Anda di halaman 1dari 12

RESUME

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Administrasi Layanan Khusus

Dosen Pengampu :
Dr. Irsyad, M.Pd.,
Nikmah Hayati, M.Pd

Oleh :

NAMA : Yogi Febrianto


NIM : 16035042
PRODI : Pendidikan Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Pengertian Administrasi Layanan Khusus
Administasi sering juga disebut sebagai manajemen. Manajemen merupakan alat
untuk mencapai tujuan yang diinginkan,(Oemar Hamalik, 2006) yaitu suatu kegiatan atau
usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam
mencapai suatu tujuan. Administrasi layanan khusus adalah administrasi dalam dunia
pendidikan yang memberikan layanan secara khusus atau suatu usaha yang tidak secara
langsung berkenaan dengan proses belajar mengajar di kelas. Tetapi secara khusus
diberikan oleh sekolah kepada para siswanya agar mereka lebih optimal dalam
melaksanakan proses belajar.
Administrasi layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien.sekoalh merupakan suatu
sarana yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan suatu bangsa termasuk Negara
Indonesia. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab II Pasal 4 yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional.
Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah memerlukan suatu
manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya
sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai.
Administrasi layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan
diorganisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di
sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah antara lain juga berusaha
agar peserta didik senanatiasa berada dalam keadaan baik. Baik disini menyangkut aspek
jasmani maupun rohaninya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen
layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada
peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa
tercapai secara efektif dan efisien.

B. Jenis-jenis Layanan Khusus dan Pengelolaannya


Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu
dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan
pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk layanan khusus yang ada di sekolah
antara lain yaitu:
1. Pustaka
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta
didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah,
melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif
melalui koleksi bahan pustaka. Menurut Anas Tanjung (2012) perpustakaan sekolah
adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh
sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai
tujuan khusus sekolah dan tujuan pendinikan pada umumnya.(Sukmawijaya, 2013)
Menurut (Supriyadi,1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali Imron
mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang diselenggarakan di
sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal
seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik sekolah umum
maupun kejuruan. (Yolanda & Afriansyah, 2015). Perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah
yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan
khusus sekolah dan tujuan pendinikan pada umumnya.
Ada beberapa jenis perpustakaan sekolah, yang pada dasarnya disesuaikan dengan
jenjang atau tingkat sekolah yang bersangkutan. Jenis perpustakaan sekolah tersebut
adalah perpustakaan taman kanak-kanak, perpustakaan sekolah dasar, perpustakaan
sekolah lanjutan tingkat pertama dan perpustakaan sekolah lanjutan tingkat atas.
Semua jenis perpustakaan sekolah yang disebutkan diatas dikelola berdasarkan tujuan
khusus masing-masing jenis dan jenjang sekolah.
a. Fungsi perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut :
 Fungsi pendidikan, yaitu perpustkaan bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada para pelajar untuk menambah pengetahuan dan mencari keterangan-
keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatkan dikelas. Jadi sebuah
perpustakaan harus menyediakan bahan-bahan yang dapat memperkaya materi
pelajaran dengan menyediakan buku-buku, pamflet-pamflet, gambar-gambar,
film, dan lain sebagainya.
 Fungsi informasi, yaitu sebuah perpusakaan sekolah merupakan tempat mencari
informasi yang berkaitan dengan tugas siswa dan guru serta pemenuhan rasa ingin
tahu siswa dan guru di sekolah.
 Fungsi rekreasi, yaitu sebuah perpusakaan memberikan kesempatan kepada siswa
dan guru untuk menikmati bahan yang ada di pustaka dan dapat digunakan untuk
menimbulkan suasana yang menyenangkan seperti majalah, surat kabar, novel,
film, kaset-kaset hiburan dan lain sebagainya.
 Fungsi penelitian, yaitu sebuah perpustakaan digunakan sebagai jawaban terhadap
berbagai pertanyaan ilmiah.
 Fungsi penyaluran hobby, yaitu sebuah perpustakaan sekolah yang baik juga
harus dapat membantu pelajar untuk mengembangkan kegemarannya. Pada
perpustakaan sekolah harus ada buku-buku tentang berbagai jenis pekerjaan
tangan, buku tenang kesenian dan keterampilan, sera biro bisnis dan lain
sebagainya.
 Fungsi penanaman rasa tanggung jawab, melalui perpustakaan sekolah, para
pelajar dapat dididik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Para
pelajar dapat diikut sertakan dalam pekerjaan rutin perpustakaan seperti
membantu penyelenggaraan peminjaman dari pengembalian buku, mencek buku-
buku yang ada di rak ataupun membantu siswa yang belum berpengalaman dalam
memanfaatkan perpustakaan.

b. Pengelolaan Bahan Pustaka


Bahan pendidikan yang dimiliki perpustakaan sekolah sebelum dipinjamkan kepada
siswa/i harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Proses pengolahan bahan
pustaka terdiri dari 4 proses, yaitu sebagai berikut:
 Klafikasi, klafikasi berarti penggolongan. Dalam proses pengolahan bahan
pustaka akan mengalami prose pengklasifikasian atau menggolongkan. Proses
mengklasifikasi bahan pustaka dilakukan menurut subyeknya (golongan isinya).
Sistem klafikasi yang lazim digunakan di sekolah-sekolah adalah sistem klafikasi
persepuluhan Dewey. Sistem ini disebut persepuluhan karena memakai angka-
angka persepuluhan untuk menyatakan cabang-cabang ilmu pengetahuan tertentu.
 Katalogisasi, merupakan suatu proses dalam mempersiapkan suatu katalog atau
dalam mempersiapkan data bibliografis yang akan menjadi tajuk pada suatu
katalog. Katalog adalah suatu daftar atau indeks dari buku atau bahan bukan dari
buku yang merupakan wakil dari buku atau bahan bukan buku itu.
 Pemberian stempel pada buku, pada proses ini bahan pustaka yang telah
mengalami proses sebelumna akan selanjutnya akan lanjut kepada proses
selanjutnya yaitu proses pemberian stempel. Setiap buku yang baru diterima pihak
perpustakaan harus diberi stempel. Pemberian stempel pada bahan perpustakaan
dapat dilakukan pada bagian bawah halamn sebelum halaman judul, bagian
belakang halaman judul, dan bagian bawah halaman terakhir. Pemberian stempel
ini berguna untuk mencegah hilangnya buku dari perpustakaan.
 Pemberian nomor pada buku, nomor buku biasanya diletakan pada bagian
punggung buku.
 Pengaturan buku pada rak, buku yang telah diberi stempel dan nomor buku
selanjutnya disusun dirak. Buku tersebut harus disusun menurut golongan dan
nomor buku sehingga pengunjung akan lebih mudah dan praktis menemukan
buku yang diperlukan.
c. Peran Guru dalam Administrasi Perusahaan Sekolah
Dalam proses administrasi perpustakaan seorang guru juga memiliki peranan yang
penting. Ada beberapa peranan guru yang terlibat dalam administrasi perpustakaan
sekolah, antara lain:
 Guru memperkenalkan buku-buku kepada siswa dan guru-guru,
 Guru memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnnya yang akan dibeli,
 Guru mempromosikan perpustakaan baik untuk pemakaian, maupun
pembinaannya,
 Guru mengetahui jenis dan menguasai kriteria- kriteria umum yang
menentukan baik buruknya suatuu koleksi, dan
 Guru mengusahakan agar siswa aktif membantu perkembangan perpustakaan.

2. Laboratorium
Labolatorium merupakan sarana pendukung dalam pembelajaran disekolah.
Secara sederhana laboratorium dapat diartikan sebagai suatu tempat dimana dosen,
mahasiswa, guru, siswa, dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah seperti
pratikum, observasi, penelitian, demokrasi dan pembuatan model- model dalam
rangka kegiatan belajar mengajar.
a. Jenis-jenis Laboratorium
Laboratorium di sekolah dapat dibedakan atas beberapa jenis. Jenis-jenis tersebut
biasanya disesuaikan dengan bidang studi atau kelompok bidang studi tertentu. Jenis
labor tersebut antara lain :
 Menurut bidang studi. Misalnya: laboratorium kimia, fisika, PMP dan lain
sebagainya.
 Menurut kelompok bidang studi. Misalnya labor IPS dan labor IPA.
 Menurut bidang ilmu teknik labor. Laboratorium digunakan sebagai workshop
atau bengkel kerja.

b. Perencanaan Penggunaan Labor


Sebelum guru dan siswa/i menggunakan labor perlu dibuat perencanaan
penggunaan. Rencana penggunaan labor minimal harus memperhatikan hal-hal
berikut
:

 Jenis labor yang digunakan.


