Anda di halaman 1dari 24

ETIKA PROFESI & ASPEK

PROFESIONALISME
(DOKTER & DOKTER
GIGI)
Etika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia DEPDIKBUD/ 1998, etika adalah:
 Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban
moral.
 Kumpulan atau seperangkat azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
 Nilai yang benar dan salah yang diamati suatu golongan atau masyarakat.
Macam Jenis Etika
 Etika Profesi (dokter, dokter gigi, pengacara, hakim, guru, dosen, wartawan,
dll)
 Etika Akademik (etika penulisan ilmiah, mengajar, kehiduan di kampus, dll)
 Etika pergaulan di masyarakat
 Bioetika (euthanasia, rekayasa genetic, perlakuan terhadap hewan coba)
Etika Profesi Kedokteran
 Etika profesi kedokteran merupakan kesadaran
dan pedoman yang mengatur prinsip-prinsip moral
dan etik dalam melaksanakan kegiatan profesi
kedoteran sehingga mutu dan kualitas profesi tetap
terjaga
 Etika profesi dokter atau dokter gigi adalah kode
etik dokter atau kode etik dokter gigi
 Mengatur etika kepada pasien, masyarakat, diri
sendiri, teman sejawat, dan profesi lainnya
Kode etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI)
Pengertian 
Etika profesi kedokteran yang diterbitkan
oleh Ikatan Dokter Indonesia yang wajib
ditaati dan dilaksakan oleh dokter dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kewajiban Umum
 Pasal 1  Menjunjung tinggi,  Pasal 6  Wajib berhati hati dalam hal apapun
menghayati, dan mengamalkan  Pasal 7  Wajib hanya memberi surat keterangan
sumpah dan atau janji dokter dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
 Pasal 2  Pengambilan keputusan kebenarannya
secara independen, dan  Pasal 8  Memberikan pelayanan secara kompeten
mempertahankan perilaku professional dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya
 Pasal 3  Tidak boleh dipengaruhi  Pasal 9  Jujur keada pasien dan sejawatnya
oleh sesuatu yang mengakibatkan  Pasal 10  Wajib menghormati hak- hak pasien,
hilangnya kebebasan & kemandirian teman sejawat, dan tenaga medis lainnya, serta
profesi wajib menjaga kerahasiaan
 Pasal 4  Tidak boleh memuji diri  Pasal 11  wajib mengingatkan dirinya untuk
sendiri melindungi setiap insan
 Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasihat  Pasal 12  Memperhatikan seluruh aspek
pelayanan kesehatan
dokter yang mungkin melemahkan
daya tahan psikis maupun sik, wajib  Pasal 13  Wajib saling menghormai jika berkerja
memperoleh persetujuan pasien/ sama dengan para pejabat di sektoral
keluarganya dan hanya diberikan
Kewajiban Dokter Kepada Pasien
 Pasal 14  Wajib bersikap tulus
ikhlas dan mempergunakan seluruh
keilmuan dan keterampilannya
untuk kepentingan pasien
 Pasal 15  Wajib memberikan
kesempatan keada pasien agar
dapat berinteraksi dengan keluarga
dan penasihatnya
 Pasal 16  Wajib merahasiakan
segala sesuatu yg diketahui dari
pasiennya
 Pasal 17  Wajib melakukan
tindakan darurat
Kewajiban Dokter Terhadap Teman
Sejawat
 Pasal 18  Memperlakukan teman
sejawatnya seperti dirinya sendiri
 Pasal 19  Dokter tidak boleh
mengambil alih pasien sejawat,
kecuali dengan persetujuan
keduanya atau berdasarkan
prosedur yang etis
Kewajiban Dokter Terhadap Diri
Sendiri
 Pasal 20  Wajib memelihara
kesehatannya
 Pasal 21  Wajib senantiasa
mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
kedokteran/kesehatan
Kode Etik Dokter Gigi
(KODEKGI)
Kewajiban Umum
 Pasal 1  wajib menghayati,  Pasal 6  wajib menjaga
mentaati dan mengamalkan Sumpah kehormatan, kesusilaan,integritas
/ Janji. dan martabat profesi dokter gigi
• Pasal 2  wajib menjunjung tinggi  Pasal 7  Dokter Gigi di Indonesia
norma-normakehidupan yang luhur berkewajiban untuk mencegah
dalam menjalankan profesinya. terjadinya infeksi silang yang
• Pasal 3  menjalankan profesinya membahayakan pasien, staf dan
Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh masyarakat.
dipengaruhi oleh pertimbangan  Pasal 8  wajib menjalin kerja
untuk mencari keuntungan pribadi sama yang baik dengantenaga
 Pasal 4  harus memberi kesan dan kesehatan lainnya.
keterangan atau pendapat yang  pasal 9  wajib bertindak sebagai
dapat dipertanggungjawabkan.
motivator, pendidik dan
 Pasal 5  tidak diperkenankan pemberipelayanan kesehatan
menjaring pasien secarapribadi , (promotif, preventif, kuratif dan
melalui pasien atau agen. rehabilitatif)
Kewajiban Dokter Gigi Terhadap
Pasien
 Pasal 10  wajib menghormati hak
pasien untuk menentukan pilihan
perawatan dan rahasianya.
 Pasal 11  wajib melindungi
pasien dari kerugian.
 Pasal 12  wajib mengutamakan
kepentingan pasien.
 Pasal 13  wajib memperlakukan
pasien secara adil.
 Pasal 14  wajib menyimpan,
menjaga dan merahasiakan Rekam
Medik Pasien.
Kewajiban Dokter Gigi Terhadap
Teman Sejawat
 Pasal 15  harus memperlakukan  Pasal 18  apabila berhalangan
teman sejawatnya sebagaimana ia melaksanakan praktik, harus
sendiri ingin diperlakukan. membuat pemberitahuan atau
menunjuk pengganti sesuai
 Pasal 16  apabila mengetahui
denganaturan yang berlaku.
pasien sedang dirawat dokter gigi
lain tidak dibenarkan mengambil  Pasal 19  memberi nasihat
alih pasien tersebut tanpa kepada teman sejawat
persetujuan dokter gigi lain yangdiketahui berpraktik di bawah
tersebut kecuali pasien pengaruh alkohol atau obat
menyatakan pilihanlain. terlarang
 Pasal 17  dapat menolong pasien
yang dalam keadaan darurat
dansedang dirawat oleh dokter gigi
lain
Kewajiban Dokter Gigi Terhadap
Diri Sendiri
 Pasal 20  wajib  Pasal 23  wajib menjaga
mempertahankan dan kesehatannya supaya
meningkatkanmartabat dirinya. dapatbekerja dengan optimal.
 Pasal 21  wajib mengikuti secara
aktif perkembangan etika, ilmu
pengetahuan dan teknologi
khususnya di bidang kedokteran
gigi
 Pasal 22  tidak boleh
menyelenggarakan kegiatan
pendidikan danpelatihan
kedokteran gigi tanpa izin dari
Organisasi Profesi.
Contoh Kasus 1
 Pada kasus ini melanggar Kode Etik
Kedokteran Indonesia (KODEKI) pasal
6 “Setiap dokter wajib senantiasa
berhati hati dalam mengumumkan
atau menerapkan setiap penemuan
teknik atau pengobatan baru yang
belum diuji kebenarannya dan
terhadap hal-hal yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat”
 Karena setiap temuan hasil penelitian
akademis yang akan diterapkan pada
pasien harus melalui serangkaian uji
hingga sesuai dengan standar profesi
kedokteran.
Contoh Kasus 2
Kronologi :
 Tim dokter tidak menyampaikan pada keluarga, kemungkinan terburuk
serta tidak melakukan pemeriksaan penunjang  Hal ini bertentangan
dengan kewajiban dokter terhadap pasien pada pasal 15 yang
menjelaskan bahwa dokter wajib memberikan kesempatan kepada
pasien agar dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya
 Tim dokter tidak memiliki surat izin praktik yang diterbitkan oleh dinas
oleh dinas kesehatan  Hal ini bertentangan dengan kewajiban umum
seorang dokter yang dijelaskan pada pasal 2 yang menjelaskan
mempertahankan perilaku profesional
 Memalsukan surat yang dapat menimbulkan suatu hak, perikatan, atau
pembebasan utang, atau diperuntukan sebagai bukti dari suatu hal 
Hal ini juga bertentangan dengan sumpah atau janji seorang dokter, jika
seorang dokter terancam tidak memergunakan pengetahuan kedokteran Sumber : liputan6.com pada 28 Nov 2013
untuk sesuatu yang bertentangan dengan hokum perikemanusiaan
Contoh Kasus 3
 Pada kasus ini seorang dokter
tidak melaksanakan kewajibannya
terhadap teman sejawatnya. Karen
di pasal 18 menjelaskan bahwa
dokter memperlakukan teman
sejawatnya seperti dirinya sendiri

Sumber : detikhealth.com pada 9 Sep 2020


Contoh kasus 4
 Kronologi : seorang pria Belanda yang
dijuluki “dokter gigi horror” terbukti
bersalah tealh sengaja melukai para
pasiennya, dan membuat sedikitnya 50
dari mereka mengalami patah tulang
rahang, abses dan infeksi pada mulut
saati praktik di kota kecil Chateau-
Chinon di prancis tahun 2009-2012
 Pada kasus ini telah melanggar
kewajiban seorang dokter gigi dalam
pasal 11 yang menjelaskan bahwa
seorang dokter gigi wajib melindungi
pasien dari kerugian
Sumber : CNN Indonesia
Pelanggaran
Kode Etik
Profesi
Penyebab Pelanggaran Kode Etik
Profesi
 Pengaruh sifat kekeluargaan
 Pengaruh jabatan
 Masih melemahnya penegakan hokum di Indonesia
 Tidak berjalannya control dan peengawasan dari masyarakat
 Organisasi profesi tidak dilengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan
 Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi
karena bentuk pelayanan sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri
Sanksi
 Moral
 Dikeluarkan dari organisasi
Aspek Profesionalisme
 Pengetahuan
 Keterampilan
 Behaviour
Daftar Pustaka
 Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. 2004. Kode Etik Kedokteran
Indonesia.
 Jakarta ; Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
 Hanafiah M.J dan Amir A. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan,
edisi ke 4. Jakarta ; EGC.
 Soesetijo, FX A. 2010. Etika, Moral dan Bioetik. Jember ; Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai