Anda di halaman 1dari 64

LUKA AKIBAT TEMBAKAN

TUJUAN

• Memahami bagaimana cara mengidentifikasi luka


tembak
• Memahami bagaimana cara menentukan arah
tembakan dengan menganalisis luka tembak
• Mampu membedakan luka tembak masuk dengan
luka tembak keluar
• Mampu memperkirakan kaliber senjata
DEFINISI

• Luka tembak adalah luka yang diakibatkan


oleh terjangan anak peluru ( proyektil ) dengan
atau tanpa disertai terjangan komponen
tembakan lainnya yang keluar dari laras senjata
pada saat penembakan
KOMPONEN YANG KELUAR DARI
LARAS SENJATA BERSAMA
PROYEKTIL

• Bubuk mesiu
• Asap
• Api
KOMPONEN YANG KELUAR SAAT TEMBAKAN

ASAP
BUBUK MESIU
ANAK PELURU

API
LARAS
ANALISA LUKA TEMBAK MASUK.

1. Efek Terjangan Proyektil


• Proyektil adalah komponen yang paling
bertanggungjawab terhadap terjadinya luka tembak
• Terjangan peluru pada permukaan target tembak
membentuk luka tembak masuk
• Prinsipnya, terjangan sebuah proyektil akan membentuk
sebuah luka tembak masuk, yg terdiri atas dua luka,
yaitu lubang proyektil dan zona lecet di sekelilingnya
• Luka tembak masuk mempunyai nilai investigasi tinggi
dibandingkan dengan luka tembak keluar
LUKA TEMBAK MASUK

LUBANG
PROYEKTIL

ZONA ABRASI
Terbentuknya Zona Lecet

• Setelah pelatuk ditarik, proyektil meluncur


meninggalkan moncong laras relatif bergerak
mengikuti garis lurus menuju sasaran/target
• Gerakan mengikuti garis lurus
disebabkan/dipertahankan oleh rotasi proyektil
pada sumbunya yg tercipta karena bagian dalam
laras mempunyai alur berbentuk spiral
• Gerakan rotasi proyektil ini ketika menyentuh
kulit dan jaringan lunak akan menyebabkan
terbentuknya zona lecet
Terbentuknya Lubang Proyektil

• Karena energi kinetik dari proyektil saat


penembakan jauh lebih kuat dibandingkan daya
elastis kulit dan jaringan lunak sekitarnya, maka
proyektil dengan mudah menembusnya membentuk
lubang proyektil
BENTUK ZONA LECET

 Bentuk zona lecet dipengaruhi oleh arah datangnya


tembakan
 Bila proyektil menerjang target secara tegak lurus, maka
akan terbentuk sebuah lubang proyektil dikelilingi zona
lecet berbentuk cincin
 Bila arah terjangan menyamping/miring/oblique, maka
akan terbentuk luka tembak masuk yang terdiri atas
lubang proyektil yang dikelilingi zona lecet berbentuk
oval. Zona lecet ini asimetris, dimana salah satu sisi
lecet yang mengelilingi lubang proyektil lebih lebar
PROYEKTIL DATANG TEGAK LURUS DG TARGET

LUBANG
PROYEKTIL

ZONA ABRASI
(BENTUK CINCIN)
PROYEKTIL DATANG DG ARAH MIRING
( BENTUK OVAL )

LUBANG
PROYEKTIL

ZONE ABRASI
MENILAI ARAH TEMBAKAN

• Sisi zona lecet yang lebih lebar menunjukkan sisi dari


arah mana datangnya proyektil
PROYEKTIL DATANG DG ARAH MIRING

LUBANG PROYEKTIL

ZONA ABRASI
KELIM LEMAK

• Bagian dalam laras senjata api yang terawat dengan


baik akan selalu dilumasi oli, hal ini dapat
menyebabkan permukaan proyektil menjadi
berminyak setelah melewati laras tsb
• Proyektil berminyak ini akan membentuk zona lecet
yang kotor kehitaman yang disebut kelim lemak
PROYEKTIL BERMINYAK MENGENAI TARGET
DG ARAH MIRING

LUBANG
PROYEKTIL

ZONA ABRASI
KEHITAMAN
( KELIM LEMAK )
BENTUK LUKA TEMBAK MENURUT BAGIAN TUBUH

• Sebuah proyektil yang secara tegak lurus menerjang


bagian tubuh yang mempunyai densitas rendah,
seperti perut,menyebabkan luka tembak berbentuk
bulat
• Sedangkan bila menerjang bagian tubuh yang
mempunyai densitas tinggi, seperti pada kepala,
menyebabkan sebagian dari energi kinetik dan gas
panas akan terpantul kembali menyebabkan
terbentuknya luka robek berbentuk bintang/stelata di
sekeliling lubang proyektil
PROYEKTILMENGENAI BAGIAN LUNAK DENGAN
ARAH TEGAK LURUS

LUBANG
PROYEKTIL

ZONA ABRASI
PROYEKTIL TEGAK LURUS MENGENAI DAHI

LUBANG
PROTEKTIL

LASERASI
Luka Tembak Keluar

• Jika proyektil yang menerjang tubuh masih


mempunyai energi dan kecepatan yang cukup, maka
proyektil dapat menembus tubuh, keluar pada sisi yg
berlawanan dengan luka tembak masuk membentuk
luka tembak keluar
• Luka tembak keluar ini tidak memiliki zona lecet,
umumnya lebih lebar, bentuk tak beraturan dan terdiri
dari lubang dan area luka robek
• Bentuk yg demikian itu akibat serpihan tulang ikut
terdorong keluar oleh proyektil
LUKA TEMBAK KELUAR

• MIRIP LUKA
ROBEK
• TAK ADA ZONA
ABRASI
2. EFEK BUBUK MESIU

 Bubuk mesiu memberikan efek bintik-bintik hitam di


sekeliling luka tembak masuk yang dikenal sebagai
kelim tattoage
 Kelim tattoage ini masuk cukup dalam ke dalam jaringan
lunak sehingga tidak dapat hilang saat diusap
 Bubuk mesiu dapat mencapai sasaran penembakan
hingga jarak 60 cm
EFEK BUBUK MESIU

LUBANG
PROYEKTIL

TATOAGE

ZONA ABRASI
3. EFEK ASAP/JELAGA

 Suatu tembakan yang pembakaran mesiunya tak


sempurna akan menghasilkan asap/jelaga
 Jelaga ini hanya menempel pada permukaan target
membentuk kelim jelaga yang mudah hilang dengan
pengusapan
 Jelaga ini dapat mencapai target hingga jarak 30 cm
EFEK ASAP

LUBANG
PROYEKTIL
JELAGA
TATOAGE

ZONA ABRASI
4. EFEK API

 Api/gas panas akan memberi efek luka bakar pada kulit


yang disebut kelim api pada saat penembakan terjadi
 Api dapat mencapai sasaran hingga jarak 15 cm
EFEK API

LUBANG
PROYEKTIL
JELAGA
TATOAGE

ZONA ABRASI
KELIM API
KLASIFIKASI LUKA TEMBAK MASUK

1. LUKA TEMBAK TEMPEL


• Jejas laras terjadi ketika ujung laras senjata
ditempelkan dengan kuat terhadap permukaan target
pada saat penembakan, sehingga terjadi benturan
antara rim ujung senjata dengan target
• Jejas laras ini akan tampak jelas pada luka tembak
tempel pada bagian tubuh yang mempunyai densitas
tinggi, mis. pada kepala
• Luka tembak tempel terdiri dari luka tembak tempel
hard contact dan soft contact
JEJAS LARAS

• Luka tembak tempel biasanya berbentuk bulat


dengan luka lecet berbentuk cincin di sekeliling
lubang proyektil
• Di bagian luar dari luka utama akan ditemukan
jejas laras
• Luka tembak tempel ini akan tampak kotor
kehitaman akibat produk tembakan yang
terdorong masuk ke dalam luka
BENTUK LUKA TEMBAK TEMPEL

• Bentuk luka tembak tempel tergantung dari densitas


jaringan di bawah luka
• Tembakan tempel pada kepala yg memiliki densitas
tinggi akan menghasilkan luka robek tak beraturan
berbentuk stelata yang terkesan kotor akibat efek
pantul energi tembakan dan produknya
• Pada daerah perut yang berdensitas rendah, luka
tembak tempel akan berbentuk bulat dengan atau
tanpa jejas laras di bagian luar luka utama
SKEMA LUKA TEMBAK TEMPEL PADA DAHI

LUBANG
PROYEKTIL
(KESAN KOTOR)

LASERASI
EFEK PANTUL ENERGI TEMBAKAN PADA TEMBAKAN
TEMPEL

• Saat tembakan terjadi, bersamaan dengan


keluarnya peluru muncul pula api/gas panas, bubuk
mesiu, dan asap/jelaga yang masuk ke dalam
target akan membentur jaringan padat, mis tulang,
selanjutnya sebagian akan dipantulkan kembali ke
luar
HARD CONTACT

 Tekanan laras yang kuat pada tembakan tempel akan


menyebabkan kulit membentuk sumbatan di sekeliling
lingkar laras
 Energi dan produk tembakan yang terpantul akan
menerobos dengan hebat jaringan lunak di bawah
sumbatan kulit tersebut, menghasilkan luka robek
ireguler disekeliling luka dengan jejas laras di bagian
luarnya
JEJAS LARAS

LUBANG
PROYEKTIL
( TAMPAK KOTOR )

JEJAS LARAS

ZONA ABRASI
( KEHITAMAN )
Jejas Laras pada luka tembak tempel.
SOFT CONTACT
 Tekanan laras yg ringan tidak akan menghasilkan
sumbatan kulit, sehingga masih mungkin terdapat celah
di sekeliling lingkar laras
 Sehingga efek pantul energi dan produk tembakan akan
menerobos celah yang ada, menyebabkan zona lecet
yang kotor dan kehitaman di sekeliling luka dengan atau
tanpa jejas laras di sekeliling luka utama
LUKE TEMBAK SOFT CONTACT

LUBANG
PROYEKTIL
( TAMPAK KOTOR )

ZONA ABRASI
( KEHITAMAN )
2. LUKA TEMBAK JARAK DEKAT

• Luka tembak jarak dekat terjadi bila di sekeliling luka


tembak masuk hanya terdapat kelim tattoage akibat
bubuk mesiu.
• Jarak jangkau mesiu mencapai sekitar 60 cm
2. LUKA TEMBAK JARAK SANGAT DEKAT

• Terdapatnya kelim jelaga dan kelim api pada luka


tembak masuk menunjukkan jarak tembak yang
sangat dekat
• Jelaga mampu menjangkau sasaran hingga jarak 30
cm
• Api/gas panas mampu menjangkau sasaran hingga
jarak 15 cm
4. LUKA TEMBAK JARAK JAUH

• Luka tembak jarak jauh terjadi jika luka tembak


hanya terdiri dari lubang proyektil yang dikelilingi
zona lecet
• Komponen tembakan penyerta proyektil yang
mempunyai jangkauan terjauh adalah bubuk mesiu,
yaitu sekitar 60 cm
• Maka jarak tembak > 60 cm akan menghasilkan luka
tembak jarak jauh
60 cm

Luka Tembak Tempel Jarak Dekat Jarak Jauh


MEMPERKIRAKAN KALIBER SENJATA API

• Dengan mengukur diameter luka tembak masuk, maka


akan diketahui kaliber senjata
• Rumus: K (kaliber)= Diameter (mm)
25,4
• Misal: diameter lubang luka= 8,128 mm. Maka kaliber
senjata ditransfer ke dalam inci: 8,128 =0,32
25,4
• Kaliber senjata adalah .32
PERLUKAAN AKIBAT LEDAKAN
TUJUAN

• Memahami perlukaan atau kematian akibat suatu


ledakan
TEMPAT LEDAKAN

• Perlukaan atau kematian akibat ledakan dapat


terjadi di lingkungan sipil maupun militer
• Ledakan di lingkungan sipil umumnya terjadi di
kawasan industri, pertambangan ataupun ledakan
pada kawasan industri kimia
MEKANISME PERLUKAAN ATAU KEMATIAN
AKIBAT SUATU LEDAKAN
• Suatu ledakan akan menghasilkan gelombang kejut,
gas panas, bara api, puing/pecahan benda padat
yang beterbangan, serta debu produk ledakan
• Bila gelombang kejut menerjang tubuh saat
ledakan terjadi, akan berakibat kerusakan tubuh
yang parah
• Suatu ledakan terutama akan menyebabkan
kerusakan parah pada jaringan tubuh atau bagian
tubuh yang kaya dengan rongga udara, misalnya
paru-paru
EFEK GELOMBANG KEJUT

• Gelombang kejut dapat melewati jaringan/organ


tubuh yang kepadatannya merata dan homogen,
seperti hati dan otot tanpa menyebabkan
kerusakan
• Sebaliknya, kerusakan hebat akan terjadi pada
paru-paru karena struktur paru yang terdiri atas
alveoli berisi udara, stroma serta vasa, yang
menyebabkan rancang bangun paru-paru tidak
homogen dan kepadatannya tidak merata.
EFEK GELOMBANG KEJUT ( lanjutan )

• Struktur seperti paru-paru ini menyebabkan


energi gelombang kejut yang memasuki udara
alveoli memberikan tekanan retraksi hebat pada
alveoli dan terjadilah destruksi
EFEK DARI PECAHAN BENDA PADAT
• Tubuh rawan mengalami perlukaan akibat pecahan
benda padat seperti bodi dan isi bom, juga dari
benda-benda di sekitar tempat tersebut yang
terlempar akibat ledakan
• Pecahan-pecahan benda ini akan melukai tubuh
dengan efek kinetik yang sama dengan suatu
tembakan senjata api, membentuk luka-luka robek
yang dalam dan kadang-kadang berciri seperti luka
tusuk
• Debu panas dan kotoran akan menerjang tubuh
dengan hebat, menyebabkan luka bakar yang luas
dan kotor
EFEK GAS PANAS

• Luka-luka bakar yang kotor dapat terjadi akibat


gas panas bercampur debu yang menerjang tubuh,
terutama pada bagian yang tidak tertutup pakaian
• Luka bakar juga dapat diakibatkan secara tidak
langsung, yaitu dari benda di sekitar ledakan yang
terbakar yang kemudian menerjang tubuh
BAROTRAUMA
Tujuan:
• Mengetahui Efek Tekanan Atmosfer Sangat
Tinggi dan Sangat Rendah pada Tubuh.
PENDAHULUAN
• Perbedaan tekanan udara tubuh dan lingkungan
misalnya pada saat melakukan penerbangan atau
menyelam dapat membuat respon tubuh berubah.
• Bila tubuh tidak mampu menyeimbangkan tekanan
dengan kondisi di luar tubuh maka akan timbul
trauma yang disebut Barotrauma.
• Trauma akan dialami oleh bagian tubuh yang
memiliki rongga seperti telinga bagian tengah,
sinus, dan paru-paru.
DEFINISI
• Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan
sekuelenya yang terjadi akibat perbedaan antara
tekanan udara (tekan barometrik) di dalam rongga
udara fisiologis dalam tubuh dengan tekanan di
sekitarnya.
ETIOLOGI

• Tubuh manusia mengandung gas dan udara dalam


jumlah yang signifikan. Beberapa diantaranya larut
dalam cairan tubuh.
• Udara sebagai gas bebas juga terdapat di dalam saluran
pencernaan, telinga tengah, dan rongga sinus, yang
volumenya akan bertambah dengan bertambahnya
ketinggian.
• Tiap kenaikan 10 meter tekanan berkurang 1 atmosfer
• Tiap kenaikan 120 meter volume gas yg terperangkap
dalam rongga tubuh bertambah 1%
PATOFISIOLOGI

• TELINGA
- Telinga tengah merupakan suatu rongga tulang dengan
hanya satu penghubung ke dunia luar, yaitu melalui tuba
Eustachii. Ujung tuba di bagian telinga tengah akan
selalu terbuka, karena terdiri dari massa yang
keras/tulang.
- Ujung tuba di bagian pharynx akan selalu tertutup
karena terdiri dari jaringan lunak,yaitu mukosa pharynx
dan hanya akan membuka pada waktu menelan,
menguap, dan saat valsava maneuver.
- Kelainan yg terjadi disebut Barotitis.
• Perbedaan anatomi antara kedua ujung tuba ini
mengakibatkan udara yg melaluinya lebih mudah
mengalir keluar daripada masuk kedalam cavum
tympani. Hal inilah yang menyebabkan kejadian
barotitis lebih banyak dialami pada saat menurun dari
pada saat naik.
• Dengan menurunnya tekanan lingkungan, udara dalam
telinga tengah akan mengembang dan secara pasif
akan keluar melalui tuba eustakius.
• Dengan meningkatnya tekanan lingkungan, udara dalam
telinga tengah dan dalam tuba eustakius menjadi
tertekan. Hal ini cenderung menyebabkan penciutan
tuba eustakius.
• Jika perbedaan tekanan antara rongga telinga tengah
dan lingkungan sekitar menjadi terlalu besar (sekitar 90
sampai 100mmhg), maka bagian kartilaginosa diri tuba
eustakius akan semakin menciut.
• Jika tidak ditambahkan udara melalui tuba eustakius
untuk memulihkan volume telinga tengah, maka struktur-
struktur dalam telinga tengah dan jaringan didekatnya
akan rusak dengan makin bertambahnya perbedaan.
• Mula-mula membrana timpani tertarik kedalam. Retraksi
ini menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah
kecil
• Kadang-kadang tekanan dapat menyebabkan ruptur
membrana timpani.
Gejala-gejala klinik barotrauma telinga

• Gejala descent barotrauma:


-Nyeri (bervariasi) pada telinga yang terpapar.
-Kadang ada bercak darah dihidung atau nasofaring.
-Rasa tersumbat dalam telinga/tuli konduktif.
• Gejala ascent barotrauma:
-Rasa tertekan atau nyeri dalam telinga.
-Vertigo.
-Tinnitus/tuli ringan.
-Barotrauma telinga dalam sebagai komplikasi.
Sinus Paranasalis
• Ada 4 buah sinus pada tubuh kita, tapi yang sering
terganggu adalah 2 buah, yaitu sinus maxilaris dan
sinus frontalis, sedang yang 2 buah lagi, yaitu
sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis jarang
terganggu.
• Kelainan di sinus-sinus ini disebut : Barosinusitis.
• Sinus barotrauma terjadi ketika terjadi
perbedaan tekanan antara udara di dalam sinus
dengan tekanan di luar.
Patofisiologi

• Sinus paranasalis bermuara di rongga hidung. Lubang


muara tersebut relatif sempit. Dinding rongga sinus ini
dilapisi oleh mukosa dan selalu dalam keadaan basah.
• Sewaktu di permukaan laut, tekanan udara di sinus
sama dengan di rongga hidung/di udara luar sekitar
tubuh,
• Ketika kita berada di tempat tinggi (mis naik pesawat),
maka bila kecepatan naik dari pesawat demikian besar,
maka mengingat sempitnya lubang muara sinus itu,
aliran udara yang terjadi tidak akan dapat mencapai
keseimbangan tekanan, berarti tekanan di dalam rongga
sinus lebih tinggi daripada di rongga hidung, dengan
akibat terjadinya penekanan terhadap mukosa sinus.
• Inilah yang mengakibatkan timbulnya rasa sakit dan
inflamasi, yang disebut Barosinusitis.
Penyakit Dekompresi

• Salah satu komplikasi dari barotrauma adalah kolaps


paru.
• Barotrauma yang berefek pada paru adalah trauma pada
paru selama naik ke permukaan air dari kedalaman.
• Pada saat naik ke permukaan air, tekanan atmosfer
turun dan volume di paru meningkat.
• Bila tumpukan udara dalam alveoli tidak dapat di
buangdengan pernapasan normal maka alveoli dapat
pecah ketika naik ke permukaan air.
• Bila alveoli pecah, udara dapat keluar ke cavitas
pleura.
• Beberapa saat kemudian udara dapat menembus
jaringan menyebabkan emphysema subcutaneous
(terlihat gelembung udara di bawah kulit) atau
emphysema mediastinal (udara tertimbun di
jaringan & rongga dada).
• Bila gelembung gas menembus system peredaran
darah dapat menyebabkan emboli ehingga
mengurangi suplai darah ke organ.
RAMPUNG

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai