Anda di halaman 1dari 83

Karakter dokter

profesional sebagai
kontrak sosial
Oleh:

dr. Prima Maharani


Putri, MH.

Profesi (Profess)
Janjiuntuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus
secara tetap/permanen.
De George: pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan
yang mengandalkan suatu keahlian.
KBBI: bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian
(ketrampilan, kejuruan, dsb)
tertentu

Profesi
bidang

pekerjaan untuk
menghasilkan nafkah hidup
yang membutuhkan
pelatihan, penguasaan, dan
pendidikan terhadap keahlian
atau keterampilan tertentu
serta pekerjaan tersebut
memiliki komitmen/janji yang
harus dipenuhi

Untuk

mendapat pekerjaan sebagai


dokter atau berprofesi sebagai
dokter, maka orang tersebut harus
memiliki pendidikan dalam bidang
kedokteran. Dia harus melewati
proses pelatihan dan pendidikan
untuk menjadi seorang dokter
sampai lembaga yang melatihnya
menyatakan dia telah lulus sebagai
dokter dan memiliki izin praktek.

Profesionalisme
sesuatu yang harus ada dalam diri
professional, yaitu mutu, kualitas
dan tindak tanduk sehingga dapat
memenuhi strandar kerja, moral dan
etika yang ada dalam pekerjaan
tersebut

Etik Profesi Kedokteran


serangkaian norma-norma ideal yang diharapkan
dari seorang dokter
1800 tahun SM Code of Hammurabi dan Code
of Hittites,
460-370 tahun SM sumpah dokter (sumpah
Hippocrates) kewajiban-kewajiban dokter
dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam
code of conduct bagi dokter.
World Medical Association dalam Deklarasi
Geneva pada tahun 1968 menelorkan sumpah
dokter (dunia) dan Kode Etik Kedokteran
Internasional.
Kode Etik Kedokteran Internasional:
kewajiban umum,
kewajiban terhadap pasien,
kewajiban terhadap sesama ,
kewajiban terhadap diri sendiri

Kode

etik kumpulan terpilih etika


profesi yang dianggap masih cocok
dengan situasi praktik kedokteran
suatu negara dan diformulasikan
menjadi dokumen tertulis
Khusus untuk profesi kedokteran di
Indonesia Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKI)

praktek kedokteran:
KODEKI
prinsip-prinsip moral kedokteran
arahan dalam membuat keputusan dan
bertindak,
arahan dalam menilai baik-buruknya
atau benar-salahnya suatu keputusan
atau tindakan medis dilihat dari segi
moral etika biomedis.
sikap etis dan profesional dokter
meminimalisir nilai materialisme yg
dianut masyarakat

Etika

kedokteran: bidang medis dan


profesi kedokteran saja (hubungan dokter
dg pasien, keluarga, masyarakat, dan
teman sejawat).
Bioetika: isu-isu sosial, agama, ekonomi,
dan hukum bahkan politikbidang medis
(abortus, euthanasia, transplantasi
organ, teknologi reproduksi butan, dan
rekayasa genetik), masalah kesehatan,
faktor budaya dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas
penyembuhan tradisional, lingkungan
kerja, demografi, dan sebagainya

4 kaidah dasar moral (kaidah dasar


etika kedokteran atau bioetika),
antara lain:
Beneficence
Non-malficence
Justice
Autonomy

1. Beneficence
perlakuan yang terbaik bagi pasien.
menyediakan kemudahan dan kesenangan
kepada pasien dg memaksimalisasi akibat
baik daripada hal yang buruk.
Ciri-ciri:
Mengutamakan Alturisme
Menguntungkan pasien+keluarga
Mengusahakan agar
kebaikan>>keburukannya
Memaksimalisasi hak-hak pasien
Golden Rule Principle (melakukan hal baik)
Memberi suatu resep

2. Non-malficence
tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih
pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri.
ciri-ciri:
Menolong pasien emergensi
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien
Tidak memandang pasien sebagai
objek
Tidak membahayakan pasien karena
kelalaian

3. Justice
sama rata dan adil terhadap pasien
ciri-ciri :
Memberlakukan segala sesuatu
secara universal
Mengambil porsi terakhir dari
proses membagi yang telah ia
lakukan
Menghargai hak-hak pasien

4. Autonomy
menghormati martabat manusia.
pasien diberi hak untuk berfikir
secara logis dan membuat
keputusan sendiri.
ciri-ciri:
Menghargai hak menentukan nasib
sendiri
Berterus terang menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Melaksanakan Informed Consent

