Aplikasi Klinis
Terapi Oksigen Hiperbarik
pada kasus Sudden Deafness
Disusun Oleh:
Michyal Karepesina NIM. 2017-84-021
Frandita Ivana Tanisiwa NIM. 2017-84-037
Nerissa Alviana Sutantie NIM. 2017-84-040
Pembimbing:
dr. Richard Tetelepta, Sp.Pros
dr. Andika Agus
Kepaniteraan klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Ambon
BAB I
Pendahuluan
• WHO memperkirakan tahun
2000 terdapat 250 juta (4,2%)
• Kehilangan pendengaran penduduk dunia menderita
sensorineural mendadak 5- gangguan pendengaran, 75-140
20 per 100.000 penduduk juta diantaranya terdapat di
±4000 kasus baru per tahun di Asia Tenggara
USA
• 50% dari gangguan
pendengaran ini dapat dicegah
Latar Belakang
• 1960 terapi oksigen
hiperbarik digunakan untuk
perawatan tuli mendadak di
Perancis dan Jerman.
• Pemulihan pada anak-
anak 72,4% & orang
• Terapi oksigen hiperbarik
dewasa 70,6% tingkat
untuk pasien tuli mendadak
untuk meningkatkan pemulihan pendengaran
pengiriman oksigen ke dalam secara signifikan.
jaringan koklea yang sangat
sensitif terhadap iskemia.
LATAR BELAKANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Tuli mendadak atau sudden deafness atau sudden
sensorineural hearing loss (SSNHL): kehilangan
pendengaran sensorineural yang >30 dB pada 3 frekuensi
berturut turut dalam onset 3 hari, sering unilateral dan
bersifat idiopatik.
DEFENISI
• Prevalensi tuli mendadak 5-30 tiap 100.000 orang
pertahun.
EPIDEMIOLOGI
Penyebab tuli mendadak masih belum diketahui secara jelas; banyak teori
dugaan penyebab yang dikemukakan oleh para ahli.
Pemeriksaan Penunjang
Penanganan yang paling utama pada pasien yang
mengalami tuli mendadak adalah tirah baring kira-kira
selama 14 hari, dengan tujuan sebagai istirahat fisik dan
mental bagi pasien untuk mengurangi stress akibat
keadaan yang dialaminya serta untuk memperbaiki sistem
neurovaskuler.
Penatalaksanaan
Vasodilator Kortikosteroid sistemik
Obat pilihan saat ini adalah Xantinol • Efek anti inflamasi dan
Nicotinat injeksi dan tablet kemampuan dalam
meningkatkan aliran darah
Dosis injeksi yaitu: koklea.
• 3x 900 mg selama 4 hari
• 3 x 600 mg selama 4 hari
• Prednison oral yang
• 3 x 300 mg selama 6 hari
direkomendasikan adalah 1
mg/kg/hari dosis tunggal
Dosis dalam bentuk tablet yaitu 3x2
dengan dosis maksimum 60
tablet setiap hari selama 2 minggu. mg/hari selama 10- 14 hari.
PENATALAKSANAAN
TERAPI OKSIGEN
Kortikosteroid Intratimpani HIPERBARIK
• Terapi kortikosteroid • Meningkatkan oksigenasi
intratimpani dapat menjadi koklea dan perilimfe
alternatif untuk pasien diabetes
yang tidak bisa mengonsumsi menghantarkan oksigen
kortikosteroid sistemik. dengan tekanan parsial yang
lebih tinggi ke jaringan,
• Deksametason 10-24 mg/mL terutama koklea yang sangat
dan metilprednisolon 30 peka terhadap keadaan
mg/mL atau lebih. iskemik.
PENATALAKSANAAN
Obat Anti Virus, Asiklovir dan
Amandatin Vitamin
• Secara teoretis, inisiasi • Sebagai roborantia:
pemberian antivirus disinyalir
dapat membantu pemulihan - vitamin C diberikan 2x
fungsi pendengaran. 100 mg / hari.
• Beberapa percobaan yang telah - Vitamin B kompleks
dilakukan masih belum diberikan 3 x 1 tablet / hari.
mengungkap adanya manfaat
penambahan terapi antivirus
Terapi oksigen hiperbarik
Jenis terapi oksigen murni menggunakan ruang kedap
bertekanan tinggi.
Penggunaan 100% oksigen pada tekanan yang lebih
tinggi dari tekanan atmosfer.
Definisi :
• Pada tahun 1930, angkatan laut Amerika Serikat ( US
Navy ) terapi oksigen hiperbarik untuk mengobati
penyakit dekompresi dan emboli udara.
• Tahun 1940, US Navy menetapkan terapi oksigen
hiperbarik sebagai terapi standar untuk pada penyelam
militer yang menderita p.enyakit dekompresi dan emboli.
Sejarah :
• Pada tahun 1956 terapi oksigen hiperbarik pertama kali
digunakan pada penyakit yang tidak berhubungan dengan
penyelaman.Seorang dokter.
• Pada tahun 1960 dan 1970 terapi oksigen hiperbarik
mulai digunakan untuk berbagai penyakit.
Tipe A ( multiplace chamber )
5 Penyakit dekompresi
8 Abses intracranial
10 Osteomyelitis refrakter
13 Luka bakar
Kontraindikasi :
Komplikasi :
• Terapi oksigen hiperbarik dilakukan pada suatu ruang
hiperbarik ( hyperbaric chambers) yang dibedakan
menjadi 2, yaitu multiplace dan monoplace.
• Pasien dalam suatu ruangan menghisap oksigen tekanan
tinggi (100%) atau pada tekanan barometer tinggi (
hyperbaric chamber).
• Kondisi kamar terapi harus memiliki tekanan udara yang
lebih besar dibandingkan dengan tekanan di dalam
jaringan tubuh (1 ATA).
Mekanisme Kerja :
• Tekanan atmosfer pada permukaan air laut sebesar 1 atm.
Setiap penurunan kedalaman 33 kaki, tekanan akan naik
1 atm. Tiap terapi diberikan selama 2 atau
• 3 ATA, menghasilkan 6 ml oksigen terlarut dalam 100ml
plasma, dan durasi rata-rata terapi sekitar 60-90 menit.
• Jumlah terapi bergantung dari jenis penyakit. Untuk yang
akut sekitar 3-5 kali dan untuk kasus kronik bisa
mencapai 50-60 kali.
• Menghentikan kebiasaan merokoknya 2 minggu sebelum
proses terapi dimulai.
• Medikasi dihentikan 8 jam sebelum memulai terapi
oksigen hiperbarik vitamin C, morfin, dan alcohol.
• Diberikan pakaian yang terbuat dari 100% bahan katun
dan tidak memakai perhiasan, alat bantu dengar, lotion
yang terbuat dari bahan dasar petroleum, kosmetik,
bahan yang mengadung plastik, dan alat elektronik.
Persiapan Terapi :
• Tidak diperbolehkan membawa koran, majalah, atau buku
untuk menghindari percikan api karena tekanan oksigen
yang tinggi beresiko menimbulkan kebakaran.
• Sebelum mendapatkan terapi oksigen hiperbarik, pasien
dievaluasi terlebih dahulu oleh seorang dokter yang
menguasai bidang hiperbarik penyakit yang diderita
oleh pasien, apakah ada kontraindikasi terhadap terapi
oksigen hiperbarik pada kondisi pasien.
• Sesi perawatan hiperbarik tergantung pada kondisi
penyakit pasien. Pasien umumnya berada pada tekanan
2.4 atm selama 90 menit 2 jam kemudian diselingi pasien
keluar dari ruangan hiperbarik agar komplikasi oksigen
hiperbarik dapat dihindari.
• Terapi oksigen hiperbarik memerlukan kerja sama
multidisiplin sehingga satu pasien dapat ditangani oleh
berbagai bidang ilmu kedokteran.
• Pasien dievaluasi setiap akhir sesi untuk perkembangan
hasil terapi dan melihat apakah terdapat komplikasi
hiperbarik pada pasien.
Peranan HBOT pada
Sudden Deafness
Pembentukan Reactive
Oxygen Species (ROS) juga
dikaitkan dengan adanya
pengurangan darah,
berkurangnya pasokan ROS memainkan peran
oksigen menyebabkan penting dalam peradangan
proses fosforilasi dalam lokal yang disebabkan oleh
mitokondria menjadi tidak kerusakan yang disebabkan
efisien. Hal ini oleh kebisingan
menyebabkan pembentukan
ROS sebagai produk
sampingan dari
metabolisme.
Formasi ROS
• Tasdöven et al. melaporkan tingkat pemulihan lengkap yang lebih tinggi pada
kelompok pasien yang diobati hanya dengan kortikosteroid oral dibandingkan
dengan kelompok dengan kombinasi kortikosteroid oral dan HBOT dan
kelompok lain yang terdiri dari kortikosteroid oral dan terapi ozon. Namun
demikian respon terhadap terapi (pendengaran >15 dB) lebih tinggi pada
kelompok ozon dan HBOT (82,4 dan 61,5%) dibandingkan dengan kelompok
dengan terapi satu-satunya dengan kortikosteroid (50,8%).
Tidak jelas apakah ada perbedaan hasil dari waktu timbulnya gejala dan
inisiasi terapi. Almosnino et al. tidak menemukan perbedaan antara kombinasi
HBOT dan ITS vs ITS pada pasien yang gagal terapi steroid konvensional.
Alasan tidak ditemukan perbedaan mungkin karena keterlambatan inisiasi
HBOT (29.1 hari).
Komplikasi
• HBOT diakui sebagai modalitas • Komplikasi umumnya tidak
perawatan yang aman jika tekanan menyebabkan bahaya pada jangka waktu
dijaga lebih rendah dari tiga yang lebih lama.
atmosfer (ATM) dengan sesi yang
berlangsung hingga 2 jam. Sebuah • Sebagian besar pasien mengalami
penelitian yang dilakukan oleh barotrauma sebagai komplikasi setelah
Hadanny pada 2.334 pasien dengan memulai terapi.
total 62.614 sesi hiperbarik
menemukan 406 dari 2334 pasien • Selain itu, diantara komplikasi okular
(17,4%) mengalami satu atau lebih terapi HBO kejadian rabun jauh (miopia)
banyak komplikasi selama sesi telah dilaporkan. Miopia adalah penyakit
sementara pada sekitar 20% orang yang
HBOT dengan keseluruhan insiden diobati dengan HBO. Mata pasien
per sesi 721: 100.000 peristiwa kembali normal secara bertahap selama 3
(0,72%) bulan dari tanggal penyelesaian HBOT
NB: Walaupun telah diketahui bahwa HBOT meningkatkan oksigenasi pada organ target, akan tetapi
mekanisme pasti belum diketahui. Dengan demikian pada ISSHL, apparatus telinga dalam dan
kemampuan mendengar mungkin akan membaik dengan mekanisme ini. Penelitian lebih lanjut,
termasuk pada hewan coba sangat diperlukan untuk memahami aspek molecular dan histopatologikal
HBOT serta studi percobaan klinis acak (randomized control clinical studies) yang mendukung
Kesimpulan
TERIMA KASIH