Perkembangan perpustakaan yang semakin pesat harus didukung dengan


penyediaan sarana dan prasarana ruangan yang optimal, misalnya bila perpustakaan
ingin menyediakan ruang publik sebagai area diskusi bagi pemustakanya, maka
ruangan tersebut perlu dilengkapi dengan perlengkapan seperti pendingin ruangan
(AC), LCD, teater mini, yang bertujuan meningkatkan kenyamanan pemustaka saat
menggunakan layanan. Apapun peralatan dan perlengkapan yang dipilih dan akhirnya
dibeli oleh staf perpustakaan semuanya harus memiliki nilai ekonomis, estetis,
fungsional, tahan lama serta mudah pemeliharaannya. Perpustakaan perlu
memperhitungkan fleksibilitas penataan perlengkapan, hal ini dimaksudkan agar
perlengkapan yang ada mudah dipindahkan sesuai kebutuhan dan ketersediaan
ruangan. Selain itu, hindari penggunaan perlengkapan yang bersifat built-in karena
perlengkapan jenis ini sulit untuk diatur dan dipindahkan. Semua peralatan dan
perlengkapan yang telah dimiliki oleh perpustakaan baik yang habis pakai maupun
tahan lama harus dirawat dengan baik, khususnya peralatan elektronik karena
memerlukan perawatan secara periodic atau terjadwal.

12
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa Pelaksanaan merupakan sebuah proses kegiatan yang
berkesinambungan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan aktifitas atau
usaha-usaha yang terlaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang
telah dirumuskan dan ditetapkan. Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperenci . Pelaksanaan dalam mengelolah
perpustakaan juga merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu badan atau wadah
secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan .Sumber daya
manusia (SDM) perpustakaan sekolah adalah memiliki wewenang maupun yang bertugas
dalam mengelola perpustakaan.

Adapun Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya


diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Guna untuk mendapatkan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan staf dan pengguna perpustakaan maka
dimungkinkan dalam kegiatan pengadaan perlengkapan perpustakaan mempergunakan jasa
seorang konsultan interior.

13
DAFTAR PUSTAKA
Afriatin, R., & Danusiri. (2020). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di MTs Negeri 7
Kebumen. Jawda: Journal of Islamic Education Management, Vol. 1 No.1, 47-55.

Bafadal, Ibrahim. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta. Bumi Aksara.

Depdiknas, 2004, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Dirjen Dikti, Jakarta.

Darmono, 2004, Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Grasindo, Jakarta.

Ibrahim, Bafadal. 2011. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara

Iskandar. (2016, Februari 2). Prinsip Pelaksanaan Perpustakaan. Retrieved Oktober 3, 2021,
from iskandar-pustakawan-unhas.blogspot.com: https://iskandar-pustakawan-
unhas.blogspot.com/2016/02/prinsip-pelaksanaan-perpustakaan.html

Lasa, HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Lasa, HS. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publishr.

Lasa, Hs. 2011. Manajemen Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Yogyakarta: Gama Media.

Mulyadi SK , & Primasari, F. (2014). Implementasi Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber


Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Profesi Pendidikan Dasar,
1(1), 17-30., Vol. 1, No. 1, 17-30.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.1992. Pedoman PerlengkapanPerpustakaan


Umum. Jakarta : Perpustakaan nasional Republik Indonesia.

Roziana, E. (2014). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Proses


Pembelajaran Di Ma Darussalam Desa Kumalasa Kecamatan Sangkapura
Bawean Kabupaten Gresik. Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 4.

Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Ed. Rev. Jakarta : Sagung Seto.

Siregar, Belling. 2008. Gedung dan Perlengkapan Perpustakaan. Medan : Program Studi Ilmu
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Sulistiyo-Basuki. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

14

Anda mungkin juga menyukai