Kode

Etik Kedokteran Indonesia


mengacu kepada Kode Etik
Kedokteran Internasional.
Indonesia (IDI) menetapkan kode etik
kedokterannya pada tahun 1969
Dari semua kode etik yang ditetapkan
oleh masing-masing organisasi profesi
kedokteran pada dasarnya selalu
mengutamakan kepentingan pasien
dan kemanusiaan di atas kepentingan
pribadi/profesi

Pendidikan etik kedokteran: sjk thn I


pendidikan kedokteran etik profesi dan
prinsip moral kedokterantools dalam
membuat keputusan etik, memberikan
banyak latihan, dan lebih banyak
dipaparkan dalam berbagai situasi-kondisi
etik-klinik tertentu (clinical ethics) cara
berpikir etis bagian pertimbangan dari
pembuatan keputusan medis sehari-hari.
pendidikan etik BELUM TENTU dapat
mengubah perilaku etis seseorang,
terutama apabila teladan yang diberikan
para seniornya bertolak belakang dengan
situasi ideal dalam pendidikan.

sistem pengawasan dan penilaian


pelaksanaan etik profesi IDI:
lembaga kepengurusan pusat,
wilayah dan cabang, serta
lembaga MKEK
tingkat pusat, wilayah dan cabang
Komite Medis dengan Panitia Etik
tingkat sarana kesehatan (rumah sakit)
mengawasi pelaksanaan etik dan
standar profesi di rumah sakit.
Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit
(Makersi)
di tingkat perhimpunan rumah sakit

Pelanggaran norma etik sanksi moral


bagi pelanggarnya
pelanggaran etik profesi MKEK
sanksi disiplin profesi:
peringatan
kewajiban menjalani pendidikan /
pelatihan tertentu (bila akibat kurang
kompeten)
pencabutan haknya berpraktik profesi
Sanksi tersebut diberikan oleh MKEK
setelah dalam rapat/sidangnya
dibuktikan bahwa dokter tersebut
melanggar etik (profesi) kedokteran.

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran


Dugaan pelanggaran etika kedokteran
(tanpa melanggar norma hukum) oleh
doktersidang MKEK IDI untuk dimintai
pertanggung-jawaban (etik dan disiplin
profesi)nyamempertahankan
akuntabilitas, profesionalisme dan
keluhuran profesi
Mrpkn satu-satunya majelis profesi
yang menyidangkan kasus dugaan
pelanggaran etik dan/atau disiplin
profesi di kalangan kedokteran

Majelis Kehormatan Disiplin


Kedokteran Indonesia (MKDKI)
menyidangkan dugaan pelanggaran
disiplin profesi kedokteran.
Tujuan: menegakkan disiplin dokter /
dokter gigi dalam penyelenggaraan
praktik kedokteran
Domain atau yurisdiksi MKDKI adalah
disiplin profesi, yaitu permasalahan
yang timbul sebagai akibat dari
pelanggaran seorang profesional atas
peraturan internal profesinya, yang
menyimpangi apa yang diharapkan akan
dilakukan oleh orang (profesional) dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang ratarata
pelanggaran etika MKDKI MKEK.

Proses

persidangan etik dan disiplin profesi


dilakukan terpisah dari proses persidangan
gugatan perdata atau tuntutan pidana oleh
karena domain dan jurisdiksinya berbeda.
Persidangan etik dan disiplin profesi
dilakukan oleh MKEK IDI, sedangkan gugatan
perdata dan tuntutan pidana dilaksanakan di
lembaga pengadilan di lingkungan peradilan
umum.
Dokter tersangka pelaku pelanggaran
standar profesi (kasus kelalaian medik)
dapat diperiksa oleh MKEK, dapat pula
diperiksa di pengadilan tanpa adanya
keharusan saling berhubungan di antara
keduanya.
Seseorang yang telah diputus melanggar
etik oleh MKEK belum tentu dinyatakan
bersalah oleh pengadilan, demikian pula
sebaliknya.

Persidangan

MKEK bersifat
inkuisitorial khas profesi, yaitu Majelis
(ketua dan anggota) bersikap aktif
melakukan pemeriksaan, tanpa
adanya badan atau perorangan
sebagai penuntut.
Persidangan MKEK secara formiel
tidak menggunakan sistem
pembuktian sebagaimana lazimnya
di dalam hukum acara pidana
ataupun perdata, namun demikian
tetap berupaya melakukan
pembuktian mendekati ketentuanketentuan pembuktian yang lazim.

Dalam melakukan pemeriksaannya,


Majelis berwenang memperoleh :
1. Keterangan, baik lisan maupun
tertulis (affidavit), langsung dari pihakpihak terkait (pengadu, teradu, pihak
lain yang terkait) dan peer-group / para
ahli di bidangnya yang dibutuhkan
2. Dokumen yang terkait, seperti bukti
kompetensi dalam bentuk berbagai
ijasah/ brevet dan pengalaman, bukti
keanggotaan profesi, bukti kewenangan
berupa Surat Ijin Praktek Tenaga Medis,
Perijinan rumah sakit tempat kejadian,
bukti hubungan dokter dengan rumah
sakit, hospital bylaws, SOP dan SPM
setempat, rekam medis, dan surat-surat
lain yang berkaitan dengan kasusnya.

persidangan

majelis etik dan


disiplinputusan berdasarkan
bukti-bukti yang dianggap cukup
kuat
Banyak ahli menyatakan bahwa
tingkat kepastian pada perkara etik
dan disiplin bergantung kepada
sifat masalah yang diajukan
Semakin serius dugaan
pelanggaran yang dilakukan
semakin tinggi tingkat kepastian
yang dibutuhkan

Putusan

MKEK tidak ditujukan untuk kepentingan


peradilantidak dapat dipergunakan sebagai
bukti di pengadilan, kecuali atas perintah
pengadilan dalam bentuk permintaan
keterangan ahli.
Salah seorang anggota MKEK dapat memberikan
kesaksian ahli di pemeriksaan penyidik,
kejaksaan ataupun di persidangan, menjelaskan
tentang jalannya persidangan dan putusan
MKEK. Hakim pengadilan tidak terikat untuk
sepaham dengan putusan MKEK.
Eksekusi Putusan MKEK Wilayah dilaksanakan
oleh Pengurus IDI Wilayah dan/atau Pengurus
Cabang Perhimpunan Profesi yang bersangkutan.
Eksekusi SIP diserahkan kepada Dinas Kesehatan
setempat

Sikap etis profesional


bekerja sesuai standar,
melaksanakan advokasi,
menjamin keselamatan pasien,
menghormati terhadap hak-hak pasien.
Kriteria perilaku profesional :
bertindak sesuai keahlian dan didukung oleh
keterampilan,
bermoral tinggi,
memegang teguh etika profesi,
menyadari ketentuan hukum yang membatasi gerak.
Keadaan menjadi semakin sulit sejak para ahli hukum
menganggap bahwa standar prosedur dan standar
pelayanan medis dianggap sebagai domain hukum,
padahal selama ini profesi menganggap bahwa
memenuhi standar profesi adalah bagian dari sikap
etis dan sikap profesional
pelanggaran standar profesi dapat dinilai sebagai
pelanggaran etik dan juga sekaligus pelanggaran
hukum.

peningkatan ketidakpuasan pasien akibat


dari
(a)semakin tinggi pendidikan rata-rata
masyarakat sehingga membuat mereka
lebih tahu tentang haknya dan lebih
asertif,
(b)semakin tingginya harapan masyarakat
kepada layanan kedokteran sebagai hasil
dari luasnya arus informasi,
(c)komersialisasi dan tingginya biaya
layanan kedokteran dan kesehatan
sehingga masyarakat semakin tidak
toleran terhadap layanan yang tidak
sempurna, dan
(d)provokasi oleh ahli hukum dan oleh
tenaga kesehatan sendiri

etika kedokteran:
1. Etika Dokter terhadap Sang Khalik:
Seorang Dokter Muslim haruslah benar-benar
menyadari bahwa dirinya adalah hamba
Allah semata. Dan betapa tidak berarti
dirinya beserta ilmunya tanpa ijin Allah SAW.
Mengenai etika terhadap Khalik disebutkan
bahwa:
Dokter muslim harus meyakini dirinya
sebagai khalifah fungsionaris Allah dalam
bidang kesehatan dan kedokteran.
Melaksanakan profesinya karena Allah.
Hanya melakukan pengobatan,
penyembuhan adalah Allah.
Melaksanakan profesinya dengan iman
supaya jangan
merugi.

