Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut (Lewis, 2017) Coronary Heart Disase (CHD) atau biasa di sebut Penyakit jantung koroner
ditandai oleh penyumbatan pembuluh darah sekitar jantung disebabkan oleh atherosclerosis.( Lewis SL,
Bucher L, Heitkemper MM, & Harding MM. (2017). Medical-surgical nursing: assessment and
management of clinical problems (10th ed.). St. Louis: Elsevier) Penyakit jantung koroner di dunia
memberikan sebanyak 17 juta kasus dan angka kematian 8,7 juta pada tahun 2015 (Word Healt
Organization, 2015). Penyakit Jantung Koroner di Negeri Paman Sam (Amerika Serikat) menyumbang
jumlah kematian lebih dari 366.800 orang (American Heart Assosiacion, 2018), tidak hanya di amerika
di Eropa penyebab utama kematian [1]. Secara global, pada tahun 2016 mereka memberikan 31% dari
semua kematian di seluruh dunia [2]. CVD juga merupakan penyebab utama kematian. (1. Wilkins E,
Wilson L, Wickramasinghe K, et al.(2017). European Cardiovascular Disease Statistics 2017. European
Heart Network, Brussls, European Society of Cardiology; 2017 2. WHO, World Health Organization,
Cardiovascular diseases (CVDs) 5 [cited 17 May 2017]. https: // www.
who.int/news-room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds) Penyakit jantung koroner dapat di
ketemukan pada negara maju dan berkembang seperti di negara Indonesia. Angka terjadinya jantung
koroner di Indonesia diperkirakan 15 dari 1.000 penduduk Indonesia telah menderita penyakit jantung
koroner, selain itu penyakit jantung koroner dapat mengakibatkan kematian kurang lebih sekitar 510.840
orang. Penderita penyakit jantung koroner di Provinsi Jawa lebih tepatnya Jawa Tengah menempati
urutan ke-10 di Indonesia dengan jumlah 135.447 jiwa (Kementrian Kesehatan Indonesia, 2018)(
Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan
Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1–100. https://doi.org/1 Desember 2013). Penyakit
Jantung Koroner bisa berdampak di berbagai aspek kehidupan penderitanya. Secara fisik penderita akan
merasakan sesak, mudah lelah, mengalami gangguan seksual, serta nyeri dada (Rosidawati, Ibrahim, &
Nuraeni, 2015)( Rosidawati, I., Ibrahim, K., & Nuraeni, A. (2015). Kualitas Hidup Pasien Pasca Bedah
Pintas Arteri Koroner (BPAK) Di RSUP DR Hasan Sadikin Bandung. Universitas Padjadjaran.) Selain
itu Faktor psikososial juga termasuk stres, depresi [5], stres kerja kronis [6], tuntutan tinggi di tempat
kerja, kontrol pekerjaan yang rendah [7], dukungan sosial juga di alami oleh penderita jantung
koroner(5. Nicholson A, Kuper H, Hemingway H. Depression as an aetiologic and prognostic factor in
coronary heart disease: a meta-analysis of 6362 events among 146 538 participants in 54 observational
studies. Eur Heart J 2006;27:2763-74. 6. Bosma H, Marmot MG, Hemingway H, Nicholson AC,
Brunner E, Stansfeld SA. Low job control and risk of coronary heart disease in Whitehall II (prospective
cohort) study. BMJ 1997;314:558. 7. Karasek Jr RA. Job demands, job decision latitude, and mental
strain: Implications for job redesign. Administrative Science Quarterly 1979:285-308). Beban pada
penderita penyakit jantung koroner dapat dikurangi secara bertahap melalui pencegahan dan upaya
menargetkan gaya hidup yang lebih sehat. Gaya hidup sehat dapat membantu mencegah dan mengontrol
hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, atau diabetes, yang semuanya secara signifikan meningkatkan
risiko PJK [4]. Pencegahan kejadian jantung di masa depan dan komplikasi pada pasien dengan
diagnosis penyakit jantung koroner adalah fokus kebijakan yang penting karena pasien ini berisiko 5-6
kali lebih tinggi dapat menderita kejadian kardiovaskular [4]. Untuk bisa mengurangi terjadi risiko ini,
pasien disarankan untuk mengikuti rekomendasi kesehatan tertentu seperti melakukan aktivitas fisik
intensitas sedang, makan makanan sehat, menjaga berat badan yang sehat, tidak merokok, dan tidak
minum alkohol dalam jumlah besar [4] . Ada penelitian di 24 negara Eropa menunjukkan bahwa,
meskipun banyak pasien mencoba mengikuti rekomendasi mengenai gaya hidup, kepatuhan tidak
memuaskan dan tujuan sering tidak tercapai [5]. Itu pula yang menjadi kurang dari setengah pasien yang
memenuhi syarat di Eropa mendapat manfaat dari program rehabilitasi jantung [6]. Terlibat dalam
perilaku untuk meningkatkan risiko kejadian jantung berulang (prilaku merokok atau minum alkohol)
atau tidak terlibat dalam perilaku yang sangat dianjurkan yang dapat mengurangi risiko ini (misalnya,
berolahraga, makan makanan yang sehat) mencerminkan apa yang di sebut sebagai pola perilaku tidak
sehat. Seorang pasien yang tidak mengikuti lebih banyak rekomendasi membuat dirinya sendiri pada
risiko kardiovaskular yang lebih besar. ( 4. Piepoli MF, Hoes AW, Agewall S. et al. European
Guidelines on cardiovascular disease prevention in clinical practice: The Sixth Joint Task Force of the
European Society of Cardiology and Other Socie- ties on Cardiovascular Disease Prevention in Clinical
Practice (constituted by representatives of 10 societies and by invited experts). Developed with the
special contribution of the European Association for Cardiovascular Prevention & Rehabilitation
(EACPR). Rev EspCardiol 2016; Agustus; 37(29):2315– 2381 5. Kotseva K, Wood D, De Backer G, et
al. EUROASPIRE IV: A European Society of Cardiology survey on the lifestyle, risk factor and
therapeutic management of coronary patients from 24 European coun- tries. Eur J Cardiovasc Prev
Rehabil 2016 Apr; 23(6):636–48. 6. Bjarnason-Wehrens B, McGee H, Zwisler AD, et al. Cardiac
rehabilitation in Europe: results from the European Cardiac Rehabilitation Inventory Survey. Eur J
Cardiovasc Prev Rehabil 2010 Aug; 17(4):410–8. https://doi.org/10.1097/HJR.0b013e328334f42d
PMID: 20300001)

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang jurnal di atas maka rumusan masalah adalah bagaima faktor yang
memengaruhi kualitas hidup pasien dengan penyakit jantung koroner?

C.TUJUAN
A.TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien jantung koroner.
B.TUJUAN KHUSUS
1)Untuk mengetahui dampak fisik pada pasien PJK
2)Untuk mengetahui dampak psikososisal pada pasien PJK
3)Untuk mengetahui gaya hidup pasien dengan PJK

D.MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan atau pelajaran tentang faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien jantung
koroner dan memberikan pengalaman baru bagi penulis.
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Sebagai data dan informasi sehingga dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien
jantung koroner.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi kepada masyarakat khususnya responden untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien jantung koroner.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi pedoman serta data dasar sebagai penelitian penyakit jantung
koroner selanjutnya.

E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian yang pernah di lakukan dan berkaitan dengan penelitian ini adalah:
A. Jumayanti; A.L Wicaksana, & E.Y.A.B Sunaryo/ Jurnal Kesehatan 13 (1) 2020, 1-12
Penelitian “KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR DI
YOGYAKARTA” merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain crosssectional.
Penelitian dilakukan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular yang berada di wilayah Puskesmas
Mlati, Sleman, Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage cluster sampling.
Data diambil menggunakan kuesioner Medical Outcome Study 12-Item Short-Form Second-Version
(MOS SF-12v2) Hasil penelitian nilai kualitas hidup pada aspek fisik yaitu 42 ± 9.88 dan 56 ± 9.87
untuk aspek mental. Nilai kualitas hidup pada sub-domain vitality (61.67 ± 10.76) dan general health
(35.19 ± 7.31) menduduki nilai tertinggi dan terendah. Skor kualitas hidup lebih tinggi pada domain
mental daripada domain fisik.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan terdapat pada pengambilan sempel
penelitian. Pada penelitian ini menggunakan pengambilan sampel Teknik multistage cluster sampling
sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan pengambilan sampel stratified random
sampling.

B. Penelitian Azhar pada tahun 2020 “PERBEDAAN KUALITAS HIDUP ANTARA PASIEN
PENYAKIT JANTUNG KORONER YANG RUTIN DAN TIDAK RUTIN MELAKUKAN SENAM
JANTUNG SEHAT” adalah penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional. Ada sebanyak
24 sampel dengan 8 yang rutin dan 16 tidak rutin melakukan senam jantung sehat didapat secara total
sampling sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Kualitas hidup Subjek yang rutin melakukan senam jantung
sehat baik di domain hubungan sosial dan lingkungan, sedangkan di domain fisik didapatkan hasil
kualitas hidup yang buruk.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan terdapat pada pengambilan sempel
penelitian. Pada penelitian ini menggunakan pengambilan sampel Teknik total sampling sedangkan
penelitian yang saya lakukan menggunkan pengambilan sampel stratified random sampling.
C. Penelitian Haryati Haryati1 , Saida Saida1*, La Rangki1 tahun 2020 “KUALITAS HIDUP
PENDERITA GAGAL JANTUNG KONGESTIF BERDASARKAN DERAJAT KEMAMPUAN
FISIK DAN DURASI PENYAKIT” adalah penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional
terhadap 104 pasien gagal jantung yang berobat di poliklinik jantung RSUD Kota Kendari.Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan. Kualitas hidup diukur dengan menggunakan kuesioner Minnesota Living with Heart
Failure (MLHF) Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa derajat kemampuan fisik merupakan faktor
yang berhubungan dengan kualitas hidup, namundurasi penyakit tidak berhubungan dengan kualitas
hidup penderita gagal jantung kongestif.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan terdapat pada pengambilan sempel
penelitian. Pada penelitian ini menggunakan pengambilan sampel purposive sampling sedangkan
penelitian yang saya lakukan menggunkan pengambilan sampel stratified random sampling.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai