Anda di halaman 1dari 32

PRINSIP DASAR ETIKA

KEDOKTERAN
DR . YA N DR I N A L DI , M H, M K M .
BAG I A N E T I KA KE DOT ERAN UN SWAGATI
CI R E BON 2 0 1 9
Materi pembahasan
1. Standar nilai yang luhur dalam praktek
kedokteran
2. Prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik
kedokteran Indonesia
3. Dilema etik yang terjadi pada pelayanan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
Pendahuluan
POLA HUBUNGAN DOKTER/NAKES DENGAN PASIEN

Hubungan paternalistik dengan prinsip father knows best


Kedudukan pasien tdk sederajat dengan dokter/nakes
Kedudukan dokter/nakes dianggap lebih tinggi oleh
pasien, peranannya lebih penting dalam upaya
penyembuhan
Pasien nasib sepenuhnya kepada dokter/nakes
Horisontal kontraktual
Dokter dan pasien sama-sama subjek hukum
mempunyai kedudukan yang sama
Didasarkan pada sikap saling percaya
Mempunyai hak dan kewajiban yang
menimbulkan tanggung jawab baik perdata
atau pidana
Prinsip etika & Perilaku

1. Kejujuran (Honesty)
2. Memegang prinsip (Integrity)
3. Memelihara janji (Promise Keeping)
4. Kesetiaan (Fidelity)
5. Kewajaran (Fairness)
6. Suka membantu orang lain (Caring for other)
7. Hormat kepada orang lain (Respect for other)
8. Warga negara yang bertanggung jawab (Responbility citizenship)
9. Mengejar keunggulan (pursuit of excellence)
10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)
Standar nilai dalam praktek kedokteran
1. Otonomi (Autonomy), didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
2. Berbuat baik (Beneficience), hanya melakukan sesuatu yang baik.
3. Keadilan (Justice), menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience), tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
5. Kejujuran (Veracity), Berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,
dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya
selama menjalani perawatan.
6. Menepati janji (Fidelity), menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain.
7. Karahasiaan (Confidentiality), Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasinya.
Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. (Geoffry hunt. 1994)
EMPAT PRINSIP ETIK PROFESI DOKTER

Beneficence / Kemanfaatan
Non maleficence / Tidak mencederai
Autonomy / Menghormati otonomi orang
Justice / Bertindak adil
Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga
harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan
bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien.
Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah
positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk.
Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Mengutamakan Alturisme (perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri)
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan
Memberi suatu resep
Non-malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri.
Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.
Non-malficence mempunyai ciri-ciri:
Menolong pasien emergensi
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien
Tidak memandang pasien sebagai objek
Melindungi pasien dari serangan
Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
Justice

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan


sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan
kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap
dokter terhadap pasiennya.
Justice mempunyai ciri-ciri :
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak hukum pasien
Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia.


Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan
nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat
keputusan sendiri.
Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan
membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
Autonomy mempunyai ciri-ciri:
Menghargai hak menentukan nasib sendiri
Berterus terang menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Melaksanakan Informed Consent
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Kode Etik Kedokteran Indonesia merupakan pedoman bagi dokter Indonesia
anggota IDI dalam melaksanakan praktek kedokteran. Kode etik ini tertuang
dalam SK PB IDI no 221/PB/A.4/04/2002 tanggal 19 April 2002 tentang
penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia.

Kode Etik Kedokteran Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1969 dalam
Musyawarah Kerja Susila Kedokteran Indonesia. Sebagai bahan rujukan yang
dipergunakan pada saat itu adalah Kode Etik Kedokteran Internasional yang
telah disempurnakan pada tahun 1968 melalui Muktamar Ikatan Dokter Sedunia
ke 22, yang kemudian disempurnakan lagi pada MuKerNas IDI XIII, tahun 1983.
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1: Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
dan atau janji dokter.
Pasal 2 : Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional
secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang
tertinggi.
Pasal 3 : Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian
profesi.
Pasal 4 : Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
diri .
Pasal 5 : Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/keluarganya dan hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Lanjutan….
Pasal 6 : Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau
menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.
Pasal 7 : Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat
yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8 : Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,
disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat
manusia.
Pasal 9 : Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien
dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Lanjutan…..
Pasal 10 : Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman
sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan
pasien.
Pasal 11 : Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya
melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12 : Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib
memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif ), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural
pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13 : Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas
sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib
saling menghormati.
Lanjutan…..
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14 : Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan
dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk
pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15 : Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat
berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16 : Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17 : Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
Lanjutan….
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 18 : Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 19 : Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI


Pasal 20 : Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.
Pasal 21 : Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan.
DILEMA ETIK YANG TERJADI PADA PELAYANAN
KESEHATAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
DILEMA ETIK :
Adalah situasi yang dihadapi seorang dokter, dimana
dokter diperhadapkan kepada pengambilan
keputusan yang baik mengenai tindakan yang layak
yang harus dilakukan kepada pasien.
(Arens dan Loebbecke, 1991: 77).
Timbulnya Dilema Etik
• Kebijakan makro pemerintah/pemerintah daerah/badan
kesehatan atau terkait kesehatan tingkat dunia atau
akibat kebijakan mikro oleh lembaga fasilitas pelayanan
kesehatan.
• Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
• Perubahan perilaku manusia.
• Perubahan kebijakan ekonomi
Pendekatan manusia yang sedang
mengalami dilema
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan sikap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat.
Dilema etik pelayanan
kesehatan dan keluarga

Etika Klinis

• indikasi medis,
• prefensi pasien,
• kualitas hidup pasien,
• faktor kontekstual lain
Dilema etik pelayanan
masyarakat

Etika Rumah sakit


dan universitas

Etika
Biomedis/Bioetika

• Hubungan dengan industri farmasi,


• Pemberian referral fee,
• Pemasangan iklan,
• Penundaan pemulangan pasien karena belum melunasi biaya perawatan,
• Over utilization alat canggih
• Under treatment untuk pasien tak mampu
• Menolak pasien dalam keadaan ”terminal” untuk menurunkan ”mortality rate”
• Penghentian ventilator pada pasien gagal nafas
Tantangan Profesi Kedokteran
1. Pelayanan kedokteran  komoditas dagang  Dokter menjadi objek sentral dari perusahaan
farmasi dan perusahaan profit untuk tujuan komersial, mempromosikan obat, difasilitasi
untuk mengikuti seminar, sokongan dana dan beberapa keuntungan lain  mengancam
etika profesi apabila kompromi tersebut tidak untuk kepentingan pasien
2. Penyedia layanan kesehatan  industri kesehatan yang melibatkan banyak pihak
3. Perkembangan ini akibat kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran dan meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan
4. jika profesi dokter menelan mentah2 nilai industri seperti efisiensi dan minimalisasi
pengeluaran dengan mengabaikan kepentingan pasien  erosi profesionalisme
Contoh kasus : Bimanesh Diduga Lakukan
Pelanggaran Kode Etik Kedokteran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Bimanesh Sutarjo diduga melanggar kode etik profesi kedokteran. Pelanggaran
kode etik disinyalir dilakukan saat menangani terdakwa kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP, Setya Novanto.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (Sekjen PB IDI), Adib Khumaedi, mengatakan proses
pengusutan terhadap adanya dugaan pelanggaran kode etik itu dilakukan setelah menerima laporan dari sejumlah pihak.
"Kami mendapatkan laporan apakah terindikasi ada pelanggaran kode etik. Maka di dalam proses di majelis kehormatan
etik, kami sudah lakukan terkait kasus ini," tutur Adib, kepada wartawan, Rabu (10/1/2018).
Apabila dari proses itu ditemukan pelanggaran, dia menegaskan, akan memberikan sanksi sesuai ketentuan di organisasi
profesi kedokteran kepada yang bersangkutan.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan mengumumkan dua tersangka di kasus dugaan tindak pidana
menghalangi penyidikan perkara e-KTP pada Setya Novanto.
Kedua tersangka itu yakni Fredrich Yunadi, pengacara danBimanesh Sutarjo, dokter di RS Medika Permata Hijau.
Mereka disangkakan melanggar Pasal 21 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No 20 tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Contoh kasus : Polisi tetapkan dokter RD
tersangka kasus aborsi
Cilacap (ANTARA News) - Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Cilacap Jawa Tengah menetapkan dokter RD
sebagai tersangka kasus dugaan praktik aborsi.
"Sudah menjadi tersangka. Sementara tersangkanya ada lima orang, perempuannya masih satu, mungkin nanti
berkembang," kata Kepala Satreskrim Polres Cilacap Ajun Komisaris Polisi Guntur Saputra di Cilacap.
Terkait kasus tersebut, polisi tengah membuka septic tank di rumah dokter RD yang diduga sebagai tempat
pembuangan hasil kejahatan aborsi.
Dia mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan hasil temuan tim forensik yang berada di lokasi septic tank.
"Saat ini belum ada laporan karena masih berlanjut. Nanti dokter (dokter dari Kedokteran Kepolisian Polres Cilacap)
akan melaporkan ke saya data secara lengkap," katanya.
Menurut Guntur, kasus tersebut terungkap berkat laporan dari masyarakat dan saksi pelaku yang telah diamankan
polisi. Saksi pelaku mengaku baru selesai menggugurkan kandungan di rumah sekaligus tempat praktik dokter RD.
Menurut informasi yang beredar, dokter RD diduga telah lama melakukan praktik aborsi.
Bahkan saat ia masih praktik di Jalan Anggrek Cilacap sekitar tahun 2005, polisi sempat melakukan penggeledahan
di tempat praktiknya.
(KR-SMT)
CONTOH KASUS
SEORANG LAKI-LAKI, 40 TAHUN MENIKAH MEMILIKI
ANAK 2 ORANG YANG MULAI REMAJA, PEKERJAAN
STAFF DISEBUAH PERUSAHAAN. SUATU HARI
MENGALAMI SERANGAN JANTUNG DAN DIRAWAT DI
ICU DI RS KOTA CIREBON, IA DIDIAGNOSA INFARK
JANTUNG AKUT AKIBAT PENYUMBATAN PEMBULUH
DARAH KORONER.
APA MASALAH ETIKA PADA PASIEN TERSEBUT?
Contoh Kasus

Seorang pasien datang ke dokter spesialis penyakit dalam dengan


keluhan adanya benjolan di leher, pasien diobati selama 3 bulan
akan tetapi tidak ada perubahan, kemudian pasien dirujuk ke
dokter spesialis bedah. Dokter bedah tersebut mengatakan ke
pasien bahwa benjolan tersebut harus dioperasi
Contoh kasus
Seorang laki-laki 25 tahun datang dokter umum di daerah
pedalaman dengan keluhan nyeri perut kanan bawah, dokter
mendiagnosa appendicitis (radang usus buntu) dan pasien harus
dioperasi. Akhirnya dokter umum tersebut melakukan operasi
pengangkatan usus buntu
DAFTAR PUSTAKA
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai