10,Oktober, 2018
Gusti Ayu Putu Giti Livia Devi1, I Wayan Aryabiantara2, IGAG Utara Hartawan2
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana,
2
Bagian/SMF Anestesi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah
gapgitiliviadevi@yahoo.com
ABSTRAK
Penyakit kardiovaskular di Indonesia merupakan salah satu penyebab kematian terbesar, dengan
prevalensi yang cukup tinggi dan angka kejadian yang diperkirakan akan meningkat setiap
tahunnya. Salah satu obat yang digunakan dalam menangani penyakit kardiovaskular adalah
antikoagulan. Namun, pencatatan penggunaan antikoagulan yang diselenggarakan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Indonesia masih kurang lengkap. Maka dari itu,
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan antikoagulan pasien
kardiovaskular yang dirawat di Ruang ICCU dimulai dari Ruang ICCU RSUP Sanglah. Metode
yang digunakan adalah deskriptif retrospektif dimana data berasal dari rekam medis pasien
kardiovaskular yang dirawat di ICCU RSUP Sanglah pada periode Januari 2016 – Juni 2016,
dengan menggunakan teknik total sampling. Dari 85 pasien yang memenuhi kriteria, 55 orang
diantara menggunakan antikoagulan dan 30 orang tidak menggunakan antikoagulan. Sehingga
didapatkan angka proporsi 64,7% untuk pasien dengan antikoagulan yang dirawat di ICCU
RSUP Sanglah dan 35,3% untuk pasien tanpa antikoagulan yang dirawat di ICCU RSUP
Sanglah. Profil penggunaan antikoagulan pada pasien yang dirawat di ICCU RSUP Sanglah
memiliki karakteristik subyek pasien kardiovaskular mayoritas dengan jumlah 40 (72,7%), usia
65-74 tahun dengan jumlah 17 subyek (30,9%), dan merupakan pasien infark miokard dengan
jumlah subyek 22 (40%), dengan jenis antikoagulan terbanyak menggunakan enoxaparin
sebanyak 36 subyek (60%).
ABSTRACT
Cardiovascular disease is one of the causes of death with a high prevalence in Indonesia which
number grows every year. One of the medicines to help cardiovascular patients is using
anticoagulant. However the utilization report by the National Institute of Health Research and
Development of Indonesia is far from complete. The goals from this research is to figure out the
profile of anticoagulant use for cardiovascular disease in ICCU Sanglah Hospital. We use the
method of descriptive retrospective study which involved using medical record of
cardiovascular disease patients who was treated in ICCU of Sanglah Hospital’s in January
2016-June 2016 to gain our data by using the total sampling technic. From 85 patients who meet
the criteria, 55 of them used the anticoagulant and 30 patients did not use it. From that fact, we
got the number of 64.7% patient used the anticoagulant and 35.3% did not. The subjects are
mostly man (40 patients, 72.7%), age 65-74 years old (17 patients, 30.9%), and myocardial
infarction patients (22 patients, 40%), with the most used anticoagulants is enoxaparin (36
patients, 60%).
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular tinggi untuk terkena penyakit
merupakan salah satu penyakit yang kardiovaskular. Selain menyebabkan
memiliki angka kematian yang cukup kematian, penyakit kardiovaskular juga
tinggi di dunia. Menurut data WHO dapat menyebabkan kelumpuhan
tahun 2012, sekitar 17,5 juta orang permanen bagi penderitanya.2
telah meninggal setiap tahun karena Di Indonesia sendiri penyakit
penyakit kardiovaskular dengan angka kardiovaskular merupakan salah satu
kejadian 80% terjadi di negara penyebab kematian terbesar, dengan
berkembang. WHO memperkirakan 17 prevalensi yang cukup tinggi dan
juta orang pada tahun 2015 akan angka kejadian yang diperkirakan akan
meninggal karena penyakit meningkat pada tahun 2030.
kardiovaskular, terutama karena Berdasarkan laporan Kementerian
serangan jantung dan stroke.1 Kesehatan RI pada tahun 2014,
Secara umum penyakit prevalensi penyakit jantung koroner di
kardiovaskular ini dapat mengenai Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5%
semua lapisan usia, dimana risiko atau diperkirakan sekitar 883.447
terkena penyakit kardiovaskular akan orang, sedangkan untuk gagal jantung
meningkat seiring bertambahnya usia. sebesar 0,13% atau 229.696 orang, dan
Pada lelaki risiko akan meningkat penyakit stroke lah yang memegang
setelah usia menginjak 45 tahun, angka prevalensi tertinggi yaitu
sedangkan pada perempuan meningkat sebesar 7% atau 1.236.825 orang.3,4
setelah berusia 55 tahun atau setelah Data Riskesdas 2013 memperkirakan
mengalami menopause. Belakangan stroke sebagai pembunuh nomor 1 di
ini, banyak usia muda yang terkena Indonesia pada tahun 2015. Hal ini
penyakit kardiovaskular, hal ini dapat dilihat dari hasil riset pada tahun
dikarenakan banyaknya usia muda 2013 yang diselenggarakan oleh Badan
yang terkena diabetes atau mengalami Penelitian dan Pengembangan
obesitas. Pada penelitian dalam Kesehatan di Indonesia.5
populasi dengan sampel usia muda dari Salah satu obat yang digunakan
5-17 tahun, 70% yang mengalami dalam menangani penyakit
obesitas memiliki risiko 2 kali lebih kardiovaskular adalah antikoagulan,
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
infark miokard, infark serebral, dan penelitian tahun 2002 yang dilakukan
gagal jantung.11 Turpie, Chin, dan Lip menyatakan
bahwa penggunaan 2 macam
Sedangkan untuk karakteristik
antikoagulan disarankan untuk
subyek pasien penyakit kardiovaskular
mempercepat kerja anti pembekuan
yang menggunakan antikoagulan
lalu untuk mempertahankannya.
menurut jenis kelamin didapatkan
Penggunaannya pun harus sesuai
terbanyak yaitu lelaki dengan jumlah
dengan indikasi, misalnya jika
40 subyek (72,7%). Sedangkan
memiliki kondisi genetik yang
menurut usia pasien yang
mengganggu kerja faktor
menggunakan antikoagulan ditemukan
pembekuan.13
paling banyak yaitu pada usia 65-74
tahun dengan jumlah subyek 17 Pada penelitian ini, ditemukan
(30,9%). Hal ini sesuai dengan 5 subyek yang menggunakan 2 macam
penelitian yang dilakukan pada tahun antikoagulan, dimana pasien yang
2009 oleh Righini, Robert-Ebadi, dan menggunakan 2 macam antikoagulan
Le Gal yang menyatakan bahwa pasien adalah pasien yang memiliki penyakit
yang menggunakan antikoagulan penyerta yang mengganggu aliran
terbanyak adalah pasien yang berusia darah seperti hipertensi, atrial fibrilasi,
>60 tahun.12 Menurut jenis penyakit dan mitral stenosis serta mitral
kardiovaskular pada pasien yang regurgitasi. Hal ini sesuai dengan
menggunakan antikoagulan, subyek penelitian yang dilakukan oleh Zeitler
terbanyak adalah pasien infark dan Eapen yang menyatakan bahwa
miokard dengan jumlah 22 subyek penggunaan antikoagulan kombinasi
(40%). Hal ini sesuai dengan penelitian dilakukan jika pasien kardiovaskular
yang di lakukan di Amerika dan memiliki gangguan pada aliran darah.14
Inggris pada tahun 2011.11
Data yang dikumpulkan
Terapi pada pasien penyakit menunjukkan bahwa 36 subyek (60%)
kardiovaskular dapat dilakukan dengan menggunakan enoxaparin, diikuti
1 macam antikoagulan atau 2 macam dengan heparin (n:9, 15%), lalu
antikoagulan, pada penelitian ini fondaparinux (n:8, 13,3%), dan yang
ditemukan sebanyak 50 subyek terakhir adalah warfarin (n:7, 11,7%)
(90,9%) menjalani terapi dengan 1 sebagai antikoagulan utama ataupun
macam antikoagulan. Menurut sebagai kombinasi antikoagulan yang
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
digunakan. Hal ini sedikit berbeda disarankan karena lebih baik dalam
dengan hasil penelitian di luar Asia efikasi dan safety.16,17
yang kebanyakan menggunakan
Berdasarkan data yang telah
warfarin sebagai pilihan utama
dikumpulkan, rerata dosis penggunaan
antikoagulan.15,16,17
enoxaparin adalah 1,06 ml/hari dengan
Warfarin merupakan dosis terendah adalah 0,6 ml/hari dan
antikoagulan yang paling banyak dosis tertinggi adalah 1,2 ml/hari.
digunakan pada pasien kardiovaskular Sedangkan untuk heparin, rerata dosis
di luar Asia, sedangkan di Asia sendiri penggunaannya adalah 795 IU/jam
penggunaan warfarin tidak dengan dosis terendah 495 IU/jam dan
direkomendasikan. Hal ini dikarenakan dosis tertinggi 1.000 IU/jam. Untuk
warfarin meningkatkan risiko warfarin, rerata dosis penggunaannya
terjadinya pendarahan mayor dan adalah 2,42 mg/hari dengan dosis
pendarahan intra kranial pada pasien terendah 2 mg/hari dan tertinggi 4
Asia dibandingkan non-Asia. mg/hari. Selanjutnya untuk
Penggunaan warfarin di Asia juga fondaparinux rerata dosis
memiliki beberapa permasalahan, yang penggunaannya adalah 2,5 mg/hari.
pertama adalah pada INR pasien Asia Hal ini sesuai dengan dosis
yang tidak diketahui secara pasti. penggunaan antikoagulan yang
Permasalahan ini muncul karena digunakan oleh American College of
kurangnya randomized controlled trial Cardiology (ACC) atau panduan yang
(RCT) yang dilaksanakan.16 dikeluarkan oleh American College of
Chest Physicians (ACCP).15,18
Selanjutnya, pasien Asia lebih
Penggunaan antikoagulan ini berdasar
sulit untuk mempertahankan INR
pada berat badan pasien, dimana rerata
dalam therapeutic range (2,0 – 3,0).
berat badan pasien kardiovaskular
Hal ini disebabkan karena asupan diet
yang dirawat di ruang ICCU RSUP
dan juga penggunaan obat herbal yang
Sanglah adalah 65,38 kg. Pasien
berkepanjangan. Selain itu, pasien Asia
dengan berat badan lebih rendah
memiliki angka kejadian pendarahan
membutuhkan antikoagulan dengan
yang lebih tinggi ketika menggunakan
dosis yang lebih rendah, hal ini
warfarin. Maka dari itu, penggunaan
dikarenakan jaringan lemak pasien
oral antikoagulan lainnya lebih
yang lebih sedikit sehingga tidak
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.10,Oktober, 2018
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1