Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS”

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Ermita, M.Pd

Sari Febrianti, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Centra Bonita (21003012)

Nur Asyifah (21063040)

Yalsad Adad (21065048)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
Rasulullah SAW. Penulis bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
penulis kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan yang membahas
tentang Administrasi Layanan Khusus.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Ibu Dra. Ermita, M.Pd dan Ibu Sari Febrianti, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Administrasi Layanan Khusus
2. Teman – teman sekalian.
3. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita untuk mengetahui Administrasi Layanan Khusus.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelum itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata –
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa depan.

Padang, 31 Oktober 2022

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
A. Pengertian administrasi layanan khusus.............................................

B. Jenis-jenis layanan khusus dan pengelolaannnya ..............................

C. Peran guru dalam administrasi layanan khusus..................................

BAB III PENUTUP......................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................

B. Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Layanan Khusus

Administrasi sering juga disebut sebagai manajemen. Manajemen


merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, (Oemar Hamalik,2006)
yaitu sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani,
mengarahkan atau mengatur semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.
Administrasi layanan khusus adalah administrasi dalam dunia pendidikan yang
memberikan layanan secara khusus atau suatu usaha yang tidak secara langsung
berkenaan dengan proses belajar mengajar di kelas. Tetapi secara khusus
diberikan oleh sekolah kepada para siswanya agar mereka lebih optimal dalam
melaksanakan proses belajar.
Administrasi layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah
merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki
tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, melainkan harus
menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta
didik. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab II Pasal 4 yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan
nasional. Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah
memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala
kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai.
Administrasi layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan
diorganisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta
dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus
disekolah diselenggarakan dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan
pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan
disekolah antara lain juga berusaha agar peserta didik senantiasa berada dalam
keadaan baik. Baik disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah
suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai
secara efektif dan efisien.

B. Jenis – jenis layanan khusus dan pengelolaannya

1. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada


peserta didik, dengan maksud membentuk dan menunjang proses pembelajaran di
sekolah, kemudian informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan
rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.Menurut Anas Tanjung (2012) perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah
untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.
(Sukmawijaya, 2013).

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah


sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama
membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada
umumnya ada beberapa jenis perpustakaan sekolah yang ada pada dasarnya
disesuaikan dengan jenjang atau tingkat sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan
sekolah dikelola berdasarkan tujuan khusus masing-masing jenis dan jenjang sekolah.

a. Fungsi perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi pendidikan, yaitu perpustakaan bertujuan untuk memberikan


kesempatan kepada para pelajar untuk menambah pengetahuan dan
mencari keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang
didapatkan di kelas.
2) Fungsi informasi, yaitu sebuah perpustakaan sekolah merupakan tempat
mencari informasi yang berkaitan dengan tugas siswa dan guru serta
pemenuhan rasa ingin tahu siswa dan guru sekolah.
3) Fungsi rekreasi, yaitu sebuah perpustakaan memberikan kesempatan
kepada siswa dan guru untuk menikmati bahan yang ada di pustaka dan
dapat digunakan untuk menimbulkan suasana yang menyenangkan seperti
majalah, surat kabar, novel, dan lain sebagainya.
4) Fungsi penelitian, yaitu sebuah perpustakaan digunakan sebagai jawaban
terhadap berbagai pertanyaan ilmiah.
5) Fungsi penyaluran hobi, yaitu sebuah perpustakaan sekolah yang baik juga
harus dapat membantu pelajar untuk mengembangkan kegemarannya.Pada
perpustakaan sekolah harus ada buku-buku tentang berbagai jenis
pekerjaan tangan, buku tentang kesenian dan keterampilan serta biro bisnis
dan lain sebagainya.
6) Fungsi penanaman rasa tanggung jawab, melalui perpustakaan sekolah
para pelajar dapat dididik agar menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.Para pelajar dapat diikutsertakan dalam pekerjaan rutin
perpustakaan seperti membantu penyelenggaraan peminjaman dan
pengambilan buku, mencek buku – bukuyang ada di rak ataupun
membantu siswa yang belum berpengalaman dalam memanfaatkan
perpustakaan.

b. Pengolahan bahan pustaka

Bahan pendidikan yang dimiliki perpustakaan sekolah sebelum


dipinjamkan kepada siswa atau siswi harus mengalami proses pengolahan terlebih
dahulu.Proses pengolahan bahan pustaka terdiri dari 4 proses yaitu, sebagai
berikut:

1) Klasifikasi, klasifikasi berarti penggolongan. Dalam proses pengolahan


bahan pustaka akan mengalami proses pengklasifikasian atau
menggolongkan.Proses mengklasifikasi bahan pustaka dilakukan menurut
subjeknya (golongan isinya). Sistem klasifikasi yang lazim digunakan
disekolah-sekolah adalah sistem klasifikasi persepuluhandewey.Sistem ini
disebut persepuluhan karena memakai angka-angka persepuluh untuk
menyatakan cabang-cabang ilmu pengetahuan tertentu.
2) Katalogisasi, merupakan suatu proses dalam mempersiapkan suatu katalog
atau dalam mempersiapkan data geografis yang akan menjadi tajuk pada
satu katalog. Katalog adalah suatu daftar atau indeks dari buku atau bahan
buku lain dari buku yang merupakan wakil dari buku atau bahan bukan
buku itu.
3) Pemberian stempel pada buku, pada proses ini bahan pustaka yang telah
mengalami proses sebelumnya akan selanjutnya kepada proses yaitu
proses pemberian stempel. Setiap buku yang baru diterima perpustakaan
harus diberi stempel pemberian stempel pada bahan perpustakaan dapat
dilakukan pada bagian bawah halaman sebelum halaman judul, bagian
belakang halaman judul, dan bagian bawah halaman terakhir.
4) Pemberian nomor pada buku nomor buku biasanya diletakkan pada bagian
punggung buku.
5) Pengaturan buku pada rak, buku yang telah diberi stempel dan nomor buku
selanjutnya disusun di rak buku tersebut harus disusun menurut golongan
dan nomor buku sehingga pengunjung akan lebih mudah dan praktis
menemukan buku yang diperlukan.

c. Peranan guru dalam administrasi perpustakaan sekolah

Dalam proses administrasi perpustakaan seorang guru juga memiliki


peranan yang penting ada beberapa peranan guru yang terlibat dalam administrasi
perpustakaan sekolah, antara lain:

1) Guru memperkenalkan buku-buku kepada siswa dan guru.


2) Guru memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang akan dibeli.
3) Guru mempromosikan perpustakaan baik untuk pemakaian maupun
pembinaannya.
4) Guru mengetahui jenis dan menguasai kriteria-kriteria umum yang
menentukan baik buruknya suatu koleksi dan.
5) Guru mengusahakan agar siswa aktif membantu perkembangan
perpustakaan.
2. Laboratorium

Laboratorium merupakan sarana pendukung dalam pembelajaran di


sekolah.Secara sederhana laboratorium dapat diartikan sebagai suatu tempat di mana
dosen, mahasiswa, guru, siswa, dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah
seperti praktikum observasi penelitian demokrasi dan pembuatan model-model dalam
rangka kegiatan belajar mengajar.

Laboratorium di sekolah dapat dibedakan atas beberapa jenis. Jenis-jenis


tersebut biasanya disesuaikan dengan bidang studi atau sekelompok bidang studi
tertentu jenis labor tersebut antara lain :

1) Menurut bidang studi misalnya laboratorium kimia, fisika, dan lain


sebagainya.
2) Menurut kelompok bidang studi misalnya labor IPS dan labor IPA
3) Menurut di bidang ilmu teknik laboratorium digunakan sebagai
workshop atau bengkel kerja.

3. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan


kemampuan hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan peserta
didik yang optimal. Usaha kesehatan sekolah tersebut bukan saja menjadi tanggung
jawab pemerintah akan tetapi tanggung jawab peserta didik dan masyarakat dimana
sekolah itu berada.

Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan Khusus Di


sekolah oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan adalah sebuah
klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau sekolah yang berdiri sendiri
yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari
biaya khusus dari semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan
sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara) murid-
muridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan.
a. Tujuan UKS

Secara umum tujuan dari UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik, serta menciptakan lingkungan yang
sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.Sedangkan
tujuan khusus UKS adalah agar peserta didik :

1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan


prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan
kesehatan disekolah, dirumah tangga maupun dilingkungan masyarakat.
2) Sehat dalam arti fisik mental maupun social
3) Memiliki daya khayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya, alcohol, rook, dan
sebagainya.

