Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN

DIABETES MELITUS  PADA IBU HAMIL

Definisi

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (syaifuddin, 2006).

Kehamilan merupakan proses yang diawali  dengan adanya pembuahan (konsepsi),


masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika,2009).

Jadi, kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin yang diawali dengan
adanya pembuahan dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi di hitung dari hari pertama haid
terakhir.

Diabetes melitus merupakan kelainan herediter dengan ciri influensi atau absennya
insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan  berkurangnya glikogenesis
(Wahyu Purwaningsih, 2010).

Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk bagi
sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya.

Etiologi

Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya
jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati
membran sel.

Patofisiologi

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa dapat difusi secara tetap melalui
plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah
ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam
janin. Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain yaitu
estrogen, steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya reabsorbsi makanan maka terjadi
hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan
insulin meningkat mencapai 3 kali dari keadaan normal yang disebut: tekanan diabetogenik dalam
kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi retensi insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen
ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah bila seorang ibu tidak mampu
meningkatkan produksi insulin sehingga relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia /
diabetes kehamilan. Retensi insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron,
kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga
mengurangi fungsi insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat menyembuhkan
kondisi kompensasi  tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi) mengekskresikan cairan
(poliuri), mudah lapar (polifagi)

Klasifikasi Diabetes Melitus

Tipe diabetes mellitus dapat dibedakan menjadi:

1. DM Tipe 1 (IDDM) Insulin dependent diabetes mellitus atau tergantung insulin (T1)
yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.

2. DM Tipe 11 (NIDDM) Non insulin dependent diabetes mellitus atau tidak tergantung
insulin (TT1) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar
gula darah

3. Diabetes mellitus gestasional (DMG) atau diabetes laten yaitu diabetes yang hanya
timbul dalam kehamilan. Pengobatan tidak memerlukan insulin cukup dengan diit
saja.

Ada beberapa macam klasifikasi berdasarkan kelas, salah satunya menurut White (1965):

1. Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes


kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi
meningkatkan kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup
dioabati dengan perawatan diet.

2. Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama 10
tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.

3. Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama 10-19
tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.

4. Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita sebelum usia 10 tahun
disertai dengan kelainan pembuluh darah.

5. Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul termasuk
arteri uterus.
6. Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis.

Faktor Risiko

Faktor risiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalah :

1. Riwayat keluarga dengan diabetes melitus

2. Glukosuria dua kali berturut-turut

3. Obesitas

4. Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan)

5. Adanya hidramnion

6. Kelahiran anak sebelumnya besar

7. Umur mulai tua

8. Herediter

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Mansjoer, (2000), yaitu
sebagai berikut :

1. Polifagia.

2. Poliuria

3. Polidipsi

4. Lemas

5. BB menurun

6. Kesemutan

7. Gatal.

8. Mata kabur

9. Pruritus vulva.

10. Ketonemia
11. Glikosuria

12. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.

13. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl

14. Gula darah puasa > 126 mg/dl.

Kemungkinan atau dugaan penyakit makin tinggi terjadi pada:

1. Umur penderita makin tua.

2. Pada multiparitas

3. Penderita gemuk.

4. Kelainan anak lebih besar dari 4000gr.

5. Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim, sering mengalami
lahir mati, sering mengalami keguguran.

6. Bersifat keturunan.

7. Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.

Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang
menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas terhadap penyakit gula diantaranya:

a. Keadaan pre-diabetes lebih jelas menimbulkan gejala pada kehamilan, persalinan, dankala
nifas.

b. Penyakit diabetes (gula) makin berat.

c. Saat persalinan, karena meerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma diabetikum.

2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:

a. Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran, persalinan
premature, kematian dalam rahim, lahir mati atau bayi yang besar.
b. Dapat terjadi hidramnion.

c. Dapat menimbulkan pre-eklampsia-eklampsia.

3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan diantaranya:

a. Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama atau terlantar.

b. Janin besar dari sering memerlukan tindakan opersai.

c. Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.

d. Perdarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.

e. Postpartum mudah terjadi infeksi.

f. Bayi mengalami hipoglisemia postpartum dan dapat menimbulkan kematian.

4. Pengaruh penyakit gula terhadap kala nifas diantaranya:

a. Mudah terjadi infeksi postpartum.

b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar.

5. Pengaruh penyakit terhadap janin (bayi) diantaranya:

a Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, kematian janin dalam rahim (setelah
minggu 36) dan lahir mati.

b Bayi dengan dismaturitas.

c Bayi dengan cacat bawaan.

d Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.

e Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.

Pemeriksaan penunjang tanggal: 31-3-2013 jam: 09.30WIB

Cek GDS = 220 mg/dl

Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Diet

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk


mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik.
Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi
farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.

A.Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :

· JI : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.

· J2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan


terdaftar.

· J3 :jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan


makanan manis).

B.Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian
antara lain :

· Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %,


lemak 30 %, protein 20 %.

· Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.

· Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.

· Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal


ginjal.

2. Terapi Insulin

Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap insulin
meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan
dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga
menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluan
secara hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl.

3. Olahraga

Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki


sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga dapat membantu
menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi
dengan pembatasan intake kalori.

Anda mungkin juga menyukai