ABSTRAK
ABSTRACT
80
VOLUME II NO. 2, AGUSTUS 2017 ISSN : 2460 - 7967
PENDAHULUAN
Penyakit jantung merupakan menunjukkan bahwa di dalam tubuh baru
penyakit yang sangat berbahaya di dunia. saja terdapat Streptococcus yang aktif.
Pada tahun 2014 di Asia Tenggara Antibodi yang dibentuk adalah Anti
Khususnya di Indonesia, angka kematian Streptolisin O (ASTO) (Bisno,1991).
mencatat 35 % atau sekitar 1,8 juta kasus Berdasarkan data World Health
kematian. Penyakit jantung terdiri dari Organization (WHO) tahun 2015
Penyakit jantung koroner dan penyakit menyebutkan rata-rata kematian yang
jantung rematik. Penyakit jantung rematik disebabkan karena penyakit jantung di
dan Demam rematik akut dapat Indonesia pada tahun 2004, 2008, dan tahun
menyebabkan respon imflamasi umum dan 2012 adalah 690/100.00 penduduk, 647/
penyakit yang mengenai jantung. Penyakit 100.000 populasi, dan 680 / 100.000
Jantung rematik adalah lanjutan dari demam penduduk (WHO, 2005). Hasil Riset
rematik akut. (Shiba dan Rukmi, 2017). Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007
Kejadian deman rematik dan penyakit memperlihatkan bahwa prevalensi beberapa
jantung rematik disebabkan oleh Infeksi penyakit jantung dan pembuluh darah seperti
Streptococus β hemlitikus Gruf A (GAS) hipertensi di Indonesia (berdasarkan
(Hasnul, 2015). pengukuran tekanan darah) sangat tinggi
yaitu31,7% sedangkan penyakit jantung
Tes serologi untuk konfirmasi infeksi
7,2% dan stroke 8,3/1000 penduduk. Stroke
Streptococcus β hemlitikus Gruf A (GAS)
merupakan penyebab utama kematian pada
dapat dilakukan dengan menggunakan Anti-
semua umur,jumlahnya mencapai
streptolisin O (ASTO). ASTO adalah
15,4%,sedangkan hipertensi 6,8%,penyakit
respon antibodi yang paling sering diperiksa
jantung 5,1%. Angka kematian pada
untuk membantu dalam diagnosis demam
kelompok usia 45-64 tahun di daerah
rematik pada penderita penyakit jantung
perkotaan akibat stroke 15,9% yang
rematik (Cunningham, 2000). ASTO tetap
merupakan penyebab utama kematian
berguna dalam diagnosis infeksi dan
(Depkes,2009)
komplikasi Streptococcus sebagai tindak
Menurut Laporan Dinas Kesehatan
lanjut dalam mengevaluasi efektivitas
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013
perawatan (Periwal, et al.,2006; Danchin
jumlah penderita penyakit jantung pada
dan Kelpie, 2007). ASTO berguna ketika
umur 55-64 dan 65-74 tahun sebanyak 3,4%
teknik kultur tenggorokan tidak efektif atau
dan pada tahun 2014 meningkat
ketika pasien sudah meminum antibiotik
menjadi5,5% dan 2% di antaranya
(Manandhar et al., 2013). Streptolisin O
meninggal dunia, pada awal tahun 2015
dihasilkan oleh antigen yang dapat
kembali meningkat menjadi 6,5% (Profil
menghasilkan berbagai produk ekstraseluler
Dinkes Provinsi Sultra, 2013). Menurut data
yang mampu merangsang antibodi. Antibodi
yang diperoleh dari RSUD Kota Kendari,
itu tidak merusak kuman dan tidak
pada tahun 2015 jumlah penderita penyakit
mempunyai dampak perlindungan, tetapi
jantung khususnya pasien klinik jantung
adanya antibodi itu dalam serum
sebanyak 141 orang dan pada tahun 2016
81
VOLUME II NO. 2, AGUSTUS 2017 ISSN : 2460 - 7967
meningkat menjadi 3.533 orang, tahun 2017 namun ASTO tetap menjadi metode
(Januari-Mei4.609). (Rekam Medik RSUD diagnosis yang lebih mudah, murah dan
Kota Kendari) dapat memberikan informasi dasar untuk
digunakan dalam dignosis (Bisno, 1996).
Penentuan ASTO dapat dilakukan
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
dengan mengguakan metode Slide
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Aglutination lateks ASTO. Metode slide
judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan Anti
aglutination tetap menjadi metode efektif
Streptolisin O (ASTO) pada Penderita
untuk mendiagnosis infeksi Streptococcus,
Penyakit Jantung di RSUD Kota Kendari"
METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah alkohol selama 10 menit dengan kecepatan 3000
70%, spoit 3 mL, kapas, 1 kit reagen ASTO rpm
merek plasmatec, serum . Alat yang b. pemeriksaan Anti Streptolisin O
digunakan adalah tabung reaksi, handscoon, (ASTO)
masker, jas laboratorium, sentrifuge. Pemeriksaan dilakukan pada suhu kamar
a. pengambilan sampel (25oC). Disiapkan 3 slide hitam.
Disiapkan alat dan bahan. Dipasang Ditambahkan 1 tetes kontrol positif dan 1
tourniquet 3 cm di atas lipatan lengan. tetes reagen latex ASTO pada slide
Dipersilahkan pasien untuk mengepalkan pertama.. Ditambahkan 1 tetes kontrol
tangannya. Didesinfeksi daerah vena negatif dan 1 tetes reagen latex ASTO
yang akan ditusuk menggunakan kapas pada slide ke dua. Ditambahkan 50 µl
alkohol, biarkan mengering. Ditusuk serum pada slide ketiga dan tambahkan
daerah vena dengan posisi lubang jarum reagen latex ASTO 1 tetes. Homogenkan
menghadap ke atas. Ketika darah terlihat di atas rotator selama 2 menit. Diamati
di ujung spoit, tarik pompa spoit hingga aglutinasi yang terjadi.
mencapai volume yang dibutuhkan lalu c. Interpretasi hasil
lepas tourniquet. Letakkan kapas di Apabila hasil pemeriksaan terjadi
daerah suntikan kemudian tarik jarum aglutinasi maka positif (+) Streptolisin
suntik lalu plester di daerah tusukan. ASTO tetapi apabila tidak terjadi
Darah dimasukkan ke dalam tabung. aglutinasi maka negatif (-) Streptolisin
Dirotator selama 2-5 menit. Disentrifuge ASTO.
Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2017 Gambaran Hasil Pemeriksaan Anti
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Streptolisin O (ASTO) pada Penderita
Kendari.Penelitian ini merupakan penelitian Penyakit Jantung di RSUD Kota Kendari.
deskriptif analitik yaitu untuk melihat
82
VOLUME II NO. 2, AGUSTUS 2017 ISSN : 2460 - 7967
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASTO) berdasarkan Umur.
40-50 tahun 7 7 %
51-60 tahun 13 13 %
61-70 tahun 10 11 %
Total 30 100 %
Pada Tabel 1 menunjukkan hasil dari 30 pasien penyakit jantung dari umur 40-50 tahun
berjumlah 7 orang, umur 51-60 tahun berjumlah 13 orang dan 61-70 tahun berjumlah 10 orang.
Penelitian ini tidak sama dengan yang dilakukan Hasnul et al, (2015) menyatakan bahwa kasus
penyakit jantung rematik dari 54 sampel dengan kelompok usia yang tertinggi terdapat pada usia
11-20 tahun sekitar 50 %, dan yang terendah pada kelompok usia lanjut ≥ 60 tahun) sekitar
1,85%. Hal ini disebabkan karena pada penelitian ini tidak ada sampel penderita jantung usia 11-
20 tahun. Hasil penelitian menujukkan hanya 3 sampel positif (10%) dan semua sampel jenis
kelamin laki-laki dengan usia 51- 60 tahun.
Pada Tabel 2 menunjukkan pasien penderita penyakit jantung berjenis kelamin perempuan
berjumlah 11 orang (10,1 %) dan laki-laki berjumlah 19 (80,9 %). Dari hasil penelitian
didapatkan semua sampel yang diteliti positif ASTO adalah jenis kelamin laki-laki.
83
VOLUME II NO. 2, AGUSTUS 2017 ISSN : 2460 - 7967
keluhan tersebut akan sangat serius terutama tidur, mengalami peradangan pada
pada jantung. tenggorokan (faringitis).
Pada sampel pertama hasil positif Menurut Manandhar et al, (2013),
ASTO yang ditandai dengan riwayat Bakteri Streptococcus akan melakukan
penyakit jantung, sesak nafas, dan pernah adherence (perlengketan) di daerah yang
mengalami radang tenggorokan tiga bulan akan dijangkit dan merangsang pengeluaran
terakhir. Pada sampel kedua dan ketiga antibodi (IG-g). Antibodi yang dihasilkan
didapatkan hasil positif ASTO dimana akan mengikat kuman Streptococcus dan
pasien tersebut mengalami penyakit jantung membentuk suatu kompleks imun dan akan
sesak nafas, demam menggigil sebelum menyebar keseluruh tubuh, terutama
jantung.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan O (ASTO) yang ditandai dengan terjadinya
dapat disimpulkan bahwa dari 30 sampel aglutinasi dan 27 orang (97%) sampel
serum pasien Jantung di Rumah Sakit negatif anti streptolisin O (ASTO) tidak
Umum Daerah Kota Kendari terdapat 3 terjadi aglutinasi.
orang (10%) sampel positif anti streptolisin
DAFTAR PUSTAKA
Bisno AL. Medical progress: group A Hasnul M, Najiman, Yanwirasti. 2015.
streptococcal infections and acute Karasteristik Pasien Penyakit
rheumatic fever. N. Engl. J. Jantung Rematik yang Dirawat Inap
Med. 1991;325:783–793. di RSUP Dr.M.Djamil Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3): 894-
Cunningham, M.W. (2000). Pathogenesis of 900.
group A streptococcal infections.
Clinical Microbiology Journal. Manandhar A, Shah Y, and Shrestha J
13:470-511. (2013). Study on the Prevalence of
Beta Haemolytic Streptococcus
Danchin, M.H., Rogers, S., Kelpie, L., Among School Children. Journal of
Selvaraj, G., Curtis, N., Carlin, J.B., Nepal Paediatric Society 33(1):45 –
Nolan, T.M. and Carapetis, J.R. 47.
(2007). Burden of acute sore throat
and group A streptococcal Periwal KL, Gupta BK, Panwar RB, Khatri
pharyngitis in school-aged children PC, Raja S. and Gupta R. (2006).
and their families in Australia. Prevalence of rheumatic heart disease
Pediatrics 120 (5):950-7. in school children in Bikaner: an
echocardiographic study.
Depkes RI, (2009)“Pedoman Pengendalian AssocPhysicians India. 54:279-82.
Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah.”Departemen Kesehatan RI: Profil RSUD kota Kendari (2013)“Jumlah
Jakarta. Penderita Penyakit Jantung”.
84
VOLUME II NO. 2, AGUSTUS 2017 ISSN : 2460 - 7967
85