Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL JOURNAL READING

FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2018


UNIVERITAS PATTIMURA

RINITIS ALERGI DAN PRAKTIK THT

Disusun oleh:

Nerissa Alviana Sutantie

2017-84-040

Pembimbing:

dr. Julu Manalu, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
ABSTRAK

 Istilah rinitis alergi menunjukkan adanya peradangan pada


hidung dengan penyebab alergi tertentu.

 Meskipun telah dibuat panduan klinis terbaik untuk


pengelolaan kondisi ini, namun terapi sering tidak
memuaskan pada banyak pasien (penyebab=multifaktor)

 Pemeriksaan hidung dan wajah yang teliti merupakan


pemeriksaan wajib pada pasien, terutama bagi mereka yang
gagal terapi lini pertama untuk rinitis alergi.

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
PENDAHULUAN

 Rinitis alergi (RA) merujuk pada dua area klinis


signifikan yaitu:
Rinitis – Inflamasi membran mukosa hidung
Alergi – Penyebab spesifik rinitis
 RA  penyakit alergi yang paling umum terjadi.
 40% skin prick test positif  30% positif rinitis alergi
 Tujuan  membahas masalah respons tidak memuaskan
terhadap diagnosis dan ketersediaan penanganan yang
adekuat dari pandangan otorhinologik.

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

 Masalah utama dalam praktik THT  diagnosis yang


tidak memadai dan kegagalan pengobatan pada pasien
rinitis alergi.

 Data pendukung prevalensi RA dan fakta bahwa


penderita RA datang pertama kali bukan pada ahli THT,
tatacara diagnostik perlu dievaluasi ulang terutama pada
pasien dengan respon pengobatan tidak adekuat.

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

 Para peniliti Observasi klinis umum yang sangat mudah


dikenali dan cukup spesifik untuk patologi fisik hidung,
terutama sumbatan hidung sebagai gejala yang dominan.

 Hal penting lain Di wajah terdapat banyak tanda dan


gejala lainnya dapat ditemukan dan beberapa kegagalan
dalam penanganan RA, menujukkan ada hubungan
dengan ketidaknormalan, komplikasi dan kondisi hidung
lainnya yang umumnya tidak terdiagnosis.

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

 Para peniliti Observasi klinis umum yang sangat mudah


dikenali dan cukup spesifik untuk patologi fisik hidung,
terutama sumbatan hidung sebagai gejala yang dominan.

 Hal penting lain Di wajah terdapat banyak tanda dan


gejala lainnya dapat ditemukan dan beberapa kegagalan
dalam penanganan RA, menujukkan ada hubungan
dengan komorbiditas, komplikasi dan kondisi hidung
lainnya yang umumnya tidak terdiagnosis.

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

Masalah-masalah terkait sumbatan


hidung

• Pada orangdewasa= pernapasan mulut + hampa


udara
• Pada anak= tanda klinis fase lambat yang relative
• Tanda awal pada rinosinusitis, sama seperti pada
Hipertropi adenoid (dengan atau tanpa hipertrofi
tonsil) dan kurang pada kasus tumor nasal atau
rongga belakang hidung
• Gejala yang signifikan dari gejala deformitas hidung
internal maupun eksternal.

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

 DIAGNOSIS RA

Rinore dan
Gatal pada
Bersin Sumbatan
hidung
Hidung

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

• PEMERIKSAAN PENTING PADA PENANGANAN RA

NON-SPESIFIK

Wajah adenoid/long
Eksema pada wajah
face

Pasien Riwayat
Retraksi bibir
alergi

Garis alergi

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

SPESIFIK

 Sebaiknya pasien yang tergolong dalam red flag sebelum atau sesudah
kegagalan pengobatan perlu pemeriksaan yang lebih menyeluruh termasuk
endoskopi hidung + evaluasi dengan CT scan (diindikasikan).

 Dasar geografis dan tes alergi khusus di tingkat perawatan primer dan
spesialis wajib. Sedangkan pemeriksaan untuk nilai total tes IgE umumnya
terbatas.

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

Gambar 1. ketidaknyamanan pada


hidung yang tidak jelas/ samar-samar;
rinorea anterior dan posterior berat;
kegagalan pada banyak pengobatan RA dan
sinus. Durasi beberapa tahun. (Catatan:
hipertelorisme, ekspansi etmoid dalam orbita,
destruksi tulang sinus ke dalam fossa cranial
anterior)

Gambar 2.
Usia untuk ketidakberhasilan pengobatan
RA pada sumbatan hidung

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

Gambar 3. Retriksi bibir dan dorongan


lidah dengan sumbatan hidung dan
sumbatan jalan napas pada hidung
yang deviasi

Gambar 5. Kolaps katup hidung


sebelah sisi saat bernapas

Gambar 4. Tanda penting pada sumbatan hidung


Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
RINITIS ALERGI - DIAGNOSTIK DAN
PERTIMBANGAN THERAPIUTIK

Gambar 6. Contoh ilustrasi: seorang laki-laki usia 32 tahun. Diagnosis “sinus” selama beberapa tahun,
pada realitas gejala relevana actual adalah sumbatan hidung persisten. Post-nasal discharge, asma.
Riwayat keluarga untuk membuktikan adanya alergi. Total IgE 250 Ku/l. Phadiotop positif. Skin Prick
test multiple positif. Respon rendah terhadap semua obat dan spray, kombinasi berbagai macam obat-
obatan termasuk obat asma dan steroid oral. Obat-obatan Multiple over the counter (OTC).
Catatan: deformitas septum nasal berat + aerasi kompleks dan berat dari struktur dinding nasal lateral +
rinosinusitis kronik. Tidak ada trauma sebelumnya. Red Flag: Deviasi kompleks dari hidung eksternal
harus disarankan untuk masalah struktur hidung dalam.

Friedman RL, Hockman M. Allergic rhinitis and the ENT practice. Current allergy and clinical immunology. March 2015: 28(1).p.28-32
KESIMPULAN

 Peningkatan literatur dan pelatihan pengembangan


profesionalitas, berkelanjutan, respon diperlukan terhadap
pedoman yang memadai berdasarkan diagnosis dan pengobatan
masih belum adekuat untuk pasien dengan penyakit hidung.

 Banyak dalil yang diajukan, tetapi dari sudut pandang praktis


dan rhinologis, masalah diagnostik penyakit hidung telah
dimengerti  mungkin masalah berasal dari sudut pandang
"ketidakpastian pembuktian", jika bukan pada level pribadi,
kemungkinan dari level grup.

 Akhirnya, masalah signifikan yang terkait langsung dengan ini,


berhubungan dengan hasil yang buruk dari operasi hidung di
mana alergi hidung belum didiagnosis dan atau diobati.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai