Anda di halaman 1dari 53

Referat

Aplikasi Klinis
Terapi Oksigen Hiperbarik
pada kasus Sudden Deafness

Disusun Oleh:
Michyal Karepesina NIM. 2017-84-021
Frandita Ivana Tanisiwa NIM. 2017-84-037
Nerissa Alviana Sutantie NIM. 2017-84-040

Pembimbing:
dr. Richard Tetelepta, Sp.Pros
dr. Andika Agus

Kepaniteraan klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Ambon
BAB I
Pendahuluan
• WHO memperkirakan tahun
2000 terdapat 250 juta (4,2%)
• Kehilangan pendengaran penduduk dunia menderita
sensorineural mendadak  5- gangguan pendengaran, 75-140
20 per 100.000 penduduk juta diantaranya terdapat di
±4000 kasus baru per tahun di Asia Tenggara
USA
• 50% dari gangguan
pendengaran ini dapat dicegah

Latar Belakang
• 1960  terapi oksigen
hiperbarik digunakan untuk
perawatan tuli mendadak di
Perancis dan Jerman.
• Pemulihan pada anak-
anak 72,4% & orang
• Terapi oksigen hiperbarik
dewasa 70,6%  tingkat
untuk pasien tuli mendadak
untuk meningkatkan pemulihan pendengaran
pengiriman oksigen ke dalam secara signifikan.
jaringan koklea yang sangat
sensitif terhadap iskemia.

LATAR BELAKANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Tuli mendadak atau sudden deafness atau sudden
sensorineural hearing loss (SSNHL): kehilangan
pendengaran sensorineural yang >30 dB pada 3 frekuensi
berturut turut dalam onset 3 hari, sering unilateral dan
bersifat idiopatik.

DEFENISI
• Prevalensi tuli mendadak 5-30 tiap 100.000 orang
pertahun.

• Faktor umur dapat mempengaruhi, dan insiden


terbanyak adalah pada umur 30-60 tahun.

• Prevalensi antara laki-laki dan perempuan sama.

EPIDEMIOLOGI
Penyebab tuli mendadak masih belum diketahui secara jelas; banyak teori
dugaan penyebab yang dikemukakan oleh para ahli.

1% kasus tuli mendadak: 10-15%: penyakit Meniere, trauma,


okelainan retrokoklea yang penyakit autoimun, sifilis, penyakit
berhubungan dengan vestibular Lyme, atau fistula perilimfe.
schwannoma, penyakit
demielinisasi, atau stroke
systematic review
idiopatik (71%), penyakit infeksi (12,8%),
penyakit telinga (4,7%), trauma (4,2%),
vaskular dan hematologik (2,8%), neoplasma
(2,3%), serta penyebab lainnya (2,2%)

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


INFEKSI VIRUS KELAINAN VASKULAR
• Wilson (1986) tingkat • Koklea memperoleh asupan darah
serokonversi untuk virus herpes dari arteri labirintin atau arteri
secara signifikan lebih tinggi
pada populasi pasien tuli auditiva interna (end artery).
mendadak.
• Trombosis, spasme, perdarahan
• Virus parotis, campak, influenza arteri auditiva interna atau
B, dan mononukleosis  berkurangnya aliran darah 
kerusakan pada organ corti, degenerasi luas pada sel-sel
membran tektorial, dan selubung
mielim saraf akustik. ganglion stria vaskularis dan
ligament spiralis yang diikuti
pembentukan jaringan ikat dan
penulangan

TEORI UTAMA PENYEBAB SUDDEN


DEAFNESS
KERUSAKAN MEMBRAN
GANGGUAN IDIOPATIK INTRAKOKLEA
• Penyakit menier, akibat dari • Robekan membran intrakoklea
pembengkakan rongga memungkinkan terjadinya
endolimfe percampuran perilimfe dan
endolimfe sehingga mengubah
• Multiple sklerosis, suatu potensial endokoklea.
gangguan demielinisasi
sistem saraf pusat, yang
juga merupakan salah satu
penyebab ketulian dalam
berbagai derajat.
KELAINAN IMUNOLOGI

