KEPALA
Pembimbing
dr. Lukas Galileo, Sp.BS
PENDAHULUAN
Cedera kepala Trauma kepala yang menyebabkan cedera otak adalah salah satu
bentuk cedera otak non degenerative yang disebabkan oleh benturan, pukulan, ataupun
hentakan mendadak pada kepala atau suatu luka tembus di kepala yang mengganggu
fungsi otak normal (Centers for Disease Control and Prevention, 2015).
ANATOMI KEPALA
SCALP
Kranium
Meningen
Otak
Calvaria
Tulang tengkorak
Basis cranii
Meningen
Ruang subduraL
Ruang
subarachn
oid
Otak
Kulit kepala 5 lapisan
(SCALP)
Skin
Connective
tissue
Aponeorosis
galea
Loose
areolar
tissue
Perikranium
MENINGEN
Duramater
Arachnoid
Piamater
OTAK
Otak terdiri dari:
o Serebrum frontal, parietal,
lobus temporal dan
oksipital
o Serebelum mesensefalon
o Batang Otak dan medulla
oblongata yang memanjang sampai
(midbrain),
medulla spinalis
pons,
Cairan Serebropinal dan Sistem Ventrikel
Tekanan intrakranial
Normal kira-kira sebesar 10 mmHg, TIK lebih tinggi dari
20mmHg dianggap tidak normal. Semakin tinggi TIK setelah cedera
kepala, semakin buruk prognosisnya.
Doktrin Monroe-Kellie
Konsep utama volume intrakranial adalah selalu konstan/tetap karena sifat
dasar dari tulang tengkorak yang tidak elastik. Volume intrakranial (Vic)
adalah sama dengan jumlah total volume komponen-komponennya yaitu
volume jaringan otak (V br), volume cairan serebrospinal (V csf) dan
volume darah (Vbl)
Definisi
Head injury merupakan perlukaan pada kulit kepala, tulang tengkorak, ataupun otak sebagai
akibat dari trauma yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, dan
psikososial, bersifat sementara atau permanen
Epidemiologi
Trauma kepala masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi
dunia berumur dibawah 45 tahun. (CDC 2009)
Persentase jenis kelamin laki-laki lebih tinggi mengalami cedera kepala dibanding dengan
perempuan
Calvaria
Basis Perdarahan
Fraktur
cranii Epidural
cranium
Morfologi
TRAUMA Lesi Perdarahan
KEPALA Fokal Subdural
Lesi
intracranial Lesi Perdarahan
Difus Intraserebral
Ringan
Komosio
ringan
Beratnya Sedang
Komosio
klasik
Berat Cedera
akson difus
KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA
Berdasarkan mekanisme
b. Trauma Tembus;
Trauma kepala tembus biasanya disebabkan oleh trauma peluru maupun
tusukan.
KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA
Berdasarkan Derajat Keparahan
Tingkat keparahan TBI ditentukan berdasarkan pada klasifikasi tingkat kesadaran sebagaimana Penilaian
Glasgow Coma Scale (GCS) dilakukannya setelah resusitasi.
a. Trauma Kepala Ringan skor GCS 13-15,
b. Trauma Kepala Sedang skor GCS 9-12,
c. Trauma Kepala Berat GCS 3-8
Faktor-faktor seperti hipoksia, hipotensi, alkohol dapat mempengaruhi GCS, yang sering menyebabkan
terjadinya kebingungan dalam mendiagnosa.
KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA
Berdasarkan morfologi
FRAKTUR KRANIUM
a. Fraktur Kalvaria
Fraktur dapat berbentuk garis/linear, depressed, atau
bintang/stelata.
•Dapat terjadi dalam waktu beberapa jam atau hari, berkumpul mejadi perdarahan
intraserebral atau kontusio yang luas sehingga
Trauma pada
anak
PATOFISIOLOGI
• Anamnesis meliputi kapan dan bagaimana terjadinya trauma, gejala peningkatan TIK,
amnesia pasca trauma dan tanyakan riwayat penggunaan antikoagulan
• Pemeriksaan fisik meliputi head to toe dan pemeriksaan neurologis cari tanda
multiple trauma
Bila tidak ada cedera lain pemeriksaan darah rutin tidak perlu dilakukan. Pemeriksaan kadar alkohol
dalam darah dan pemeriksaan zat-zat toksik dalam urin sangat berguna baik untuk diagnostik maupun
untuk tujuan medikolegal.
Jika CT scan jelas terdapat lesi massapenderita harus dirawat oleh seorang ahli bedah saraf dan
mendapat penatalaksanaan selama beberapa hari sesuai dengan perubahan status, neurologisnya.
Bila ahli bedah saraf tidak ada di rumah sakit segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki seorang
ahli bedah saraf.
TATALAKSANA
PRIMARY
SURVERY
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA
o Antikonvulsan fenitoin 1 gram dengan kecepatan o Analgesik gunakan obat short acting dengan dosis
maksimal 50 mg/menit. Antikonvulsan dapat terendah
o Pembedahan
1. Craniotomy untuk mengevakuasi
hematom
2. Cranioectomy dekompresi untuk
mengurangi TIK yang tidak terkontrol
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
Prognosis
•Apabila penanganan pasien yang mengalami
cedera kepala sudah mendapat terapi yang agresif,
terutama pada anak-anak biasanya memiliki daya
Komplikasi
pemulihan yang baik.
••Penderita
kejang yang berusia lanjut biasanya
mempunyai kemungkinan yang lebih rendah untuk
• perburukan fungsi neurologis
pemulihan dari cedera kepala.
• infeksi
•Selain itu lokasi terjadinya lesi pada bagian kepala
pada saat trauma juga sangat mempengaruhi
kondisi kedepannya bagi penderita.
KESIMPULAN
Cedera kepala bisa menyebabkan kematian tetapi juga penderita bisa mengalami
penyembuhan total. Jenis dan beratnya kelainan tergantung kepada lokasi dan
beratnya kerusakan otak yang terjadi.
Kerusakan dapat terjadi dalam dua tahap, yaitu cedera primer yang merupakan
akibat yang langsung dari suatu ruda paksa. Dan cedera sekunder yang terjadi
akibat berbagai prosese patologis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari
kerusakan otak.
Berbagai fungsi otak dapat dijalankan oleh beberapa area, sehingga area yang
tidak mengalami kerusakan bisa menggantikan fungsi dari area lainnya yang
mengalami kerusakan. Tetapi semakin tua umur penderita, maka kemampuan
otak untuk menggantikan fungsi satu sama lainnya, semakin berkurang.
TERIMA
KASIH