 Pihak yang akan menggunakan.
 Waktu yang tersedia.
 Peralatan yang akan diperlukan
 Jenis bidang studi.
 Topik yang akan dipraktikumkan

c. Langkah-langkah dalam Perencanaan Penggunaan Labor


Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penggunaan labor adalah
:
 Menganalisis kurikulum secara keseluruhan, baik tujuan kurikuler, tujuan
umum pengajaran, tujuan khusus pengajaran, pokok bahasan serta sub pokok
bahasan.
 Menentukan bobot taksonomik pokok bahasan.
 Mengembangkan materi dari pokok bahasan.
 Mengembangkan desain instruksional.
 Menetapan bagian dari materi pokok bahasan yang memerlukan “laboratory
work”.
 Peralatan yang akan digunakan.
 Penetapan langkah-langkah dalam pengajaran dengan memakai laboratorium.

3. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)


Usaha Kesehatan Sekolah atau sering disingkat dengan UKS merupakan salah
satu sarana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat yang pada selanjutnya akan
meningkakan derajat kesehatan peserta didik secara optimal. UKS bukan saja menjadi
tanggung jawab pemerintah akan tetapi juga merupakan tanggung jawab peserta didik
dan masyarakat dimana sekolah itu berada.
Menurut seorang ahli, Jesse Ferring William pada buku “Pengelolaan Layanan
Khusus Di sekolah” oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan
adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau sekolah yang
berdiri sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan
dibiayai dari biaya khusus dari semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat
diartikan sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat
sementara) murid- muridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan
kesehatan. (PUTRI, 2015)
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa layanan kesehatan peserta didik
adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan
menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan personalia sekolah yang lainnya
sebagai sasaran tambahan (Imron, 1995:154).
a. Tujuan Usaha Kegiatan Sekolah
Secara umum tujuan dari UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat,
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus UKS adalah agar peserta didik :
 Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di
sekolah, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
 Sehat. Sehat disini meliputi dari fisik, mental maupun sosial.
 Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap penggaruh buruk,
penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dan
sebagainya.

b. Ruang Lingkup Usaha Kegiatan Sekolah


Ruang lingkup dari UKS tercermin dalam Tri Program UKS yang dikenal dengan
istilah TRIAS UKS yang meliputi :
 Pendidikan kesehatan, pendidikan kesehatan ini dilaksanakan melalui dua
kegiatan, yaitu melalui kegiatan intra kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Bentuk kegiatan ekstra kurikuler ini dapat berupa kerja bakti sosial, lomba
yang ada berhubungan dengan kesehatan, Palang Merah Remaja (PMI), piket
sekolah, bimbingan hidup sehat dan kegiatan penyuluhan kesehatan.
 Pelayanan kesehatan. Pelayan kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan yang
bersifat komprehensif. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan peningkatan
kesehatan (promotif) seperti penyuluhan kesehatan dan juga dapat berupa
latihan keterampilan dalam rangka pelayanan kesehatan, kegiatan pencegahan
(preventif), seperti kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan
pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan mencegah komplikasi dan
kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik yang cedera atau cacat sehingga dapat berfungsi optimal.
 Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah
sebagai institusi pendidikan yang tepat yang dapat menjamin keberlangsungan
proses belajar mengajar sehingga mampu menumbuhkan kesadaran,
kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk mampu menjalankan
prinsip hidup sehat.
c. Peranan Guru dalam Kegiatan UKS
Sebagai warga sekolah ang memiliki peranan pening sera memegang kendali di
sekolah. Maka guru harus ikut andil dalam pelaksanaan kegiatan UKS ini. Beberapa
peranan guru dalam UKS antara lain adalah :
 Guru memberikan pelajaran pendidikan kesehatan kepada siswa. Hal ini dapat
dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas.
 Guru melakukan pemeriksaan rutin terhadap siswa yaitu sekali seminggu.
 Guru melakukan pemeriksasn berkala sesuai dengan kartu menuju sehat yaitu
sekali empat bulan

4. Kafetaria Sekolah
Kafetaria/warung/kantin sekolah pada awalnya didirikan bukan hanya
mempertimbangkan unsur bisnis semata, tetapi lebih daripada itu. Keberadaan
kafetaria/warung/kantin sekolah diharapkan mampu menyokong kelancaran proses
belajar mengajar dari sisi keperluan akan makanan bagi siswa.
Kafetaria/warung/kantin sekolah secara tidak langsung mempunyai kaitan yang
erat dengan proses belajar- mengajar di sekolah. Adakalanya proses belajar-mengajar
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya karena siswa dalam keadaan lapar dan
haus. Kafetaria/warung/kantin sekolah tidak harus diadministrasikan oleh pihak
sekolah, tetapi juga dapat diadministrasikan oleh pribadi di luar sekolah atau seperti
darma wanita sekolah. Namun kafetaria/warung/kantin sekolah ini tetap tidak boleh
terlepas dari perhatian kepala sekolah. Kepala sekolah harus memikirkan serta
mengupayakan agar kehadiran kafetaria/warung/kantin sekolah itu mempunyai
sumbangan positif dalam proses belajar-mengajar anak di sekolah.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam administrasi kafetaria itu
adalah:
 Administrasi kafetaria/warung/kantin sekolah harus menjaga kebersihan
(higienitas) masakan yang dijajakan kepada para siswa.
 Tempat yang digunakan juga harus menjadi pertimbangan utama, karena
kebersihan diharapkan dapat menjauhkan penyebaran hama penyakit.
 Makanan yang disediakan hendaknya makanan yang bergizi tinggi, memiliki
vitamin-vitamin yang diperlukan siswa pada umumnya.
 Harga makanan-makanan hendaknya dapat dijangkau atau sesuai dengan
kondisi ekonomi siswa.
 Mengupayakan agar kafetaria/warung/kantin sekolah tidak memberikan
layanan dan kesempatan kepada para siswa untuk dapat berlama- lama atau
nongkrong. Kondisi yang seperti itu akan menyokong munculnya perilaku-
perilau negatif.
5. Sarana Ibadah
Di setiap sekolah ang ada, layanan sarana peribadatan sangatlah diperlukan.
Layanan sarana peribadatan merupakan layanan yang diberikan sekolah dengan
tujuan agar layanan tersebut bisa digunakan untuk beribadah, melaksanakan kegiatan
keagamaan lainnya, serta bisa membentuk kerohanian bagi peserta didik khususnya
agar mampu menjadi manusia yang baik dan beriman.
Adanya sebuah layanan sarana peribadatan di sekolah sangatlah menunjang
proses pembelajaran karena pembelajaran bisa dilakukan dimana saja temasuk salah
satunya adalah di rumah peribadatan. Adapun layanan rumah peribadatan yang
biasanya ada di sekolah adalah masjid dan gereja.

6. Asrama
Bagi para peserta didik, khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi, terutama bagi mereka yang bertempat tinggal jauh dari sekolah diperlukan
asrama. Selain bermanfaat untuk peserta didik, asrama juga bermanfaat bagi para
pendidik dan petugas asrama tersebut.
Manfaat dari layanan asrama sekolah adalah sebagai berikut:
 Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan opimal terutama jika
berbentuk tugas kelompok,
 Sikap dan tingkah laku dari peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama
dan para pendidik,
 Jika diantara peserta didik mengalami kesulitan (misalnya: kiriman orangtua
terlambat), dapat saling membantu.
 Dapat meringankan kecemasan dari orangtua terhadap putra-putrinya
 Merupakan salah satu cara untuk mengendalikan tingkah laku remaja yang
kurang baik.

7. Koperasi
Koperasi berasal dari dua kata, yaitu co dan operation, yang berarti kerja sama
untuk mencapi tujuan. Koperasi adalah “suatu perkumpulan yang beranggotakan
beberapa orang atau badan-badan, dengan bekerja sama dengan menggunakan asas
kekeluargaan dalam menjalankan usaha, serta untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya”.
Unsur-unsur dalam koperasi adalah bahwa:
 Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal (bukan
akumulasi modal), akan tetapi persekutuan sosial.
 Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.
 Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota dengan
kerja sama secara kekeluargaan.

Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha. Hal ini
sangat membantu peserta didik di kehidupan ketika telah dewasa dan mandiri.
Koperasi yang ada disekolah terbagi atas dua, yaitu koperasi sekolah dan koperasi
siswa. Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di pihak sekolah, baik
pada jenjang sekolah dasar (SD), jenjang sekolah menengah (SMP/SMA), yang
dalam pengelolaa dan pengembangannya melibatkan guru dan personalia sekolah.
Sedangkan koperasi siswa atau biasa disingkat kopsis adalah koperasi yang ada di
sekolah tetapi pengelolaan dan pengembangannya dilakukan dan melibatkan pesera
didik, dan kedudukan guru di dalam Kopsis yaitu sebagai pembimbing saja.

8. Transportasi
Sarana transportasi bagi peserta didik merupakan sarana penunjang untuk
kelancaran proses belajar mengajar. Peserta didik akan merasa aman dan dapat datang
atau pulang dengan waktu yang tepat. Transportasi yang disediakan oleh pihak
sekolah sangatlah diperlukan terutama bagi peserta didik ditingkat prasekolah (tingkat
pendidikan TK/PAUD) dan sekolah dasar (SD). Penyelenggara transportasi sebaiknya
dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.

C. Peran Guru dalam Administrasi Layanan Khusus


Salah satu peran guru dalam administrasi layanan khusus adalah dalam bidang
layanan khusus asrama. Pengelola asrama adalah pengurus asrama dan pelaksana asrama
sekolah. Pengurus asrama ini berjumlah 5-7 orang, yang terdiri atas guru dan anggota
dharma wanita sekolah yang bersangkutan serta diketuai oleh wakil kepala sekolah
urusan kesiswaan. Masa kerja pengurus asrama dapat 3-5 tahun, dan setelah itu perlu ada
pilihan lagi. Untuk itu, sebaiknya kepengurusan asrama sekolah diatur dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) yang ditetapkan oleh sekolah. Pengurus
asrama dalam melaksanakan kegiatannya bertanggung jawab langsung kepada kepala
sekolah. Sedangkan pelaksana asrama terdiri atas pegawai tetap sekolah yang berkantor
dan bertempat tinggal di asrama. Mereka dibantu oleh beberapa pembantu pelaksana
operasional yang bertugas dalam bidang kebersihan dan keamanan.
Berikut ini merupakan tugas dari pengelola asrama sekolah yaitu sebagai berikut:
1) Membuat peraturan-peraturan penyelenggaraan asrama, misalnya:
 Menentukan beberapa syarat dalam penerimaan (atau pelepasan) para
siswa untuk dapat diterima sebagai penghuni asrama sekolah.
 Menentukan biaya yang minimum (tidak komersial) dalam arti bahwa
penentuan tarif biaya disini adalah untuk mendidik para penghuni asrama
agar dapat bertanggung jawab, mandiri dan mengahargai diri.
 Menentukan waktu pembayaran sewa, misalnya ditarik setiap satu
semester sekali atau setiap bulan.
 Mengatur atau memberi sanksi kepada penghuni asrama yang melanggar
peraturan.
2) Menyusun rencana anggaran belanja untuk pengelolaan pertahun, misalnya:
 Menentukan besarnya biaya untuk pemeliharaan gedung, termasuk
pengecatan dan perbaikan kerusakan- kerusakan ringan.
 Menentukan besarnya biaya untuk menjaga kebersihan gedung da
halaman asrama sekolah termasuk peralatannya;
3) Membuat peraturan yang berkaitan dengan keamanan asrama sekolah, misalnya:
 Kunci kamar harus disimpan di kantor asrama, apabila penghuni hendak
pergi ke sekolah atau bepergian untuk suatu keperluan, dan sebaiknya di
kantor asrama disediakan tempat kunci tersendiri yang masing-masing
kunci diberi kode monor kunci.
 Masing-masing para penghuni asrama sekolah harus memiliki
gembok/kunci almari sendiri dan anak kunci di bawa sndiri-sendiri oleh
penghuni asrama;
 Membuata jadwal piket jaga asrama sekolah secara bergiliran selama 24
jam, dimana masing-masing 6 jam.
 Menyusun peraturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban petugas
pelaksana termasuk pembantu- pembantunya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustine, D. (2003). Keefektifan Manajemen Layanan Khusus Sekolah dan Pengaruhnya


terhadap motivasi dan
prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri Se Kota Malang. (Mm), 1–18.
Oemar Hamalik. (2006). Manajemen Pengembangan
Kurikulum. 18–55.
Putra, fauzi firmansyah, Murtiningsih, & Sumarsono, raden bambang. (2018). MANAJEMEN
LAYANAN KHUSUS DHAMYSOGA CHARACTER CAMP (DCC) SEBAGAI
PEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK. 1, 448–
453.
PUTRI, A. R. (2015). Administrasi dan Supervisi Pendidikan tentang administrasi layanan
khusus.
Bagian
Administrasi, p. 9. Padang.
Sukmawijaya, E. (2013). MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS
SEKOLAH (p. 10). p. 10. unknown.
Yolanda, R., & Afriansyah, H. (2015). Administrasi Layanan Khusus Peserta Didik (pp. 3–10).
pp. 3–10. padang.

Anda mungkin juga menyukai