b. Ruang lingkup UKS

Ruang lingkup dari UKS tercermin dalam Tri program UKS yang dikenal
dengan istilah Trias UKS yang meliputi:

1) Pendidikan kesehatan, pendidikan kesehatan ini dilaksanakan melalui dua


kegiatan yaitu melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
ekstrakurikuler.
2) Pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan
yang bersifat komprehensif. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan
peningkatan kesehatan atau promotif seperti penyuluhan kesehatan dan
juga dapat berupa latihan keterampilan dalam pelayanan kesehatan
kegiatan pencegahan atau preventif serta kegiatan peningkatan daya tahan
tubuh kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat sehingga
dapat berfungsi optimal.
3) Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah
sebagai institusi pendidikan yang tepat yang dapat menjamin
keberlangsungan proses belajar-mengajar sehingga mampu menumbuhkan
kesadaran kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk mampu
menjalankan prinsip hidup sehat.

4. Kafetaria sekolah

Kantin atau warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya


makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung
gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi
dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain
kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan
keluar lingkungan sekolah.

Maulana Sulton (2012) layanan kafetaria adalah layanan makanan dan


minuman yang dibutuhkan oleh peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau peserta didik. Makanan dan
minuman yang tersedia di kafetaria tersebut, terjangkau dilihat dari jumlah uang saku
peserta didik, tetapi juga memenuhi syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya.

Alasan mengapa didirikannya kafetaria sekolah adalah agar para peserta didik
tidak kekurangan energi dalam belajar, yang lebih lanjut dapat mengurangi
konsentrasi belajar karena peserta didik banyak mengeluarkan aktivitas-aktivitas fisik.
Selain itu agar sekolah dapat mengontrol seluruh konsumsi peserta didik di sekolah
dan bisa turut serta menjaga kebersihan dan kesehatan peserta didik. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam administrasi kafetaria itu adalah:

1) Administrasi kafetaria/warung/kantin sekolah harus menjaga kesehatan


(higienitas) masakan-masakan yang dijajakan kepada siswa.
2) Kebersihan tempat juga harus menjadi pertimbangan utama, karena
kebersihan diharapkan dapat menjauhkan penyebaran hama penyakit.
3) Makanan-makanan yang disediakan hendaknya makanan yang bergizi
tinggi, dan bilamana perlu dapat menambahkan vitamin-vitamin yang
diperlukan siswa pada umumnya.
4) Harga makanan-makanan hendaknya dapat dijangkau atau sesuai dengan
kondisi ekonomi siswa.
5) Usahakan agar kafetaria/warung/kantin sekolah tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlama-lama atau nongkrong. Kondisi
yang demikian akan menyokong munculnya perilaku-perilau negatif.

5. Sarana ibadah

Di setiap sekolah, layanan rumah peribadatan sangat diperlukan. Layanan


rumah peribadatan merupakan sebuah layanan yang diberikan sekolah dengan maksud
agar layanan tersebut bisa digunakan untuk beribadah maupun melaksanakan kegiatan
keagamaan lainnya, serta bisa membentuk kerohanian bagi peserta didik khususnya
dan pihak sekolah lain pada umumnya agar bisa menjadi manusia yang baik dan
beriman.

Adanya sebuah layanan rumah peribadatan di sekolah sangat menunjang


terhadap proses pembelajaran mengingat bahwa pembelajaran bisa dilakukan dimana
saja termasuk salah satunya adalah di rumah peribadatan di sekolah. Adapun layanan
rumah peribadatan yang biasanya ada di sekolah adalah masjid dan gereja. Adanya
masjid di sekolah juga sangat bermanfaat bagi peserta didik maupun warga sekolah
lainnya. Mereka bisa melakukan ibadah di masjid tersebut ketika masih berada di
sekolah maupun melakukan kegiatan keagamaan lainnya. Begitu juga dengan adanya
gereja di sekolah, juga bisa dimanfaatkan peserta didik maupun warga sekolah lainya
yang non muslim. Berikut akan diuraikan mengenai layanan rumah peribadatan
sekolah yakni masjid dan gereja. Adapun peran guru dalam layanan khusus layanan
ibadah adalah sebagai berikut:

1) Memperkenalkan sarana ibadah yang ada di sekolah tersebut.


2) Mengajak siswa untuk menggunakan sara ibadah yang telah disediakan
oleh sekolah secara seefektif dan efisien mungkin.

6. Asrama

Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan


pendidikan tinggi terutama bagi mereka yang bertempat tinggal jauh dari sekolah
diperlukan asrama.Selain bermanfaat untuk peserta didik asrama juga bermanfaat bagi
para pendidik dan petugas asrama tersebut manfaat dari layanan asrama sekolah
adalah sebagai berikut:

1) Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan optimal terutama jika
berbentuk tugas kelompok.
2) Sikap dan tingkah laku dari peserta didik dapat diawasi oleh petugas
asrama dan para pendidik.
3) Jika diantara peserta didik mengalami kesulitan kalian kiriman orang tua
terlambat dapat saling membantu.
4) Dapat meringankan kecemasan dari orang tua terhadap putra-putrinya.
5) Asrama merupakan salah satu cara untuk mengendalikan tingkah laku
remaja yang kurang baik.

7. Koperasi

Maulana Sulton (2012) layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk
dapat berwirausaha. Hal ini sangat membantu peserta didik di kehidupan yang akan
datang. Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik
sekolah dasar, sekolah menengah, maupun sekolah dan dalam pengelolaannya
melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan koperasi peserta didik atau biasa
disebut koperasi siswa (Kopsis) adalah koperasi yang ada di sekolah tetapi
pengelolaannya adalah oleh peserta didik, kedudukan guru di dalam kopsis adalah
sebagai pembimbing saja.

Menurut Fendy (2011) tujuan umum Kopsis adalah membentuk sifat


kegotong-royongan dan saling membantu di antara sesama peserta didik khususnya
yang berada di sekolah. Sedangkan tujuan khusus Kopsis adalah:

1) Menanamkan rasa solidaritas sosial di antara peserta didik di sekolah.


2) Melatih hidup gotong royong.
3) Mempertinggi rasa kekeluargaan di antara para peserta didik.
4) Untuk melatih peserta didik berorganisasi.
5) Untuk melatih peserta didik menyimpan dan mengembangkan modal
melalui koperasi.
6) Menanamkan pengertian kepada peserta didik akan arti pentingnya
akumulasi dan penyaluran modal sehingga modal tersebut tidak berhenti
dan tercecer.
7) Memberikan bantuan kepada peserta didik yang membutuhkan kredit.
8) Fungsi Kopsis secara umum adalah sebagai wahana pendidikan koperasi
kepada peserta didik. Lebih jauh lagi, fungsi Kopsis adalah pembentukan
kader-kader koperasi di dalam masyarakat.

8. Transportasi

Transportasi sekolah merupakan sebuah layanan khusus yang dikelola oleh


sekolah dan mempunyai fungsi sebagai media antar jemput siswa pada suatu sekolah,
mulai dari siswa berada dirumah sampai datang ke sekolah dan menuju rumah
masing-masing setelah melaksanakan kegiatan di sekolah. Fungsi utama layanan
transportasi sekolah adalah meningkatkan pelayanan kepada pelajar. Sebab, selama ini
banyak pelajar yang terlantar dalam perjalanannya menuju sekolah akibat harus
berebut angkutan umum dengan masyarakat. Akibatnya, setibanya disekolah pelajar
mengalami kelelahan dan bahkan sampai terlambat datang ke sekolah, sehingga
konsentrasinya terganggu saat menerima pelajaran.

Guru dan kepala sekolah tidak harus secara langsung berkenaan dengan proses
belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan oleh pihak sekolah kepada
para siswanya agar mereka lebih optimal dalam menjalankan proses belajar. Guru
tidak harus terlibat secara total dalam administrasi layanan khusus. Guru harus
melaksanakan perannya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

C. Peran Guru Dalam Administrasi Layanan Khusus

1. Memastikan semua peserta didik dapat menikmati layanan yang ada pada sekolah atau
institusi pendidikan.
2. Memberikan penyuluhan kepada peserta didik atas layanan apa saja atau fasilitas apa
saja yang bisa di dapatkan di tempat ia mencari ilmu.
3. Keterlibatan guru dalam setiap administrasi layanan khusus contohnya pada
administrasi perpustakaan misalnya memperkenalkan buku-buku kepada siswa.
4. Guru memberikan pelajaran pendidikan kesehatan kepada siswa Hal ini dapat
dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas.
5. Guru melakukan pemeriksaan rutin terhadap siswa yaitu sekali seminggu.

Anda mungkin juga menyukai