2. Etika Dokter terhadap pasien:


Hubungan antar manusia dan
manusiapertentangan masing-masing beda
nilai/norma
Masalah semacam ini akan dihadapi oleh Dokter
yang bekerja di lingkungan dengan suatu sistem
yang berbeda dengan kebudayaan profesinya.
Dokter wajib:
Memperlihatkan jenis penyakit, etiologi
timbulnya penyakit, kekuatan tubuh orang sakit,
keadaan tubuh yang tidak sewajarnya, umur si
sakit dan obat yang cocok dengan musim itu,
negeri si sakit dan keadaan buminya, iklim di
mana ia sakit, daya penyembuhan obat itu
memperhatikan tujuan pengobatan, obat yang
dapat melawan penyakit itu, cara yang mudah
dalam mengobati penyakit.
meresepkan obat, mempunyai pengalaman
mengenai penyakit jiwa dan pengobatannya,
berlaku lemah lembut, menggunakan cara

3. Etika Dokter terhadap Sejawatnya:


kewajiban yang sama.
kawan-kawan seperjuangan yang
merupakan kesatuan aksi dibawah panji
perikemanusiaan untuk memerangi
penyakit
Penemuan dan pengalaman baru
dijadikan milik bersama
Panggilan suci mempersatukan para
Dokter pada suatu kedudukan yang
terhormat dalam masyarakatrasa
persaudaraan dan kesediaan tolongmenolong yang senantiasa perlu
dipertahankan dan dikembangkan.

etika Dokter Muslim kepada Sejawatnya


yaitu :
Dokter yang baru menetap di suatu
tempat, wajib mengunjungi teman
sejawatnya yang telah berada di situ.
Jika di kota yang terdapat banyak
praktik dokter, cukup dengan
memberitahukan tentang pembukaan
praktiknya kepada teman sejawat yang
berdekatan.
Setiap Dokter menjadi anggota IDI
setia dan aktif
Setiap Dokter mengunjungi pertemuan
klinik guna perkembangan ilmu
teknologi kedokteran.

Sifat-sifat penting lain yang harus dimiliki


oleh seorang Dokter Muslim ialah :
Adanya belas kasihan dan cinta kasih
terhadap sesama manusia
Harus berbudi luhur, dapat dipercaya
oleh pasien, dan memupuk keyakinan
profesional.
tenang melakukan pekerjaannya dan
harus mempunyai kepercayaan kepada
diri sendiri.
mandiri dan orisinal
kepribadian yang kuat dan tidak
menyimpang dari ketentuan-ketentuan
agama.

dilarang

membeda-bedakan antara
pasien kaya dan pasien miskin.
hidup seimbang, tidak berlebihlebihan, tidak membuang waktu serta
energi dengan menikmati kesenangan
dan kenikmatan.
Sebagian besar waktunya harus
dicurahkan kepada pasien,
Seorang dokter muslim harus lebih
banyak mendengar dan lebih sedikit
bicara,
Seorang dokter muslim tidak boleh
berkecil hati dan harus merasa
bangga akan profesinya karena semua
agama menghormati profesi dokter

etika seorang dokter jika


permasalahan/aib pasien diketahui
oleh orang lain
saran dan nasehat kepada pasien,
agar tidak minder karena stigma dan
diskriminasi yang diperoleh dari luar
penyuluhan dan sosialisaswi
mengenai hal yang bersangkutan
dengan permasalahan yang sama
yang dialami oleh pasien.
Hal ini berhubungan dengan Rahasia
Profesi Dokter

Islamsimpan

rahasia orang lain


apalagi jika ia dokter, karena
dengan sengaja membeberkan
rahasia dan perasaannya kepada
dokter mereka serta percaya
terhadap profesi dokter.
Dokter harus membubuhkan
stempel rahasia pada semua
informasi yang diperoleh melalui
penglihatan, pendengaran, atau
kesimpulan.

Islam:

ketentuan hukum
menekankan hak pasien agar
melindungi rahasia-rahasia yang
dipercayakan kepada dokternya.
Pembocoran rahasia akan
merugikan praktek kedokteran,
disamping merintangi beberapa
pasien dalam mencari pertolongan
kedokteran.
HORMATI HAK-HAK PASIEN!!!

a. Hak Pasien atas Informasi Penyakit dan


Tindakan Medis dari Aspek Etika Kedokteran.
1. Informasi harus diberikan, baik diminta ataupun
tidak.
2. Informasi tidak boleh memakai istilah
kedokteran karena tidak dimengerti oleh orang
awam.
3. Informasi harus diberikan sesuai dengan tingkat
pendidikan, kondisi, dan situasi pasien.
4. Informasi harus diberikan secara lengkap dan
jujur, kecuali dokter menilai bahwa informasi
tersebut dapat merugikan kepentingan atau
kesehatan pasien atau pasien menolak untuk
diberikan infomasi (KODEKI, pasal 5)
5. Untuk tindakan bedah (operasi) atau tindakan
invasive yang lain, informasi harus diberikan oleh
dokter yang akan melakukan operasi. Apabila
dokter yang bersangkutan tidak ada, maka
informasi harus diberikan oleh dokter yang lain
dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang
bertanggng jawab.

Kewajiban dokter terkait dengan


informasi adalah memberikan informasi
yang adekuat dan besikap jujur kepada
pasien tentang perlunya tindakan
medis yang bersangkutan serta risiko
yang dapat ditimbulkannya (KODEKI,
pasal 7b) informed consent
Salah satu kewajiban rumah sakit
terhadap pasien adalah harus
memberikan penjelasan mengenai apa
yang diderita pasien, dan tindakan apa
yang harus dilakukan (KODERSI, Bab III
Pasal 10)

b. Hak Pasien atas Informasi Penyakit


dan Tindakan Medis dari Aspek
Hukum Kedokteran.
Pasien dalam menerima pelayanan
praktik kedokteran mempunyai hak
mendapatkan penjelasan secara lengkap
tentang tindakan medis yang akan
diterimanya (Undan-Undang No. 29 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran pasal
52).:
1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan
3. Alternatif tindakan lain dan resikonya
4. Resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi
5. Prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan. (Pasal 45 ayat 3)

Dokter

atau dokter gigi dalam


memberikan pelayanan tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi terlebih
dahlu harus memberika penjelasan
kepada pasien tentang tindakan
kedokteran yang akan dilakukan dan
mendapat persetujuan pasien
(PERMENKES No.1419/MENKES/PER/2005
tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter
dan Dokter Gigi pasal 17)
Pasien berhak menolak tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas
tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.

Pemberian

obat-obatan juga harus


dengan persetujuan pasien dan bila
pasien meminta untuk dihentikan
pengobatan, maka terapi harus
dihentikan kecuali dengan penghentian
terapi akan mengakibatkan keadaan
gawat darurat atau kehilangan nyawa
pasien
Pedoman Penegakkan Disiplin Kedokteran
tahun 2008
pelanggaran disiplin kedokteran: tidak
memberikan penjelasan yang jujur, etis,
dan memadai (adequate information)
kepada pasien atau keluarganya dalam
melakukan praktik kedokteran.

c. Hak Pasien atas Informasi dalam


Rekam Medik
PERMENKES RI No. 629/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam medik:
Pasal 12 dikatakan bahwa berkas rekam
medic adalah milik sarana pelayanan
kesehatan dan isi rekam medik adalah milik
rekam medik .
Bentuk ringkasan rekam medic dapat
diberikan, dicatat atau dicopy oleh pasien
atau orang yang diberi kuasa atau
persetujuan tertulis pasien atau keluarga
pasien yang berhak untuk itu

d. Komunikasi Dokter Pasien yang Baik


Petunjuk Praktek Kedokteran yang Baik
(DEPKES,2008):
1. Mendengarkan keluhan, menggali
informasi, dan menghormati pandangan
serta kepercayaan pasien yang berkaitan
dengan keluhannya.
2. Memberikan informasi yang diminta
atau yang diperlukan tentang kondisi,
diagnosis, terapi dan prognosis pasien,
serta rencana perawatannya dengan cara
yang bijak dan bahasa yang dimengerti
pasien.
3. Memberikan informasi tentang pasien
serta tindakan kedokteran yang dilakukan
kepada keluarganya, setelah mendapat
persetujuan pasien.

4. Jika seorang pasien mengalami kejadian yang


tidak diharapkan selama dalam perawatan
dokter, dokter yang bersangkutan atau
penanggunjawab pelayanan kedokteran (jika
terjadi di sarana pelayanan kesehatan) harus
menjelaskan keadaan yang terjadi akibat
jangka pendek atau panjang dan rencana
tindakan kedokteran yang akan dilakukan
secara jujur dan lengkap serta memberikan
empati.
5. Dalam setiap tindakan kedokteran yang
dilakukan, dokter harus mendapat persetujuan
pasien karena pada prinsipnya yang berhak
memberikan persetujuan dan penolakan
tindakan medis adalah pasien yang
bersangkutan.
pemeriksaan harus teliti, sampaikan rencana
pemeriksaan lebih lanjut termasuk resiko yang
mungkin terjadi secara jujur, transparan dan
komunikatif pasien memberikan persetujuan
tanpa adanya paksaan atau tekanan.

Dokter:

profesi membanggakan????

REALITA:
tanggung jawab besar
tenaga medis
melaksanakan hak dan kewajibannya
seperti warga Negara pada
umumnya, karena Ia juga merupakan
bagian dari warga Negara
Maka dari itu, dokter dituntut untuk
selalu profesional dalam
menjalankan profesinya.

Hak

Dokter:

a) Bekerja sesuai peraturan kedokteran


yang berlaku serta memeroleh
perlindungan
Hukum (Pasal 35 jo ps 50)
b) Memberikan pelayanan medis menurut
standar profesi dan standar prosedur
operasional
c) Memeroleh informasi yang lengkap dan
jujur
dari pasien atau keluarganya
d) Menerima imbalan jasa
e) Diperlakukan sesuai Asas Hukum RI:
Praduga
Tak Bersalah/Presumption of
Innocence
f) Mendapat perlindungan HAM (UU no39
th 1999)
g) Mendapat perlindungan Peradilan
Umum

Kewajiban

Dokter:
a) Memberikan pelayanan medis sesuai dg
standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan pasien
b) Merujuk pasien ke dokter atau drg lain yg
memiliki keahlian/ ketrampilan yg lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan
c) Merahasiakan segala sesuatu yg
diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah
pasien meninggal dunia, serta tunduk pada
tata cara pembukaan Rahasia Kedokteran
menurut Hukum yg berlaku
d) Melakukan pertolongan darurat atas dasar
kemanusiaan, kec: ia yakin ada orang lain
yang bertugas dan mampu melakukannya
e) Menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
atau kedokteran gigi

Kewajiban Dokter kepada Teman


Sejawat
a. Setiap dokter memperlakukan
teman sejwatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan
b. Setiap dokter tidak boleh
mengambil alih pasien dari teman
sejawat, kecuali dengan
persetujuan atau berdasarkan
prosedur yang etis

Kewajiban Dokter Terhadap Diri


Sendiri
a. Setiap dokter harus
memelihara kesehatannya,
supaya bekerja dengan baik
b. Setiap dokter harus
senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
kedokteran/kesehatan

Kewajiban dokter kepada negara


a. Membayar pajak atas ijin prakteknya.
b.Menjalankan profesi dokternya sesuai
dengan undang-undang yang
ditetapkan oleh pemerintah.
c.Bersedia untuk ditempatkan didaerah
terpencil sesuai dengan Surat
Keputusan dari pemerintah.
d.Memberikan tenaga medisnya
terhadap korban bencana alam atau
korban perang.

Kewajiban Dokter Kepada Masyarakat


a.Setiap dokter harus senantiasa
mengingat akan kewajibannya melindungi
untuk hidup insani.
b.Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas
dan menggunakan segala ilmu yang
dimiliki dan ketrampilannya untuk
kepentingan masyarakat.
c.Setiap dokter wajib memberikan
kesempatan pada penderita agar
senantiasa dapat berhubungan dengan
keluarga dan penasehatnya dalam
beribadat maupun dalam masalah lainnya.
d.Memberikan layanan kesehatan
semaksimal mungkin
e.Melayani atau menerima konsultasi

f.Melakukan kederisasi masyarakat dalam


bidang kesehatan kompleks
g.Menanggulangi penyakit atau wabah tertentu
h.Memberikan penyuluhan/informasi kesehatan
pada masyarakat.
i.Melaporkan apabila terjadi kejadian luar biasa.
j.Seorang dokter harus
mengutamakan/mendahulukan kepentingan
masyarakat dan memperhatikan segala aspek
pelayanan kesehatan yang menyeluruh,serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat yang sebenarnya.
k.Dalam melakukan pekerjaannya sebagai
dokter,seorang dokter tidak boleh dipengaruhi
oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
l.Seorang dokter harus senantiasa berhati-hati
dalam mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan atau tekhnik baru yang belum teruji
kebenarannya.

Hak dan Kewajiban Warga Negara


a.Hak yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban
untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan (pasal 27 ayat 1)
b.Hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak (pasal 27
ayat 2)
c.Hak dan kewajiban untuk ikut serta
dalam upaya dalam pembelaan
negara (pasal 27 ayat 3)

d.Hak kemerdekaan untuk berserikat,


berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat dengan lisan dan tulisan
(pasal 28)
e.Hak dan kewajiban untuk memeluk
agamanya masing-masing serta
beribadah menurut agamanya (pasal
29 ayat 2)
f.Hak dan kewajiban untuk ikut serta
dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara (pasal 30 ayat 1)
g. Hak mendapat pengajaran (pasal 31
ayat 1)

Dokter sebagai profesional


Seorang Dokter bertanggung jawab
secara:
1) Moral : terhadap Sang Pencipta
(melalui Sumpah Dokter)
2) Etik : terhadap organisasi
profesi & masyarakat kedokteran
3) Disiplin : terhadap Konsil
Kedokteran Indonesia & MKDKI
4) Hukum :
-Kedokteran

-Pidana

-Perdata
-Administrasi

Karakter dokter
profesional

dealing with task:


Mampu menyelesaikan tugas
sesuai dengan peran dan fungsinya
Mampu mengatur diri sendiri
(ketepatan waktu, dealing with
one-self); dan
Mampu menghadapi berbagai
macam tipe pasien serta
dealing with others

Malpraktiksasaran

empuk para

pencari kesalahan
doktertingkatkan keprofesionalan
dokter (bekerja sesuai standar
profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan
masyarakat dan taat kepada hukum
negara)

professionalism

behaviorperkataan, perbuatan dan


penampilanmembangun
kepercayaan bagi para pasien.
proses pendidikan yang hanya
berorientasi bisnis atau komersial
turunkan standar profesionalisme
dokterdipengaruhi jg saat proses
seleksi mahasiswa Kedokteran yang
lebih melihat hasil tes akademik dan
kurang menjadikan hasil tes psikologi
sebagaidecision saat menyeleksi
mahasiswa

kompetensi dokter:
keterampilan klinis dan pengetahuan
perilaku yang baik hubungan
dokter-pasienbertutur kata maupun
bersikap sesuai keinginan pasien
profesionalisme sesuatu yang
menjadi kebiasaan yang ditunjukkan
dengan jelas berdasarkan knowledge
atau pengetahuan, skill atau
kemampuan serta attitude atau
perilaku.

Tidak boleh
memarahi
pasien???

professionalisme

behavior:
perilaku-perilaku yang biasa
diamati mencerminkan standarstandar dan nilai-nilai dibuktikan
dari cara bertutur kata, cara
bersikap maupun berpenampilan
sikap percaya pasien kepada
dokter pasien akan merasa
nyaman

dokter
komitmen dan tanggung jawab
update ilmu agar tidak terjadi
regresi atau kemunduran
ilmunyarawan terjadi terutama
ketika dokter menjalani praktik di
daerah pelosok yang minim sarana
infrastruktur (jaringan internet
serta jarang mengikuti seminar
untuk meningkatkan keilmuannya)

Dokter yang baik


memiliki kemampuan intelektual yang baik,
memahami undang-undang yang berlaku,
komitmen terhadap pelayanan masyarakat,
memiliki etika
dokter denganprofessional behavior.
professionalism behavior
meletakkan kepentingan pasien di atas
kepentingan pribadi atau dokter
saling menghormati tidak hanya kepada
pasien tetapi juga terhadap keluarga,
teman sejawat atau rekan kerja, bidan,
maupun apoteker.

Ciri khusus profesi kedokteran :


1)Bersifat keilmuan
2)Keterampilan
3)Perilaku
4)Humanistik
5)Seni

Tantangan profesi
kedokteran

Pelayanan

kedokteran komoditas
dagang Dokter menjadi objek
sentral dari perusahaan farmasi dan
perusahaan profit untuk tujuan
komersial, mempromosikan obat,
difasilitasi untuk mengikuti seminar,
sokongan dana dan beberapa
keuntungan lain mengancam etika
profesi apabila kompromi tersebut
tidak untuk kepentingan pasien

Inti profesionalisme
tiga inti profesionalisme yaitu:
1)komitmen moral untuk
menjalankan etika
2)menjalankan etika profesi publik,
dan
3)negosiasi antara nilai profesi dan
nilai masyarakat

Anda mungkin juga menyukai