Pembimbing:
dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ (K)
Disusun Oleh
Ari Aripin 2015730014
Yusuf Wahu Dwi Utomo 2015730135
ILUSTRASI KASUS
Seorang anak laki laki berusia 7 tahun dibawa ke dokter karena kesulitan
mengikuti pelajaran di sekolah dan pertama kali mengalami masalah perilaku
sejak prasekolah. Menurut ibunya, gurunya sering melaporkan anaknya sering
menggangu teman-teman dikelasnya, sering berlarian dan juga tidak bisa
duduk tenang saat dalam proses belajar mengajar keluhan ini sudah dilaporkan
oleh guru anaknya sebanyak 3x dan gurunya merasa kelelahan dalam menangani
anaknya. 2 minggu sebelum pergi ke dokter guru anak tersebut melaporkan
bahwa dalam proses belajar berwudhu, guru tersebut menyuruh anak-anak
kelasnya untuk mengantri namun saat mengantri anaknya dinyatakan memotong
antrian teman-teman sehingga membuat kekacauan dikarenakan selain
memotong antrian anaknya juga menggangu teman-temanya dan tidak bisa
diam. Gurunya juga melaporakan ke ibu bahwa dalam mengerjakan tugas saat
proses belajar perhatiannya mudah teralih sehingga tugasnya terbengkalai dan
guru tersebut harus beberapa kali mengigatkan anaknya untuk mengerjakan
tugas tersebut, namun jika diingatkan terus tugas tetap selesai.
Ilustrasi Kasus
Ibunya menyatakan bahwa dia selalu berlari-lari di dalam rumah
sepanjang hari, membutuhkan banyak permintaan untuk
membersihkan mainannya, dan hanya bisa duduk diam selama
beberapa detik sebelum ia merasa bosan. Ibunya khawatir karena
anak-anak lain mengejeknya karena bodoh, namun, ibunya
melaporkan bahwa dia adalah anak yang baik dan bersemangat yang
tidak pernah melawan perkataan guru. Di ruang dokter dia
melompat – lompat di kursi meskipun ibunya meminta untuk duduk
diam. Ibunya menyatakan bahwa saudara laki laki yang berusia 15
tahun juga hiperaktif ketika dia masih kecil dan memiliki masalah
akademik
DAFTAR MASALAH
Pada tahun 2003 saja sebanyak 51 anak dari sekitar 215 anak sekolah
dasar di diagnosis sebagai GPPH di poli jiwa anak dan remaja Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo .
Angka kejadian GPPH pada anak remaja dan dewasa dikatakan lebih
rendah jika dibandingkan dengan anak usia sekolah dasar. Anak laki-laki
memiliki insidensi yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan ini
dibandingkan dengan anak perempuan dengan rasio 3-4 : 1
Faktor genetik
Kelainan struktur
Etiologi
anatomi
Kelainan
neurokimiawi
Penyebab lain
Efek Samping:
Penarikan diri dari lingkungan sosial, Over fokus,
Letargi, Agitasi, Iritabel, Mudah menangis,
Cemas, Sulit Tidur, Penurunan nafsu makan,
Sakit kepala, Pusing.
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
Efek Samping:
nyeri abdominal, mual & muntah, kelelahan, dan
iritabilitas emosi.
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
Antikonvulsan: carbamazepin
TATALAKSANA NONFARMAKOLOGI