Anda di halaman 1dari 103

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN MANAJEMEN
KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI DESA
RANUKLINDUNGAN GRATI

Oleh:
AKHMAD RIZAL LUKMAN THORIQ
NIM : 1801097

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN MANAJEMEN
KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI DESA
RANUKLINDUNGAN GRATI

Sebagai Prasyarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep)
Di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia

Oleh:
AKHMAD RIZAL LUKMAN THORIQ
NIM : 1801097

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021

2
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Akhmad Rizal Lukman Thoriq

NIM : 1801097

Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 21 Maret 1998

Institusi : Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul


“ASUHANKEPERAWATAN PADAPASIEN HIPERTENSI DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN MANAJEMEN KESEHATAN TIDAK
EFEKTIF DI DESA RANUKLINDUNGAN GRATI” adalah bukan Karya
Tulis Ilmiah orang lain baik sebagaian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Pasuruan, Juli 2021


Yang Menyatakan

Akhmad Rizal lukman Thoriq


NIM.1801097

Mengetahui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Ns. Meli Diana, S.Kep., M.Kes) (R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns., M.Kep )
NIDN. 0724098402 NIDN. 3409098401

iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Akhmad Rizal Lukman Thoriq
Judul :ASUHAN KEPERAWATAN P ADA PASIEN HIPERTENSI
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN MANAJEMEN
KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI DESA RANUKLINDUNGAN
GRATI

Telah disetujui untuk di ujikan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Ns. Meli Diana, S.Kep., M.Kes) (R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns., M.Kep )
NIDN. 0724098402 NIDN. 3409098401

Oleh :

Mengetahui,

Direkut

Akademi Keperawatan Kerta Cendekia

Agus Sulistyowati, S. Kep., M.Kes


NIDN. 07030878

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada siding di Program D3
Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Tanggal :

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Ketua :Ns. Riesmiyatiningdyah, S.Kep., M.Kes ...................................

Anggota : 1. Ns. Meli Diana, S.Kep., M.Kes ...................................

2. R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns., M.Kep ...................................

Mengetahui,

Direkut

Akademi Keperawatan Kerta Cendekia

Agus Sulistyowati, S. Kep., M.Kes


NIDN. 07030878

v
MOTTO

“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa,

selalu ada bagi mereka yang sering berusaha”

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin saya ucapkan kepada Allah SWT.Karna atas ijinnya


tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini saya permsembahkan kepada :


Untuk Ke Dua Orang Tua Papa, Mama dan Saudara, Saya ucapkan banyak terima
kasih karena selama ini telah memberi dukungan do’a dan semangat. Semoga
Allah swt memberi saya kesempatan untuk membahagiakan kalian kelak.

Untuk bapak dosen dan ibu dosen terutama Ibu Agus Sulistyowati, S.Kep.,
M.Kes, Ibu R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns., M.Kep, Bapak Erik Kusuma,
S.Kep.Ns., M.Kep. Terima Kasih saya ucapkan atas ilmu , bimbingan dan
pelajaran hidup yang telah diberikan kepada saya tanpa ibu dosen semua ini tidak
akan berarti.

Untukkeluarga dan orang terdekat saya yang selalu mendukung dalam kelancaran
Karya Tulis Ilmiah ini, terimakasih atas dukungannya dan ketersediannya menjadi
tempat pengaduan saya dan berbagi keluh kesah bersama.

Untuk teman seperjuangan saya yang tidak dapat disebutkan satu persatu saya
ucapkan terima kasih atas kebersamaan selama ini, ada suka dan duka yang kita
lewati tetapi tanpa semua itu untuk pendewasaan kita masing-masing. Semoga
kita dapat meraih kesuksesan sesuai yang harapan kita. Aamiin.

vii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN HIPERTENSI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
MANAJEMEN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI DESA
RANUKLINDUNGAN GRATI” ini dengan tepat waktu sebagai persyaratan
akademik dalam menyelesaikan Progran Studi DIII Keperawatan di Politeknik
Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kerta Cendekia Sidoarjo.
2. Ns. Meli Diana, S.Kep., M.Kes selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
membimbing dan memberikan motivasi selama pelaksanaan studi di
Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia
Sidoarjo.
3. R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing 2
yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian dalam membimbing
serta mengarahkan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan, memberi kasih sayang,
memotivasi, memberi semangat serta ketulusan disetiap pengorbanan
beliau yang menjadikan kemudahan untuk saya dalam meraih kesuksesan.
5. Teman-teman mahasiswa program studi DIII Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo dan seluruh pihak yang telah
membantu kelancaran penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.

viii
6. Bapak dan Ibu responden yang telah meluangkan waktunya dalam
pengumpulan data.
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai
kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para
pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun
saran demi kesempurnaan ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiahini bermanfaat bagi pembaca dan bagi
keperawatan.

Sidoarjo, ….…………….. 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Sampul Depan ....................................................................................................


Sampul Dalam ....................................................................................................
Lembar Pernyataan .............................................................................................iii
Lembar Persetujuan ............................................................................................iv
Lembar Pengesahan ............................................................................................v
Lembar Motto......................................................................................................vi
Lembar Persemabahan ........................................................................................vii
Kata Pengantar .. .................................................................................................viii
Daftar isi ..............................................................................................................x
Daftar Tabel ......................................................................................................xii
DaftarGambar .....................................................................................................xiii
Daftar Lampiran .................................................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................1


1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................3
1.3 Tujuan ..............................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................4
1.5 Metode Penulisan .............................................................................5
1.5.1 Metode .....................................................................................5
1.5.2 Tehnik Pengumpulan Data ......................................................6
1.5.3 Sumber Data .............................................................................6
1.5.4 Studi Kepustakaan ...................................................................6
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................8


2.1 Konsep Penyakit Hipertensi .............................................................8
2.1.1 Definisi Hipertensi ...............................................................8
2.1.2 Etiologi Hipertensi ...............................................................9
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi ...........................................................10
2.1.4 Faktor-Faktor Resiko Hipertensi ..........................................11
2.1.5 Patofisiologi Hipertensi ........................................................13
2.1.6 Manifestasi Klinis Hipertensi ...............................................14
2.1.7 Komplikasi Hipertensi ..........................................................15
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi ......................................16
2.1.9 Penatalaksanaan Hipertensi ..................................................17
2.1.10 Pathway ................................................................................20
2.2 Konsep Keluarga .............................................................................21
2.2.1 Definisi Keluarga ................................................................21
2.2.2 Struktur Keluarga ................................................................21
2.2.3 Ciri-Ciri Keluarga.................................................................22
2.2.4 Tipe Keluarga ......................................................................23

x
2.2.5 Peran Keluarga .....................................................................24
2.2.6 Fungsi Keluarga ...................................................................25
2.2.7 TugasKeluarga......................................................................27
2.2.8 Tugas Kesehatan Keluarga ...................................................29
2.2.9 Peran Perawat Keluarga .......................................................29
2.3 Konsep Manajemen Kesehatan ........................................................30
2.3.1 Definisi .................................................................................30
2.3.2 Penyebab ..............................................................................31
2.3.3 Tanda dan Gejala ..................................................................32
2.3.4 Fungsi Manajemen Kesehatan..............................................32
2.4 Konsep Asuhan keperawatan ..........................................................34
2.4.1 Pengkajian ...........................................................................34
2.4.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................37
2.4.3 Intervensi Keperawatan .......................................................38
2.4.4 Implementasi Keperawatan .................................................43
2.4.5 Evaluasi ...............................................................................43
2.5 Kerangka Masalah ...................................................................................45

BAB 3 TINJAUAN KASUS..............................................................................46


3.1 Pengkajian ........................................................................................46
3.2 Analisa Data .....................................................................................56
3.3 Diagnosa Keperawatan .....................................................................57
3.4 Intervensi Keperawatan ....................................................................58
3.5 Implementasi Keperawatan ..............................................................61
3.6 Evaluasi Keperawatan ......................................................................64

