Anda di halaman 1dari 4

A.

Prevalensi
Prevalesi GPPH berkisar antara 3 – 5% dari jumlah populasi (Barkley, 1990). Jika
satu kelas jumlah anak 20 orang, maka 1 anak berkemungkinan menderita GPPH.
Sebagai akibatnya, anak-anak ini dirujuk ke ahli psikologis, ahli pendidikan, ahli
kesehatan mental untuk mengatasi masalah mereka. Perbandingan anak laki-laki dan
anak perempuan yang dirujuk ke klinik bimbingan anak adalah 6 : 1.
Prevalensi ADHD di Indonesia tidakdiketahui secara pasti tingkat kejadiannya.
Penelitian yang dilakukan secara terbatas di Jakarta dilaporkan prevalensi ADHD sebesar
4,2%, paling banyak ditemukan pada anak usia sekolah dan pada anak laki-laki (Galih,
2011). Sementaraitu di Padang prevalensimencapai 8%, di Bantul, Yogyakarta mencapai
5,7% (Putri 2014). Di Bali khususnya Denpasar laporan mengenai angka kejadian
ADHD hanyaber sumber dari laporankasus di
poliklinikataupusatterapitumbuhkembanganak. MenurutIndriyani, dkk (2008)
menyatakansebuahpenelitianretrospektif yang dilakukan di
PoliklinikTumbuhKembangAnakRumahSakitUmumPusatSanglah Denpasar tahun 2005-
2006, yang dilakukanuntukmengetahuiprevalensi, karakteristikdemografidanklinis,

B. PerkembangandanHambatanAkibat ADHD
Gangguan GPPH biasanya mulai timbul pada masa kanak-kanak sebelum usia 4
tahun. Gangguan tersebut sering tidak diketahui sampai pada saat anak masuk
sekolah pada usia 6 tahun. Pada masa tersebut biasanya keluhan pada umumnya
berupa prestasi akademik anak yang jelek dikira bukan gejala GPPH. Oleh sebab
itu sering diketahui anak menderita GPPH baru pada usia 7 tahun, walaupun
timbulnya gangguan tersebut telah lama yaitu sekitar usia 3 – 6 tahun.
Anak yang mengalami GPPH pada umumnya tetap akan mengalami efeknya
sampai mereka remaja karena gejala GPPH umumnya menetap. Kejadian
GPPH pada anak (65-80%) akan menetap sampai anak tersebut
memasuki usia remaja .Sekitar 50% anak dengan gangguan tingkah laku
akan mengalami gangguan kepribadian antisosial di masa dewasanya
GPPH mulai muncul sebelum usia 7 tahun, namun dapat terus menetap sampai usia
remaja dan dewasa, bila tidak mendapat perlakuan yang tepat secara intensif (Barkley,
1998). Hal ini tentu dapat menimbulkan berbagai akibat pada kehidupan sosial seseorang,
misalnya harga diri yang rendah atau kinerja yang kurang memenuhi standard, baik di
sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.

DampakGPPHDampakdariGangguanPemusatanPerhatiandanHiperaktifitasadalah
sebagaiberikut: 1.Anak tidakdapatmengikutikegiatanbelajardenganbaik2.Anak
seringtidakpatuhterhadapperintah orang tua3.Anak
sulitdiajakhidupdisiplinApabilagangguanhiperkinetik (GPPH)
tidakdiobatimakaakanmenimbulkanhambatanpenyesuaiperilaku social
dankemampuanakademikdilingkunganrumahdansekolah. Hal
inimengakibatkanperkembangananaktidak optimal
dengantimbulnyagangguanperilaku di kemudianhari. Kondisi lain yang
menyertaigangguanhiperakinetik adalah:1.Gangguan tingkah laku2.Sikap
menentang3.Depresi4.Gangguan cemas5.Kesulitan belajar6.Retardasi
mental7.Gangguan pemusatanperhatian(disorder of attention)8.Gangguan
pengendalian motoric (disorder of motor control)9.Gangguan persepsi
(disorder of perception/DAMP)10.Autis

Simptom GPPH pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan dalam banyak hal; antara
lain prestasi akademik rendah, gangguan dalam fungsi adaptif, fungsi sosial, perilaku
melanggar aturan, terganggunya kesehatan dan pola tidur (Barkley, 1998, 2000;
Goldstein & Goldstein, 1998). Gangguan ini mempengaruhi perkembangan anak dalam
hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi (Wenar & Kerig, 2000).
Dibandingkan dengan anak non GPPH, anak dengan GPPH menunjukkan frekuensi yang
tinggi untuk perilaku banyak bicara, perilaku negatif verbal dan non verbal, masalah
perilaku, agresi dan kesulitan adaptasi pada situasi baru (Goldstein & Goldstein, 2000).
Anak dengan GPPH perlu mendapat perhatian khusus, mengingat gangguan ini semakin
banyak ditemukan dan mengakibatkan timbulnya berbagai problem.

C. Karakteristik ADHD
Komor
biditas
adalah suatu keadaan
mengenai dua penyakit atau kelainan yang
berlangsung secara bersamaan dengan
penyakit lainnya.
10
Individu dengan
gangguan komorbiditas cenderung mengala
-
mi gangguan yang lebih berat, dibandingkan
dengan yang hanya mengalami GPP
H saja.
Anak dengan GPPH memiliki kecende
-
rungan mengalami komorbiditas lebih tinggi
dibandingkan dari perkembangan pada anak
biasanya.
11,12
Karakteristik komorbiditas pada GPPH
seperti gangguan menentang oposisional
(oppositional defiant d
isorder)
, gangguan
konduksi, gangguan kecemasan, gangguan
depresi, dan ketidakmampuan belajar
merupakan
hal
yang sering terjadi.
GPPH
dan gangguan komorbiditas memiliki
etiologi dan faktor risiko yang sangat
heterogen yaitu genetik dan faktor
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai