HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAK
A. Konsep Teori
B. Kerangka Teori
C. Keaslian Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
C. Waktu Penelitian Dan Tempat Penelitian
D. Instrument Alat Pengumpulan Data
E. Validitas Dan Reabilitas
F. Prosedur Pengumpulan
G. Rencana Analisis Data
H. Pengolah data
I. Etika Penelitian
J. Jadwal penelitian
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti mencantumkan beberapa point yang terkait dengan
kelengkapan proposal penelitian seperti, konsep teori, keaslian penelitian,
kerangka teori, variabel penelitian serta definisi operasional.
A. Konsep Teori
1. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah merupakan gaya yang disalurkan oleh darah ke
dinding pembuluh darah dan menimbulkan desakan darah terhadap
dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan,
besar tekanan bervariasi tergantung pada pembuluh darah dan denyut
jantung (Hasnawati, 2021). Tekanan darah paling tinggi terjadi jika
ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah jika
ventrikel berelaksasi (tekanan diastolic) (Hasnawati, 2021). Seseorang
dikatakan hipertensi jika sudah melakukan pengukuran dan nilai
tekanan darah nya tetap tinggi yaitu nilai sistolik ≥ 130 mmHg atau
diastolic ≥ 80 mmHg (American Heart Association, 2017).
Hipertensi sangat sering tanpa gejala, sehingga baru disadari
apabila telah terjadi gangguan organ seperti gangguan fungsi
kardiovaskular atau stroke (Savitri., dkk, 2021). Hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik
di atas 130 mmHg dan tekanan darah diastolic diatas 80 mmHg
(Hasnawati, 2021). Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
suatu keadaan tekanan darah yang sudah melebihi 130 mmHg sistolik
dan melebihi 80 mmHg diastolic (Manuntung, 2018)
b. Etiologi Hipertensi
1) Hipertensi primer atau essential hypertension atau idiopathic,
etiologi atau penyebab tidak diketahui secara pastinya, tapi ada
beberapa macam faktor yang dapat dikaitkan sebagai faktor
yang berperan dalam kejadian hipertensi primer, faktor ini
dinamakan faktor resiko (risk factor)
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi yang disebabkan karena
adanya penyakit lain yang juga disebabkan karena adanya
penyakit lain, contohnya karena penyakit diabetes atau penyakit
ginjal (Savitri, Elisabeth & Sius, 2021).
e. Patofisiologi Hipertensi
Sangat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami peningkatan tekanan sistol atau diastole, tetapi sebenarnya
tekanan ini terjadi akibat peningkatan tahanan perifer total tubuh dan
peningkatan cardiac output/ curah jantung (Kadir, 2016)
Regulasi tekanan darah pada hipertensi dihasilkan dari beberapa
penyebab, kontrol tekanan darah meliputi interaksi yang komplek dari
ginjal, sususan saraf pusat dan sistem saraf perofer dan endotel
vaskuler, adrenal dan kelenjar pituitari serta jumlah nefron yang
sedikit memungkinkan terjadinya hipertensi seperti pada berat badan
lahir rendah atau gangguan anatomi, jantung merupakan organ yang
merespon terhadap sistem ini, Genetik pada manusia juga mempunyai
prediposisi untuk menjadi hipertensi, ketidakseimbangan sistem ini
yang memodulasi tekanan darah (Suherman, 2018).
f. Dampak Hipertensi
Menurut (Lingga, 2012) dampak yang akan ditimbulkan dari
penyakit serius atau hipertensi, yaitu :
1) Kerusakan ginjal
Tekanan darah dipengaruhi oleh senyawa kimia yang
dihasilkan oleh ginjal yaitu angiostin, dimana saat tekanan darah
tidak terkendali menyebabkan produksi angiostin melonjak tajam
sehingga ginjal kelelahan dan akhirnya mengalami kerusakan.
Kerusakan yang berlebihan ditandai dengan beberapa gejala seperti
keringat berlebihan, kram otot, letih, sering berkemih, serta denyut
jantung menjadi cepat dan tidak teratur.
2) Serangan Jantung
Kondisi ini terjadi saat arteri gagal bekerja, sehingga jantung
berdetak cepat agar dapat memompa darah lebih banyak, tetapi
arteri tidak dapat diajak kerja sama karena rusak atau hilangnya
elastisitasnya. Arteri tersebut gagal menyuplai darah yang kaya
akan oksigen ke jantung dan otak sehingga memicu peningkatan
tekanan darah
3) Stroke
Hipertensi adalah resiko mayor penyebab stroke. Stroke
iskemik dan stroke hemoragik dapat disebabkan oleh hipertensi,
seorang penderita hipertensi beresiko tinggi untuk mengalami
stroke. Maka dari itu untuk mencegah stroke adalah menjaga
kestabilan tekanan darah
g. Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut (Aspiani, Reny, 2014) penatalaksanaan dari hipertensi
antara lain :
1) Penatalaksanaan Farmakologi atau Medis
a) Diuretic : Chlorthalidon, Hydromox, Lasix, Aldactone,
Dyrenium. Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme
untuk mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal
meningkatkan ereksi garam dan airnya
b) Penyekatan saluran kalsium untuk menurunkan kontraksi
otot polos jantung atau arteri. Sebagian penyekat saluran
kalsium bersifat lebih spesifik untuk saluran lambat kalsium
otot jantung dan sebagian yang lain lebih spesifik untuk
saluran kalsium otot polos vascular. Dengan begitu,
berbagai penyekatan kalsium memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam menurunkan kecepaan denyut jantung,
volume sekuncup
c) Penghambat enzim mengubah angiotensin 2 atau inhibitor
ACE berfungsi untutk menurunkan angiotensin 2 dengan
menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah
angiotensin 1 menjadi angiotensin 2. Kondisi ini
menurunkan darah secara langsung dengan menurunkan
TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunkan sekresi
aldosterone, yang akhirnya meningkatkan pengeluaran
natrium pada urin kemudian menurunkan volume plasma
dan curah jantung
d) Antagonis (penyekat) reseptor beta (β-blocker), terutama
penyekat selektif, bekerja pada reseptor beta di jantung
untuk menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung
e) Antagonis reseptor alfa (β-blocker) menghambat reseptor
alfa di otot polos vascular yang secara normal berespon
terhadap rangsangan saraf simpatis dengan vasokontiksi.
Hal ini akan menurunkan TPR
f) Vasodilator arterior langsung dapat digunakan untuk
menurunkan TPR. Misalnya, Natrium, Nitroprusida,
Nikardipin, Hidralazin, Nitrogliserin, dll
2) Penatalaksanaan Non Farmakologi
a) Pengaturan diet
Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi. Dengan mengurangi garam hal
ini dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah
intake sodium yang dianjurkan adalah 50-100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram perhari
b) Penurunan berat badan
Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah
karena kemungkinan mengurangi beban kerja jantung dan
volume sekuncup juga berkurang.
c) Olahraga
Olahraga yang teratur selama 30 menit sebanyak 3-4
kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar
HDL, yang dapat mengurangi tebentuknya aterosklerosis
akibat hipertensi.
d) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol,
penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi
karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
2. Pola Makan
a. Definisi
Pola hidup sehat dan pola makan sehat merupakan pilihan
tepat untuk menjaga diri terbebas dari hipertensi. Semuanya dilakukan
secara terus menerus, tidak boleh temporer. Sekali lengah menjaga diri
dengan tidak mengikuti pola hidup sehat, dipastikan akan mudah
terkena hipertensi. Jenis makanan yang menyebabkan hipertensi yaitu
makanan yang siap saji yang mengandung pengawet, kadar garam yang
terlalu tinggi dalam makanan, kelebihan konsumsi lemak (Susilo,
2012).
b. Faktor yang mempengaruhi
2 Nuraeni, eni, Hubungan usia dan jenis Jenis penelitian adalah survei Hasil analisis multivariat, didapatkan
(2019) kelamin beresiko dengan analitik dengan menggunakan faktor yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi di klinik x rancangan cross sectional. hipertensi adalah umur (p=0,000;
kota tangerang Populasi dalam penelitian ini OR=8.431), pendapatan (p=0.001;
adalah pengunjung klinik berumur OR=4.471) dan riwayat keturunan
18 tahun ke atas yang berobat (0,031; OR=3.744) sedangkan
jalan di Klinik X di Kota variabel olahraga, pekerjaan dan
Tangerang pada tahun 2016, pendidikan merupakan variabel
dengan besar sampel sebanyak confounding. Umur merupakan faktor
210. dominan yang berhubungan dengan
hipertensi.
3 Hartiningsih Terapi relaksasi nafas dalam Penelitian menggunakan jenis Penelian ini menunjukkan terdapat
et.al, (2021) berpengaruh terhadap tekanan penelitian pre eksperimen dengan pre penurunan tekanan darah responden
darah pada lansia penderita post test. Populasi pada penelitian ini setelah diberikan terapi relaksasi
adalah seluruh lansia yang aktif di
hipertensi nafas dalam rata-rata sistol 8,81
Posyandu Lansia Pisang Mas Pandak
mmHg dan tekanan darah rata rata
yang berjumlah 53 responden.
diastole 5,44 mmHg . Analisis
Pengambilan sampel menggunakan
statistik dengan menggunakan paired
purposive sampling yang berjumlah
27 responden. Uji statistik
sampel t-tes dengan hasil
4 Hamzah, et. al Analisis hubungan pola makan enis penelitian yang digunakan Hasil uji statistik diperoleh ada
(2021) dengan kejadian hipertensi pada observasional analitik dengan hubungan pola makan dengan
lansia rancangan cross sectional dengan kejadian hipertensi (p=0,014<0,05).
jumlah sampel sebanyak 31 Maka dapat disimpulkan ada
responden. Teknik penarikan hubungan antara pola makan dengan
sampel yang digunakan adalah kejadian hipertensi di wilayah kerja
Total Sampling. Puskesmas Molibagu Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan.
5 Wijaya, et al, ( Hubungan Gaya Hidup dan Pola enis penelitian yang dilakukan Hasil penelitian diperoleh dari hasil
Makan terhadap Kejadian merupakan penelitian survey survey dengan menggunakan
Hipertensi diwilayah Kerja analitik dengan rancangan cross kuisioner. Hasil penelitian ini
Puskesmas Towata Kabupaten sec- tional study. Metode menunjukkan bahwa ada hubungan
Takalar sampling yaitu Simple Random kebiasaan merokok dengan kejadian
Sampling sebanyak 74 orang hipertensi (pvalue=0,031), tidak ada
dengan yang menderita hipertensi hubungan kebiasaan aktivitas fisik
sebanyak 41 orang dan tidak dengan kejadian hipertensi
menderita hipertensi sebanyak 33 (pvalue=0,619), ada hubungan
orang. kebiasaan mengkonsumsi garam
dapur dengan kejadian hipertensi
(pvalue=0,006) dan ada hubungan
kebiasaan mengkonsumsi lemak
dengan kejadian hipertensi
(pvalue=0,000).
6 Kumalasary, Tingkat pengetahuan lansia Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian tingkat pengetahuan
(2021) tentang hipertensi berhubungan metode analitik dengan responden tentang hipertensi
dengan kejadian hipertensi pendekatan cross sectional. Subjek didapatkan tingkat pengetahuan baik
penelitian ini adalah lansia yang sebanyak 11 responden (22%), tingkat
berumur 60 tahun ke atas. pengetahuan cukup sebanyak 24
Berdasarkan hasil uji chi-square di responden (48%), dan tingkat
dapatkan nilai P value( =<0,05) pengetahuan kurang sebanyak 15
(30%).Dari hasil penelitian kejadia
hiprtensi pada lansia didapatkan yang
mengalami hipertensi sebanyak 30
responden (60%) sedangkan yang
tidak hipertensi sebanyak 20
responden (40%).
7 Pratiwi, et., al Hubungan Tingkat Pengetahuan Metode Penelitian ini merupakan Hasil penelitian menunjukan tingkat
(2021) tentang Diit Hipertensi pada survey analitik dengan desain pengetahuan tentang diit hipertensi
Lansia Hipertensi dengan cross sectional dengan cara pada lansia hipertensi di Wilayah
Tekanan Darah di Wilayah pendekatan point time approach. Puskemas 1 Sumpiuh sebagian besar
Puskemas 1 Sumpiuh Sampel sejumlah 84 penderita cukup. Tekanan darah pada lansia di
hipertensi yang diambil dengan wilayah Puskemas 1 Sumpiuh
teknik consecutive sampling. sebagian besar normal. Ada hubungan
tingkat pengetahuan tentang diit
hipertensi pada lansia hipertensi
dengan tekanan darah di Wilayah
Puskemas 1 Sumpiuh dengan nilai
p=0.009.
8 Purnamasary, Sikap Lansia terhadap Kejadian Penelitian ini menggunakan jenis Hasil uji statistik p-value (0,000) < ɑ
et., al (2021) Hipertensi di Puskesmas Kutai kuantitatif dengan metode survei =0,05 menunjukan bahwa terdapat
Kabupaten Tangerang analitik pendekatan cross sectional. hubungan sikap lansia dengan hipertensi
Sampel dalam penelitian ini di wilayah Puskesmas Kutai Kabupaten
berjumlah 58 lansia. Teknik sampel Tangerang. Sebagian besar responden
yang digunakan accidental sampling mengalami sikap lansia yang baik.
dengan metode non-probability
sampling.
9 Rihiantoro, Hubungan pola makan dan Jenis penelitian adalah kuantitatif Hasil penelitian menunjukan
(2017) aktivitas fisik dengan kejadian dengan metode pendekatan “ distribusi frekuensi hipertensi 32
hipertensi di kabupaten tulang restrospektif” populasi penelitian responden (50,0%) sebanyak 25
bawang adalah penderita hipertensi (86,2%) mempunyai pola makan
sejumlah 267 responden. Teknik buruk, sebanyak 23 (67,9%)
sampel yang digunakan simple melakukan aktivitas ringan <
random sampling analisa data 600Mets- min/minggu. Hasil uji chi
menggunakan uji chi square square diperoleh data hubungan pola
makan dengan kejadian hipertensi
dengan p-value=0,000 dan ada
hubungan aktivitas fisik dengan
kejadian hipertensi dengan p-
value=0,005.
10 Pratiwi, et., al Hubungan pola makan dengan Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian ini adalah p=Value
(2018) kejadian penyakit hipertensi desain studi cross-sectional. sebesar P= 0,000 <0,05%. Simpulan
pada lansia di dusun blokseger Sampel penelitian ini berjumlah dari penelitian ini adalah ada
kecamatan tegalsari kabupaten 60 lansia. Instrumen penelitian ini hubungan bermakna antara pola
banyuwangi menggunakan kuisioner dan makan dan kejadian penyakit
pengukuran hipertensi dengan hipertensi pada lansia.
menggunakan alat ukur tekanan
darah spigmomanometer dan
stetoskop.
11 Kadir, (2019) Pola makan dan kejadian Jenis penelitian yang digunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hipertensi adalah analitik kuantitatif dengan 24 responden dengan pola makan
pendekatan cross sectional. Populasi buruk, 20 responden mengalami pre-
adalah seluruh penderita Hipertensi
Hipertensi, 13 responden mengalami
yang tercatat pada tahun 2018 di
Hipertensi tingkat satu dan 7
wilayah kerja Puskesmas Dungaliyo
responden mengalami Hipertensi
dengan jumlah 192 orang. Sampel
tingkat dua. Terdapat pengaruh pola
diperoleh sebanyak 66 orang yang
diambil menggunakan teknik
makan terhadap kejadian Hipertensi
purposive sampling. di wilayah kerja Puskesmas
Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
12 Sukri, et., al, Pengaruh pola makan terhadap Jenis penelitian adalah analitik Hasil penelitian menunjukan diketahui
(2019) hipertensi pada lansia (studi di dengan pendekatan analitik-cross sebagian besar pola makan responden
posyandu kutilang 1 kelurahan sectional. Populasinya seluruh lansia pada posyandu kelurahan Pangkut adalah
yang menderita hipertensi sebanyak cukup sebanyak 21 orang (51,2%). Dan
pangkut kecamtan arut utara
70 orang. Teknik sampling yang di diketahui hampir setengahnya lansia di
kotawaringin barat kalimantan
gunakan adalah proporsional cluster posyandu kelurahan pangkut adalah
tengah)
random sampling sehingga hipertensi sedang sebanyak 15 orang
didapatkan sampel 41 responden. (31.7%). Hasil penelitian: dengan uji
ranks spearman terdapat pengaruh pola
makan terhadap hipertensi dengan tingkat
siknifikan p=0,037
13 Maimunah, Hubungan Gaya Hidup dengan metode Cross Sectional. Penelitian membuktikan hasil
(2020) Kejadian Hipertensi pada Lansia Pemungutan sampel dilakukan hubungan antara aktivitas fisik
di Desa Tawun secara Total Sampling melalui dengan kasus hipertensi diperoleh
jumlah data 73 responden. Data nilai p = 0,019, hubungan antara pola
dianalisa menggunakan uji Chi- makan dengan kejadian hipertensi
Square. nilai p = 0,009, hubungan antara
kebiasaan istirahat dengan kejadian
hipertensi diperoleh nilai p = 0,000
sehingga berhasil disimpulkan bahwa
gaya hidup ada hubungannya dengan
kasus hipertensi
14 Langgini, Hubungan status gizi dengan Metode penelitian deskritif The results of this study show that
(2021) derajat hipertensi pada lansia di dengan pendekatan cross most of hypertensive patients have
desa tombolango kecamatan sectional. Total populasi 155 moderate level of self-management
lolak lansia dengan hipertensi dan behaviour, while for self-efficacy
didapat 32 Sampel. Instrument have a bad level. Spearman Rank test
digunakan Lembar Observasi shows the significant result with p-
variabel independen adalah status value=0,000 (p
gizi, variabel dependen adalah
derajat hipertensi, Analisis
menggunakan uji Chi Square.
15 Hamzah, et., Analisis hubungan pola makan Jenis penelitian yang digunakan Hasil penelitian menunjukkan
al, (2021) dengan kejadian hipertensi pada observasional analitik dengan terdapat 61,3% responden yang
lansia rancangan cross sectional dengan menderita hipertensi, 67,7%
jumlah sampel sebanyak 31 responden yang memiliki pola makan
responden. Teknik penarikan kurang baik dan 32,3% yang memiliki
sampel yang digunakan adalah pola makan yang baik. Hasil uji
Total Sampling. statistik diperoleh ada hubungan pola
makan dengan kejadian hipertensi
(p=0,014<0,05).
16 Ruixing et., al Diet, Lifestyle, and Blood A total of 485 subjects of Bai Ku Physical activity levels, carbohydrate,
(2021) Pressure of the Middle-aged and Yao and 501 participants of Han vegetal protein, and dietary fiber
Elderly in the Guangxi Bai Ku Chinese aged 40–89 were intake were higher in Bai Ku Yao
Yao and Han Populations surveyed using a stratified than in Han, whereas educational
randomized cluster sampling. level, height, weight, body mass index
Information on diet and lifestyle (BMI), waist circumference, and total
was collected by using standard energy, fat, protein, dietary
questionnaires. Blood pressure cholesterol,
(BP) and serum lipid levels were and salt intake were higher in Han than in
measured. Bai Ku Yao. Systolic, diastolic, and pulse
pressure (PP) levels and the prevalence of
hypertension (21.9% vs. 28.9%, P <
0.05) were lower in Bai Ku Yao than in
Han
17 Sumarni, et., Relationship between The type of correlative descriptive The results of this study received as
al (2021) familysupport and compliance in study that describes the much support as 57% with a level of
implementing diet programs for relationship of family support with adherence to carrying out a diet of
elderly people with hypertension hypertension diet compliance. 55%, and categories that lacked
This study's population is family support 43% and who did not
hypertension sufferers in the carry out dietary compliance 45%.
Muara Sanding village located in Results of analysis Sig = 0.42 (a
the SiliwangiGarut Health Center <0.05) means that HO is rejected and
working area. The sample is a accepts H1. There is a relationship
total sampling of 51 respondents. between family support and
adherence in implementing a diet in
the elderly with hypertension. The
analysis also found a significant
correlation value, with an equivalent
odds ratio of 3,889, meaning families
who support have the possibility of
3,889 times to comply with the
hypertension diet program
18 Sutipan, Healthy Lifestyle Behavioral Quantitative survey study A total of 400 elderly people living
(2017) Needs among the Elderly with with hypertension participated in this
Hypertension in Chiang Mai, study, 35% were male (n = 140) and
Thailand 65% were female (n = 260). The ages
of the participants ranged from 60-75
years (mean age = 63.93, SD = 3.42).
The majority of the participants had
completed at least a primary school
level of education (69%) and were
currently married (65%); and more
than half (60%) of the participants
were retired. More than half of the
participants (70%) reported having an
adequate level of income.
19 Matomedi, et., Diet quality in relation to the This study recruited a total of Hypertension was prevalent in 28.3%
al. (2021) risk of hypertension among 10,111 individuals (45.14% male) of the population (21.59% in males
Iranian adults: cross- sectional with mean age of 48.63 ± 9.57 and 33.74% in females). In the whole
analysis of Fasa PERSIAN years from the Fasa Cohort Study, population, after adjustment for
cohort study Iran. Indices of diet quality, potential covariates, including daily
including MDS, HEI-2015, DQI-I, energy intake, age, gender, physical
and DDS were computed by a activity, smoking, family history of
125-item Food Frequency hypertension, body mass index, and
Questionnaire. Participants were the level of education, higher
diagnosed as hypertensive if they adherence to the MDS (OR: 0.86,
had a diastolic blood pressure 95%CI = 0.75–0.99) and HEI-2015
(DBP) ≥90 mmHg, systolic blood (OR: 0.79, 95%CI = 0.68–0.90) was
pressure (SBP) ≥140 mmHg,, or significantly associated with
used antihypertensive drugs. decreased risk of hypertension. The
protective effect of HEI-2015 against
hypertension remained significant for
both males (OR: 0.80, 95%CI = 0.64–
0.99) and females (OR: 0.78, 95%CI
= 0.66–0.94), while, for MDS, this
relationship disappeared in the
subgroup analysis by gender. DQI-I
and DDS were not related to the odds
of hypertension.
20 Nan et., al. The interactive association his cross-sectional study used data Of the 820 older adults who
(2021) between from the National Survey for participated in this study, 523
sodium intake, alcohol Nutrition and Adult Chronic (63.80%, age-standardized rate =
consumption and hypertension Disease in Inner Mongolia. The 62.33%) had been diagnosed with
among elderly in northern prevalence of hypertension was hypertension. The mean sodium
China: a cross-sectional study age standardized by the direct intake was 4.88 g. Sodium intake and
method. Sodium intake and drinking excessively were both
alcohol consumption were independently related to higher risk of
estimated using a weighing hypertension. A formal test for a
method and 24-h recalls on 3 multiplicative interaction between
consecutive days. Hypertension sodium intake and drinking revealed a
was either self-reported or field- significant interaction (p = 0.042),
measured. Participants were and the multivariable-adjusted odds
categorized into six subgroups ratio (95% CI) for the interaction was
according to combinations of 1.1 (1.0–1.3). After adjusting for
sodium intake status and drinking confounders, compared with moderate
level. Logistic regression was sodium intake and no drinking group,
used to determine the interactive the risk of hypertension was highest
effect of sodium intake and among those with both excessive
drinking on hypertension. sodium intake and excessive alcohol
consumption, with an odds ratio of
3.6 (95% CI: 1.7–7.9).
21 Farraris, et., al Salt Taste Genotype, Dietary his secondary cross-sectional Additional studies are needed in more
(2020) Habits and Biomarkers of analysis examined data from the diverse age and cultural groups to
Health: No Associations in an Retirement Health and Lifestyle determine if the lack of associations
found between the TRPV1-rs8065080
Elderly Cohort Study (RHLS) conducted on the
genotype with sodium intake and markers
NSW Central Coast of Australia
of health is confined to the Caucasian
from 2010 to 2012
elderly demographic. Furthermore, while
this study was the first to characterise the
relationship between TRPV1-rs8065080
genotype and markers of dietary intake,
quality and health outcomes—data on
perception, preference and sensitivity
were not available, and further studies are
needed to elucidate the differential
impacts of oral versus extra-oral taste
receptors.
22 Rendi, (2021) Diet, nutrition and the The interpretation of evidence An earlier version of this paper was
prevention of hypertension and needs to involve a critical prepared as a background paper for
cardiovascular diseases appraisal of methodological issues the Joint WHO/FAO Expert
related to measurement of Consultation on diet, nutrition and the
exposures, nature of outcome prevention of chronic diseases
variables, types of research design (Geneva, 28 January–1 February
and careful separation of cause, 2002). The authors wish to thank Dr
consequence and confounding as Ghafoorunissa, National Institute of
the basis for observed Nutrition, Indian Council of Medical
associations. Research, Hyderabad, India, Professor
A. Stewart Truswell, Human
Nutrition Unit, University of Sydney,
Sydney, Australia, and Dr Salim
Yusuf, McMaster University,
Hamilton, Canada, for the valuable
comments they provided on the
earlier manuscript.
23 Hanif, et., al, Gender-specificprevalenceand We analysed data from the food The weighted prevalence of
(2021) associatedfactorsofhypertension security and nutrition surveillance hypertension was 42% and 56%
amongelderlybangladeshipeople: round 2018–2019. among males and females,
findingsfromanationally The multistage cluster sampling respectively. The prevalence was
representativecross- method was used to select the higher among females across all
sectionalsurvey study population. Hypertension sociodemographic, behavioural and
was defined clinical strata. Factors associated with
as systolic blood pressure ≥140 higher odds of hypertension (adjusted
mm Hg and/or diastolic blood OR (AOR) (95% CI) for males and
pressure ≥90 mm Hg and/or females, respectively) were age ≥70
having a history of hypertension. years (1.32 (1.09, 1.60) and 1.40
We carried out the descriptive (1.15, 1.71)); insufficient physical
analysis, bivariate and activity (1.50 (1.25, 1.81) and 1.38
multivariable logistic regression to (1.15, 1.67)); higher waist
report the weighted prevalence of circumference (2.76 (2.22, 3.43) and
hypertension as well as crude and 2.20 (1.82, 2.67)); and self-reported
adjusted ORs with 95% CI. A p diabetes (1.36 (1.02, 1.82) and 1.82
value<0.05 was considered (1.35, 2.45)). Additionally, living in
statistically significant. slums decreased (0.71 (0.52, 0.96))
and education >10 years increased
odds of hypertension (1.83 (1.38,
2.44)) among males.
24 Daniele, et., Effects of Caloric Restriction PubMed, Web of Science, and In recent years, there has been a
al, (2021) Diet on Arterial Hypertension Scopus online libraries were growing interest in identifying an
and Endothelial Dysfunction searched up until Novem- ber alternative food strategy for achieving
2020 in order to assess the most and maintaining weight loss in
interesting and recent evidences overweight people and to counteract
about CRD and AH. The search the onset of CV disease. The high BP
was performed manually, using a is one of the main risk factors of
combination of MeSH terms and serious disabling diseases such as
keywords such as “caloric stroke, myocardial ischemia, and
restriction diet”, “arterial heart and kidney failure. In all AH
hypertension”, “endothelial forms, from the milder ones to those
dysfunction”, and “dietary refractories to the pharmacotherapy,
protocol”. All the studies were in the correct nutritional approach turns
the English language. out to be effective in order to reduce
in a short period of time the BP values
until the target range is obtained. T
25 Ebied, (2018) Cerebrovascular Stroke Risk descriptive correlational research 51% of the elderly showed an
Factors and level of Knowledge design was utilized. Setting: four unsatisfactory level of CVS
among family health centers in Cairo knowledge, while 23% of the elderly
Community- dwelling governorate. had a history of previous stroke;
Hypertensive Elderly moreover, 40% are at high risk of
developing CVS
C. Kerangka Teori
Kardiovarkuler
Primer
Hipertensi Lansia
Masalah pada
skunder lansia
Batasan
lansia > 60
tahun
Dampak hipertensi
1. Kerusakan
ginjal
2. Kerusakan Pengetahuan dan sikap
jantung
3. stroker
Kreteria tingkat
Baik, Hasil Persentase 76-100
Cara Tingkat Cukup ; Hasil persentase 56-75
memperoleh pengetahuan Kurang ; Hasil Persentase >56
pengetahuan 1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi Keterangan
1. Cara moderen 4. Analisi 1. Diteliti ..........................
2. cara 5. Sintesis 2. Tidak diteliti
Tradisional
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan perencanaan perencanaan yang tertstruktur
dan sistematis untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi
beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian. Hal ini
penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang
berpengaruh dalam penelitian (Febrian & Yusuf, 2015). Desain penelitian atau
disebut juga rancangan penelitian ditetapkan dengan tujuan agar penelitian
dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif, dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian deskriptif
kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa
data bersifat kuantitatif (statistik) (Sugiyono, 2017).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2017). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota keluarga yang
memiliki keluarga hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Siantan Tengah
sebanyak 92 orang.
2. Sampel
Menurut Hidayat (2012) sampel adalah bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi.
Sampel dalam penelitian anggota keluarga yang memiliki keluarga
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Siantan Tengah sebanyak 92 orang.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara
total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel, yang
dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2017). Alasan
peneliti mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang
dari 100, jadi jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 92
responden. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada sampel penelitian ini adalah:
1. Bersedia menjadi responden.
2. Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan hipertensi
3. Diwilaya kerja puskesmas Siantan Tengah.
4. Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi sampel penelitian ini adalah responden:
1. Keluarga yag sakit pada saat dilakukan penelitian.
2. Keluarga yang tidak hadir pada saat penelitian.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan
jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitiannya (Hidayat, 2012).
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021-Juni 2022.
2.Tempat penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Siantan
Tengah.
D. Instrumen/Alat Pengumpul Data
Instrumen penelitian adalah penelitian alat atau hal yang menunjang untuk
mengumpulkan data. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat
ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian (Hidayat,
2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
berisi pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap keluarga
terhadap pola makan anggota keluarga yang mengalami hipertensi. Menurut
Hidayat (2012), kuesioner merupakan alat ukur berupa kuesioner dengan
beberapa pertanyaan. Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner dengan 7
pertanyaan pilihan ganda untuk pengetahuan serta 5 pertayaan yang
menggunakan skala likert untuk sikap responden terhadap pola makan
keluarga dengan hipertensi.
E. Validitas dan reliabilitas
1. Validitas
Validitas merupakan sebuah pengukuran dan juga pengamatan yang
termaduk prinsip keandalan instrument dalam sebuah penelitian yang
dipergunakan dalam mengumpulkan data ada dua hal yang sangat penting
dalam menentukan validitas pengukuran yaitu iststrumen yang harus
relevan isi serta relevan cara dan sasaran (Nursalam, 2016). Kuesioner
yang digunakan baik pengetahuan maupun sikap akan dilakukab uji
validitas di Puskesmas Telaga Biru. Hal ini dikarenakan karakteristik
tempat penelitian dengan Puskesmas Telaga Biru memiliki karakteristik
yang sama baik wilayah kerja maupun letak geoggrafis
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrument yang cukup dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut
sudah baik, metoe item varian yang digunakan peneliti untuk mengkur
realibilitas adalah rumus Cronbach alpha. Dapat digunakan pada tes yang
respon terhadap item yang diberi skor dikotomi (skor 0 sampai 1)
(Azwar, 2012).
F. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada studi kuantitatif biasanya menggunakan teknik
kuesioner dengan membagikan kuesioner pertanyaan tertutup untuk mengisi
lembar ceklis. Pada pengumpulan data dengan kuesioner jawaban biasanya
sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih (Saryono, 2011).
1. Tahap Persiapan
a. Uji etik di pusat penelitian dan pengabdian masyarakat dan inovasi
Stik Muhammadiyah Pontianak
b. Peneliti mengajukan surat permohonan izin mengambil data di
Puskesmas Siantan Tengah
c. Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing. Kemudian
peneliti memberikan surat izin tersebut kepihak responden yaitu
anggota keluarga yang mengalami hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Siantan Tengah.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Selanjutnya tahap teknis yaitu bertemu calon responden kemudian
memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan penelitian yang akan
dilakukan kepada calon responden,
b. kemudian peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi responden
(inform consent).
c. Selanjutnya pemberian kuesioner dilakukan, pertama peneliti
menjelaskan cara pengisian kuesioner dan mempersilahkan responden
untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti.
d. Peneliti kemudian membimbing responden dalam mengisi kuesioner
dan memberikan waktu kepada responden untuk menjawab semua
pertanyaan sesuai dengan petunjuk.
e. Setelah seluruh pertanyaan telah dijawab oleh responden, kuesioner
kemudian diserahkan kembali kepada peneliti. Peneliti kemudian
memeriksa kelengkapan semua kuesioner yang telah diisi oleh
responden.
3. Tahap Akhir
Tahap akhir adalah tahap penyusunan laporan hasil penelitian dan
melakukan publikasi hasil penelitian.
G. Rencana Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah proses penyederhanaan data dalam
bentuk yang lebih mudah untuk dibaca serta lebih mudah untuk
diinterpretasikan. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kuantitaif
dan kualitatif dengan menggunakan tabel-tabel ataupun dengan menggunakan
perhitungan angka-angka (numerical alysis) (Saryono, 2011).
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik pada setiap variabel yang diteliti. Gambaran data yang
dikumpulkan yaitu Usia, Jenis kelamin, Pendidikan, tingkaat pengetahuan
serta sikap keluarga terhadap pola makan keluarga dengan hipertensi.
(Notoatmojo, 2010). Analisa univariat yang digunakan peneliti untuk
melakukan analisa data karakteristik responden yaitu yaitu Usia, Jenis
kelamin, Pendidikan, tingkaat pengetahuan serta sikap keluarga terhadap
pola makan keluarga dengan hipertensi
H. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan upaya mengubah data yang telah
dikumpulkan menjadi informasi yang dibutuhkan agar mudah dilakukan
penafsiran, mencakup penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras
dan analisa data misalnya secara manual ataupun menggunakan komputer
(Supardi & Rustika, 2013). Setelah data terkumpul maka dilakukan
pengolahan data kemudian dianalisis. Pengolahan data dilakukan sebagai
berikut.
1. Editing
Editing adalah kegiatan menyeleksi data yang termasuk dari
pengumpulan data melalui kuesioner, setelah kuesioner dikumpulkan
kemudian peneliti melakukan pemeriksaan terhadap jawaban yang
telah diberikan dan tidak ada kuesioner yang tidak terisi.(Supardi &
Rustika, 2013).
2. Coding
Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasikan data atau
jawaban menurut kategorinya masing-masing. Pemberian kode ini
sangat penting apabila pengelolaan data dan analisis data
menggunakan komputer. Biasanya pada pembuatan daftar kode yang
artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat lokasi dari arti sebuah kode dari satu variabel. (Supardi &
Rustika, 2013).
3. Scoring
Scoring adalah kegiatan menyekor hasil ceklis observasi yang
dilakukan pada responden.(Supardi & Rustika, 2013).
4. Transferring
Transferring adalah kegiatan memindahkan jawaban atau kode
jawaban kedalam master sheet. Selanjutnya data di master sheet
dipindahkan ke dalam softwere analisis data menggunakan
komputerisasi.(Supardi & Rustika, 2013).
5. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data yang
masuk dalam bentul tabel-tabel (dummy table). Pada tahap ini peneliti
melaporkan per item dari pernyataan yang ada pada kuesioner agar
mudah menghitung total nilai dari setiap variabel(Supardi & Rustika,
2013).
I. Etika Penelitian
Manusia merupakan salah satu dari objek sebuah penelitian
keperawatan, maka penelitian yang melibatkan manusia sebagai objek
penelitian harus memperhatikan hak asasi manusia. Bentuk umum
perlindungan terhadap manusia sebagai objek penelitian adalah inform
consent yang berisi penjelasan tentang hak dan kewajiban sebagai objek
penelitian serta perlindungan yang diberikan oleh peneliti. Menurut
Hidayat (2012), masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai
berikut :
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Sebelum memberikan lembar persetujuan, peneliti memperkenalkan
diri serta menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan terhadap
calon responden. Kemudian peneliti memberikan pernyataan
kuesioner kepada calon responden, peneliti memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden.(Hidayat, 2012)
Apabila calon responden setuju maka peneliti memberikan
pernyataan-pernyataan kuesioner dan apabila calon responden tidak
bersedia menjadi responden maka peneliti tidak berlanjut ketahap
pemberian pernyataan kuesioner kepada calon responden yang tidak
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Jika subjek bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien. (Hidayat,2012)
2. Anatomy (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mengancam nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan dikaji. (Hidayat,2012)
3. Kerahasiaan(Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh penelitian hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil riset. (Hidayat, 2012)
4. Justice
Prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk
memperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan
moral yang benar dan layak dalam memperoleh haknya. Prinsip etik
keadilan terutama menyangkut keadilan yang merata (distributive
justice) dalam hal beban dan manfaat yang diperoleh subjek dari
keikutsertaan dalam penelitian ini. Ini dilakukan dengan
memperhatikan distribusi usia, jenis kelamin, pekerjaan, status
ekonomi, budaya dan perkembangan etik. Dalam hal ini, peneliti
memberikan kesempatan yang sama pada responden yang memenuhi
kriteria untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. (Hidayat, 2012)
J. Jadwa Penelitian