Disusun Oleh :
2130039
1
“EFEKTIFITAS TERAPI RELAKSASI MEDITASI TERHADAP
MANAJEMEN STRESS PADA USIA LANJUT (ELDERLY) ANTARA
USIA 60 -74 TAHUN”
Disusun Oleh :
2130039
i
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGIKUTI SIDANG
HASIL
NIM : 2130039
Oleh :
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KIA oleh :
Nama : Rizka Putri Ari Rahmadhani
NIM : 3120039
Judul : Efektifitas Terapi Relaksasi Meditasi Terhadap Manajemen
Stress Pada Lansia
Telah di Uji dan disetujui oleh Tim Dewan Penguji pada Ujian Seminar Proposal
di Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Pada :
Tanda Tangan
Mengetahui
Ketua Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
iii
PERNYATAAN
Apabila ternyata dalam “Tugas Akhir” ini dapat dibuktikan terdapat unsur
- unsur Plagiasi, saya bersedia “Tugas Akhir” ini digugurkan dan digelar
akademik yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003. Pasal 25 Ayat 2 dan Pasal 70).
Materai
10000
iv
CURICULUM VITAE
NIM : 2130039
Agama : Islam
Email : rizkaputri220@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
v
MOTTO
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum Wr. Wb ...
Segala ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmad dan ridha Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini dengan tepat
waktu. Saya sangat bersyukur telah dihadirkan dengan orang – orang yang berarti
disekeliling saya, yang selalu memberikan semangat dan do’a. Semoga
keberhasilan ini menjadi pijakan awal untuk melangkah lebih baik lagi dimasa
depan saya dalam meraih cita – cita yang diimpikan.
Dengan ini saya mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada :
1. Kedua orang tua saya dan keluarga terbesar tercinta yang selalu
memberikan semangat dan selalu mendo’akan agar selalu diberikan
kelancaran serta kemudahan.
2. Ibu Wiwit Dwi N, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
sabar memberi bimbingan kepada saya mulai dari SKRIPSI hinggan
KIAN ini.
3. Bpk/Ibu guru dan Bpk/Ibu dosen saya mulai dari Taman Kanak – Kanak
hingga jenjang Perguruan Tinggi Sarjana Ners telah mendidik dan
memberi ilmu baik akademik ataupun non akademik kepada sayang
sampai saat ini.
4. Kepala Keluarahan Dampit serta ketua Rt setempat perumahan puri dampit
permai, Ibu Kader yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membantu dalam pengambilan data.
5. Teman teman sejawat Keperawatan Ners 2021 yang telah membantu dan
terus memberi support dalam menyelesaikan tugas akhir KIA ini.
6. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu.
Saya percaya bahwa menyelesaikan tugas akhir ini buikanlah hal yang mudah,
butuh proses yang panjang dan niat yang penuh. Pengorbanan dan jatuh bangun
untuk menyelesaikannya. Tak lupa saya sangat sangat berterima kasih kepada diri
saya sendiri yang mana sudah sangat kuat dan mampu melakukan tanggung jawan
selama 5 tahun ini dengan begitu banyak pelik yang bermacam, dan alhamdulillah
vii
saya mampu menyelesaikan dengan baik. Semoga dengan selesainya tugas akhir
ini tidak menjadi akhir dari segalanya, namum menjadi awal yang jauh lebih baik
untuk kedepanyan, dengan harapan bisa menjadi contoh yang baik serta
menerapkan ilmu yang baik pula, semoga semua proses bisa membuahkan hasil
yang baik serta bermanfaat bagi orang lain dan mendapat ridho serta keberkahan,
Aminn ...
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Orangtua, Keluarga, Bapak/Ibu
Dosen, teman – teman dan segala pihak yang telah membantu saya, semoga ilmu
dan bantuan yang telah diberikan menjadi bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih saya ucapkan, Wassalamuala’ikum Wr. Wb..
viii
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan KIA ini dengan judul
“Efektifitas Terapi Relaksasi Meditasi Terhadap Manajemen Stress Pada Lansia”
sebagai salah satu persayaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen.
Dalam penulisan KIA ini penulis telah banyak mendapatkan pengarahan,
bibingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Riza Fikriana, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku Ketua STIKes
Kepanjen.
Yang telah memberikan ijin dan dukungan moral dalam penyusunan
proposal KIA ini.
2. Ibu Faizatur Rohmi, S.Kep,Ns.,M.Kep dan Bapak Hardiyanto,
S.Kep,Ns.,M.Kep selaku pihak Program Studi Profesi Ners yang telah
membantu dalam kelancaran penyusunan proposal KIA ini.
3. Ibu Wiwit Dwi N, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang
telah membantu, membimbing dan memberi arahan, motivasi serta
masukan dalam kelancaran penyusunan proposal Kia ini.
4. Terimakasih kepada kedua orang tua saya Bpk. Subagiyo dan Ibu
Wiwik Mustami serta keluarga yang telah memberikan dukungan
melalui doa, tenaga, waktu, kasih sayang, serta kesabarannya
mendampingi studi ini hingga meraih jenjang perguruan tinggi.
5. Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang
telah membantu dalam penyusunan penulisan KIA ini.
ix
Kepanjen, 01 Juli 2022
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI SIDANG PROPOSAL ......... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN ORSINILITAS KARYA IKMIAH AKHIR ................... iv
CURICULUM VITAE .................................................................................. v
MOTTO ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.3.1Tujuan Umum ...................................................................... 3
1.3.2Tujuan Khusus .................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
1.4.1Manfaat Teoritis ............................................................... 4
1.4.2Manfaat Praktis ..................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
2.1 Konsep Stres ....................................................................................... 6
2.1.1.Definisi Stres ........................................................................ 6
2.1.2.Etiologi Stres .................................................................... 6
2.1.3.Tahapan Stres ....................................................................9
2.1.4.Tingkat Stres ......................................................................11
2.1.5.Komplikasi Stres ............................................................... 13
2.1.6.Web Of Caution (WOC) ...................................................14
2.2 Konsep Relaksasi ............................................................................... 15
2.2.1Definisi Relaksasi ...............................................................15
xi
2.2.2Metode Relaksasi ...............................................................15
2.2.3SOP Terapi Relaksasi ...................................................... 16
2.3 Konsep Meditasi ................................................................................ 20
2.3.1Definisi Meditasi ............................................................... 20
2.3.2Jenis – Jenis Meditasi ........................................................20
2.3.3SOP Terapi Meditasi ........................................................ 20
2.4 Konsep Lanjut Usia ........................................................................... 23
2.4.1Definisi Lansia ....................................................................23
2.4.2Batasan Lansia ....................................................................23
2.4.3Ciri –Ciri Lansia ............................................................... 24
2.4.4Perubahan Pada Lansia ................................................... 25
2.4.5Perkembangan Lansia ...................................................... 26
2.5 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kesiapan Peningkatan
Pengetahuan ....................................................................................... 26
2.5.1.Pengkajian ......................................................................... 26
2.5.2.Diagnosa Keperawatan ......................................................27
2.5.3.Intervensi Keperawatan ................................................... 28
2.5.4.Implementasi Keperawatan ............................................ 30
2.5.5.Evaluasi Keperawatan ...................................................... 31
2.6 Kerangka Konseptual ...................................................................... 33
2.7 Literatur Riview ................................................................................ 34
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 41
3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 41
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 41
3.2.1Lokasi Penelitian ............................................................... 41
3.2.2Waktu Penelitian ............................................................... 41
3.3 Subyek Penelitian ............................................................................. 41
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 41
3.5 Uji Keabsahan Data ........................................................................... 43
3.6 Prinsip Triagulasi Data .................................................................... 43
3.7 Analisa Data ....................................................................................... 44
3.8 Etik Penelitian .................................................................................... 44
xii
3.8.1.Informed Consent (Lembar Persetujuan Menjadi
Responden) ......................................................................... 44
3.8.2.Anonymity (Tanpa Nama) ............................................... 45
3.8.3.Confidentiality (Kerahasiaan) ..........................................45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SDKI, SIKI, SLKI Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
Tabel 2.2 Literature Riview
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pathway Stres
Bagan 2.2 Kerangka Konseptual
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
xvi
DAFTAR SINGKATAN
Kemenkes RI :
WHO :
Involved :
xvii
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manajemen stress merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi stress pada lansia dimana dengan melakukan
manajemen stress lansia dapat memiliki kesadaran yang tepat untuk
mengatasi stres yang di alami(Santosa, dkk, 2016). Penyebab utama stress
yang sering terjadi pada lansia yaitu kesepian. Faktor resiko yang
berkaitan dengan kesepian meliputi berkurangnya aktifitas, kurangnya
relasi dengan keluarga, di tinggalkan oleh pasangan hidup, di tinggalkan
oleh anak – anaknya untuk melanjutkan pendidikan dan berumah tangga,
sehingga lansia merasakan kesepian dan kecemasan menjadi salah satu
pencetus lansia mengalami stress (Kemenkes RI, 2019, p. 86). Salah satu
cara dapat manajemen stress dengan melakukan terapi relaksasi meditasi.
Relaksasi merupakan sebuah treatment yang di nilai sangat efektif untuk
menurunkan stress. Namun terapi relaksasi memiliki berbagai macam
bentuk diantaranya relaksasi otot, relaksasi indera, yoga dan meditasi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik relaksai meditasi.
Meditasi adalah upaya melatih konsentrasi pada satu hal yang lebih
spesifik agar dapat meningkatkan taraf kesadaran sehingga mental dapat
terkontrol secara sadar kemudian timbul kondisi tubuh yang rileks
(Maghfiroh, Hikmatul, 2015).
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar
8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi
lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia
5,300,000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2020
diperkirakan jumlah lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total
populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan
jumlah lansia sekitar 80.00.000 (Kemenkes RI, 2013). Adapun sebaran
penduduk lansia menurut data pusat dan informasi Kementrian Kesehatan
Indonesia berdasarkan provinsi yang salah satunya di provinsi Jawa Timur
dengan persentase (11,5%) di Tahun 2010 – 2035 (RI, 2016). Masalah
1
kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah penyakit tidak menular
seperti hipertensi, peradangan sendi, dan nyeri pada bagian tertentu.
Namun setelah dikaji kembali, keluhan fisik tidak terdapat masalah karena
lansia sering melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan kesehatan
fisik, akan tetapi lebih kepada masalah psikologisnya yaitu stress (Dewi,
2019). Pada lansia, dampak stress dengan kondisi emosional dapat
menimbulkan perasaan gelisah, khawatir, suasana hati yang sering
berubah, mudah marah, dan mudah tersinggung. Sehingga stress akan
berkepanjangan dan menyebabkan depresi (Rahayuni, dkk, 2015). Selain
meningkatkan kesehatan fisik, akan lebih tepat jika lansia dapat
mengimbangi kesehatan psikologis atau mentalnya, tubuh yang kuat juga
perlu jiwa yang sehat, sehingga peneliti dapat melakukan upaya
mengurangi resiko stress dengan melakukan manajemen stress yang tepat
melalui metode terapi meditasi relaksasi pada lansia (Dewi, 2019).
Stress merupakan gangguan stressor yang disebabkan oleh
menurunya permasalahan fisik, mental, spiritual, ekonomi dan sosial.
Manajemen stress pada lansia sering dipengaruhi oleh menurunya fungsi
tubuh yang dapat mengurangi aktifitas sehingga Meditasi di nilai sangat
baik untuk membantu mengatasi emosi dan perilaku saat seseorang
mengalami stress, kecemasan, dan depresi berkepanjangan (Prayitno,
2014, dalam Candra, et.all, 2017). waktu luang semakin banyak dan
menimbulkan ketergantungan terhadap orang lain. Pada usia lanjut stress
sering terjadi, untuk meminimalisir masalah psikologinya lansia perlu
melakukan ketenangan mental dengan cara terapi relaksasi dan meditasi.
Selain itu relaksasi meditasi juga dapat dilakukan selama kurang lebih 20
menit untuk meringankan beban pikiran dan dapat meningkatkan
konsentrasi agar keseimbangan dalam tubuh tetap terjaga (Sutioningsih,
dkk, 2019). Tekhnik terapi relaksasi meditasi ini di nilai sangat efektif
bagi lansia di bandingkan terapi relaksasi yang lainya karena terapi ini
lebih mudah dilakukan untuk lansia yang memiliki keterbatasan aktifitas.
Untuk hasil lebih maksimal peneliti juga menggunakan sistem
pengendalian pernafasan dalam untuk dapat meningkatkan sirkulasi
2
oksigen,sehingga otot – otot tubuh saat mengalami ketegangan akibat
cemas cenderung mengendur dan tekanan darah akan lancar. Dengan
demikian setelah melakukan relaksasi meditasi, tubuh akan mendpatkan
respos rileks dan ketenangan. Sehingga organ tubuh dapat berfungsi
normal serta memperbaiki aspek fisik dan psikologis pada lansia.
(Jumrotin, dkk, 2018)
Sebagai upaya untuk meminimalisir stress, terapi relaksasi dan
meditasi sangat diperlukan untuk menjaga aspek psikologis pada lansia.
Hal ini bertujuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang
efektifitas terapi relaksasi meditasi terhadap manajemen stress pada lansia.
Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk lansia
mengenai manajemen stres dengan baik melalui terapi meditasi yang baik
agar dapat mengurangi atau mengatasi tingkat stress guna meningkatkan
kesehatan psikologis pada lansia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas tentang
manajemen stress pada lansia di Indonesia maka dapat dirumuskan
permasalahannya yaitu : “Apakah terapi meditasi relaksasi efektif terhadap
manajemen stres pada lansia?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya ilmiah akhir ners ini untuk
mengetahui dan memahami konsep asuhan keperawatan pada
pasien dengan manajemen stress
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan karya ilmiah ini adalah agar
penulis mampu memahami, menjelaskan dan menentukan
terkait:
1. Pengkajian keperawatan pada kasus stres dengan kesiapan
3
3. Menetapkan rencana asuhan keperawatan yang akan
diberikan
dilakukan
4
kesehatan untuk dapat menerapkan intervensi yang telah
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. DEFINISI
2.1.2. ETIOLOGI
alam.
6
persaingan hidup yang keras, perubahan tidak pasti dalam
bisa menjadi pemicu timbulnya stres. Faktor pemicu stres itu dapat
2004) :
7
keluarga yang rendah, lalu ada faktor pekerjaan : kesulitan
berasal dari dalam maupun luar. Faktor yang berasal dari dalam diri
organisme adalah :
8
c. Faktor Lingkungan (luar individu), stressor lingkungan ini
1. Stres tingkat I
a) Semangat besar.
9
2. Stres Tingkat II
suplai energi.
4. Stres Tingkat IV
sulit.
berat.
10
5. Stres Tingkat V
exhaustion)
6. Stres Tingkat VI
11
of Australia, 2010). Berdasarkan gejalanya, stres dibagi menjadi
1. Stres Ringan
2. Stres Sedang
pada lambung dan usus misalnya maag, buang air besar tidak
3. Stres Berat
12
sesak napas, tremor, persaan cemas dan takut meningkat,
lama.
13
Pada beberapa minggu yang lalu, seberapa
7.
sering Anda merasakan bahagia?
Pada beberapa minggu yang lalu, seberapa
sering Anda mampu mengendalikan
8.
sesuatu yang menjadi beban dalam hidup
Anda?
Pada beberapa minggu yang lalu, seberapa
sering Anda merasakan marah karena hal
9.
yang tidak sesuai dengan yang Anda
inginkan?
Pada beberapa minggu yang lalu, seberapa
sering Anda merasakan bahwa kesulitan-
10.
kesulitan menumpuk sebegitu banyaknya,
sehingga Anda tidak bisa mengatasinya?
Keterangan :
0 = Tidak Pernah
1 = Kadang – kadang
2 = Sering
3 = Sangat Sering
kesepian.
konsentrasi.
(Depkes, 2009
14
2.1.7. Web Of Caution (WOC)
Stressor
Internal External
Stress
Kelenjar adrenal
Pelepasan
hipotalamus
Epineprin
Pelepasan pituitary
gland
Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
tekanan darah dan kecepatan kontraksi otot
Korteks adrenal denyut jantung pernapasan
Kortisol meningkat
Respon Stres
Ketidakefektifan
Insomnia Ansietas Stress Berlebihan
Pola Napas
15
2.2 KONSEP RELAKSASI
2.2.1. DEFINISI
16
menyingkirkan respons stres yang mengganggu pikiran.
Adapun langkah – langkah untuk relaksasi otogenik yaitu :
a. Posisi Tubuh
Posisi terbaik dalam tekhnik ini adalah bersandar atau
berbaring. Buatlah posisi senyaman mungkin untuk
tubuh dengan berbaring di tempat tidur dengan kedua
tangan di samping tubuh dan telapak tangan
menghadap ke atas, kemudian tungkai lurus.
b. Konsentrasi dan Kewaspadaan
Dalam tekhnik ini gunakan cara berpikir yang pasif,
bukan defensif. Konsentrasi dalam pelatihan otogenik
ini adalah menemukan pikiran lain yang berusaha
mengalihkan perhatian, perlahan fokuskan kembali
pikiran tersebut. Dengan latihan yang teratur, semakin
lama perlahan akan menguasai keterampila
berkonsentrasi sehingga stress dapat di atasi (National
Safety Council, 2004).
2.2.3. SOP TERAPI RELAKSASI
ini adalah :
17
sadar dan tidak memfokus perhatian seperti rileks.
3) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
4) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
5) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan dan iritabilitas.
6) Membangun emosi yang positif dari emosi negatif.
3. Indikasi Terapi Relaksasi
Menurut Setyoadi dan Kushariadi (2011) bahwa indikasi
dari terapi relaksasi, yaitu :
1) Klien yang mengalami insomnia
2) Klien sering stress
3) Klien yang mengalami kecemasan
4) Klien yang mengalami depresi
4. Teknik terapi relaksasi
Menurut Setyoadi dan Kushariadi (2011) persiapan untuk
melakukan teknik ini, yaitu :
1) Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan
yang tenang dn sunyi.
1. Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
2. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata
tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau
duduk di kursi dengan kepala di topang, hindari posisi
berdiri.
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam
dan sepatu.
4. Longgarkan ikatas dasi, ikat pinggang atau hal – hal yang
sifatnya mengikat.
2) Prosedur
1. Gerakan 1): Ditunjukkan untuk melatih otot tangan
a) Genggam tangan kiri sambil membuat satu kepalan.
b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
18
c) Pada saat kepalan di lepaskan, rasakan relaksasi selama
10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga
dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot
dan keadaan relaks yang dialami.
e) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
2. Gerakan 2): Ditunjukkan untuk melatih otot tangan bagian
belakang.
a) Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan
tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan
lengan bawah menegang.
b) Jari – jari menghadap ke langit – langit.
c) Rasakan selama 10 detik.
3. Gerakan 3): Ditunjukkan untuk melatih otot bahu supaya
mengendur.
a) Angkat kedua bahu setinggi – tingginya seakan – akan
hingga menyentuh kedua telinga.
b) Fokuskan perhatian gerakan pada kontrak ketegangan
yang terjadi di bahu punggung atas dan leher selama 10
detik.
4. Gerakan 4): Ditunjukkan untuk melemaskan otot-otot wajah
seperti dahi, mata, rahang, dan mulut.
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis
sampai otot terasa kulitnya keriput.
b) Tutup keras – keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan otot – otot yang
mengendalikan gerakan mata.
5. Gerakan 5): Ditunjukkan untuk merilekskan otot leher
bagian belakang.
a) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
b) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian
rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian
19
belakang leker dan punggung atas.
6. Gerakan 6): Ditunjukkan untuk melatih otot leher bagian
depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian depan.
7. Gerakan 7): Ditunjukkan untuk melatih otot punggung.
a) Amgkat tubuh dari sandaran kursi
b) Punggu dilengkungkan
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,
kemudian relaks
d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.
8. Gerakan 8): Ditunjukkan untuk melemaskan otot dada
a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru – paru dengan
udara sebanyak – banyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut,
kemudian dilepas.
c) Setelah ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan
lega.
d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan
antara kondisi tegang dan relaks.
9. Gerakan 9): Ditunjukkan untuk melatih otot perut
a) Tarik dengan kuat perut kedalam
b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10
detik, lalu dilepaskan bebas.
c) Ulangi kembali sebanyak dua kali.
10. Gerakan 10): Ditunjukkan untuk melatih otot kaki kaki
pada paha dan betis.
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa
tegang.
20
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa
sehingga ketegangan pindah ke otot betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d) Ulangi setiap gerakan masing – masing dua kali.
2.3 KONSEP MEDITASI
2.3.1 DEFINISI
21
b. Konsentrasi penglihatan, tekhnik yang melibatkan
pandangan terhadap suatu benda atau bayangan seperti
cahaya lilin, setangkai bunga, gambar yang indah untuk
membatu berkonsentrasi.
c. Bunyi berulang, yaitu bunyi yang berulang antara lain
bunyi pukulan drum, lonceng, suara aliran air terjun,
suara lembut ombak, dan beberapa jenis musik
instrumental.
d. Gerakan fisik yang berulang seperti bernapas dalam
dan berolahraga aerobik ritmik seperti berlari, berenang,
jogging. Karena di anggap dapat menciptakan keadaan
meditasi.
e. Gerakan taktil (sentuhan) yang berulang, memegang
atau memanipulasi objek kecil seperti batu berguling,
kerang, atau kuncup mawar juga dapat memusatkan
pikiran ke satu pikiran.
2. Meditasi Inklusi
Tekhnik ini juga disebut sebagai “meditasi akses”.
“meditasi batin”, dan “kesadaran”. Meditasi inklusif
sangat mirip dengan asosiasi bebas, yaitu pikiran
menerawang tanpa tujuan. Bebas menerima semua pikiran
baik yang disadari atau tidak. Tetapi semua pikiran tersebut
harus di pilih secara objektif dan tanpa ada penilaian atau
keterikatan emosional. Proses ini disebut sebagai observasi
lepas.
2.3.3 SOP TERAPI MEDITASI
1. Definisi Meditasi
Meditasi adalah latihan mental, yang merupakan metode
untuk melatih perhatian agar dapat meningkatkan taraf
kesadaran, sehingga dapat membawa proses – proses mental
lebih terkontrol secara sadar (Maghfiroh, Hikmatul, 2015).
22
2. Tujuan Meditasi
a) Menjernihkan pikiran
b) Perenungan dan kebijaksanaan
c) Perubahan dalam kesadaran
d) Relaksasi
3. Manfaat Meditasi
Meditasi banyak digunakan untuk mengurangi kecemasan,
stress, dan depresi. Ketenangan jiwa yang diperoleh ketika
bermeditasi dengan baik mampu meredakan dan memungkinkan
seseorang berpikir jernih dalam pengambilan suatu keputusan.
Meditasi merupakan pengalihan perhatian ketingkat pemikiran
yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat pemikiran yang
paling dalam dan mencapai sumber pemikiran. Meditasi mampu
menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa suatu
keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun
fisiologis.
4. Tahap Proses Meditasi
1) Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Bina hubungan saling percaya dengan klien
c. Eksplorasi perasaan klien
d. Siapkan klien untuk berpartisipasi dalam terapi
2) Fase Relaksasi
a. Duduk/ tidur terlentang
b. Konsentrasi
c. Merasakan
3) Prosedur
a. Sisihkan waktu anda kurang lebih 20 menit.
b. Pastikan lingkungan senyaman mungkin.
c. Pilih musik iramanya lambat, namun jika dalam
keadaan lelah dan lesu pilih irama musik yang lebih
cepat.
23
d. Lalu berbaringlah dengan santai didekat speker (untuk
menghindari gangguan, bisa menggunakan headphone
agar tetap fokus dalam meditasi).
e. Sambil menikmati bayangkan bahwa semua getaran
membasuh semua masalah yang membuat anda stress.
f. Berkonsentrasilah pada keheningan musik agar
semakin rileks.
2.4 KONSEP LANJUT USIA
2.4.1 DEFINISI
24
2. Menurut Depkes RI (2005) bahwa batasan lansia dibagi
menjadi tiga kategori yaitu :
a. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45 – 59
tahun
b. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas
atau 60 tahun ke atas dengan masalah kesehatan
2.4.3 CIRI – CIRI LANSIA
25
lansia seharusnya dilakukan atas dasar keinginannya
sendiri, bukan karena paksaan atau tekanan dari
lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sebagai
ketua anggota di masyarakat desanya, sebaiknya
masyarakat tidak memberhentikan jabatanya selama
lansia tersebut masih dalam keadaan baik dan mampu
melaksanakan tugas tersebut.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk pada lansia cenderung membuat
lansia mengalami perilaku yang buruk dalam
penyesuaian pada dirinya. Misalnya, lansia yang tinggal
satu atap dengan keluarga sering tidak dilibatkan dalam
mengambil keputusan karena dianggap pola pikirnya
terlalu kuno dan tidak sesuai dengan yang di harapkan
oleh keluarga lainya. Kondisi tersebut yang
menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan dan
cepat tersinggung.
2.4.4 PERUBAHAN PADA USIA LANJUT
1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia sebagian besar
kearah yang buruk, proses dan waktu yang dialami pun
berbeda untuk masing – masing individu. Perubahan
tersebut mencakup perubahan penampilan, perubahan
fungsi fisiologis, panca indra, dan seksual (Rahman,
2016).
2. Perubahan Kemampuan Motorik
Pada umumnya perubahan kemampuan motorik pada
lansia lebih lambat dan aktifitas pergerakanya kurang
begitu baik di bandingkan pada masa mudanya. Perubahan
tersebut disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis seperti
berikut :
26
b. Menurunya kekuatan dan tenaga yang terjadi
karena bertambahnya usia, menurunya tenaga
otot, masalah persendian serta gemetas pada
tangan dan kaki.
c. Penyebab psikologisnya berasal dari kesadaran
akan merosotnya perasaan mengenai harga diri di
bandingkan orang yang lebih muda.
d. Perubahan kemampuan mental yang menurun
sehingga kemunduran kemampuan mental
mengalami kemunduran.
e. Perubahan minat pada usia lanjut.
(Rahman, 2016).
2.4.5 PERKEMBANGAN LANSIA
PENINGKATAN PENGETAHUAN
2.5.1. PENGKAJIAN
27
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien (Budiono,
2016).
aspek legal dan etis yang sama dengan diagnosis medis. Oleh
berikut:
28
1. Diagnosis Aktual
2. Diagnosis Resiko
2017).
2.5.3. INTERVENSI
2016).
29
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
keperawatan kriteria hasil
1. Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi latihan
pengkatan tindakan fisik (I.12389):
pengetahuan (D. keperawatan Definisi :
0113) : diharapkan tingkat Mengajarkan
Perkembangan pengetahuan aktifitas reguler
informasi meningkat untuk
koginitif yang (L.12111) mempertahankan
berhubungan Dengan kriteria atau meningkatkan
dengan topik hasil: kebugaran dan
spesifik cukup 1. Perilaku sesuai kesehatan
untuk memenuhi verbalisasi minat
tujuan kesehatan dalam belajar (4) Tindakan
dan dapat 2. Kemampuan Observasi
ditingkatkan. menjelaskan -identifikasi
pengetahuan kesiapan dan
tentang suatu kemampuan
topik (4) menerima
3. Kemampuan informasi
menggambarkan
pengalaman Terapeutik
sebelumnya -sediakan materi
sesuai dengan dan media
topik (4) pendidikan
kesehatan
Keterangan : -jadwalkan
1: menurun pendidikan
2: cukup menurun kesehatan sesuai
3: sedang kesepakatan
4: cukup meningkat - berikan
5: meningkat kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
-jelaskan manfaat
kesehatan dan efek
fisiologis olahraga
-jelaskan jenis
latihan yang sesuai
dengan kondisi
kesehatan
-jelaskan frekuensi,
durasi, intensitas
program latihan
yang diinginkan
30
-ajarkan latihan
pemanasan dan
pendinginan yang
tepat
-ajarkan teknik
menghindari cidera
saat olahraga
-ajarkan teknik
pernapasan yang
tepat untuk
memaksimalkan
penyerapan oksigen
selama latihan fisik
2.5.4. IMPLEMENTASI
sebagai berikut :
1. Tahap 1 : persiapan
2. Tahap 2 : intervensi
31
keperawatan meliputi tindakan independen,dependen,dan
interdependen.
3. Tahap 3 : dokumentasi
sebagai berikut :
mengatasinya.
32
masalah baru dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji
33
2.6 KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
34
2.7 LITERATUR REVIEW
Instrument:
Instrumen pengumpulan
data ini menggunakan
skala. Skala yang
digunakan adalah skala
stres yang diambil dari
DASS 42 yang memiliki
reliabilitas sebesar 0,91
Analisis:
Teknik analisi data yang
35
digunakan untuk
mengetahui hasil
penelitian ini adalah
statistik inferensial
ANAVA dengan bantuan
program International
Business Machine
Statistical Product and
Service Solution (IBM
SPSS) 16.0 for windows.
Analisis ini digunakan
untuk mengetahui
signifikasi perbedaan
antara kelompok
eksperimen dan
kelompok kontrol setelah
diberikan pelatihan
(Arikunto, 2002).
Statistik inferensial
ANAVA yang digunakan
adalah Anava Mixed
Design (Anava
Campuran), karena
didalamnya memadukan
dua sub analisis, yaitu :
within subject test dan
between subject test.
Within Subject Test
adalah pengujian
perbedaan skor dalam
satu kelompok (pre vs
post) dan Between
Subject Test adalah
pengujian perbedaan skor
antar kelompok
(eksperimen vs kontrol)
(Fendina, Nashori, &
Sulistyarini, 2018)
36
Pengaruh Desain pada penelitian ini dependen sampel t-
meditasi adalah quasi-experiment test dengan tingkat
pernapasan dengan pendekatan kemaknaan 95%
terhadap stres penelitian one grup pre- menunjukkan
lansia selama test dan pos-test. adanya pengaruh
masa pandemi yang signifikan dari
covid-19 Sampel :
di Terapi Meditasi
UPTD BudiTeknik pengambilan Pernapasan
Agung Kupang sampel terdiri dari 30 terhadap stres pada
lansia yang dipilih secara lansia, dengan
Penulis: purposive sampling dan tingkat signifikansi
Scholastika pengumpulan data p: 0,000.(Jenau et
Benedikta Jenau dilakukan dengan al., 2021)
dkk menggunakan kuesioner
tingkat stres.
Tahun :
2021 Variabel:
Variabel terikat yaitu
meditasi pernapasan
sedangkan variabel bebas
yaitu stres lansia selama
pandemi
Instrument:
Instrumen atau teknik
pengumpulan data yang
digunakan dalam
penlitian ini diantaranya
spygmomanometer dan
stetoskop digunakan
untuk melakukan
pemeriksaan tekanan
darah, stopwatch
digunakan untuk
menghitung waktu setiap
kali melakukan
intervensi, standar
operasional prosedur
(SOP) senam lansia
digunakan sebagai
prosedur yang harus
diperhatikan dalam setiap
pelaksanaan intervensi
agar terarah dan
mendapatkan hasil yang
sesuai dengan tujuan.
37
Analisis:
Hasil penelitian
menunjukkan tekanan
darah sistolik dan
diastolik mengalami
penurunan yang
signifikan (ρ value
sistolik = 0,002 dan ρ
value diastolik = 0,005).
Hasil uji statistik
penelitian ini adalah ada
pengaruh yang signifikan
dari latihan fisik senam
lansia terhadap tekanan
darah pada lansia
hipertensi ρ
valuedilakukan dengan
cara nonprobability
sampling yaitu Total
Sampling. Definisi
operasional dalam
penelitian ini terdiri dari
dua variabel yakni
variabel dependen dan
variabel independen.
Variabel dependen adalah
tingkat stres lansia dan
variabel independennya
adalah teknik meditasi
pernapasan. Teknik
analisis yang digunakan
ada dua yaitu analisis
univariat dan bivariat .
Analisis univariat untuk
menganalisis variabel
umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan,
pekerjaan, lama disantun,
dan daerah asal.
Sedangkan analisis
bivariat untuk
menganalisis pengaruh
38
variabel stres terhadap
meditasi pernapasan.
(Jenau, Djogo, & Betan,
2021)
39
lansia yang mengalami
stres yaitu di dapatkan t
hitung 2,666 dan t tabel
dengan α = 0,05 adalah
2,093 sehingga diperoleh
t hitung 2,666 > t tabel
2,093 , maka H1 diterima
yang berarti ada pengaruh
pemberian terapi meditasi
dzikir terehadap tingkat
stres pada lansia.
Sedangkan untuk nilai
signifikansi (2-tailed)
diperoleh hasil 0,015
yang berarti 0,015 < 0,05,
maka H1 diterima yang
berarti terdapat
perbedaan tingkat stres
pada lansia antara
sebelum dan sesudah
dilakukan terapi meditasi
(dzikir).(Sutioningsih,
dkk, 2019)
4 Judul artikel: Desain : Relaksasi progresif
Pengaruh Desain penelitianquasi dan meditasi dapat
relaksasi experiment design with menurunkan tingkat
progresif dan equivalent control group stres pada pasien
meditasi design. hipertensi
terhadap tingkat Sampel : (p=0.000).Meditasi
stres pasien Jumlah sampel 70 orang lebih efektif untuk
hipertensi untuk kelompok relaksasi menurunkan tingkat
progresif dan untuk stres pada pasien
Penulis: kelompok hipertensi
I wayan candra meditasi.Teknik analisa (p=0.000). (Candra,
I ketut sudiantara data pengaruh intervensi dkk, 2017).
relaksasi progresif
Tahun :
terhadap penurunan
2017
tingkat stres dengan
Paired t-test.Pengaruh
intervensi meditasi
terhadap penurunan
tingkat stres juga dengan
40
Paired t-test.
Variabel :
Variabel terikat yaitu
relaksasi progresif dan
meditasi sedangkan
variabel bebas yaitu
tingkat stress pada lansia
Instrument :
Teknik penarikan sampel
dilakukan dengan simple
random sampling..
Analisis:
Hasil yang sangat
signifikan meditasi
terhadap tingkat stres
pada pasien hipertensi.
Nilai rerata sebelumnya
59.4000, sesudahnya
24.1714, t=11.223,
p=0.000. Meditasi lebih
efektif dibandingkan
dengan relaksasi
progresif dalam
menurunkan tingkat stres
pada pasien hipertensi di
Puskesmas Kuta Utara,
Badung, tahun
2016.Selisih mean pada
kelompok relaksasi
progresif14.5143
sedangkan selisih mean
pada kelompok
meditasi35.2286, t=-
5.712 dan p=0.000.
(Candra, dkk, 2017)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
41
3.1 DESAIN PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penulisan KIA Ners adalah metode
studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu
masalah keperawatan dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan
data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi.
Penelitian studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang
dipelajari berupa peristiwa, aktivitas suatu individu. Studi kasus ini adalah
studi yang dilaksanakan untuk mengksplorasi masalah Asuhan
Keperawatan Stres dengan diagnosa keperawatan Gangguan Rasa Nyaman
dengan memberikan intervensi Terapi Relaksasi Meditasi. Peneliti
menggunakan 3 pasien dengan kasus dan tindakan keperawatan yang
sama, yang kemudian akan dibahas mengenai hasil dan respon pasien
terkait dengan tindakan yang dilakukan, apakah ada perbedaan atau tidak.
Terapi ini efektif dilakukan sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 2 minggu
selama kurang lebih 20 menit.
3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipakai sebagai tempat penelitian KIA Ners ini berada
di Perumahan Puri Dampit Permai, Kecamatan Dampit, Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur.
3.2.2 Waktu penelitian
Penelitian KIA Ners ini akan dilaksanakan pada bulan Desember
2021 – Januari 2022. Dengan 2-3 minggu pelaksaan dengan jumlah
kunjungan minimal 3 kali dalam 2 minggu.
3.3 SUBYEK PENELITIAN
Subyek yang digunakan dalam studi kasus KIA Ners ini adalah 3 klien
Lansia dengan masalah keperawatan yang sama yaitu kesiapan
peningkatan pengetahuan stress di Perumahan Puri Dampit Permai,
Kecamatan Dampit. Dengan kriteria Subyek :
a. Klien mengalami stres dengan rentang usia 45 – 59 tahun
b. Klien memiliki masalah peningkatan manajement kesehatan
c. Klien bersedia menjadi responden penelitian
42
3.4 METODE PENGUMPULAN DATA
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
b. Observasi Langsung
antar aspek pada fenomena yang sedang diamati. Dalam penelitian ini,
partisipatif ini, maka data yang akan diperoleh lebih lengkap, tajam
dan mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
c. Dokumentasi
43
pengumpulan data pada anggota keluarga lansia yang mengalami stres
data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat
sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu :
a. Triangulasi Sumber
sumber.
b. Triangulasi Teknik
dengan cara mengecek data sumber yang sama dengan teknik yang
44
dengan observasi dan dokumentasi.
c. Triangulasi waktu
dan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Siswanto, 2014).
45
tentang tindakan medis yang dimaksud dalam bentuk lisan maupun
tertulis.
BAB 4
46
HASIL
47
Keterangan Klien 1 Klien 2 Klien 3
Saat Klien Klien Klien
Pengkajian mengatakan mengatakan mengatakan
sering bingung sering cemas sering melamun
dan murah saat mengingat dan sedih
marah suaminya yang karenan rindu
telah meninggal dengan anak
cucunya
Keluhan Klien Klien Klien
Utama mengatakan mengatakan mengatakan
sering bingung rindu dengan ingin bertemu
dan mudah almarhum anak cucunya
marah suaminya namun anak
cucunya masih
belum bisa
datang untuk
menjenguknya
Riwayat Klien Klien Klien
Penyakit mengatakan mengatakan mengatakan
Sekarang tidak ada semalam tidak hatinya sedikit
keluhana bisa tidur kecewa karena
nyenyak karena anak cucunya
rindu almarhum belum bisa
suaminya pulang
Riwayat Klien Klien Klien
Penyakit mengatakan mengatakan mengatakan
Dahulu memiliki tidak memiliki tidak memiliki
riwayat penyakit riwayat penyakit riwayat penyakit
kolesterol dan
asam urat
Riwayat Klien Klien Klien
48
Penyakit mengatakan mengatakan mengatakan
Keluarga tidak memiliki tidak memiliki tidak memiliki
riwayat penyakit riwayat penyakit riwayat penyakit
keluarga keluarga keluarga
C. Genogram –
D. Pola Aktifitas
E. Pola Makan
49
kacangan makanan makanan
6. Nafsu Sedang Sedang Sedang
makan
7. Jenis Air putih, teh Air putih, teh Air putih, teh
minuman
8. Frekuensi 1-2 botol 1-2 botol 1-2 botol
besar/hari besar/hari besar/hari
9. Sukar Tidak ada Tidak ada Tidak ada
menelan keluhan sukar keluhan sukar keluhan sukar
(padat/cair) menelah menelah menelah
10. Pemakaian Tidak ada Tidak ada Tidak ada
gigi palsu
palsu
F. Pola Eliminasi
BAK
Keterangan Klien 1 Klien 2 Klien 3
Frekuensi/pola 5-6x dalam/hari 5-6x dalam/hari 5-6x dalam/hari
Konsistensi Cair Cair Cair
Warna dan bau Warna kuning Warna kuning Warna kuning
dan bau khas dan bau khas dan bau khas
urine urine urine
Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kesulitan kesulitan kesulitan
berkemih berkemih berkemih
Upaya Tidak ada Tidak ada Tidak ada
mengatasi
BAB
Keterangan Klien 1 Klien 2 Klien 3
Frekuensi/pola 1x/hari 1x/hari 1x/hari
Konsistensi Lembek Lembek Lembek
Warna dan bau Warna kuning Warna kuning Warna kuning
kecoklatan dan kecoklatan dan kecoklatan dan
bau khas feses bau khas feses bau khas feses
Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kesulitan kesulitan kesulitan
Upaya Tidak ada Tidak ada Tidak ada
mengatasi
50
G. Pola Istirahat Tidur
I. Pemeriksaan Fisik
51
rambut hitam dan rambut hitam dan rambut hitam dan
beruban, kulit beruban, kulit beruban, kulit
kepala tampak kepala tampak kepala tampak
bersih. bersih. bersih.
Palpalsi: Palpalsi: Palpalsi:
Tidak ada massa, Tidak ada massa, Tidak ada massa,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid
pada leher. pada leher. pada leher.
52
dinding dada dinding dada dinding dada
seimbang, seimbang, seimbang,
53
4.4 Analisa Data
Klien 1 (Ny. P)
Data Etiologi Masalah
Ds : Tubuh manusia Gangguan rasa nyaman
- Klien mengatakan sering memproses b.d Kurang
kebingungan dan mudah rangsangan stres pengendalian
marah (korteks serebral) situasional d.d Distres
- Klien mengatakan mudah psikologis
lupa saat menaruh sesuatu Respon stress (D. 0074)
barang
DO : Kewaspadaan,
Gangguan Rasa
Nyaman
(D. 0074)
Klien 2 (Ny. G)
Data Etiologi Masalah
Ds : Tubuh manusia Gangguan rasa nyaman
- Klien mengatakan sering memproses b.d Kurang
cemas dan sedih saat rangsangan stres pengendalian
mengingat almarhum (korteks serebral) situasional d.d Distres
suaminya psikologis
- Klien mengatakan sering Respon stress (D. 0074)
54
merenung sendiri dan
melamun Kewaspadaan,
- kesadaran, keadaan
DO : tegang yang
- TD :100/60 mmHg mempersiapkan
- N : 91x/ mnt seseorang untuk
- RR : 20x/ mnt menghadapi bahaya
Gangguan Rasa
Nyaman
(D. 0074)
Klien 3 (Ny. H)
Data Etiologi Masalah
Ds : Tubuh manusia Gangguan rasa nyaman
- Klien mengatakan rindu memproses b.d Kurang
kepada anak cucunya yang rangsangan stres pengendalian
tinggal jauh dari beliau (korteks serebral) situasional d.d Distres
- Klien mengatakan mudah psikologis
menangis saat rindu anak Respon stress (D. 0074)
cucunya
DO : Kewaspadaan,
Gangguan Rasa
Nyaman
(D. 0074)
55
4.5 Diagnosa Keperawatan
56
7. Memori masa lalu tenang dan tanpa
(membaik) gangguan dengan
pencahayan dan suhu
ruang nyaman
- Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakain longgar
- Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia (relaksasi
meditasi)
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
57
4.7 Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan pada Klien 1
58
TD : 120/90 mmHg
N : 86x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
06/06/22 1. Memonitor frekuensi nadi dan tekanan S:
darah sebelum melakukan terapi Klien mengatakan ingat
relaksasi meditasi bahwa hari ini adalah
2. Memonitor keadaan umum selama jadwal pertemuan ke 2
melakukan terapi relaksasi meditasi Klien mengatakan sudah
sedikit hafal beberapa
gerakannya dan dilakukan
sesuai dengan anjuran
Klien mengatakan ada
perubahan psikologinya
termasuk dalam mengolah
emosinya
O:
Klien tampak semangat
dalam mengikuti terapi
relaksasi meditasi
Klien tampak sudah sedikit
hafal dengan gerakanya
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 86x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
10/06/22 1. Memonitor frekuensi nadi dan tekanan S:
darah sebelum melakukan terapi Klien mengatakan ingat
relaksasi meditasi bahwa hari ini adalah
59
2. Memonitor keadaan umum selama jadwal pertemuan ketiga
melakukan terapi relaksasi meditasi Klien mengatakan suasana
hati dan pikiranya jauh
lebih baik
Klien mengatakan sudh bisa
lebih mengontrol emosinya
Klien mengatakan sering
menerapkan terapi mandiri
di rumah
O:
Klien tampak kooperatif
dan bersemangat
melakukan terapi relaksasi
meditasi
Klien tampak lebih ceria
dan rileks
Klien tampak hafal dan
melakukan gerakan sesuai
dengan yang telah
dilakukan sebelumnya
dengan baik dan tepat
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 86x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A: Masalah teratasi sebagaian
P : Hentikan intervensi
60
berkonsentrasi pernah melakukan terapi
2. Mengidentifikasi teknik relaksasi relaksasi meditasi ini
meditasi yang efektif dilakukan untuk sebelumnya
lansia Klien mengatakan setelah
3. Memeriksa frekuensi nadi dan tekanan mengikuti terapi relaksasi
darah sebelum dan sesudah dilakukanya meditasi ini merasa ada
terapi sedikit perubahan pada
4. Memonitor respon terhadap terapi perasaan, dan pikiranya
relaksasi meditasi Klien mengatakan setuju
5. Menciptakan lingkungan tenang dan dan mau untuk melakukan
tanpa gangguan dengan pencahayaan terapi pada pertemuan
serta suhu ruang nyaman selanjutnya
6. Memberikan informasi tertulis tentang O:
persiapan dan prosedur teknik relaksasi Ku : cukup
7. Menggunakan pakaian longgar Klien tampak antusias
8. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan melakukan terapi relaksasi
dan jenis relaksasi yang tersedia yaitu meditasi
terapi relaksasi meditasi Klien tampak sedikit
9. Menjelaskan secara rinci intervensi kebingungan melakukan
relaksasi yang dipilih gerakan terapi relaksasi
10. Menganjurkan mengambil posisi nyaman meditasi
11. Menganjurkan untuk rileks dan Klien tampak sedikit
merasakan sensasi terapi murung
TTV :
TD : 100/60 mmHg
N : 91x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
06/06/22 1. Memonitor frekuensi nadi dan tekanan S:
darah sebelum melakukan terapi Klien mengatakan ingat
relaksasi meditasi bahwa hari ini adalah
61
2. Memonitor keadaan umum selama jadwal pertemuan ke 2
melakukan terapi relaksasi meditasi Klien mengatakan sudah
sedikit hafal beberapa
gerakannya dan dilakukan
sesuai dengan anjuran
Klien mengatakan merasa
lebih baik dari pertemuan
kemarin
O:
Klien tampak antusias
mengikuti terapi relaksasi
meditasi
Klien tampak sudah sedikit
hafal dengan gerakanya
Klien tampak sering
berbincang dengan lansia
lainya
TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 86x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
10/06/22 1. Memonitor frekuensi nadi dan tekanan S:
darah sebelum melakukan terapi Klien mengatakan ingat
relaksasi meditasi bahwa hari ini adalah
2. Memonitor keadaan umum selama jadwal pertemuan ketiga
melakukan terapi relaksasi meditasi Klien mengatakan suasana
hati dan pikiranya jauh
lebih baik
Klien mengatakan sudah
bisa mengikhlaskan
62
kepergian almarhum
suaminya
O:
Klien tampak kooperatif
dan bersemangat
melakukan terapi relaksasi
meditasi
Klien tampak lebih ceria
dan rileks
Klien tampak hafal dan
melakukan gerakan sesuai
dengan yang telah
dilakukan sebelumnya
dengan baik dan tepat
TTV :
TD : 115/80 mmHg
N : 86x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A: Masalah teratasi sebagaian
P : Hentikan intervensi
63
4. Memonitor respon terhadap terapi perasaan, dan pikiranya
relaksasi meditasi Klien mengatakan setuju
5. Menciptakan lingkungan tenang dan dan mau untuk melakukan
tanpa gangguan dengan pencahayaan terapi pada pertemuan
serta suhu ruang nyaman selanjutnya
6. Memberikan informasi tertulis tentang O:
persiapan dan prosedur teknik relaksasi Ku : cukup
7. Menggunakan pakaian longgar Klien tampak antusias
8. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan melakukan terapi relaksasi
dan jenis relaksasi yang tersedia yaitu meditasi
terapi relaksasi meditasi Klien tampak sedikit
9. Menjelaskan secara rinci intervensi kesulitan melakukan
relaksasi yang dipilih gerakan terapi relaksasi
10. Menganjurkan mengambil posisi nyaman meditasi
11. Menganjurkan untuk rileks dan Klien tampak kooperatif
merasakan sensasi terapi TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 86x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
06/06/22 1. Memonitor frekuensi nadi dan tekanan S:
darah sebelum melakukan terapi Klien mengatakan ingat
relaksasi meditasi bahwa hari ini adalah
2. Memonitor keadaan umum selama jadwal pertemuan ke 2
melakukan terapi relaksasi meditasi Klien mengatakan sudah
sedikit hafal beberapa
gerakannya dan dilakukan
sesuai dengan anjuran
Klien mengatakan ada
perubahan pada suasana
hatinya
64
O:
Klien tampak semangat
dalam mengikuti terapi
relaksasi meditasi
Klien tampak sudah sedikit
hafal dengan gerakanya
TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 86x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
10/06/22 1. Memonitor frekuensi nadi dan tekanan S:
darah sebelum melakukan terapi Klien mengatakan ingat
relaksasi meditasi bahwa hari ini adalah
2. Memonitor keadaan umum selama jadwal pertemuan ketiga
melakukan terapi relaksasi meditasi Klien mengatakan suasana
hati dan pikiranya jauh
lebih baik
Klien mengatakan sudah
bisa mengalihkan
kesepiannya dengan
melakukan terapi saat
teringat anak cucunya
Klien mengatakan sering
menerapkan terapi mandiri
di rumah
O:
Klien tampak kooperatif
dan bersemangat
melakukan terapi relaksasi
meditasi
65
Klien tampak lebih ceria
dan rileks
Klien tampak hafal dan
melakukan gerakan sesuai
dengan yang telah
dilakukan sebelumnya
dengan baik dan tepat
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 86x/ mnt
RR : 20x/ mnt
A: Masalah teratasi sebagaian
P : Hentikan intervensi
66
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas perbandingan antara
tinjauan pustaka dengan tinjuan kasus yang disajikan untuk menjawab tujuan
khusus dari penelitian. Setiap temuan perbedaan diuraikan dengan konsep.
Pembahasan disusun sesuai dengan tujuan khusus. Penulis akan menjelaskan
kesenjangan antara praktik dan teori agar dapat diambil pemecahan masalah dari
kesenjangan – kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak
lanjut dalam penerapan asuhan keperawatan.
5.1 Analisis Profil Pelayanan
Perumahan Puri Dampit Permai merupakan salah satu hunian yang
ada di Kecamatan Dampit yang berada di Kabupaten Malang yang
memiliki tempat pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Dampit.
rawaPuskesmas Dampit sendiri memiliki layanan rawat inap dengan
fasilitas Ruang IGD serta layanan Rawat Inap maupun Rawat Jalan, Ruang
Rekam Medis, Ruang Farmasi, Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang
Pemeriksaan Lansia, Ruang IMS,Poli Gigi, Poli KIA, Poli KB dan lain-
lain.
Puskesmas Dampit sesuai Peraturan Wali Kota Malang Nomor 36
Tahun 2016 tentang Pembentukan Kedudukan Susunan Organisasi Tugas
dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan bab 1
mengenani ketentuan umum dalam pasal nomor 6 dijelaskan bahwa
Puskesmas ialah Fasilitas Kesehatan yang menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat
pertama dengan mengutamakan upaya promotif untuk mencapai derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi tingginya diwilayah kerjanya. Bab 1
pasal 1 nomor 7 dijelaskan bahwa Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
ialah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
67
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah Kesehatan yang
sasaranya adalah keluarga kelompok dan masyarakat. Bab 1 pasal 1 nomor
8 dijelaskan bahwa Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) ialah suatu
kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
5.2 Analisis Masalah Keperawatan
68
merasakan bahwa ia dapat berhadapan dengan stressor, secara adaptif
kondisi mental atau fisik akan berubah untuk menyesuaikan dengan
stimulus tersebut (stressor) yang disebut stres. Masing-masing individu
mempunyai tingkat toleransi terhadap stres. Bahkan jika tidak ada stressor
eksternal, individu mungkin menciptakan stressornya sendiri. Fenomena
stres sangat individualistik sifatnya.
69
infromasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi, (8)
Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia
(terapi relaksasi meditasi), (9) menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih, (10) Menganjurkan mengambil posisi nyaman, (11)
menganjyrkan rileks dan merasakan sensasi terapi, (12) Menganjurkan
sering mengulangi atau memilih teknik yang telah dianjurkan.
Secara umum stress lebih efektif diturunkan dengan menggunakan
terapi nonfarmakologi dengan meliputi beberapa terapi salah satunya yaitu
Terapi Relaksasi Meditasi. Seseorang yang semakin rutin dalam
memanajemen stress menggunakan terapi relaksasi meditasi maka akan
berpengaruh pada tingkat stressnya. Melakukan terapi relaksasi meditasi
secara rutin dalam satu minggu sekali sangat lah efektif. Karena pada
setiap harinya terutama pada lansia stressor yang menyebabkan stress
sangalah banyak, baik dari lingkungan maupun keluarga. Maka dari itu
perlu diberikan terapi sejenak dengan menggunakan terapi relaksasi
meditasi dengan gerakan yang tidak menyulitkan lansia dengan tujuan
dapat menurunkan stress dan dapat mengelola stress dengan baik serta
dapat menemukan keheningan di dalam diri dan melepaskan stress
eksternal. Sehingga dapat melanjutkan aktifitasnya tanpa adanya
peningkatan stress.
Data ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
terapi relaksasi meditasi terhadap manajemen stress pada lansia di
Posyandu Delima Perumahan Puri Dampit Permai. Hasil yang didapatkan
peneliti sejalan dengan hasil penelitian (Ningsih, 2016) bahwa teknik
relaksasi dapat dijadikan alternatif bantuan bagi seseorang yang mengalami
stress ringan, sedang maupun berat. Kemudian dengan melakukan terapi
relaksasi meditasi membuktikan bahwa dapat membantu seseorang
mengendalikan stress, kecemasan serta mempermudah tidur.
Peneliti ini memilih terapi relaksasi meditasi karena pada studi
penelitian yang dilakukan oleh (Safira dan Saputra, 2009 dalam Budi,
2019), bahwa stress dapat terjadi pada individu atas kemampuannya untuk
bertemu dengan berbagai tuntutan. Situasi yang menuntut tersebut
70
dipandang sebagai beban yang melebihi kemampuan individu. Ketika
individu tidak dapat menyelesaikan atau mengelola stress dengan efektif
maka stress tersebut berpontensi untuk menyebabkan gangguan psikologis.
Berdasarkan hasil dari beberapa peneliti tersebut membuktikan
bahwa pemberian terapi relaksasi meditasi pada lansia sangatlah efektif
untuk melatih perhatian untuk dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang
selanjtnya dapat membawa proses-proses mental dapat lebih terkontrol
secara sadar. Efek dari meditasi antara lain meningkatkan gelombang alpha
gelombang otak yang terdapat pada kondisi tubuh yang rileks. Salah satu
cara management stres adalah dengan melakukan terapi relaksasi dengan
meditasi. Setelah terapi selesai dilakukan, responden merasakan
keadaannya masing-masing jauh lebih baik, baik dalam kondisi kesehatan
mereka maupun dari segi psikis seperti dapat berfikir lebih tenang dan
fokus. Selain itu responden dapat mengendalikan emosionalnya seperti
amarahnya dan merasakan tenang batinnya. Secara fisiologis responden
merasakan pusing mereka jauh berkurang, serta nyeri yang berkurang,
pernafasan menjadi lancar.
71
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan data diatas yang berlandaskan pada
asuhan keperawatan yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan dan yang terakhir evaluasi keperawatan pada lansia yang
mengalami stress dengan Gangguan Rasa Nyaman, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data 2 yaitu Ny. P umur62 th,
beragama Islam pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan status
menikah, klien mengeluh sering merasa kebingan dan mudah marah.
Kemudian pada klien 2 yaitu Ny. G umur 66 th, beragama Islam
bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan status cerai mati, klien
mengeluh sering cemas, gelisah sulit tidur karena rindu dan rindu
dengan suaminya yang telah meninggal dunia 3 tahun yang lalu.
Selanjutnya pada klien 3 yaitu Ny. H umur 60 th, beragama islam,
bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan status cerai mati, klien
mengeluh sering melamun karena rindu ingin bertemu anak cucunya,
tetapi anak cucunya belum bisa datang menjenguk karena belum libur
sekolah. Berdasarkan pengkajian wawancara secara langsung kepada
ketiga klien, didapatkan hasil bahwa Gangguan Rasa Nyaman
berhubungan dengan kurang pengendalian situasional ditandai dengan
distres psikologis.
2. Diagnosa Keperawatan
Pemilihan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien ditentukan
berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian secara langsung
72
pada klien maupun lingkungan sekitar. Berdasarkan data dari ketiga
klien, peneliti menegakkan diagnosa keperawatan Gangguan Rasa
Nyaman b.d kurang pengendalian situasional d.d distres psikologis.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang diberikan pada ketiga klien dengan
Gangguan Rasa Nyaman yaitu melakukan intervensi terapi Relaksasi
Meditasi secara berkelompok terdiri atas 3 klien dengan frekuensi
klien 1, 2 3x/2minggu, klien 3 2x/2minggu dengan durasi waktu +/- 20
menit dan 3x pengulangan, sebelum melakukan terapi, peneliti
mengarahkan serta mencontohlan gerakan terapi yang sesuai dan
dilakukan wawancara untuk mengetahui perkembangan yang terjadi.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada ketiga klien dengan masalah
dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah disusun oleh peneliti
berupa pemberian edukasi latihan terapi relaksasi meditasi sesuai
jadwal dan persetujuan tiap klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti selama 2 minggu
dengan masing - masing kunjungan 3x/2 minggu klien 1 dan 2,
2x/2minggu pada klien 3. Hasil efektifitas yang menunjukkan
peningkatan skor manajemen stress yaitu pada frekuensi 3x/2 minggu.
Dapat disimpulkan frekuensi paling efektif dalam melakukan terapi
kepada ketiga klien adalah pada frekuensi 3x/2 minggu pada klien 1
dan 2, sedangkan pada frekuensi 2x/2 minggu pada klien 3 mengalami
peningkatan hanya sedidikit atau kurang efektif.
6.2 SARAN
1. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat melakukan aktifitas latihan terapi setidaknya
3x/2 minggu runtin untuk menambah meningkatkan status kenyaman
psikologis ke taraf yang lebih baik dan sejahtera.
73
2. Bagi Isntitusi Pendidikan
Peneliti berharap dengan adanya Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat
menjadi acuan dalam pembelajaran asuhan keperawatan terkait
Manajemen Stress pada Lansia dengan Gangguan Rasa Nyaman.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti berharap karya ilmiah ini dapat menjadi bahan referensi bgi
peneliti selanjutnya. Dan dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
74
DAFTAR PUSTAKA
National Safety Council. (2004). Manajemen Stres (D. Yulianti, ed.). Jakarta.
75
Penelitian Pendidikan, 16(1).
76
LAMPIRAN 1
Informed Consent
(PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ...............................
Umur : ...............................
Pekerjaan : ...............................
Alamat : ...............................
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul Analisis Efektifitas Terapi Relaksasi Meditasi
Terhadap Manajemen Stress Pada Usia Lanjut (Elderly) Antara Usia 60 -
74 Tahun
2. Tujuan penelitian dan manfaat ikut sebagai subyek penelitian
3. Hak undur diri
4. Kerahasiaan data
5. Bahaya yang akan timbul
Responden mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya
(bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian
dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
77
(........................................)
Keterangan
*) Coret salah satu
LAMPIRAN 2
FORMAT PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Rizka Putri Ari Rahmadhani
NIM : 2130039
A. Identitas Klien
Nama : Tgl. :
Pengkajian
Usia : Sumber :
Informasi
Jenis : Nama :
Kelamin Keluarga
dekat yang
dapat
dihubungi
Alamat : Alamat :
Status : Status :
pernikahan
Agama : Pekerjaan :
Pendidika : Pendidika :
n n
Pekerjaan :
78
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
E. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Pasien
------- : Tinggal serumah
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
F. Pola aktiftas latihan
Rumah
Makan/minum
Mandi
79
Berpakaian/berdandan
Toileting
Mobilitas di tempat
tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
H. Pola eliminasi
Rumah
BAB
Frekuensi pola
Konsistensi
80
Warna & bau
Kesulitan
Upaya mengatasi
BAK
Frekuensi pola
Konsistensi
Warna bau
Kesulitan
Upaya mengatasi
K. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum :
a. Kesadaran : (spontan, membuka mata, mengikuti arahan)
b. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : mmHg Suhu: °c
Nadi : x/ menit
Pernafasan: x/ menit
81
SpO2:
2. Kepala dan Leher
a. Kepala :
Bentuk : Massa :
Warna kulit kepala : Ditsribusi rambut :
82
Auskultasi :
Ictus Cordis :
Paru : Inspeksi :
Perkusi :
Palpasi :
Auskultasi :
Wheezig / Ronchie
83
dengan maksimal (kekuatan normal)
Kontraktur : (-) Pergerakan : normal
Deformitas : (-) Pembengkakan : (-)
Edema : - -
- -
84