PENDAHULUAN
Hipertensi bisa di derita oleh siapapun dari berbagai kelompok umur dan
mana tekanan darah sistotik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah
kondisi hipertensi naik dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar
yaitu sekitar 13% dari total kematian. Atau bisa disebut penyakit yang
1
2
saat ini pada tahun 2018 prevalensi hipertensi meningkat menjadi 34,2
Timur pada tahun 2010, data jumlah penderita hipertensi yang di peroleh
gejala seperti perubahan pada retina, sakit kepala, pusing, dan sulit
kecamatan pagak.
1.4Tujuan
hipertensi.
kecamatan pagak.
5
1.4. Manfaat
1) Bagi klien
pola tidur.
2) Bagi keluarga
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara
dari 129 mmHg dan tekana darah diasnostik lebih dari 80 mmHg
(Ardiansyah , 2012).
2.1.2 Klasifikasi
yaitu:
kerusakan kardiovaskular
6
7
100 mmHg)
2.1.3 Etiologi
a) Faktor keturunan
b) Ciri perorangan
c) Kebiasaan hidup
wajan, 2011)
2.1.4 Manifestasi
atau letih, sesak nafas, kenaikan tekanan darah dari normal, penurunan
2.1.5 Patofisiologi
darah terletak di pusat vasomotor, pada medula dari otak dari pusat
keadaan Hipertensi.
10
hipertensi
Kerusakan vaskular
pembuluh darah
Perubahan struktur
Penyumbatan
pembuluh darah
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Gangguan pola
tidur
11
2.1.7 Penatalaksanaan
hipertensi.
2.1.8 Pencegahan
d) Jangan merokok
g) Mengurangi stres
h) Jangan terburu-buru
Pencegahan primer :
Pencegahan Sekunder
c) Fisik aktif
e) Berhenti merokok
Pencegahan tersier
tubuh.
mengidentifiksi hipertensi ).
14
2.2.1 Pengertian
puluh ke atas) usia lanjut (ederly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
adalah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) adalah di atas 90
tahun
dan 2 yang berbunyi ”lanjut usia adalah orang yang mencapai usia
lebih mudah.
memiliki tunjangan sosial untuk hari tua. Para lansia akan tetap
2.3.1 Pengertian
tidur lebih atau kurang. Waktu tidur lansia berkurang berkaitan dengan
alat yang dapat mendeteksi aktivitas otak selama tidur. Alat tersebut
Eye Movement (REM) dan tidur Non- Rapid Eye Movement (NREM).
dengan mimpi atau paradox karena EEG aktif selama fase ini. Tidur
NREM disebut juga tidur ortodoks atau tidur gelombang lambat atau
cepat (rapid eye movement, REM) dan non REM. Tidur non REM di
bagi menjadi empat tahap : pada tahap 1, jatuh tertidur, orang tersebut
atau sentakan otot menandakan relaksasi selama tahap ini. Pada tahap
Tahap ini sangat jelas terlihat menurun pada lansia tetapi mereka
belum mengatahui akibat penurunan ini pola tidur pada lansia di tandai
lebih banyak terbangun pada malam hari dibanding tidur dan lebih
banyak tidur di selama siang hari. Idur siang hari dapat mengurangi
beberapa kali dalam siklus tidur di malam hari tetapi lebih sering
terjadi pagi hari sekali. Pada tidur REM , aktivitas dan tanda-tanda
kecemasan (Asmadi,2011)
(Hidayat,2010).
terbangun pada dini hari, dan peningkatan jumlah tidur siang. Diantara
Antara lain
jantung
5) Penyakit paru
6) Penyakit prostatik
7) Endrokinopati
1. Insomnia
mampuan untuk tidur kembali dan terbangun pada dini hari. Maka
yang berperan.
2. Hipersomnia
3. Apneu tidur
4) Perubahan memori
5) Depresi
(hidayat,2011).
1. Pencegahan primer
dangkal.
tidur
10. Orang orang yang merasa marah dan frustasi karna tidak dapat
tepat
cukup nyaman.
2. Pencegahan sekunder
23
mandi.
3. Pencegahan Tersier
Penatalaksanaan terapeutik
Kesulitan tidur dan tetap tidur adalah masalah yang sering terjadi
pada lansia , baik lansia yang tinggal di rumah atau di panti jompo.
dan tidur.
4. Melakukan olahraga setiap hari tapi hindari olah raga yang terlalu
5. Membatasi tidur siang 1 dan 2 jam perhari, pada waktu yang sama
setiap harinya
25
12. Jika ia terbangun tengah malam lebih dari 30 menit, bangkit dari
membaca. (Asmadi,2011)
2.4.1 Pengkajian
1. Identitas (hal halyang perlu dikaji pada bagian ini antara lain :
registrasi) yang
2. Riwayat Kesehatan
lansia.
26
4. Kebiasaan Olahraga
lansia hipertensi.
5. Kekuatan Fisik
aktivitas.
6. Aspek Psikis
lansia.
8. Aspek spiritual ke
menghadapi kematian.
9. Genogram
28
yang rendah, lama ditempat tidur serta jumlah total waktu tidur
yang meledak
mata)
12. Sirkulasi
tinggi kalori.
14. Eliminasi
15. Gangguan ginja saat ini atau yang lalu (seperti :infeksi/obstruksi
16. Neuronsensori
jam)
(ingatan )
17. Nyeri/ketidaknyamanan
30
sebelumnya.
d. Nyeri abdomen/massa
18. Pernapasan
aktivitas lebih.
muntah.
pendengaran.
(Ruhyanudin,2006)
2.4.3 Intervensi
2.4.4 Implementasi
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru
(Budiono, 2015).
2.4.5 Evaluasi
Fisik stroke
Intervensi
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identivikasi makan dan minum yang mengganggu
tidur (kopi, the, alkohol)
3. Identivikasi obat tidur yang dikonsumsi
4. Modifikasi lingkungan
5. Batasi tidur siang, jika perlu
6. Fasilitas menghilangkan stress sebelum tidur
7. Tetapkan jadwal rutin tidur
Evaluasi
Implementasi
1. Mengidentifikasi pola aktivitas 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
dan tidur selama …x24 jam, klien dapat mengatasi
2. Mengidentivikasi makan dan keluhan sulit tidur.
minum yang mengganggu Ekspektasi : membaik
tidur (kopi, the, alkohol) Kriteria hasil :
3. Mengidentivikasi obat tidur 1. keluhan sulit tidur (4)
yang dikonsumsi 2. keluhan sering terjaga (4)
3. keluhan tidak puas tidur (4)
4. Memodifikasi lingkungan
4. keluhan istirahat tidak cukup (4)
5. Membatasi tidur siang, jika
Keterangan :
perlu
6.
jj Memfasilitas menghilangkan 1. Meningkat
stress sebelum tidur 2. Cukup meningkat
7. Menetapkan jadwal rutin tidur 3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
35
METODE PENELITIAN
dengan pemecahan masalah yang digali secara luas tentang sebab-sebab atau
1. Waktu
2. Tempat penelitian
36
37
gangguan pola tidur yang memiliki kualitas tidur kurang tercukupi dengan
perasaan tidak segar setelah tidur dan jam tidur yang tidak teratur kurang
dari 5 jam.
perawat.
utama klien dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
dengan teori yang ada dan dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, bagan maupun teks naratif.
4. Kesimpulan
1. Informed concent
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan ataupun
3. Confidentiality (kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan :Edisi 1 Cetakan II :Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan :Edisi 1 Cetakan II :Jakarta
File://C:/Users/X540/Dokuments/Jurnal%20KTI/NASKAH%PUBLIKASI.pdf.