1810010
D3 2A
METODOLOGY KEPERAWATAN
A. Diagnosa Medis
Merupakan peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan atau tanpa disertai muntah.
Etiologi :
2) Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia makanan,
gangguan psikis ( ketakutan, gugup ), gangguan syaraf, hawa dingin, dan alergi.
3) BBLR ( Bayi Berat Badan Lahir Rendah ) dan bayi baru lahir.
Manifestasi klinis :
- Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
- Kram perut
- Demam
- Mual
- Kembung
- Anoreksia
- Lemah
- Pucat
Masalah Keperawatan :
Nyeri akut
2. Anemia
Merupakan penurunan volume eritrosit atau Hb sampai dibawah rentang nilai yang berlaku
untuk orang sehat.
Etiologi :
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang masih seperti kecelakaan , operasi dan persalinan
dengan perdarahan.
b. Anemia Defisiensi
c. Anemia Hemolitik
1) Factor Intrasel
2) Factor Ekstrasel
d. Anemia Aplastik
Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah sum sum tulang ( kerusakan sum sum tulang ).
Manifestasi Klinis :
- Mudah lelah, sering istirahat, nafas pendek, proses menghisap yang buruk (bayi)
Masalah Keperawatan :
Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman O2 / nutrisi ke sel.
3. Dehidrasi
Merupakan kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan tubuh yang keluar lebih banyak
dari pada jumlah cairan yang masuk.
Etiologi :
b. Dehidrasi Hipotonik : penyakit DM, rehidrasi cairan berlebihan, mal nutrisi berat dan
kronis.
Manifestasi Klinis :
- Haus, gelisah
- Kesadaran baik
- Haus meningkat
- Penurunan kesadaran
- Lemah, lesu
- Takikardi
- Mata cekung
- Hipotensi
- Ekstremitas dingin
Masalah Keperawatan :
Merupakan penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang
bertendensi mengakibatkan renjatanyang dapat menyebabkan kematian.
Etiologi :
a. Virus Dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk kedalam arbovirus
(arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3, dan 4
tersebut terdapat di Indonesia dan dapat di bedakan satudariyang lainnya secara serologis
virus dengue yang termasuk dalam genus flavovirus ini berdiameter 40 monometer dapat
berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan.
b. Vektor
Virus dengue tipe 1,2,3, dan 4 yang di tularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes
aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan
vektoe yang kurang berperan .
Manifestasi Klinis :
- Demam, terjadi secara mendadak berlangsung selama 2-7 hari kemudian turun
menuju suhu normal atau lebih rendah.
- Hepatomegaly, pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba meskipun
pada anak yang kurang gizi.
- Renjatan (syok), permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakit. Bila syok
terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukkan prognosis yang buruk.
Masalah Keperawatan :
5. Diabetes Melitus
Merupakan penyakit metabolic yang berlangsung kronik dimana penderita diabetes tidak bisa
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tidak mampu menggunakan insulin
secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula didalam darah.
Etiologi :
a. Usia, resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 30 tahun, pada
kelompok usia ini jumlah insulin yang terdapat dalam tubuh berjumlah banyak, namun
kurang dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
b. Factor Genetik, orang tua yang memiliki riwayat diabetes mellitus cenderung akan
menurunkan kepada anaknya karena diperkirakan genetic locus yang menurunkan penyakit
diabetes mellitus tipe ll yaitu kromosom tip ell yang menyebabkan resistensi insulin.
c. Obesitas, orang yang gemuk insulin yang beredar didalam tubuh menjadi tidak efektif
yang disebabkan banyaknya glukosa didalam tubuh meskipun pancreas telah bekerja keras
mengeluarkan insulin untuk menormalkan kadar glukosa dalam darah.
d. Diet atau Pola Makan Yang Salah, orang yang mengkonsumsi lemak yang lebih tinggi
dari kebutuhannya akan mempunyai resiko yang tinngi terkena penyakit diabetes mellitus.
Manifestasi Klinis :
- Kesemutan
Masalah Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan dengan ketidak adekuatan insulin, penurunan
masukan oral.
6. Gastritis
Merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau local. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis
superficial akut dan gastritis atrifik kronis.
Etiologi :
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobabacter pylori dan pada awal infeksi mukosa
lambung menunjukkan respons inflamasi akut dan jika di abaikan akan menjadi kronik.
Klasifikasi gastritis :
• Gastritis akut, gastritis akut tanpa perdarahan dan gastritis akut dengan perdarahan
(gastritis hemoregik atau gastritis erosive).
• Gastritis kronik, inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus beningna
atau maligna dari lambung atau oleh bateri helicobacter pulory.
• Gastritis bacterial, yang disebut juga gastritis infektiosaa disebabkan oleh reluks dari
duodenum.
Manifestasi Klinis :
- Gastritis akut : nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung maupun
nyata.
Masalah Keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d masukan nutrient yang tidak
adekuat.
7. Kejang Demam
Merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38
C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Biasanya terjadi antara umur 3 bulan
dan 5 tahun. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsy, yaitu yang ditandai dengan
kejang berulang tanpa demam.
Etiologi :
Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia,
gastroenteritis dan infeksi saluran kemih.
Manifestasi Klinis :
- Berlangsung singkat
- Kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan terkadang lebih dari 15 menit.
Masalah Keperawatan :
Resiko terhadap bersihan jalan nafas atau pola nafas b/d relaksasi lidah sekunder akibat
gangguan persyarafan otot.
8. Asma
Merupakan suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat
reversible, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
Etologi :
d. Temperature
e. Ansietas
f. Dehidrasi
Manifestasi Klinis :
- Batuk
- Dyspnea
- Wheezing
- Nyeri dada
- Pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis
Masalah Keperawatan :
Ketidak efektifan pola nafas b/d keletihan otot pernafasan dan deformitas dinding dada.
9. Hemoroid
Merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena didaerah anus yang berasal dari
plexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada dibawah kulit
(subkutan) dibawah atau diluar linea dentae. Hemoroid interna adalah pelebaran vena yang
berada dibawah mukosa (submucosa) diatas atau didalam linea dentale.
Etiologi :
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu
lama duduk dijamban sambal membaca, merokok)
c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor abdomen)
e. Usia tua
f. Konstipasi kronik
Manifestasi Klinis :
Masalah keperawatan :
Konstipasi b/d mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri saat eliminasi.
10. Fraktur
Merupakan patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan
sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.
Etiologi :
a. Fraktur traumatic
c. Fraktur stress terjadi karena adanya stress yang kecil dan berulang-ulang pada daerah
tulang yang menopang berat badan.
Manifestasi Klinis :
- Nyeri pembengkakan
- Terdapat trauma (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau jatuh dikamar
mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan kerja, trauma olah
raga)
- Deformitas
- Kelainan gerak
Masalah Keperawatan :
Nyeri akut b/d agen injuri fisik, spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan
lunak, pemasangan traksi.
B. Diagnosa keperawatan
Faktor penyebab:
Ansietas Hiperventilasi
Posisi tubuh yang Obesitas
menghambat ekspansi paru Nyeri
Keletihan Keletihan otot pernapasan
Faktor penyebab:
Asupan garam tinggi Kurang pengetahuan tentang faktor
Kurang pengetahuan yang dapat diubah
tentang proses penyakit Gaya hidup kurang gerak
Merokok
Faktor penyebab:
Mukus berlebihan Sekresi yang tak tertahan
Terpajan asap Perokok pasif
Benda asing dalam jalan Perokok
napas
Batasan karakteristik:
Perubahan selera makan Fokus menyempit
Perubahan pada parameter Sikap melindungi area nyeri
fisiologis Perilaku protektif
Diaforesis Laporan tentang perilaku
Perilaku distraksi nyeri/perubahan aktivitas
Bukti nyeri dengan Dilatasi pupil
menggunakan standar daftar Fokus pada diri sendiri
periksa nyeri untuk pasien Keluhan tentang intensitas
yang tidak dapat menggunakan standar skala nyeri
mengungkapnya Keluhan tentang karakteristik nyeri
Perilaku ekspresif dengan menggunakan standar
Ekspresi wajah nyeri instrumen nyeri
Sikap tubuh melindungi Putus asa
Faktor penyebab:
Ansietas Nyeri
Penurunan motivasi Kelemahan
Kendala lingkungan
7. Risiko infeksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik
yang dapat mengganggu kesehatan.
Batasan karakteristik:
Prosedur infasif Agen farmasi (imunosubresan)
Keridakcukupan Malnutrisi
pengetahuan untuk Peningkatan paparan lingkungan
menghindari paparan patogen
patogen Imonusubresi
Trauma Ketidak adekuatan imun buatan
Kerusakan jaringan dan Tidak adekuat pertahanan sekunder
peningkatan paparan (penurunan Hb, leukopenia,
lingkungan penekanan respon inflamasi)
Ruptur membran amnion Penyakit kronik
Tidak adekuat pertahanan
tubuh primer (kulit tidak
utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia, cairan
tubuh statis, perubahan
sekresi pH)
Faktor penyebab:
Gangguan peristalsis Malnutrisi
Gangguan integritas kulit Obesitas
Vaksinasi tidak adekuat Merokok
Kurang pengetahuan untuk Stasis cairan tubuh
menghindari pemajanan
patogen
8. Intoleransi aktivitas
Definisi:
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan
atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
ingin dilakukan.
Batasan karakteristik:
Respons tekanan darah Ketidaknyamanan setelah
abnormal terhadap aktivitas beraktivitas
Respons frekuensi jantung Dispnea setelah beraktivitas
abnormal terhadap aktivitas Keletihan
Perubahan Kelemahan umum
elektrokardiogram (EKG)
Faktor penyebab:
Ketidakseimbangan antara Fisik tidak bugar
suplai dan kebutuhan Gaya hidup kurang gerak
oksigen
Imobilitas
Tidak pengalaman dengan
suatu aktivitas
Faktor penyebab:
Perubahan irama jantung Perubahan preload
Perubahan frekuensi Perubahan afterload
jantung Perubahan kontraktilitas
Faktor penyebab:
Eksternal
- Agens cedera kimiawi - Hipotermia
- Ekskresi - Lembap
- Kelembapan - Tekanan pada tonjolan tulang
- Hipertermia - Sekresi
Internal
- Gangguan volume
cairan - Faktor psikogenik
- Nutrisi tidak adekuat
Faktor penyebab:
Intoleran aktivitas Disuse
Ansietas Kurang dukungan lingkungan
Indeks massa tubuh di atas Kurang pengetahuan tentang nilai
persentil ke-75 sesuai usia aktivitas fisik
Kepercayaan budaya Kaku sendi
tentang aktivitas yang tepat Malnutrisi
Penurunan kekuatan otot Nyeri
Penurunan kendali otot Fisik tidak bugar
Penurunan massa otot Keengganan memulai pergerakan
Penurunan ketahanan tubuh Gaya hidup kurang gerak
Depresi
Faktor penyebab:
Kurang kontrol situasi Kurang pengendalian lingkungan
Kurang privasi Stimuli linkungan yang
Sumber daya tidak adekuat mengganggu
13. Hipertermia
Definisi: suhu inti tubuh diatas kisaran normal di urnal karena kegagalan
termoregulasi
Batasan karakteristik:
Postur abnormal letargi
Apnea kejang
koma kulit terasa hangat
kulit kemerahan stupor
hipotensi takikardia
bayi tidak dapat takipnea
mempertahankan menyusu vasodilatasi
gelisah
Faktor penyebab:
Dehidrasi Aktivitas berlebihan
Pakaian yang tidak sesuai
Faktor penyebab:
Makanan Sputum, darah
Benda-benda asing
Faktor penyebab:
Hipoksemia Kekurangan volume cairan
Hipoksia Sepsis
Hipotensi Sindrom respon inflamasi sistemik
(systemic inflamatory response
syndrome (SIRS)