RADIOLOGY
dr Ronny Lirungan, Sp. Rad
TRAUMA KAPITIS
DEFINISI
Trauma kapitis adalah bentuk trauma yang dapat mengubah kemampuan otak
dalam menghasilkan keseimbangan aktivitas fisik, intelektual, emosi, sosial atau
sebagai gangguan traumatik yang dapat menimbulkan perubahan pada fungsi otak.
(Black, 1997)
ETIOLOGI
Penyebab yang tersering : kecelakaan lalu lintas dan terjatuh.
Cedera kepala melibatkan kelompok usia produktif dengan usia rata-rata 30 tahun
dan lebih didominasi oleh kaum laki-laki.
KLASIFIKASI
Gambar: Cara pengambilan gambar os. posisi lateral Gambar : foto Rontgen os.nasal tampak lateral
Gambar : Cara pengambilan gambar Gambar : foto Rontgen os.nasalis
os.nasal dari atas
FRAKTUR OS.MAKSILARIS
Trauma pada os.maksilaris dapat menyebabkan :
– Maloklusi
– Facial lengthening
– CSF rhinorrhea
– Ekimosis periorbital Panoramic x-ray
Diagnosis trauma Maxillofacial meliputi :
• Inspeksi
• Palpasi
• Diagnostic Imaging
• Plain films
• CT-SCAN
• Stereolithography
(bila tersedia)
Keterangan :
1. Udara pada jaringan subcutan
(emfisema subcutis) yang menyertai
luka karena peluru (panah lebar)
2. Perdarahan paru traumatik karena
peluru
3. Peluru bersarang pada bagian posterior
dinding thorax
PNEUMOTHORAX
• Yaitu terdapat nya udara pada rongga intrapleura yang terjadi akibat trauma
tumpul atau tajam. Bila karena suatu trauma, dinding thorax terbuka maka,
tekanan intrapleura akan menyedot udara masuk dan baru akan collaps.
• Dan selama luka dinding thorax ini terbuka, dimana udara bisa keluar
masuk disebut OPEN PNEUMOTHORAX.
CLOSED PNEUMOTHORAX
Bila yang robek hanya pleura
viseralis dan menyebabkan patah
tulang costa, maka udara
pernafasan akan masuk ke rongga
intrapleura. Penekanan yang keras
pada dinding thorax bisa
mengakibatkan perdarahan paru
ada atau tanpa adanya fraktur
costa. Karena dinding thorax
tertutup maka disebut CLOSED
PNEUMOTHORAX.
TENSION PNEUMOTHORAX
DENGAN FRAKTUR COSTAE
Gejala klinis:
• Nyeri dada
• Dispneu atau sesak nafas
• Batuk
• Dapat terjadi emfisema cutis
• Pucat, anemi, syok
Hemato-Pneumothorax
MULTIPEL FRAKTUR COSTA
+
CONTUSIO PULMONUM MENJADI
HEMATOTHORAX
FLAIL CHEST
Bergeraknya suatu segmen rongga dada
berlawanan dengan gerakan nafas. Gerakan
paradoksal karena floating dari dinding thorax,
karena segmen tersebut tidak lagi mempunyai
continuitas dengan keseluruhan dinding thorax.
Hal ini terjadi karena fraktur tulang costa
multiple.
Gejala klinis:
• Gangguan pernafasan
• Dinding thorax asimetris
• Nyeri dada
• Pergerakan dada terhambat pada saat
bernafas
Gejala Klinis
• Nyeri dada
• Dyspnea
Gejala klinis
• Sesak nafas
• Suara nafas menurun
• Batuk darah sebentar
• Ada trauma
• Tujuan awal evaluasi abdomen adalah untuk mengidentifikasi secara cepat pasien-
pasien yang membutuhkan laparotomi. Focused Abdominal Sonography for
Trauma (FAST) yang dilakukan oeleh dokter, atau tenaga medis, merupakan yang
pemeriksaan yang paling sering digunakan.
• FAST dikaitkan dengan adanya positif palsu dan negatif palsu, sehingga hasil dari
pemeriksaan menggunakan FAST harus selalu dihubungkan dengan gejala-gejala
klinis yang ditemukan.
• Prinsip FAST adalah untuk melihat secara cepat dan spesifik adanya cairan bebas
dalam cavum abdomen.
USG FAST
Gambar = Laserasi Lien
dan adanya cairan
bebas di RUQ. Pasien
ini membutuhkan
tindakan splenectomy. C
= Kista ginjal, L = Hepar
Gambar : Cairan
bebas (panah)
pada abdomen
Right Lower
Quadrant
TRAUMA TUMPUL DIAFRAGMA
Fase Ruptur Diafragma :
• Fase akut, yaitu tepat setelah
terjadinya trauma pada
diafragma.
• Fase delayed yaitu fase yang
berhubungan dengan herniasi
dari visera yang tidak
memiliki gejala atau memiliki
gejala yang non spesifik.
• Fase obstruksi, ditandai
dengan komplikasi dari
herniasi yang lama dengan
gejala obstruksi, strangulasi
dan ruptur.
Injury Description
I
Hematoma: Subcapsular, < 10 % surface area.
Laceration: capsular tear,, < 1 cm parenchymal depth
II
Hematoma: Subcapsular, 10±50 % surface area; intraparenchymal, < 10 cm
in diameter
Laceration:1±3 cm parenchymal depth, < 10 cm in length
III
Hematoma: Subcapsular, > 50 % surface area or ex- panding or ruptured;
intraparenchymal, > 10 cm or expanding or ruptured
Laceration: > 3 cm parenchymal depth
IV
Laceration:Parenchymal disruption involving 25±75 % of hepatic lobe or 1±3 or
Couinaud's seg- ments within a single lobe
V
Laceration: Parenchymal disruption involving > 75 % of hepatic lobe or > 3 of
Couinaud's segments within a single lobe
Vascular: Juxtahepatic venous injuries, i. e., retrohe- patic vena cava/central
major hepatic veins
VI
Vascular:Hepatic avulsion
LIVER LACERATION & HAEMATOMA
Laceration
Free fluid
Haematoma
TRAUMA LIEN
TRAUMA TUMPUL LIEN
Grading Trauma Lien
a. Grade I : - hematoma subcapsular < 10 %
- Laserasi dengan kedalaman < 1 cm
Gambar 3 : gambaran grade 3 trauma tumpul pada ginjal, yaitu dengan laserasi lebih dalam tanpa
ada perluasan sampai ke sistem ginjal.
Gambar 4 : gambaran grade 4 trauma tumpul pada ginjal, yaitu dengan Cedera parenkim ginjal,
laserasi lebih dalam sampai melibatkan sistem dari ginjal.
Gambar 5 : Gambaran grade 4 trauma tumpul pada ginjal, yaitu dengan cedera pembuluh darah, trombosis pada
bagian segmental dari arteri ginjal dengan infark ginjal.
Gambar 6 : Gambaran grade 5 trauma tumpul pada ginjal, yaitu dengan cedera vaskuler : adanya traumatic
occlusion pada arteri renalis utama karena intimal injury (panah padat) dengan trombosis arteri distal
(panah berongga)
Gambar 7 : Gambaran grade 5 trauma tumpul pada ginjal, yaitu dengan cedera pembuluh darah, dan arteri ginjal
yang terputus (panah padat).
Gambar 1 : Cairan bebas antara Gambar 2 : Trauma tumpul abdomen,
limpa dan ginjal dalam keadaan tetapi pada Morison Pouch tidak
istirahat, akibat trauma tumpul didapatkan cairan
abdomen.
GAMBAR :CT-SCAN KONTRAS ENHANCED (A) REKONSTRUKSI 3 DIMENSI MENUNJUKKAN FRAKTUR
PARENKIM DARI GINJAL KIRI SAMPAI PANGGUL DISERTAI DENGAN HEMATOM PERIRENAL. (B)
MENUNJUKKAN EKSTRAVASASI URINE YANG MINIMAL (PANAH) DAN URETER YANG YANG TERPECAH
MENJADI DUA (PANAH MELENGKUNG).
TRAUMA BLADDER
Bladder Rupture
Extravasasi kontras (+)
VU
TRAUMA PELVIS
• ANATOMI
PELVIC RING
TRAUMA PELVIS
SYMPHIOLISIS
ACETABULAR
FRACTURE
TRAUMA THORACO-LUMBAR SPINE
CHARACTERISTICS :
• Thoraco-lumbar junction is the transition between the stiff thoracic kyphotic
spine and the mobile lumbar lordotic spine.
• 50% of vertebral fractures and 40% spinal-cord injuries occur at T10-L2.
MECHANISM OF INJURY:
• Axial compression – burst fractures.
• Flexion – anterior compression and posterior distraction.
• Lateral flexion – lateral compression injuries.
• Flexion/rotation.
• Translation – antero-posterior or medio-lateral shear forces.
• Flexion-distraction injuries – Chance fractures – bony or soft tissue.
• Extension – anterior distraction with posterior compression.
POST TRAUMA KOMPRESI L-2
TRAUMA EXTRIMITAS
FRACTURE
FRACTURE atau patah tulang
ada garis fraktur , menyebabkan bone discontinuity.
Macam-macam fraktur :
• Complete fracture
• Incomplete fracture
Complete fracture : Patah tulang yang Incomplete fracture : bila hanya satu sisi
mengenai kedua sisi cortex tulang shg cortex dari tulang yang patah, sehingga
ada displacement dari fragmen fracture displacement (- )
Dislokasi : bila ada robek pada sendi , Subluxatio : hanya sebagian
sehingga permukaan tulang keluar dari permukaan tulang yang keluar dari
celah sendi celah sendi
RADIOLOGI SEBAGAI PENUNJANG DIAGNOSA
X Ray, CT Scan, MRI.
Fungsi :
• Membuat diagnosa fractur
• Follow up, monitoring terapi fractur.
Untuk membuat diagnosa fractur pada suatu tulang maka dari foto tsb harus
memperlihatkan 2 sendi yang berhubungan
CARA MENDIAGNOSA FRACTUR DAN DISLOKASI SECARA
RADIOLOGI :
- Direct Sign -
Semoga Bermanfaat