Kode Etik Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2012
KODEKI
• Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
• Diatur & diawasi oleh Majelis Kehormatan dan Etik
Kedokteran (MKEK)
• Sejarah :
– KODEKI sebelumnya disusun tahun 2001 disahkan IDI tahun
2002; belum menampung substansi profesionalisme dokter &
keselamatan pasien sebagaimana tersirat dalam :
• UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
• UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• UU nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
• UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS),
– Revisi tahun 2012
Kode Etik Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
Bioetika
4 prinsip dasar bioetika :
• Nonmaleficence tidak merugikan
• Beneficence berbuat baik
• Menghormati otonomi
• Justice keadilan
Kode Etik Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2012
Pasal 6 (Bijak Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam
Dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau
Penemuan pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap
Baru) hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7 Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan
(Keterangan Dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pendapat Yang
Valid)
Pasal 8 Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya,
(Profesionalism) memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan
teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9 Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan
(Kejujuran Dan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan
Kebajikan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki
Sejawat) kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan.
Kode Etik Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2012
Pasal 10 Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman
(Penghormatan sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib
Hak-hak Pasien Dan menjaga kepercayaan pasien.
Sejawat)
Pasal 11 (Pelindung Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya
Kehidupan) melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12 (Pelayanan Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib
Kesehatan Holistik) memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan
(promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ), baik sik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha
menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13 Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas
(Kerjasama) sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan
masyarakat, wajib saling menghormati.
Kode Etik Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2012
Kewajiban Dokter Terhadap Pasien
Pasal 14 Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan
(Konsul Dan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien,
Rujukan) yg ketika ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib
merujuk pasien kpd dokter yg mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15 Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar
(Kebebasan senantiasa dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya,
Beribadat Dan termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah
Lain-lain) pribadi lainnya.
Pasal 16 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
(Rahasia diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien
Jabatan) itu meninggal dunia.
Pasal 17 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu
(Pertolongan wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain
Darurat) bersedia dan mampu memberikannya.
Kode Etik Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2012
Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat
Pasal 18 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
(Menjunjung sendiri ingin diperlakukan.
Tinggi
Kesejawatan)
Pasal 19 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman
(Pindah sejawat,
Pengobatan) kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur
yang etis.
Kode Etik Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2012
Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri
Pasal 20 Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya
(Menjaga dapat bekerja dengan baik.
Kesehatan)
Pasal 21 Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
(Perkembangan pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.
Ilmu Dan
Teknologi
Kedokteran)
Kode Etik Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2012
Rekam Medis
• Diatur dalam:
– UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
• BAB VII Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
– BAB Ketiga Pemberian Pelayanan
» Paragraf 3 Rekam Medis
• Pasal 46, 47
– Permenkes No. 269 tahun 2008
• BAB I Ketentuan Umum
• BAB II Jenis dan Isi Rekam Medis
• BAB III Tata Cara Penyelenggaraan
• BAB IV Penyimpanan, Pemusnahan, dan Kerahasiaan
• BAB V Kepemilikan, Pemanfaatan, dan Tanggung Jawab
• BAB VI Pengorganisasian
• BAB VII, BAB VIII, BAB IX
a. UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 46
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus segera dilengkapi setelah pasien
selesai menerima pelayanan kesehatan.
3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi
nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan.
a. UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 47
1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana
pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis
merupakan milik pasien.
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau
dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Menteri.
b. Permenkes No. 269 tahun 2008
Definisi (BAB 1 Pasal 1)
Rekam medis adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
b. Permenkes No. 269 tahun 2008 (2)
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum. Jakarta; 2008.
Pedoman :
• Pasal 7 KODEKI
” Seorang dokter wajib hanya memberi surat
keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya.”
• Pasal 16 KODEKI
“Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.”
• Paragraf 4, pasal 48 UU No.29/2004 tentang Praktek
Kedokteran
Untuk Nikah
• Selain pemeriksaan medis, dokter juga harus
memberikan edukasi reproduksi & pendidikan seks
kepada pasangan calon suami-istri