Anda di halaman 1dari 27

Refreshing

Cedera Kepala

Pembimbing : dr.Taufik Mesiano, Sp.S (K)

Ysuf Wahyu Dwi Utomo


2015730135
Definisi

• Cidera kepala atau trauma kapitis adalah cidera mekanik yang


secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang
mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak,
robekan selaput otak dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta
mengakibatkan gangguan neurologis 
Epidemiologi

• Setiap tahun 1,7 juta orang mengalami


cedera kepala di Amerika
• Di Indonesia cedera kepala Menurut
RISKESDAS 2013 adalah 8,2%, meningkat
0,7% dibandingkan tahun 2007
• Usia produktif
• 40,6% cedera kepala disebabkan oleh
kecelakaan motor
Tipe Cidera Kepala
Berdasarkan Penyebab

Cedera Kepala
tumpul

Cedera Kepala

Cedera Kepala
tembus
Tipe Cedera Otak
Berdasarkan Waktu kejadian

Cedera Otak Primer


karena efek sangat segera akibat gaya
mekanik eksternal trauma
Cedera Otak
Cedera Otak Sekunder
terjadi setelah kejadian trauma akibat
jalur kompleks berkembang dan
mengakibatkan kerusakan otak lebih luas
Klasifikasi Lesi Difus Lesi Fokal

Cedera Otak Primer • Cedera Aksonal difus • Kontusio fokal


• Cedera vaskular difus • Perdarahan intraserebral
• Perdarahan epidural
• Perdarahan subdural
• Perdarahan subaraknoid

Cedera otak sekunder • Edema otak difus • Edema otak fokal


• Cedera iskemik difus • Cedera iskemik fokal
• Cedera hipoksik difus • Cedera hipoksik fokal
• Disfungsi metabolik difus • Disfungsi metabolik fokal
Lesi Difus
Cedera Aksonal Difus Cedera Vaskular Difus

• Cedera aksonal difus disebabkan oleh • akibat besarnya energi mekanik yang
akselerasi atau deselerasi cepat menyebabkan pecahnya pembuluh
kepala, terutama jika terdapat darah. Hal inilah yang dijumpai pada
gerakan rotasional atau koronal cedera vaskular difus

Edema Otak

• Edema otak pada cedera kepala terjadi melalui beberapa


mekanisme, yaitu : vasodilatasi pembuluh darah otak
yang mengakibatkan meningkatnya volume darah ke
otak, rusaknya sawar darah otak yang menyebabkan
bocornya cairan edema vasogenik), dan meningkatnya
kandungan air di dalam sel neuron pada sistem saraf
pusat (edema sitotoksik)
Lesi Fokal Fraktur Basis Cranii
Cedera SCALP
• Dapat menjadi indikasi besarnya
• Cedera fokal pada scalp dalam bentuk energi mekanik yang mengenai
laserasi dan abrasi dapat menjadi kepala.
penanda penting untuk menentukan • Energi mekanik yang mengenai
tempat terjadinya benturan dan dapat daerah yang luas pada tengkorak
memberikan gambaran objek yang mengakibatkan fraktur kominutif,
mengenainya. sedangkan pada daerah yang sempit
• Laserasi scalp merupakan hal penting mengakibatkan fraktur impresi.
yang harus diperhatikan karena dapat • Fraktur basis kranii dapat
menjadi jalur masuk infeksi dan mengakibatkan bocornya cairan
sumber perdarahan serebrospinal dan mengisi sinus-sinus,
sehingga dapat menjadi sumber
infeksi intrakranial
Lesi Fokal

Kontusio
• Lesi yang disebabkan oleh cedera langsung pada
parenkim otak
• Dapat mengalami cedera otak di tempat kontak ( jejas
coup)
• yang terdapat di Sisi kontralaten titik trauma disebut
(jejas countercoup)
Tabel Perbedaan Perdarahan Epidural dengan Subdural
Variabel Perdarahan Epidural Perdarahan Subdural

Topis Ruang antara epidural dengan Ruang antara duramater dengan


tengkorak araknoid

Pembuluh darah yang terkena Arteri (a.meningea media) Vena (bridging vein)

Usia Dominan muda (10-30 tahun) Tua (>40 tahun)

Interval lusid Sering dijumpai Jarang dijumpai

Progresivitas ke arah perburukan Cepat Lambat

Kronisitas (-) (+)

Kejang Jarang dijumpai Sering dijumpai

Bentuk Perdarahan pada CT scan Bikonveks, cembung Bulan sabit

Letak perdarahan (pada umumnya) Ipsilateral fraktur tengkorak Kontralateral fraktur tengkorak
Perdarahan Sub-Arachnoid
Perdarahan intraserebral
• Akumulasi darah pada perdarahan ini • Dapat muncul akibat sekunder dari
dapat terjadi post-trauma dan adanya cedera akson difus
dihubungkan dengan adanya • Perdarahan ini umumnya terbentuk
kontusio dan laserasi di daerah ganglia basal, thalamus
• Sering kali terjadi karena adaya dan substansia alba bagian
benturan pada otak dan leher parasagital
• Komplikasi terbesaranya yaitu
terjadinya hidrosefalus.

Perdarahan intraventricular

• Akibat sekunder dari perdarahan


intraserebral pada daerah gaglia
basal atau kontusio serebri
Tingkat kesadaran

a. Cedera kepala minimal: c. Cedera kepala sedang:


• GCS 15 • GCS 9-12
• Tidak ada pingsan • Terdapat pingsan 10 menit-6
• Tidak ada defisit neurologi jam
• CT scan otak normal • Terdapat defisit neurologi
• CT scan otak abnormal

b. Cedera kepala ringan: d. Cedera kepala berat:


• GCS 13-15 • GCS 3-8
• Teredapat pingsan <10 menit • Teredapat pingsan >6 jam
• Tidak ada defisit neurologi • Terdapat defisit neurologi
• CT scan otak normal • CT scan otak abnormal
DIAGNOSIS
Anamnesis
1.Mekanisme cedera kepala,
2.Tingkat kesadaran,
3.Durasi hilangnya kesadaran
4.Amnesia pascatrauma, tanyakan kondisi sebelum,
saat, dan setelah trauma
5.Nyeri kepala
6.Gejala neurologis lain,
7.Obat rutin yang sering di konsumsi, riwayat penyakit
dahulu, gaya hidup, serta riwayat penyakit keluarga
DIAGNOSIS
Tanda klinis
Perdarahan epidural: Perdarahan epidural di Perdarahan subdural:
• Terdapat interval lusid fossa posterior: • Dibagi menjadi akut, subakut dan
• Kesadaran menurun • Interval lusid tidak jelas kronik
• Fraktur di daerah temporal • Fraktur kranii oksipital • Nyeri kepala
• Meningkatnya tekanan darah • Hilang kesadaran dengan cepat • Kesadaran bisa menurun atau
• Hemiparesis kontralateral lesi • Gangguan serebelum, batang otak, normal
yang terjadi belakangan dan pernapasan • Adanya hemiparesis
• Pupil anisokor • Pupil isokor • CT scan otak didapatkan gambaran
• Refleks babinski (+) • CT scan didapatkan gambaran hiperdens diantara dura mater, dan
hiperdens di tulang tengkorak dan araknoid yang tampak seperti
dura, umumnya di daerah bulan sabit (halo sign)
temporal, dan tampak bikonveks
DIAGNOSIS Gejala klinis
Tanda aksonal difus:
• Pasien mengalami koma dalam
Fraktur Basis kranii: waktu lama pascacedera kepala
Anterior • Disfungsi saraf otonom
- Keluarnya cairan likuor melalui hidung/rinorea • CT scan otak di awal cedera
- Perdarahan bilateral periorbital ekimosis/raccon eye menunjukkan kondisi normal, tidak
- Anosmia ada tanda perdarahan dan edema.
Namun setelah 24 jam CT scan
akan memberi gambaran edema
Media otak yang luas.
- Keluarnya cairan likuor melalui telinga/otorea
- Gangguan N.VII dan N.VIII

- Posterior
- Bilateral mastoid ekimosis/tanda battle sign
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah terdapat
kebocoran cairan serebrospinal pada fraktur basis cranii dengan tes
halo/double ring sign
Racoon’s eyes
Bilateral mastoid
ecchymosis/battle’s sign
Hematoma Epidural
Tanda diagnostik klinik:
• Lucid interval (+)
• Kesadaran makin menurun
• Late hemiparese kontralateral lesi
• Pupil anisokor
• Babinsky (+) kontralateral lesi Gambaran CT Scan perdarahan Epidural di
Lobus Temporooksipital Kanan
• Fraktur di daerah temporal
Penunjang Diagnosis:
• CT scan otak: gambaran hiperdens (perdarahan) di tulang tengkorak dan
duramater,umumnya daerah temporal, dan tampak bikonveks
Hematoma Subdural
Gejala dan tanda klinis:
• Sakit kepala
• Kesadaran menurun
Perdarahan Subdural Regio Frontotemporooksipital kiri (panah
Penunjang diagnostik hitam) dengan Pergeseran Garis Tengah (panah putih)

• CT scan otak: gambaran hiperdens (perdarahan) diantara duramater


danarakhnoid, umumnya karena robekan dari bridging vein, dan
tampak sepertibulan sabit
Gambaran CT Scan Perdarahan Intraserebral di Lobus Temporal Kanan (panah putih)
Pemeriksaan
Penunjang

1. Pencitraan pada fase akut 2. Pencitraan pada fase subakut

MRI (tidak rutin dilakukan)


CT- Scan
CT scan perlu dilakukan jika:
• Memiliki skor GCS < 13 pasca cedera
• GCS 13-14 pasca 2 jam cedera
• Dicurigai mengalami fraktur terbuka
• Memiliki tanda-tanda fraktur basis kranii
• Kejang pasca cedera
• Defisit neurologis sentral
• Muntah > 1 kali
• Amnesia 30 menit sebelum cedera kepala
Tatalaksana

1. Primary Survey Airway, Breathing, Circulation, Disability


Airway : Pastikan tidak ada sumbatan jalan napas
Breathing : Memperhatikan pola napas, kesetaraan pengembangan dinding dada kanan
dan kiri. Apabila alat tersedia, diharapkan saturasi oksigen di atas 92%

Circulation : Hentikan semua perdarahan. Pasang IV NaCl 0,9% atau RL. Hindari cairan
hipotonis. Pertahankan tekanan darah sistolik >90 mmHg.
Disability : Melihat ada tidaknya lateralisasi dan kondisi umum dengan memeriksa
status umum dan fokal neurologis
Tatalaksana
2. Terapi Farmakologis • Manitol untuk menurunkan TIK
Pemberian 1 1-2 g/KgBB
Pemberian 2 setelah 6 jam 0,5 g/KgBB
Pemberian 3 setelah 12 jam 0,25 g/KgBB
Pemberian 4 setelah 24 jam 0,25 g/KgBB
• Mengurangi edema otak: kortikosteroid, barbiturat, pembatasan cairan
pada 24-48 jam pertama, yaitu 1500-2000 ml/24 jam
• Obat-obat neurprotektor: piritinol, piracetam, citicholine
• Berikan terapi simtomatik jika ada nyeri :
• Ketorolac untuk dewasa diberikan dengan dosis 30 mg intravena dosis tunggal
atau 30 mg/6 jam intravena dengan dosis maksimal 120 mg/hari. Metamizol
diberikan dengan dosis 500-1000mg/6 jam secara peroral, intravena atau
perektal
• Antikonvulsan diberikan bila pasien mengalami kejang atau pada trauma
tembus kepala dan fraktur impresi.
• Fenitoin diberikan dengan dosis awal 1250 mg iv dalam waktu 10 menit diikuti
dengan 250-500 mg per infuse selama 4 jam. Setelah itu diberikan 3x100
mg/hari per oral atau iv.
• Diazepam diberikan bila terjadi kejang.
Tatalaksana operatif

Perdarahan Epidural • Lebih dari 40cc


• (+) pergeseran midline shift
Atau
• Lebih dari 30 cc pada daerah fosa posterior tanda penekanan batang otak
• (+) ada tanda hidrochepalus, namun fungsi batang otak masih baik
• Perdarahan yang progresif
• Disertai dengan adanya penurunan kesadaran
Perdarahan subdural • SDH luas (>40cc) dengan skor GCS >6, fungsi batang otak masih baik
• Penurunan kesadaran
• Disertai edema serebri/kontusio serebri disertai pergeseran pada midline shift dan fungsi
batang otak masih baik
Perdarahan Intraserebral • Penurunan kesadaran yang progresif
• (+) hipertensi, bradikardi, dan gangguan pernafasan
• Perburukan pada kondisi neurologis fokal

Fraktur Impresif
Fraktur Kranii dengan laserasi serebri
Fraktur Kranii terbuka
Edema serebri berat dengan
peningkatan TIK
Prognosis
Diffuse Injury Grade CT appearance Mortalitas
I Normal CT Scan 9,6 %
II Cisterns present. Midline shift < 5 13,5 %
mm

III Cisterns compressed/absent. 34 %


Midline shift < 5 mm

IV Midline shift > 5 mm 56,2 %

Anda mungkin juga menyukai