Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal jantung (Heart Failure) merupakan keadaan seseorang mengalami


penurunan kapasitas fungsioal dan sesak napas (dipsnea) ketika beraktivitas
maupun istirahat (Sulastini et al., 2020). Berdasarkan hasil penelitian Mahanani
(2017) di Kota Surakarta, didapatkan bahwa 80 % pasien gagal jantung memiliki
kualitas hidup yang buruk (Mahanani, 2017). Gagal jantung merupakan penyakit
yang memengaruhi kesehatan diseluruh dunia dengan prevalensi yang semakin
meningkat (Savarese & Lund, 2016)

Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2016


memaparkan bahwa di tahun 2015 ada sekitar 23 juta atau sekitar kurang lebih
54% dari total kematihan di dunia disebabkan oleh gagal jantung (Rispawati,
2019). American Heart Association (AHA) pada tahun 2013 sebanyak 17,3 juta
kematian didunia terdiri atas 29,4 % kematian pria dan 34,1% kematian wanita
yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler. Data dari AHA di Amerika
Serikat lebih dari 375.000 orang pertahun meninggal dunia akibat penyakit gagal
jantung. Angka kejadian gagal jantung pada tahun 2010 sebesar 6,6 juta orang dan
diperkirakan meningkat sebesar 3,3 juta orang pada tahun 2030 (AHA, 2017).

Prevalensi penyakit jantung di Jawa Tengah menurut Riset Kesehatan


Dasar (Riskesdas) tahun 2018 sebanyak 91.161 orang. Jumlah ini memiliki
perbandingan laki-laki 45.186 orang dan perempuan 45.975 orang (Riskesdas,
2018). Prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia menurut Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, sebanyak 229.696 orang mengalami penyakit
gagal jantung. Jumlah penduduk yang mengalami gejala penyakit jantung
sebanyak 530.068 orang. Di Jawa Tengah kejadian penyakit gagal jantung pada
tahun 2013 diperkirakan sekitar 43.361 orang dan menduduki peringkat ketiga
setelah Jawa Timur dan Jawa Barat (Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, 2013). Prevalensi gagal jantung memiliki

1
perbandingan 45 % laki laki dan 54 % perempuan (Mariam, 2016). Tingginya
prevalensi gagal jantung didukung dengan penyakit yang menyertainya. Penyakit
penyerta pada pasien gagal jantung yaitu diabetes mellitus, hipertensi dan
penyakit jantung koroner (Adondis et al., 2019).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang tidak dapat


disembuhkan, namun dapat dikendalikan (Jamiat & Rahmat, 2020). Diabetes
melitus mempengaruhi peningkatan sistem renin-angiotensin-aldosteron, retensi
garam dan cairan serta kekakuan vaskuler sehingga memicu kecenderungan
tingginya tekanan darah. Hipertensi yang terjadi pada pasien diabetes disebabkan
oleh karena adanya peningkatan glukosa darah sehingga dapat menurunkan fungsi
sel endothel pembuluh darah. Adanya banyak komplikasi terhadap vaskuler inilah
yang menyebabkan terjadinya gagal jantung (Lolita & Istiani, 2019).

Hipertensi di penelitian ini menjadi penyakit penyerta yang paling sering


terjadi untuk golongan penyakit sistem kardiovaskuler. Hipertensi diketahui
sebagai penyakit penyerta dari 60 % penderita gagal jantung (Sulistiyowatiningsih
et al., 2016). Pada pasien gagal jantung dengan penyakit penyerta hipertensi
disfungsi diastolik menjadi penyebab utamanya (Dewanti et al., 2020). Penyakit
Jantung Koroner (PJK) merupakan keadaan kekurangan oksigen dan penurunan
atau tidak adanya aliran darah ke miokardium yang disebabkan oleh penyempitan
atau terhalangnya arteri koroner. Akibatnya fungsi jantung terganggu karena harus
bekerja lebih keras untuk memompa aliran darah, sehingga aliran darah ke otot
jantung berkurang dan menyebabkan serangan jantung yang akhirnya
menyebabkan gagal jantung (Nopitasari et al., 2020).

Penyakit penyerta tersebut menimbulkan efek yang serius dan


mempengaruhi waktu perawatan di rumah sakit. Lama hari perawatan pasien
dengan gagal jantung ini sangat penting mengingat perawatan di rumah sakit
memberikan dampak langsung terhadap kualitas hidup pasien, risiko kejadian di
masa depan, serta kontribusi signifikan terhadap biaya besar akibat perawatan
(Djaya et al., 2015). Lama perawatan pasien gagal jantung paling banyak adalah
diatas 5 hari dengan rata-rata 7,29 hari dan kisaran lama 1-29 hari (Siswanti,

2
2016). Lama rawat pasien gagal jantung dari data penelitian di Amerika Serikat
tampak cenderung lebih singkat dibandingkan negara-negara lain yaitu 4-6 hari.
Sedangkan, median lama rawat pasien gagal jantung di Eropa adalah 9-11 hari.
Rohde dkk mengungkapkan bahwa median lama rawat pasien gagal jantung di
Brazil adalah 11 hari. Lama rawat yang terpanjang tampaknya terdapat di Jepang
21 hari (Djaya et al., 2015). Pasien gagal jantung dengan penyakit penyerta akan
akan memperpanjang waktu perawatan di Rumah Sakit (Rukminingsih & Susanto,
2020).

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti berdasarkan data


rekam medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2020 jumlah pasien
gagal jantung yang menjalani rawat inap sebanyak 4959 orang dalam satu tahun
terakhir (Rekam Medis, 2020). Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “ Deskripsi karakteristik pasien gagal jantung dan penyakit penyerta
dengan lama hari perawatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Gagal jantung merupakan keadaan ketika jantung mengalami kesulitan


saat memompa darah dan diperparah oleh beberapa penyakit penyerta. Penyakit
penyerta pada pasien gagal jantung dapat mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan pasien gagal jantung. Penyakit penyerta pada pasien gagal jantung
dapat berdampak pada lama hari perawatan di rumah sakit. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana deskripsi karakteristik pasien gagal
jantung dan penyakit penyerta dengan lama hari perawatan ?”

3
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi


karakteristik pasien gagal jantung, penyakit penyerta dan lama hari perawatan di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,


status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, fraksi ejeksi, kelas
fungsional(NYHA), penyakit penyerta, etiologi, status kematian, TD, kadar
gula dan cholesterol klasifikasi gagal jantung di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.

b. Mengidentifikasi lama hari perawatan pasien gagal jantung di RSUD Dr.


Moewardi Surakarta.

c. Mengidentifikasi penyakit penyerta pasien gagal jantung di RSUD Dr.


Moewardi Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan mengenai


deskripsi karakteristik pasien gagal jantung, penyakit penyerta dan lama hari
perawatan di RSUD Dr Moewardi Surakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan


dalam melakukan pengobatan bagi pasien gagal jantung.

b. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

4
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
pengembangan ilmu dalam keperawatan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan


penunjang di penelitian tentang gagal jantung lebih lanjut.

E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian oleh Novi Ayuwardani (2017) dengan judul “Hubungan
pelaksanaan clinical pathway terhadap lama rawat inap dan kejadian fatal
pasien sindroma koroner akut”. Penelitian ini merupakan penelitian cross
sectional pada pasien SKA (NSTEMI/STEMI). Bahan yang digunakan
adalah catatan medik pasien SKA. Alat yang digunakan adalah lembar
pengumpul data dan lembar penilaian clinical pathway SKA. Pengambilan
data secara retrospektif (Februari – Juli 2014) dan prospektif (Agustus –
September 2014). Analisa data meliputi analisa hubungan lama rawat inap
terhadap pelaksanaan clinical pathway pada kedua kelompok
menggunakan uji chi-square dan analisa hubungan kejadian fatal
(kematian, gagal jantung, stroke, dan reinfark) terhadap pelaksanaan
clinical pathway menggunakan uji Fisher Exact Tes. Pada penelitian ini
yang dibahas adalah hubungan sedangkan pada penelitian saya adalah
gambaran atau deskripsi.

2. Penelitian oleh Kristoforus H. Djaya, Sally A. Nasution, dan Dono Antono


(2015) dengan judul “Gambaran lama rawat dan profil pasien gagal
jantung di rumah sakit cipto mangun kusumo”. Penelitian ini bertujuan
mengetahui gambaran lama rawat dan mendeskripsikan karakteristik
demografis serta karakteristik klinis dari pasien-pasien gagal jantung.
Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan data sekunder dari
rekam medis pasien-pasien gagal jantung. Selanjutnya dilakukan
pengolahan data secara deskriptif untuk ditampilkan. Pada penelitian ini

5
tidak menjelaskan tentang penyakit penyerta sedangkan pada penelitian
saya menjelaskan penyakit penyerta.

Anda mungkin juga menyukai