Anda di halaman 1dari 23

PEMBIMBING:

dr. H. A. Sanoesi Tambunan, Sp.PD-KR

PENYUSUN:
Ryan Indra Saputra

REFERAT
TUBERKULOSIS PARU
TINJAUAN
PUSTAKA
SKDI
DEFINISI

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit


menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB yaitu Mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, namun dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya.
EPIDEMIOLGI

Indonesia sekarang berada pada ranking Meskipun memiliki beban penyakit TB


kelima negara dengan beban TB tertinggi yang tinggi, Indonesia merupakan
di dunia. Estimasi prevalensi TB semua negara pertama diantara High Burden
kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, Country (HBC) di wilayah WHO South-
2010) dan estimasi insidensi berjumlah East Asian yang mampu mencapai target
430,000 kasus baru per tahun. Jumlah global TB untuk deteksi kasus dan
kematian akibat TB diperkirakan 61,000 keberhasilan pengobatan pada tahun
kematian per tahunnya. 2006.

Pada tahun 2009, tercatat sejumlah


sejumlah 294.732 kasus TB telah
ditemukan dan diobati (data awal Mei
2010) dan lebih dari 169.213 diantaranya
terdeteksi BTA+.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

1. Penyebaran hematogen
umumnya terjadi secara sporadik
dapat juga secara akut dan
2. Kompleks primer terdiri dari fokus
menyeluruh. Kuman TB kemudian
primer (1), limfangitis (2), dan
membuat fokus koloni di berbagai
limfadenitis regional (3)
organ dengan vaskularisasi baik.
Fokus ini berpotensi mengalami
reaktivasi dikemudian hari

4. Sakit TB pada keadaan ini disebut


TB pasca perimer karena
mekanismenya bisa melalui proses
3. TB primer adalah kompleks
reaktivasi fokus lama TB (endogen)
primer dan komplikasinya
biasanya pada orang dewasa, TB
dewasa juga dapat, karena infeksi
baru
MANIFESTASI KLINIS

ANAMNESIS
• Batuk berdahak ≥ 2 minggu
• Sesak nafas
• Nyeri dada
• Badan lemah
• Penurunan nafsu makan
• Berkeringat malam tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari 1 bulan

PEMERIKSAAN FISIK
• Demam (biasanya subfebris)
• Laju pernafasan yang meningkat
• Berat badan turun
• Terdapat suara nafas tambahan
• Suara nafas melemah pada baian apeks (tergantung lesi dan kondisi)
MANIFESTASI KLINIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah: limfositosis/ monositosis, LED meningkat, Hb turun.
• Pemeriksaan mikroskopis kuman TB (Bakteri Tahan Asam/ BTA) atau
kultur kuman dari specimen sputum/ dahak sewaktu-pagi-sewaktu.
• Untuk TB non paru, specimen dapat diambil dari bilas lambung, cairan
serebrospinal, cairan pleura ataupun biopsi jaringan.
• Tes tuberkulin (Mantoux test). Pemeriksaan ini merupakan penunjang
utama untuk membantu menegakkan Diagnosis TB pada anak.
• Radiologi dengan foto toraks PA-Lateral/ top lordotik. Pada TB,
umumnya di apeks paru terdapat gambaran bercak-bercak awan dengan
batas yang tidak jelas atau bila dengan batas jelas membentuk
tuberkuloma. Gambaran lain yang dapat menyertai yaitu, kavitas
(bayangan berupa cincin berdinding tipis), pleuritis (penebalan pleura),
efusi pleura (sudut kostrofrenikus tumpul).
KLASIFIKASI

Klasifikasi Klasifikasi
berdasarkan berdasarkan
lokasi riwayat
anatomi dari pengobatan
penyakit: Tuberkulosis sebelumnya: Pasien baru
paru TB

Pasien yang pernah diobati TB


•Pasien kambuh
•Pasien yang diobati kembali
Tuberkulosis setelah gagal
•Pasien yang diobati kembali
ekstra paru setelah putus berobat (lost to
follow-up)
•Lain-lain
KLASIFIKASI

Mono resistan (TB Pasien TB dengan


Klasifik HIV positif (pasien
asi MR) Klasifik ko-infeksi TB/HIV)
berdas asi
arkan pasien
hasil TB Pasien TB dengan
Poli resistan (TB PR)
pemeri berdas HIV negatif
ksaan arkan
uji status
kepeka Multi drug resistan HIV TB dengan status
an obat (TB MDR) HIV tidak diketahui

Extensive drug
resistan (TB XDR)

Resistan Rifampisin
(TB RR)
DIAGNOSIS

Semua pasien
(dewasa, dewasa
muda, dan anak
Semua pasien
yang mampu
dengan batuk Semua pasien
mengeluarkan
produktif yang dengan gambaran
dahak) yang
yang berlangsung foto toraks
diduga menderita
selama ≥ 2 minggu tersangka TB,
TB, harus diperiksa
yang tidak jelas harus diperiksa
mikroskopis
penyebabnya, mikrobiologi
spesimen sputum/
harus dievaluasi dahak.
dahak 3 kali salah
untuk TB.
satu diantaranya
adalah spesimen
pagi.
DIAGNOSIS

Diagnosis TB intratorasik (seperti TB paru,


Diagnosis dapat ditegakkan walaupun apus
pleura, dan kelenjar limfe mediastinal atau
dahak negatif berdasarkan kriteria berikut:
hilar) pada anak:

Minimal 3 kali hasil pemeriksaan dahak


negatif (termasuk pemeriksaan sputum pagi Keadaan klinis (+), walaupun
hari), sementara gambaran foto toraks apus sputum (-).
sesuai TB.

Kurangnya respon terhadap terapi antibiotik


spektrum luas (periksa kultur sputum jika Foto toraks sesuai gambaran
memungkinkan), atau pasien diduga
terinfeksi HIV (evaluasi Diagnosis TB.
tuberkulosis harus dipercepat).

Riwayat paparan terhadap


kasus infeksi TB.

Bukti adanya infeksi TB (tes


tuberkulin positif > 10 mm
setelah 48-72 jam).
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Kategori-1 : 2(HRZE) / 4(HR)3

• Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:


• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• Pasien TB ekstra paru
PENATALAKSANAAN
Kategori -2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3)

• Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya
(pengobatan ulang):
• Pasien kambuh
• Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori 1 sebelumnya
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up)
PENATALAKSANAAN

PENGOBATAN KEADAAN KHUSUS

Pasien TB pengguna
Kehamilan Ibu menyusui dan bayinya
kontrasepsi

Pasien TB dengan kelainan


hati
• Pasien TB dengan Hepatitis Pasien TB dengan gangguan Pasien TB dengan Diabetes
akut fungsi ginjal Melitus (DM)
• Kondisi lain
• Hepatitis Kronis

Pasien TB yang perlu


mendapat tambahan Indikasi operasi
kortikosteroid
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
KONSELING DAN EDUKASI
Memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga mengenai seluk beluk penyakit dan
pentingnya pengawasan dari salah seorang
keluarga untuk ketaatan konsumsi obat pasien.

Kontrol secara teratur.

Pola hidup sehat.


KRITERIA RUJUKAN

TB dengan Suspek TB – MDR harus


komplikasi/keadaan dirujuk ke layanan
khusus (TB dengan sekunder.
komorbid) seperti TB
pada orang dengan HIV,
TB dengan penyakit
metabolik, TB anak,
perlu dirujuk ke layanan
sekunder.Pasien TB
yang telah mendapat
advis dari layanan
spesialistik dapat
melanjutkan
pengobatan di fasilitas
pelayanan primer.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman


Nasional PengendalianTuberkulosis. Jakarta: Kementrian
Kesehetan Republik Indonesia. 2014

WHO. International Standards for Tuberculosis Care Edisi-


3. The Hague: WHO. 2014

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Strategi


Nasional PengendalianTB di Indonesia 2010-2014. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011

Anda mungkin juga menyukai