OLEH :
1. Aryfatul Nuraini (1810006)
2. Doni Andrianto (1810010)
3. Ifatur Rodhiyah (1810016)
4. Lailatul masruro (1810022)
5. Rahayu Putri Irwanti (1810030)
6. Yunafika Rahmawati (1810038)
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan menerapkan penatalaksanaan “Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Tn.B Dengan Hipertensi di Dukuh Taman
Sari, Desa Payung, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal ”.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.B dengan salah satu anggota
keluarga menderita Hipertensi.
b. Menentukan diagnosa, masalah serta kebutuhan dari data yang telah
dikumpulkan pada keluarga Tn.B dengan salah satu anggota keluarga
hipertensi.
c. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan kepada keluarga Tn.B
berdasarkan interprestasi data yang ditentukan.
d. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan secara sistematis
kepada keluarga Tn.B dengan salah satu anggota keluarga hipertensi.
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan kepada
keluarga Tn.B dengan salah satu anggota keluarga hipertensi.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Untuk peningkatan ilmu pengetahuan dalam mencari pemecahan
permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan Hipertensi
2. Manfaat Praktis
Manfaat dari penelitian ini bagi Klien dan Keluarga untuk menambah
pengetahuan penyembuhan dengan kasus hipertensi. Bagi perawat sebagai
bahan masukan dalam dasar penggunaan asuhan keperawatan pada klien
hipertensi. Bagi institusi pendidikan menjadi pedoman dan pengembangan
untuk meningkatkan mutu pendidikan yang akan datang di STIKes
Kepanjen dalam melakukan praktik klinik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. ETIOLOGI / PREDISPOSISI
Tingginya tekanan yang lama tentu saja akan merusak pembuluh darah
diseluruh tubuh, yang paling jelas pada mata, jantung, ginjal, otot. Maka
konsekuensi yang biasa pada hipertensi yang lama tidak terkontrol adalah
gangguan penglihatan, okulasi kroner, gagal ginjal dan stroke. Selain itu
jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa
melawan tingginya tekanan darah.
Peningkatan tekanan perifer yang dikontrol pada tingkat anteriola adalah
dasar penyebab tingginya tekanan darah. Penyebab tingginya tekanan tersebut
belum banyak diketahui. Selain itu hipertensi juga dipengaruhi oleh tekanan
emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, tembakau dan obat-obatan
yang merangsang dapat berperan disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi
faktor keturunan. Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria
(Smeltzer & Bare, 2001).
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medula diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jenis saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumnamediko spinalis ke ganglia simpatis di thoraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya neropinefrin mengakibatkaan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenaljuga terangsang,
mengakibatkan penambahan aktifitas vasokontriksi konteks adrenal
mengsekresi korsitol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II. Suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubelus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cendrung mencetuskan keadaan
hipertensi (Smeltzer & Bare, 2001).
E. MANIFESTASI KLINIK
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.
Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal,
mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit
kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung rasa berat di tengkuk, sulit tidur,
mata berkunang-kunang dan pusing (Mansjoer, 2000)
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap klien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah bawah140/90 mmhg. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pendekaatan non farmakologis, termasuk penurunan
berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi
merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap therapy
antihipertensin. Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi
(pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau
95mmhg dan diastoliknya diatas 130 sampai 139mmHg (Mansjoer, 2000)
G. KOMPLIKASI
a. Stroke
Ditimbulkan akibat peredaran darah tinggi di otak, stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertropi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah-
daerah yang diperdarahinya berkurang.
b. Infark miokardium
Apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak dapat mensuplai cukup
oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat
aliran darah melalui pembuluh tersebut.
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus darah
akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan
menjadi hipoksia dan kematian.
d. Kerusakan otot.
Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan perifer dan mendorong cairan kedalam ruang intestinum
diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan
terjadi koma serta
I. Konsep Keluarga
Salah satu aspek yang paling penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan
atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan
cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawatan dirumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat
dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan harus memperhatikan nilai-nilai
dan budaya keluarga sehingga dapat menerimanya.
m. Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeiharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar keluarga.
e. Pengaturan jumlah keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
n. Peran keluarga
peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan denganpribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu sebagai istri dan ibu sebagai anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
o. Fungsi keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari fungsi keluarga dapat kita lihat dan sekaligus
sudah dapat diterapkan oleh masyarakat atau kelompok keluarga. Adapun
fungsi yang dijalankan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak.
b. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
c. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi
anak sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
d. Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif
merasa perasaan dan suasana anak anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
e. Fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan
kehidupan lain setelah meninggal dunia.
f. Fungsi ekonomi dilihat bagaimana kepala keluarga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan keluarga.
g. Fungsi rekreasi dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing dan lainnya.
h. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan
keturunan sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih sayang,
perhatian, dan rasa aman diantara keluarga, serta membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga
r. Tinjauan Kasus
A. PENGKAJIAN
DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. B
2. Umur : 56 tahun
3. Alamat dan Telephone : Dukuh Taman Sari RT 02 RW 01
4. Pekerjaan Kepala : Pedagang
5. Pendidikan : SD
1. Komposisi Keluarga dan Genogram
Komposisi keluarga:
Nama Ttl L/P Agama Hub dg Pendidikan pekerjaan
/umur KK
1 Ibu S 50 th P Islam Istri SD Penjual
2 Anak A 33 th L Islam Anak PT Karyawan
3 Anak MS 31 th L Islam Anak PT Karyawan
4 Anak H 26 th P Islam Anak SMA Penjual
5 Anak RM 20 th P Islam Anak PT Mahasiswa
6 Anak AI 13 th L Islam Anak SMP Pelajar
Genogram :
Tn.B Ny. S
56 th 50 th
Keterangan : Anak AI
Anak RM
13 th
20 th
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Klien
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. B adalah keluarga ini (nuclear family) yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak.
3. Latar Belakang Budaya Keluarga
Keluarga Tn.B merupakan keluarga suku jawa, bahasa yang
digunakan sehari-hari Bahasa Jawa, tidak ada kebiasaan keluarga yang
dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
4. Identifikasi Religius
Keluarga Tn.B beragama islam dan seluruh anggota keluarganya
melaksanakan shalat lima waktu. Tn.B seorang ta’mir masjid
muhamadiyah di desanya, beliau aktif dalam urusan di masjid.
Keluarga juga sering ikut kegiatan-kegiatan keagamaan seperti
pengajian.
5. Status Ekonomi
Penghasilan Tn.B diperoleh dari Tn.B yang bekerja sebagai
pedagang sepeda dan Ny.S sebagai penjual toko sembakau
dikediamannya. Penghasilan Tn.B tidak pasti tergantung pangsa
pasar, penghasilan Ny.S rata-rata sebulan 1,5 juta penghasilan dari
Tn.B dan Ny.S dari panen padi dan palawija setiap 4 bulan sekali.
Lebih Luas
istiadat. Saudara kandung dan orang tua Ny.S serta anak tertua
tinggal Tn.B berada dipinggir jalan dekat dengan balai desa dan
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola Komunikasi
Keluarga mengatakan, komunikasi selalu dilakukan untuk
minta pertimbangan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Antar anggota keluaraga terbina hubungan yang harmonis dalam
menghadapi suatu permasalahan, biasanya dilakukan musyawarah
keluarga sebelum memutuskan suatu permasalahan. Anak-
anaknya biasa memberikan alternatif pemikiran kepada Tn.B
bagaimana untuk memutuskan pemecahan masalah.
2. Struktur Kekuasaan
a. Keputusan dalam keluarga
Semua keputusan yang menyangkut masalah keluaraga di
putuskan oleh Tn.B sebagai kepala keluarga. Keputusan dalam
pengaturan keuangan keluarga biasanya dilakukan oleh Ny.S
namun Tn.B juga ikut memutuskan keuangan keluarga, sementara
untuk menyelesaikan masalah keluarga di lakukan dengan
musyawarah, untuk pengambilan keputusan kegiatan untuk anak
seperti sekolah dilakukan secara bersama-sama dimana anak
memiliki hak untuk memilih kegiatan yang diinginkan.
b. Bagaimana cara keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga Tn.B saling mendukung satu dengan lainnya,
respon keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu
mencari jalan keluarnya bersama-sama dengan cara musyawarah.
Bila ada anggota keluarga yang sakit, diusahakan untuk berobat
dan mendapatkan perawatan semampu keluarga sampai membaik.
c. Model kekuasaan yang digunakan keluarga membuat Keputusan
Model kekuasaan yang diambil dalam keluarga Tn.B adalah
pengambilan keputusan berdasarkan kekuasaan aktif dimana
setiap anggota keluarga berhak berpendapat dalam pengmabilan
keputusan terutama menyangkut kepentingan dari masing-masing
anggota keluarga, misalnya anak Tn.B berhak memilih sekolah
sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki dan keluarga
mendukung keinginan tersebut.
3. Struktur Peran
Tn.B sebagai kepala keluarga, pencari nafkah yang menjadi
pedagang sepeda di pasar Cepiring menjadi pekerjaan pokok
sehari-hari namun beliau juga ikut andil dalam mengelola toko
sembako bersama istrinya. Ny.S sebagai penjual toko sembako
dan juga sebagai pengatur rumah tangga. Anak pertama, kedua
dan ketiga sudah berkeluarga dan tidak tinggal dalam satu rumah
dengan Tn.B, anak RM sebagai anak remaja yang menginjak
dewasa selalu terbuka dengan Tn.B dalam masalah apapun,
berperan membantu kegiatan sehari-hari keluarga seperti
menyetrika pakaian, menyapu dan mencuci pakaian serta perabot
rumah tangga. Anak AI sebagai anak sekolah yang menginjak
dewasa, berperan membantu kegiatan sehari-hari.
4. Struktur Nilai-nilai Keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota
keluarga seperti mengaji, shalat, berpuasa pada bulan ramadhan.
Bila akan pulang terlambat harus memberitahu terlebih dahulu
kepada oarang tua, saat maghrib harus sudah ada di rumah dan
pada malam hari hanya boleh berada di luar rumah sampai pukul
22.00 malam. Bila pulang terlambat tidak memberitahu keluarga,
Ny.S selalu memarahi anaknya untuk tidak melakukan hal serupa.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
respon keluarga sangat bangga bila anggota keluarga yang
berhasil dan keluarga sangat sedih bila ada anggota keluarga yang
meninggal, sakit atau kehilangan. Tn.B menyatakan dirinya masih
sanggup untuk mendidik anak-anaknya dimana dia selalu
memberika nasehat-nasehat kapada anaknya, beliau juga tidak
pernah berkata kasar dan selalu memberikan contoh yang baik
kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga tali silaturahmi
walaupun suda tidak tinggal dalam satu rumah lagi, saling
menyayangi dan menghormati satu sama lain.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.B selalu membiasakan anak-anaknya bermain
dengan teman-teman tetangganya, Tn.B maupun Ny.S tidak
pernah melarang anak-anaknya bergaul dengan lawan jenis atau
siapapun tetapi tetap dalam pengawasan mereka, karena Tn.B dan
Ny.S terlalu sibuk namun tetap memperhatikan anak-anaknya.
Keluarga mengajarkan agar berprilaku yang baik dengan tetangga
dan lingkungan sekitar, hidup berdampingan dan tentram.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Jika ada keluarga yang sakit, keluarga datang ke pelayanan
kesehatan terdekat. Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya
untuk mencari bantuan tenaga kesehatan apabila anggota keluarga
ada yang sakit. Keluarga Tn.B juga sedang berusaha menerapkan
hidup sehat dengan berolahraga walaupun sekedar lari-lari kecil
mengelilingi kampung dan selalu menjaga keadaan rumah agar
tetap bersih, memakan makanan yang bergizi, dan menciptakan
lingkungan yang nyaman dan tenang.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.B tidak ingin punya anak lagi karena sudah
cukup punya anak 5 dan karena factor usia, sudah tidak ikut KB,
namun hubungan suami istri masih.
5. Fungsi Ekonomi
Sejauh ini kebutuhan keluarga cukup terpenuhi seperti
kebutuhan pangan, sandang dan papa. Dengan penghasilan dari
Tn.B dan Ny.S serta dari hasil panen sawah dan kebun. Keluarga
Tn.B termasuk keluarga tipe II yaitu keluarga Tn.B sudah mampu
memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan sandang, pangan,
dan papan. Selain itu keluarga Tn.B juga sudah bisa menabung
untuk keperluan di masa yang akan datang.
dilakukan tindakan
pencegahan
3. Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Penyakit hipertensi
dirubah : sebagian
3. Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Perawat bisa mengajarkan
di tangani
TOTAL 3 2/3
di gerakan
2. Kemungkinan ½x2=1 Ada usaha untuk
mengkonsumsi obat
tradisional
3. Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Tn.B berusaha
mengganggu aktifitas
untuk bekerja
TOTAL 3 2/3
J. PRIORITAS MASALAH
kesehatan.
Tujuan Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar
1. Resiko penyakit Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1.Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan keluarga
kambuh berulang tindakan keperawatan kunjungan selama menjelaskan Tn.B tentang pengertian
b/d kurangnya selama 3x kunjungan 1 x 30 menit tentang tanda dan penyebab, tanda dan gejala
pengetahuan keluarga, di harapkan diharapkan : gejala hipertensi penyakit hipertensi
mengenai tidak terjadi serangan a.Keluarga dapat Respon verbal adalah sakit 2. Beri pendidikan kesehatan
pencegahan dan hipertensi yang lebih menyebutkan kepala, kaku pada pada keluarga Tn.B tentang
penatalaksanaan berat tanda-tanda dan tengkuk, pengertian penyebab, tanda
penyakit gejala penyakit pandangan kabur dan gejala hipertensi
hipertensi dan hipertensi dan ingin jatuh 3. Diskusikan dengan keluarga
tingkat stressor b.Keluarga dapat 2. Keluarga cara mengidentifikasi
yang tinggi. mengidentifikasi mampu serangan
gejala dini mengetahui cara 4. Kaji kemampuan dan
terjadinya mencegah tindakan keluarga yang
serangan. timbulnya pernah dilakukan bila
c. Keluarga dapat hipertensi yaitu serangan muncul pada Tn.B
memutuskan dengan 5. Anjurkan keluarga Tn.B
tindakan yang memeriksa untuk membawa keluarga
harus dilakukan tekanan darah yang sakit ke pelayanan
bila terjadi secara teratur, kesehatan
serangan mengurangi 6. Beri pilihan dalam
makanan yang mengambil keputusan
mengandung
garam dan 7. Beri reinforcement positif
kolestrol, atas usaha keluarga
kurangsi stress,
olahraga, istirahat
yang cukup,
minum obat yang
teratur, ciptakan
suasana yang
nyaman
3. Keluarga Tn.B
bersedia
mengambil
keputusan unuk
mencegah
terjadinya
serangan dengan
merawat atau
membawa ke
pelayanan
kesehatan
2. Actual nyeri b/d Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Pasien segera 1. Anjurkan pasien untuk
ketidakmampuan tindakan keperawatan kunjungan selama melakukan tirah melakukan tiarah baring
keluarga selama 3x kunjungan 1 x 30 menit, baring saat saat fase akut
mengenal keluarga, diharapkan diharapkan : nyeri kambuh. 2. Ajarkan keluarga untuk
masalah masalah kurang a. Keluhan sakit di Respon verbal 2. Keluarga melakukan tindakan
kesehatan. pengetahuan keluarga belakang kepala melakukan nonfarmakologi untuk
tentang penyakit teratasi hilang tehnik-tehnik menghilangkan sakit
serta keluarga mampu b.Keluhan kepla kompres dingin, kepala seperti kompres
mengatasi dan berdenyut- pijat punggung dingin pada dahi, pijat
melakukan perawatan denyut hilang dan leher saat punggung dan leher,
rasa nyeri nyeri muncul tehnik relaksasi.
3. Keluarga selalu 3. Anjurkan pasien dan
mengingatkan keluarga untuk
Tn.B tidak mengontrol aktivitas-
membungkuk aktivitas yang dapat
4. Keluarga meningkatkan sakit
membawa Tn.B kepala misal batuk
1x/ minggu panjang, membungkuk.
untuk cek TD 4. Anjurkan keluarga untuk
5. Keluarga selalu selalu melakukan cek
memantau tekanan darah setiap 3
kepatuhan Tn.B minggu sekali
dalam 5. Anjurkan keluarga untuk
menjalankan memantau kebutuhan
terapi pasien dalam
farmakologi menjalankan terapi
farmakologi
Risiko tinggi Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga Tn. B 1. Kaji pengetahuan keluarga
komplikasi b/d tindakan keperawatan kunjungan selama mampu mengerti tentang:
ketidakmampuan selama 3x kunjungan 1 x 30 menit, tentang: a. Pengertian Hipertensi.
keluarga dalam keluarga, diharapkan diharapkan 1. Pengertian b. Penyebab Hipertensi.
merawat anggota Tn.B dan keluarga keluarga dapat Respon verbal Hipertensi. c. Tanda dan gejala.
yang sakit. mampu mengatasi dan mengenali : 2. penyebab d. Cara mengatasi
mencegah ganggua rasa 1. Pengertian Hipertensi. Hipertensi (terasa).
kaku serta pegal yang Hipertensi. 3. tanda dan e. Cara mencegah resiko
terasa cekot-cekot. 2. Menyebutkan gejala. komplikasi .
penyebab 4. cara mengatasi f. Makan yang dianjurkan
Hipertensi. Hipertensi dan di larangmakanan
3. Menjelaskan (terasa). yang dianjurkan
tanda dan 2. Beri penyuluhan tentang:
gejala. a. Pengertian Hipertensi.
4. cara mengatasi 5. Cara mencegah b. Penyebab Hipertensi.
Hipertensi resiko c. Tanda dan gejala.
(terasa). komplikasi. d. Cara mengatasi
5. Cara mencegah 6. Makan yang Hipertensi (terasa).
resiko dianjurkan dan e. Cara mencegah resiko
komplikasi. di komplikasi.
6. Makan yang larangMakana f. Makan yang dianjurkan
dianjurkan dan n yang dan di larang.
di larang dianjurkan 3. Beri reinforcement atas
makan usaha keluarga dalam
menyebutkan kembali
tentang :
a. Pengertian
Hipertensi.
b. Penyebab
Hipertensi.
c. Tanda dan gejala
Hipertensi.
d. Cara mengatasai
Hipertensi.
4. Motivasi keluarga untuk
sering mengontrolkan
kesehatan anggota
keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan
beri reinforcement
positif
L. IMPLEMENTASI
3 kacangan.
A: Masalah teratasi
A. DESAIN PENELITIAN
1. Anamnesa
perjalanan penyakitnya.
keperawatan.
3. Studi dokumenter
4. Studi Kepustakaan
Kabupaten Kendal.
A. Pengkajian
Setelah melakukan pengkajian selama 3 hari dengan masalah utama
Hipertensi, dengan menggunakan Model Konseptual Friedman yang
memfokuskan masalah utama Asuhan keperawatan keluarga Tn.B dengan
Hipertensi untuk menegakkan diagnosa keperawatan keluarga yang muncul.
(Wright & Leahey, 2009 dalam NANDA 2012)
Setelah memberikan asuhan keperawatan keluarga menemukan beberapa
faktor yang menjadi pendukung & penghambatnya Adapun faktor yang
mendukung yaitu adanya kerjasama keluarga dengan baik, terbinanya trust
(hubungan saling percaya) antara perawat & keluarga telah mampu
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu Puskesmas atau pelayanan
kesehatan terdekat, misal, Dokter Umum. Kesediaan keluarga untuk
meluangkan waktu dalam pemberian asuhan keperawatan dan adanya
motivasi yang besar dari keluarga untuk menerima dan mengikuti semua
tambahan pengetahuan yang perawat berikan. Faktor penghambat yang
menjadi kendala penulis yaitu keterbatasan waktu dalam melakukan asuhan
keperawatan serta pada saat pengkajian tidak semua anggota keluarga dapat
berkumpul sehingga data pengkajian hanya berasal dari anggota keluarga
yang ada, berikut beberapa kesenjangan kasus dan teori yang penulis temukan
pada pengkajian :
a. Riwayat tahap perkembangan keluarga, Tahap perkembangan keluarga Tn.
B adalah tahap perkembangan dengan anak dewasa Tn. B memiliki 5
orang anak ,tugas pada tahap perkembangan dewasa ini sudah terpenuhi.
Riwayat keluarga inti, Tn.B menderita penyakit hipertensi, pada
pengkajian mengeluh Tn. B mengatakan merasa nyeri dan kaku di daerah
tengkuk dan kepala berdenyut-denyut serta tangan dan kaki kiri biasanya
sulit digerakan Pada riwayat keluarga inti penulis kurang teliti dalam
mengkaji penyakit hipertensi yang di derita Tn. B , penulis tidak mengkaji
bagaimana pola konsumsi terhadap makanan yang tidak boleh dikonsumsi
Tn.B
b. Data lingkungan Pada Tn. B karakteristik rumah, dalam pengkajian
penulis hanya mengkaji luas rumah secara keseluruhan, Dan penulis tidak
berhasil mengkaji luas masing-masing ruangan karena pemilik rumah
sendiri pun sudah lupa. Karena kurang ketelitian, penulis tidak melengkapi
denah rumah dengan skala
c. Pada pengkajian fungsi keluarga tertulis fungsi keluarga meliputi, fungsi
afektif, sosial, perawatan keluarga, produksi dan ekonomi. Pola fungsi
perawatan kesehatan meliputi 5 disini keluarga tidak begitu tahu tentang
penyakit yang di derita Tn. B keluarga hanya tahu Tn. B menderita darah
tinggi. Dan untuk pengobatan selain dari dokter Tn.B S harus menghindari
makan yang mengandung kolestrol, menerapkan pola hidup sehat serta
melakukan aktivitas olah raga, keluarga tidak mengetahui pengertian,
penyebab, tanda dan gejala Hipertensi, serta perawatan hipertensi dirumah.
C. EVALUASI
Pada tahap evaluasi, penulis menggunakan tehnik evaluasi formatif yaitu
evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan untuk mengetahui perkembangan
setiap harinya dengan diberikannya asuhan Keperawatan pada tabel
implementasi. Penulis juga menuliskan evaluasi sumatif yang dilakukan pada
akhir kegiatan sehingga dapat dilihat perubahan kondisi klien dan keluarga
setelah memperoleh asuhan keperawatan keluarga selama 3 hari.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGC
Smaltzer, C dan Bare, G., B., 2001, Buku Ajar Medikal Keperawatan Bedah,
Edisi 8, Penerjemah Agung Waluyo, Jakarta: EGC.