• McCabe (1979): Adanya aktivitas imun pada koklea


mendukung konsep teori ini.
• Gangguan pendengaran pada sindrom Cogan, SLE, dan
kelainan reumatik autoimun lainnya telah lama diketahui.
Gejala Klinis Anamnesis
• Terjadi penurunan pendengaran Perlu ditanyakan:
yang terjadi secara tiba-tiba.
Kadang-kadang bersifat
sementara atau berulang dalam
• Riwayat cedera kepala
serangan, tetapi biasanya bersifat • Telinga tertampar
menetap.
• Pemakaian obat ototoksik
• Ketulian paling banyak bersifat
unilateral dan hanya sekitar 4% • Riwayat pekerjaan
yang bilateral, dan biasanya terutama di tingkat
disertai dengan tinnitus dan
vertigo. kebisingan yang tinggi

Diagnosis dan Gejala


Klinis
 Tes penala: penilaian
pendengaran secara kualitatif
 Audiometri nada murni: derajat
dan jenis ketulian
 SISI (shoert increment
sensitivity test): kelainan koklea
dan tes kelelahan (tone decay)
untuk mengetahui adanya tuli
retrococlea.
 Audiometri tutur: kemampuan
pasien dalam pembicaraan
sehari-hari dan penggunaan alat
bantu dengar
 Audiometri ipmedans: kelainan
di telinga temgah, lesi di koklea,
atau retrokoklea.
Pemeriksaan Pendengaran  BERA

Diagnosis dan Gejala Klinis


Pemeriksaan Laboratorium Radiologis
Menyingkirkan penyakit • CT-Scan yang mempunyai
resolusi tinggi dilakukan
infeksi dan penyakit lainnya apabila terdapat malformasi
yang bisa menyebabkan kongenital dari tulang
ketulian mendadak seperti temporal.
virus, bakteri, hiperlipidemia,
• Standar penggunaan saat ini
hiperfibrinogen, hipotiroid, yang menunjukkan ketulian
penyakit auto imun dan faal mendadak sebagai akibat suatu
hemostasis. proses inflamasi (berhubung
dengan labirin).

Pemeriksaan Penunjang
Penanganan yang paling utama pada pasien yang
mengalami tuli mendadak adalah tirah baring kira-kira
selama 14 hari, dengan tujuan sebagai istirahat fisik dan
mental bagi pasien untuk mengurangi stress akibat
keadaan yang dialaminya serta untuk memperbaiki sistem
neurovaskuler.

Penatalaksanaan
Vasodilator Kortikosteroid sistemik
Obat pilihan saat ini adalah Xantinol • Efek anti inflamasi dan
Nicotinat injeksi dan tablet kemampuan dalam
meningkatkan aliran darah
Dosis injeksi yaitu: koklea.
• 3x 900 mg selama 4 hari
• 3 x 600 mg selama 4 hari
• Prednison oral yang
• 3 x 300 mg selama 6 hari
direkomendasikan adalah 1
mg/kg/hari dosis tunggal
Dosis dalam bentuk tablet yaitu 3x2
dengan dosis maksimum 60
tablet setiap hari selama 2 minggu. mg/hari selama 10- 14 hari.

PENATALAKSANAAN
TERAPI OKSIGEN
Kortikosteroid Intratimpani HIPERBARIK
• Terapi kortikosteroid • Meningkatkan oksigenasi
intratimpani dapat menjadi koklea dan perilimfe 
alternatif untuk pasien diabetes
yang tidak bisa mengonsumsi menghantarkan oksigen
kortikosteroid sistemik. dengan tekanan parsial yang
lebih tinggi ke jaringan,
• Deksametason 10-24 mg/mL terutama koklea yang sangat
dan metilprednisolon 30 peka terhadap keadaan
mg/mL atau lebih. iskemik.

PENATALAKSANAAN
Obat Anti Virus, Asiklovir dan
Amandatin Vitamin
• Secara teoretis, inisiasi • Sebagai roborantia:
pemberian antivirus disinyalir
dapat membantu pemulihan - vitamin C diberikan 2x
fungsi pendengaran. 100 mg / hari.
• Beberapa percobaan yang telah - Vitamin B kompleks
dilakukan masih belum diberikan 3 x 1 tablet / hari.
mengungkap adanya manfaat
penambahan terapi antivirus
Terapi oksigen hiperbarik
Jenis terapi oksigen murni menggunakan ruang kedap
bertekanan tinggi.
Penggunaan 100% oksigen pada tekanan yang lebih
tinggi dari tekanan atmosfer.

Definisi :
• Pada tahun 1930, angkatan laut Amerika Serikat ( US
Navy )  terapi oksigen hiperbarik untuk mengobati
penyakit dekompresi dan emboli udara.
• Tahun 1940, US Navy  menetapkan terapi oksigen
hiperbarik sebagai terapi standar untuk pada penyelam
militer yang menderita p.enyakit dekompresi dan emboli.

Sejarah :
• Pada tahun 1956  terapi oksigen hiperbarik pertama kali
digunakan pada penyakit yang tidak berhubungan dengan
penyelaman.Seorang dokter.
• Pada tahun 1960 dan 1970  terapi oksigen hiperbarik
mulai digunakan untuk berbagai penyakit.
Tipe A ( multiplace chamber )

Macam-macam ruang bertekana


Tipe B ( Monoplace Chamber )
1 Emboli udara

Keracunan karbon monoksida


2
Keracunan karbon monoksida dan sianida

3 Clostridial myositis dan myonecrosis ( gas gangrene )

4 Crush injury compartment syndrome, dan iskemi traumatic akut lainnya

5 Penyakit dekompresi

6 Penyembuhan yang dipercepat pada beberapa luka yang bermasalah

7 Anemia karena perdarahan

8 Abses intracranial

9 Infeksi nekrosis jaringan lunak

10 Osteomyelitis refrakter

11 Delayed radiation injury

Indikasi : 12 Compromised skin grafts and flaps

13 Luka bakar
Kontraindikasi :
Komplikasi :
• Terapi oksigen hiperbarik dilakukan pada suatu ruang
hiperbarik ( hyperbaric chambers) yang dibedakan
menjadi 2, yaitu multiplace dan monoplace.
• Pasien dalam suatu ruangan menghisap oksigen tekanan
tinggi (100%) atau pada tekanan barometer tinggi (
hyperbaric chamber).
• Kondisi kamar terapi harus memiliki tekanan udara yang
lebih besar dibandingkan dengan tekanan di dalam
jaringan tubuh (1 ATA).

Mekanisme Kerja :
• Tekanan atmosfer pada permukaan air laut sebesar 1 atm.
Setiap penurunan kedalaman 33 kaki, tekanan akan naik
1 atm. Tiap terapi diberikan selama 2 atau
• 3 ATA, menghasilkan 6 ml oksigen terlarut dalam 100ml
plasma, dan durasi rata-rata terapi sekitar 60-90 menit.
• Jumlah terapi bergantung dari jenis penyakit. Untuk yang
akut sekitar 3-5 kali dan untuk kasus kronik bisa
mencapai 50-60 kali.
• Menghentikan kebiasaan merokoknya 2 minggu sebelum
proses terapi dimulai.
• Medikasi dihentikan 8 jam sebelum memulai terapi
oksigen hiperbarik  vitamin C, morfin, dan alcohol.
• Diberikan pakaian yang terbuat dari 100% bahan katun
dan tidak memakai perhiasan, alat bantu dengar, lotion
yang terbuat dari bahan dasar petroleum, kosmetik,
bahan yang mengadung plastik, dan alat elektronik.

Persiapan Terapi :
• Tidak diperbolehkan membawa koran, majalah, atau buku
untuk menghindari percikan api karena tekanan oksigen
yang tinggi beresiko menimbulkan kebakaran.
• Sebelum mendapatkan terapi oksigen hiperbarik, pasien
dievaluasi terlebih dahulu oleh seorang dokter yang
menguasai bidang hiperbarik  penyakit yang diderita
oleh pasien, apakah ada kontraindikasi terhadap terapi
oksigen hiperbarik pada kondisi pasien.
• Sesi perawatan hiperbarik tergantung pada kondisi
penyakit pasien. Pasien umumnya berada pada tekanan
2.4 atm selama 90 menit 2 jam kemudian diselingi pasien
keluar dari ruangan hiperbarik agar komplikasi oksigen
hiperbarik dapat dihindari.
• Terapi oksigen hiperbarik memerlukan kerja sama
multidisiplin sehingga satu pasien dapat ditangani oleh
berbagai bidang ilmu kedokteran.
• Pasien dievaluasi setiap akhir sesi untuk perkembangan
hasil terapi dan melihat apakah terdapat komplikasi
hiperbarik pada pasien.
Peranan HBOT pada
Sudden Deafness

ISSHL dianggap sebagai kondisi darurat medis oleh banyak


ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan dapat
memiliki dampak mendalam pada kemampuan pasien untuk
berkomunikasi, terutama ketika terjadi bilateral.

Manajemen yang optimal tetap belum jelas.

Beberapa penelitian merekomendasikan penggunaan HBOT


dengan kombinasi terapi medis lain mungkin akan lebih
bermanfaat
Studi Hasil
Ricciardiello et al, mengevaluasi - Resolusi lengkap pada 44,1% dari pasien,
kemanjuran HBO dalam kombinasi resolusi parsial 37,2%, sedikit peningkatan
dengan terapi medis dan untuk pada 10,5% dan tidak peningkatan 8,2% dari
pasien . Pola resolusi secara signifikan
memeriksa faktor-faktor yang berbeda dari yang diamati pada pasien yang
mempengaruhi pemulihan diobati hanya dengan terapi medis.
pendengaran dengan hasil audiometri
sesuai dengan kriteria Siegel -Faktor-faktornya terkait dengan prognosis
yang lebih baik usia muda, intervensi yang
lebih cepat, pola audiometrik pantonal atau
miring ke atas dan tidak adanya vertigo
objektif. Jenis kelamin tampaknya menjadi
faktor yang tidak signifikan.

Sebagai kesimpulan perawatan medis yang terkait


dengan terapi oksigen hiperbarik memberikan hasil
yang lebih baik dibandingkan dengan perawatan
medis eksklusif
Temuan Studi Hasil statistikal dari perbaikan pendengaran 2 minggu setelah
terapi awal
• Khater et al, juga melaporkan temuan
yang mendukung, dengan memberikan
kombinasi semuanya obat yang disetujui
secara klinis pada pasien dengan ISSHL
dalam minggu pertama timbulnya gejala.

• Para pasien di kelompok A diberikan 4


modalitas pengobatan simultan (Streroid
(SSs), Injeksi Steroid Intratimpanik
(Intratimpanic Streoid Injection/ ITSI),
terapi antivirus, dan HBOT), dan pasien Hasil PTA (pure tone average) dari terapi 4 line dan 3 line;
pada kelompok B diberikan modalitas sebelum terapi, 1minggu dan 1 bulan post terapi
pengobatan yang sama, dengan
pengecualian HBOT.

• Meskipun peningkatan pendengaran ada


yang sangat signifikan setelah satu bulan
pada keduanya, kelompok A
menunjukkan peningkatan yang lebih
signifikan pada pendengaran oleh PTA
(p ¼ 0,0124) dibandingkan dengan
kelompok B.22
Studi Lain Laporan Kasus
• Ohno et al, HBOT menunjukkan • Seorang pasien yang mengalami
tidak ada perbedaan statistik pada pemulihan penuh setelah HBOT,
kelompok kontrol ketika diberikan
setelah perawatan konvensional, ini setelah upaya pengobatan yang tidak
sebagian besar disebabkan karena berhasil dengan oral dan intratympanic
penggunaan yang lebih lama (lebih kortikosteroid.
dari 4 minggu setelah didiagnosis
ISSHL). Oleh karena itu, peneliti
merekomendasikan pemberian
HBOT awal dan simultan dengan
yang disetujui secara klinis lainnya

Audiogram (A) Sebelum terapi (B) Setelah penggunaan


kortikosteroid oral (C) Setelah penggunaan kortikosteroid
intratimpanik (D) Setelah HBOT
Tingkat Pendengaran (dB), waktu pengobatan
(minggu) menunjukan durasi dari setiap terapi, HBOT
Patofisilogi ISSHL dan
rasional HBOT
• Konsep Teori Pertama, • Kebisingan menginduksi
dilaporkan bahwa dalam penurunan tekanan oksigen dalam
perimeter limfa scala timpani
kondisi oksigen rendah, lebih dari setengahnya.
potensi koklea berkurang
(20 mV lebih negatif • Laporan lain oleh Scheibe et al.
daripada dalam keadaan menemukan oksigenasi perilimf
teroksigenasi) hingga koklea menurun 20% selama
mengalami kegagalan dan paparan akustik intensitas tinggi
muncul kembali setelah (125 dB).
pemulihan suplai darah.
• Ulasan 7 studi eksperimental
Axelsson dan Dengerink,
kebisingan menginduksi
pengurangan dalam darah koklea

Terkait ISSHL ditemukan bahwa tekanan oksigen


perilymphatic rendah!
• Yamane et al. melaporkan • Studi Hu et al.  HBOT
stagnasi darah di kapiler strial,
yang menyebabkan disfungsi dapat mengurangi
strial, setelah trauma akustik pergeseran ambang batas
pada kelinci percobaan. Pada
tahun 1992 yang diinduksi kebisingan
• Quirk et al., mengamati dan mengurangi kerusakan
vasokonstriksi kapiler dan koklea selama paparan
penurunan kecepatan sel darah
merah setelah paparan bising kebisingan kronis pada
(110 dB) dengan mikroskop marmut.
intravital in vivo
Formasi ROS

Pembentukan Reactive
Oxygen Species (ROS) juga
dikaitkan dengan adanya
pengurangan darah,
berkurangnya pasokan ROS memainkan peran
oksigen menyebabkan penting dalam peradangan
proses fosforilasi dalam lokal yang disebabkan oleh
mitokondria menjadi tidak kerusakan yang disebabkan
efisien. Hal ini oleh kebisingan
menyebabkan pembentukan
ROS sebagai produk
sampingan dari
metabolisme.
Formasi ROS

Setelah iskemia, aliran


darah dapat pulih dan
akibatnya ketersediaan
oksigen meningkat, dan
ROS mengaktifkan jalur sebagai akibat reperfusi
pensinyalan c-Jun N- ini lebih banyak ROS
terminal kinase (JNK). dapat dibentuk.
Jalur pensinyalan JNK
dan jalur mitogen-
activated protein kinase
(MAPK) meningkat
Setelah pembentukan setelah trauma akustik;
ROS di koklea, ditemukan jalur ini memediasi
produksi lokal apoptosis sel-sel rambut
interleukin-6 dan TNF-a. luar yang diprogram.
Sitokin pro-inflamasi ini
dapat dengan sendirinya
menghasilkan kerusakan • Han et al. melaporkan bahwa faktor
pada koklea. penginduksi apoptosis (AIF) dan
endonuklease G (endoG) ditemukan
dalam nukleus apoptosis sel rambut
HBOT DAN ROS Studi
• Masalah keamanan • Arslan et al
pengukuran sitokin pro-
HBOT ketersediaan inflamasi dan tingkat
pendengaran pada tikus yang
oksigen yang lebih tinggi terpapar trauma akustik.

di telinga bagian dalam • Hasil: HBOT pada awal 3 jam


setelah trauma akustik
selanjutnya dapat menghasilkan secara
signifikan lebih tinggi level IL-
meningkatkan 1β dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Grup yang
pembentukan ROS. HBOT dimulai dalam 24 jam
setelah trauma akustik tidak
memiliki mediator pro-
inflamasi yang berbeda secara
signifikan dibandingkan
dengan kelompok kontrol, dan
secara signifikan lebih baik
pada respon pendengaran
pasca perawatan
dibandingkan dengan
kelompok lain
• HBOT dikombinasikan dengan • Yamashita et al.
kortikosteroid dapat dianggap
aman bila digunakan setidaknya menemukan korelasi
24 jam setelah timbulnya
gangguan pendengaran dengan keterlambatan
pembentukan ROS dan
• Hamernik et al kematian sel kerontokan sel rambut
rambut setelah paparan
kebisingan relatif kecil, tetapi progresif, yang menetap
kehilangan sel-sel rambut setelah 2 minggu
meningkat selama periode 2–30
hari setelah paparan

HBOT mungkin memainkan peran yang sangat penting dalam


pencegahan dini kerusakan lebih lanjut pada sel-sel rambut yang
disebabkan oleh pengurangan aliran darah koklea dan pembentukan
radikal bebas
Mekanisme Potensial HBOT
PADA SUDDEN DEAFNESS Studi Pendukung
• 1. HBO meningkatkan tekanan
parsial 02 (p02) pada telinga Lamm et al (1977, 1982, 1987) pada babi guinea,
yaitu investigasi efek HBO terhadap mikrofonik
dalam. koklear, potensial aksi dari nervus auditorius dan
• 2.HBO memperbaiki respon batang otak yang telah terpapar bising.
Hasilnya efek menguntungkan ditemukan
hemoreologi dan berkontribusi bervariasi dan terlihat hanya pada 14 dari 26
pada perbaikan mikrosirkulasi. hewan coba. Percobaan pada mikrofonik koklear
HBO bukan hanya postmortem setelah terapi HBO menunjukan
oksigen dapat berdifusi melewati round window
menurunkan hematokrit dan
viskositas whole blood, tetapi
juga memperbaiki elastisitas
eritrosit. Pilgranm et al, bahwa efek dari energi bunyi
yang besar pada proteksi telinga dalam yang
tidak adekuat selalu menyebabkan kerusakan sel
rambut luar (outside hair cells) dan sel-sel
penyokong (Deiter's supporting cells) yang juga
dapat mengakibatkan kerusakan sel rambut dalam
(inner hair cells). Kerusakan sel sensori ini pada
akhirnya akan mempertahankan fase transisional
antara regenerasi dan kematian sel. Pada fase
transisional inilah yang memungkinkan peranan
terapi dapat memberikan perbaikan.
Efikasi, Tingkat Keamanan dan Komplikasi HBOT

Olex-Zarychta, kasus yang diajukan


menunjukkan manfaat dari HBOT dini
sebagai agen ajuktif untuk terapi
konvensional, yang menegaskan hasil dari
penelitian sebelumnya menunjukkan
penggunaan efikasi yang signifikan HBOT
sebagai tambahan untuk terapi medis,
terutama pada pasien lebih muda dari 60
tahun yang menerima kortikosteroid.
Jumlah sesi HBOT optimal dalam
pengobatan gangguan pendengaran tiba-tiba
tergantung pada tingkat keparahan dan
lamanya gejala dan respons terhadap
pengobatan, tetapi tidak ada data untuk
menyarankan manfaat perawatan HBO
melebihi 10 hingga 20 sesi.
Studi lain
• Gülüstan et al, tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara HBOT dan
ITS jika dibandingkan satu sama lain. Studi ini hanya memperhitungkan kedua
terapi sebagai entitas individu dan tidak menggabungkan kedua perawatan seperti
yang diusulkan dalam alasan untuk terapi.

• Tasdöven et al. melaporkan tingkat pemulihan lengkap yang lebih tinggi pada
kelompok pasien yang diobati hanya dengan kortikosteroid oral dibandingkan
dengan kelompok dengan kombinasi kortikosteroid oral dan HBOT dan
kelompok lain yang terdiri dari kortikosteroid oral dan terapi ozon. Namun
demikian respon terhadap terapi (pendengaran >15 dB) lebih tinggi pada
kelompok ozon dan HBOT (82,4 dan 61,5%) dibandingkan dengan kelompok
dengan terapi satu-satunya dengan kortikosteroid (50,8%).

Tidak jelas apakah ada perbedaan hasil dari waktu timbulnya gejala dan
inisiasi terapi. Almosnino et al. tidak menemukan perbedaan antara kombinasi
HBOT dan ITS vs ITS pada pasien yang gagal terapi steroid konvensional.
Alasan tidak ditemukan perbedaan mungkin karena keterlambatan inisiasi
HBOT (29.1 hari).
Komplikasi
• HBOT diakui sebagai modalitas • Komplikasi umumnya tidak
perawatan yang aman jika tekanan menyebabkan bahaya pada jangka waktu
dijaga lebih rendah dari tiga yang lebih lama.
atmosfer (ATM) dengan sesi yang
berlangsung hingga 2 jam. Sebuah • Sebagian besar pasien mengalami
penelitian yang dilakukan oleh barotrauma sebagai komplikasi setelah
Hadanny pada 2.334 pasien dengan memulai terapi.
total 62.614 sesi hiperbarik
menemukan 406 dari 2334 pasien • Selain itu, diantara komplikasi okular
(17,4%) mengalami satu atau lebih terapi HBO kejadian rabun jauh (miopia)
banyak komplikasi selama sesi telah dilaporkan. Miopia adalah penyakit
sementara pada sekitar 20% orang yang
HBOT dengan keseluruhan insiden diobati dengan HBO. Mata pasien
per sesi 721: 100.000 peristiwa kembali normal secara bertahap selama 3
(0,72%) bulan dari tanggal penyelesaian HBOT

NB: Walaupun telah diketahui bahwa HBOT meningkatkan oksigenasi pada organ target, akan tetapi
mekanisme pasti belum diketahui. Dengan demikian pada ISSHL, apparatus telinga dalam dan
kemampuan mendengar mungkin akan membaik dengan mekanisme ini. Penelitian lebih lanjut,
termasuk pada hewan coba sangat diperlukan untuk memahami aspek molecular dan histopatologikal
HBOT serta studi percobaan klinis acak (randomized control clinical studies) yang mendukung
Kesimpulan
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai