Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyebab utama kematian di negara maju

dan berkembang yang sampai saat ini merupakan masalah kesehatan yang

paling krisis untuk penyakit kronis, dan juga disebabkan karena asupan

sodium, alkohol yang berlebihan serta stresor psikologis yang merupakan

pengaruh penyakit ini ( N.Fatin, 2019 )

Berdasarkan WHO (word Hearld Organization, 2018). terdapat

satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan diperkirakan sekitar

7,5 juta orang atau 12,8% kematian dari seluruh total kematian yang

disebabkan oleh penyakit ini, tercatat 45% kematian akibat jantung

koroner dan 51% akibat stroke yang juga disebabkan oleh hopertensi.

Menurut American Haert Association (2018)tercatat sekitar 77,9 juta

orang di amerika serikat dengan perbandingan 1 dari 3 orang dewasa

menderita hipertensi. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pada tahun

2030 sekitar 83,2 juta orang atau 7,2% . sementara itu menurut National

Health Nutrition Examination Survey (NHNES), di amerika orang dewasa

dengan

American Hearth Association (AHA, 2017) mendefinisikan

hipertensi sebagai peningkatan tekanan darah arteri sistemik yang menetap

dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥

90 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan
hipertensi (batasan tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun) dan

penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena penyakit mematikan ini

biasanya disertai gejala yang hampir sama dengan gejala penyakit lainnya

Hipertensi disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena

gejalanya sering tanpa keluhan. Biasanya penderita tidak mengetahui kalau

dirinya mengidap hipertensi dan baru diketahui kalau dirinya mengidap

hipertensi setelah terjadi komplikasi. Kebanyakan orang merasa sehat dan

energik walaupun hipertensi, keadaan ini tentu sangat berbahaya dan dapat

menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat. Hipertensi

merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis,

yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di

Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang

menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal (Depkes, 2018).

Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi Sumatara Barat Tahun

2017 angga kejadian hipertensi 53,6% dan jumlah kasus sebanyak 67.101

rata-rata kasus 9.800 kasus. Prevernsi hipertensi di padang mengalami

kenaikan jika dibandingkan dengan data rekapitulasi tahun 2015 penderita

hipertensi mencapai 30,218 jiwa (Sumbar, 2017)

Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyebab stroke

serta penggunaan tembakau yang merupakan risiko dimodifikasi yang

paling signifikan. Bedasarkan data prevelensi penelitian dari Yayasan

Stroke Indonesia (2010), sekitar95% faktor risiko utama dalam

masyarakat Indonesia yang semakin meningkat adalah hipertensi. Oleh itu,


ahli-ahli epidemiologi membuat rumusan dan meramalkan bahawa

sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berusia 35 tahun ke atas pada saat

ini atau akan datang mempunyai potensi mengalami serangan stroke.

Namun demikian, berdasarkan diagnosis tenaga kesihatan (Nakes)

Indonesia penderita penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke

banyak ditemukan pada kelompok umur 45-54 tahun, 55-64 tahun dan 65-

74 tahun (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

Menurut World Health Organization (2016) stroke adalah

putusnya aliran darah ke otak, umumnya terjadi akibat pecahnya pembuluh

darah ke otak atau tersumbatnya pembuluh darah sehingga pasokan nutrisi

dan oksigen ke otak berkurang. Stroke menyebabkan gangguan fisik atau

disabilitas. Studi melaporkan bahwa dalam 20 tahun terakhir terlihat

peningkatan beban stroke di beberapa Negara eropa sebesar 1,1 juta

pertahun pada tahun 2000 menjadi 1,5 juta pertahun pada tahun pada tahun

2025.

Stroke merupakan urutan kedua penyakit mematikan setelah

penyakit jantung. Serangan stroke lebih banyak dipicu karena hipertensi

yang disebut silent killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai

gangguan alliran darah ke otak. Angka kejadian stroke didunia kira-kira

200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Di Indonesia diperkirakan

setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke dan sekitar

25% atau 125.000 orang meninggal sedangkan sisanya mengalami cacat

ringan bahkan bisa menjadi cacat berat, Kejadian stroke berulang 6 – 25


% sering terjadi pada pasien hipertensi tak terkontrol , biasanya pada tahun

pertama dan pada 5 tahun pasca stroke beresiko berulang dan

menyebabkan kecacatan yang lebih besar dan menetap, peningkatan resiko

deminsia, kematian dan peningkatan biaya pengobatan dan perawatan.

Prevalensi stroke di Indonesia pada tahun 2018 masih cukup tinggi

yakni 10.5 orang/mil (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Adapun

penelitian yang mengkaji pengetahuan tentang tanda dan peringatan stroke

telah banyak dilakukan pada berbagai populasi, namun penelitian yang

dilakukan di Indonesia masih sedikit. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui gambaranpengetahuan tentang stroke, tanda dan peringatan,

pence gahan, faktor risiko, pola pencarian bantuan ketika serangan, serta

pengobatan pada penderita stroke. Penelitian ini bermanfaat bagi pemberi

pelayanan kesehatan dalam menyusun strategi pencegahan stroke,

khususnya di Indonesia.

Berdasarkan data dari RS TK III Reksodiwiryo Padang tahun 2017,

terjadi peningkatan pasien stroke yang dirawat inap pada tahun 2017

berjumlah 208 orang meningkat pada tahun 2018 berjumlah 375 orang.

Survey awal yang peneliti lakukan di Poliklinik RS TK III Reksodiwiryo

Padang pada tanggal 24 April 2019 dengan melakukan wawancara

terhadap 10 orang pasien stroke yang datang berkunjung, 8 orang

mengatakan mengalami stroke berulang, dari 8 orang tersebut 7 orang

mengatakan tekanan darah meningkat, 6 orang mengalami peningkatan

kadar gula darah dan 5 orang mengatakan stres atau panik dengan kondisi
lingkungan rumah dan memikirkan penyakitnya dan 2 orang lagi tidak

mengalami peningkatan tekanan darah.

Penderita hipertensi dapat mengurangi angka kejadian stroke yaitu

dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengetahuan individu,

kelompok atau masyarakat mengenai hipertensi, serta kesadaran yang baik

mengenai perawatan hipertensi terhadap sikap dalam pencegahan stroke

yang benar. Salah satu upaya dalam meningkatkan tingkat pengetahuan

klien mengenai bahaya suatu penyakit dapat dilakukan dengan cara

memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan

suatu intervensi keperawatan mandiri untuk membantu klien dalam

mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, sehingga

meningkatkan pengetahuan dan sikap untuk mencegah penyakit dan

meningkatkankesehatan (Permana & Firmawati, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh (Abdul, Damanik, & Imawati,

2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pemahaman penderita

hipertensi dengan perilaku pencegahan stroke. ketidaktahuan responden

terhadap penyakit stroke, sehingga pemahaman untuk melakukan perilaku

pencegahan stroke pada penderita hipertensi juga buruk demikian

sebaliknya.

Berdasarkan permasalah di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yaitu hubungan pengetahuan penderita hipertensi

tentang stroke dengan perilaku pencegahan stroke.


B. Rumusah Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang

Stroke Dengan Perilaku Pencegahan Stroke berdasarkan literature review?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

perilaku pencegahan stroke pada penderita hipertensi berdasarkan

literature review.

b. Tujuan Khusus

1. Diketahui literasi hubungan pengetahuan penderita hipertensi

terhadap stroke berdasarkan literature review.

2. Diketahui literasi pengetahuan pencegahan penderita stroke

berdasarkan literature review.

3. Diketahui literasi hubungan pengetahuan penderita hipertensi

tentang stroke dengan perilaku pencegahan stroke berdasarkan

literature review.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan

menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai kesehatan


khususnya hubungan pengetahuan penderita hipertensi tentang

stroke dengan perilaku pencegahan stroke

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Instansi kesehatan

Dapat memberikan acuan untuk pelaksanaan asuhan

keperawatan yang profesional khususnya dalam menangani

pencegahan penderita hipertensi yang berhubungan dengan

stroke.

b. Manfaat Bagi institusi Pendidikan

Untuk menambah bahan pustaka dan sebagai dasar penelitian

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas tentang hubungan pengetahuan penderita

hipertensi tentang stroke dengan perilaku pencegahan stroke ,variabel

dependen dari penelitian ini adalah pengetahuan penderita hiperrtensi dan

variabel independent penelitian ini adalah perilaku pencegahan stroke,

penelitian literatur review ini di lakukan pada bulan maret - april 2021

yang di identifikasi melalui jurnal penelitian dari tahun 2017 sampai tahun

2021 melalui google scholar,portal garuda, sehingga mendapatkan hasil

tinjauan literatur.

Anda mungkin juga menyukai