Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

STASE THT RSIJ PONDOK KOPI

RHINITIS
ALERGIKA

Ryan Indra Saputra 26.19 1033 2012

Dokter pembimbing : dr. Dian Nurul Al Amini, Sp.THT-KL


Bagian Penyakit THT
RSIJ PONDOK KOPI
Status Pasien

• Nama : Ny. W
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 61 tahun
• Alamat : Kampung Kapitan, Kelnder
• Agama : Islam
• Tanggal berobat : 19 Mei 2015
Keluhan Utama AUTOANAMNESIS tanggal 19 Mei 2016

Pasien mengeluh bersin bersin saat pagi hari


sudah 2 hari yang lalu

Keluhan Tambahan
• Hidung terasa mampet dan mengeluarkan cairan
berwarna bening

Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSIJ Pondok Kopi dengan


keluhan bersin-bersin saat pagi hari. Hidung pasien
mengeluarkan cairan berwarna bening dan terasa
mampet. Selain itu, hidung pasien juga terasa gatal.
Pasien juga merasa mata nya sering mengeluarkan
air dan terasa gatal. Pasien juga mengeluhkan batuk-
batuk. Demam disangkal, pegal-pegal disangkal, nyeri
pada telinga dan tragus disangkal, nyeri pada
tenggorok disangkal. Pusing disangkal, sesak nafas
disangkal. Pasien tidur tidak mengorok, suara pasien
tidak serak.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah seperti ini sebelumnya. Pasien


mempunyai riwayat asma, darah tinggi dan mag.

Riwayat Pengobatan

Pasien sudah meminum obat pentolin dan


seretide, belum memberikan efek perbaikan
Riwayat Alergi

Pasien mempunyai alergi dengan debu. Alergi


makanan disangkal

Riwayat Psikososial

Dirumah pasien, bantal tidak terbuat dari kapuk,


karpet pasien jarang dibuka. Pasien memilihara
burung
Pemeriksaan Fisik

KU : Sakit sedang
Kesadaran : composmentis
TTV : suhu 36,50C aksila
: nadi 68x/menit kuat, reguler
: RR 20x/menit
: 150/100 mmHg
STATUS LOKALIS
1. Telinga
Daun telinga : DBN/DBN
Liang Telinga : Serumen (+/+), hiperemis (-/-)
Gendang telinga : Perforasi (-/-), reflek cahaya (+/+)
Daerah Retro Aurikuler : Nyeri tekan (-/-), Fistula (-/-)

2. Hidung
Hidung luar : DBN/DBN
Vestibulum : Tenang (+/+), rambut (+/+)
Lubang hidung : DBN/DBN
Rongga hidung : Hiperemis (-/-), sekret (+/+)
Septum : Deviasi (-)
Konka Inferior : Hiperemis (-/-), livide (+/+)
Pasase udara : (+/+)
3. Faring
Arkus faring : DBN/DBN
Uvula : Berada di tengah
Dinding faring : Hiperemis (-/-)
Tonsil : (T1/T1), granula (-/-)
Palatum : Tenang
Post Nasal Drip : (-)
Reflek muntah : (+)

4. Maksilofasial
Nyeri tekan pada sinus : (-/-)
Krepitasi : (-/-)
KGB : Pembesaran (-/-), massa (-/-)
Resume

Pasien mengeluh bersin bersin saat pagi hari sudah 2


hari yang lalu Hidung pasien mengeluarkan cairan
berwarna bening dan hidung terasa mampet. Selain itu,
hidung pasien juga terasa gatal. Pasien juga merasa mata
nya sering mengeluarkan air dan terasa gatal. Pasien juga
mengeluhkan batuk-batuk. Demam (-), pegal-pegal (-),
nyeri pada telinga dan tragus (-), nyeri pada tenggorok (-).
Pusing (-), sesak nafas (-). Pasien tidur tidak mengorok,
suara pasien tidak serak. Pasien pernah seperti ini
sebelumnya. Pasien mempunyai riwayat asma, darah tinggi
dan mag. Pasien sudah meminum obat pentolin dan
seretide. Dirumah pasien, bantal tidak terbuat dari kapuk,
karpet pasien jarang dibuka. Pasien memilihara burung.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya sedikit serumen
pada kedua telinga, tidak berbau. Pada hidung pasien,
ditemukan adanya sekret pada kedua hidung, konka inferior
berwarna pucat (livide)
Pada pemeriksaan tanda vital di dapatkan:
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 150/100 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C
Pemeriksaan Penunjang yang Diusulkan
• Hitung eosinofil dalam darah tepi dan hidung
• Pemeriksaan IgE total dalam serum
• Pemeriksaan radiologi dengan foto sinus
paranasal
Diagnosis Kerja
• Rhinitis alergika
Diagnosis Banding
• Rhinitis vasomotor
• Sinusitis paranasal
Penatalaksanaan
• Medikamentosa :
•Antihistamin : difenhidramin (25-50 mg 3 kali/hari)
•Dekongestan : pseudoefedrin
•Kortikosteroid (bila gejala sumbatan hidung akibat respons
fase lambat tidak dapat diatasi dengan obat lain)
• Non Medikamentosa :
– Edukasi pasien untuk: Menghindari alergin spesifik,
dalam hal ini debu dan burung
– Minum obat secara teratur
– Memakai masker
– Meningkatkan kebugaran jasmani dengan berolahraga
Tinjauan Pustaka
Rhinitis Alergi
Definisi
Rhinitis alergi adalah kelainan pada gejala bersin-
bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa
hidung terpapar alergen yang diperantai oleh Ig E.
Epidemiologi
• Pada anak-anak lebih sering terjadi
• Prevalensi tertinggi pada anak adalah pada
umut 8-11 tahun.
• 80% kasus rhinitis alergika berkebang mulai
usia 20 tahun
Etiologi

Perokok
Herediter Lingkungan Alergen
pasif
Polusi
Cara masuk
allergen

Allergen inhalan Allergen Allergen Allergen


ingestan injektan kontaktan

Alergen inhalan, yang alergen ingestan alergen


masuk bersama dengan
yang masuk ke alergen injektan,
udara pernapasan, kontaktan, yang
misalnya tungau debu saluran cerna yang masuk
masuk melalui
rumah (D. Pteronusisinus, berupa makanan, melalui suntikan
D. Farinae, B. Tropicalis), kontak kulit atau
kecoa, serpihan epitel kulit misalnya susu, sapi, atau tusukan,
telur, coklat, ikan jaringan mukosa,
binatang (kucing, anjing), misalnya penisilin
rerumputan (bermuda laut, udang, kepiting misalnya bahan
grass) serta jamur dan sengatan
dan kacang- kosmetik dan
(Aspergillus, Alternaria). lebah
kacangan perhiasan
Klasifikasi

• Intermitten
Sifat • Persisten

• Ringan
Berat ringnnya • Sedang-berat

• Musiman (Seasonal)
Sifat
berlangsungnya • Sepanjang tahun (Perennial)
Patofisiologi 20
Fragmen pendek
Makrofag/ monosit
peptida & bergabung
Allergen (sel penyaji/ Antigen
dengan molekul HLA
Presenting Cell)
kelas II

Mengaktifkan Melepaskan Sel T helper Membentuk komplek


Th 0 sitokin (IL 1) (Th 0) peptida MHC kelas II

Th2 IL 4 & 13 diikat


menghasilkan oleh reseptor Memproduksi
Th 1 & Th 2 Ig E
berbagai sitokin di sel Limfosit
(IL 3, 4, 5, & 13) B
Mukosa yg sudah Di sirkulasi darah,
Rantai Ig E
tersensitisasi masuk ke jaringan &
mengikat
terpapar dgn diikat oleh Ig E di
allergen spesifik
allergen yg sama permukaan mastosit &
basofil

Merangsang
Terlepasnya reseptor H1 pd
Degranulasi
mediator kimia ujung saraf
mastosit/ basofil
terutama histamin vidianus

Kelenjar mukosa & sel goblet


mengalami hipersekresi & Rasa gatal
permeabilitas kapiler ↑  pd hidung &
rinore bersin-bersin
Diagnosis
Trias Rhinitis
Anamnesis
Alergika

Nasal Nasal
Sneezing
Discharge Obstruksi

Pemeriksaan Fisik
Mukosa
Geographic
edema dan
Tongue
livide

Nasal Itching Nasal Crease


Alergic shiner
Pemeriksaan Penunjang

Hitung eosinofil dalam darah tepi dan hidung

Pemeriksaan IgE total dalam serum

Pemeriksaan radiologi dengan foto sinus paranasal


Penatalaksanaan

Terapi topikal
Menghindari Pemeliharaan
dengan
alergen kebugaran
dekongestan

Kortikosteroid Preparat Antihistamin dan


oral antikolinergik dekongestan oral

Oprasi
Edukasi dan Konseling

1. Menyingkirkan faktor penyebab


yang dicurigai (alergen).

3. Selalu menjaga
2. Menghindari suhu kesehatan dan kebugaran
ekstrim panas maupun jasmani. Hal ini
ekstrim dingin. dapatmenurunkan gejala
alergi.
Daftar Pustaka

Adam, GL. Boies LR. Higler,. Boies Buku Ajar Penyakit


THT. Ed. ke-6. Jakarta: EGC. 1997.
Bousquet, J. Cauwenberge, P. ARIA (Allergic Rhinitis
and Its Impact on Asthma Initiative).
Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck
Surgery. Ed. Ke-8. McGraw-Hill. 2003.
Irawati, N. Kasakeyan, E. Rusmono, N.Rhinitis Alergi
dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007

Anda mungkin juga menyukai