BAB 4 PEMBAHASAN ....................................................................................67


4.1 Pengkajian ........................................................................................67
4.2 Diagnosa Keperawatan .....................................................................68
4.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................69
4.4 Implementasi Keperawatan ..............................................................70
4.5 Evaluasi Keperawatan ......................................................................71

BAB 5 PENUTUP ..............................................................................................73


5.1 Simpulan............................................................................................73
5.2 Saran ..................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 75

xi
DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diatolik .................................10


Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa...................................10
Tabel 2.3 Intervensi keperawatan .....................................................................39
Tabel 3.1 Komposisi anggota keluarga .............................................................46
Tabel 3.2 Pemeriksaan fisik keluarga ...............................................................54
Tabel 3.3 Analisa Data ......................................................................................56
Tabel 3.4 Diagnosa keperawatan keluarga Tn.S ...............................................57
Tabel 3.5 Intervensi keperawatan keluarga Tn.S ..............................................58
Tabel 3.6 Impelemtasi keperawatan keluarga Tn.S ..........................................61
Tabel 3.7 Evaluasi keperawatan keluarga Tn.S ................................................64

xii
DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Gambar Hal

Gambar 2.1 Pathway .......................................................................................20


Gambar 2.2 Kerangka masalah ........................................................................44
Gambar 3.1 Genogram keluarga .......................................................................46
Gambar 3.2 Denah rumah .................................................................................48

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran 1 ........................................................................................................... 78
Lampiran 2 ........................................................................................................... 79
Lampiran 3 ........................................................................................................... 80
Lampiran 4 ........................................................................................................... 87
Lampiran 5 ........................................................................................................... 88
Lampiran 6 ........................................................................................................... 89

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi

secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan

diastolik 90 mmHg atau lebih. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat

memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh

(Koes Irianto, 2014). Selain itu hipertensi terjadi karena beberapa banyak faktor

seperti makanan yang mengandung banyak garam, tinggi lemak atau kolestrol,

faktor tidak patuh terhadap perawatan atau pengobatan dan faktor psikologis juga

menjadi penyebab masalah hipertensi seperti tidak harmonisnya hubungan

keluarga, tidak patuh terhadap perawatan atau pengobatan dikarenakan tidak ada

dukungan dari keluarga.Prevalensi hipertensi dari tahun ketahun semakin

meningkat di karenakan jumlah penduduk yang bertambah, aktivitas fisik yang

kurang, polahidupyangtidaksehat dan kurangnya informasi tentang menjaga

kesehatan dengan benar.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), prevalensi

tekanandarahtinggitahun2014padaorangdewasaberusia18tahunkeatas sekitar

22%.Penyakit ini juga menyebabkan 40% kematian akibatpenyakit jantung dan

51% kematian akibat stroke. Selain secara global, hipertensi

jugamenjadisalahsatupenyakittidakmenularyangpalingbanyakdiderita masyarakat

1
2

Indonesia (57,6%), di dalam (Jumriani et all, 2019). Secara nasional hasil

Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dengan tekanan darah

tinggi sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85%)

lebih tinggi dibanding dengan laki-laki (31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit

lebih tinggi(34,43%) dibandingkan dengan perdesaan (33,72%). Prevalensi

semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur (Kemenkes RI, 2019).

Sedangkan data yang didapatkan dari hasil survei di wilayah Desa

Ranuklindungan Grati Pasuruan, tercatat orang yang mempunyai riwayat

hipertensi berjumlah 55 orang, dari jumlah 55 orang penderita ditemukan 38

orang diantaranya tidak melakukan kontrol rutin hipertensi ke puskesmas. (Kader

Desa Ranuklindungan, 2021).

Faktor yang memicu atau yang mempengarui terjadinya hipertensi yaitu

peningkatan sistem saraf simpatis yang merangsang terjadinya produksi adrenalin

yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah, atau karnafaktor lain yang

diduga dapat menyebabkan timbulnya hipertensi dikarenakan minimnya perhatian

keluarga untuk menerapkan perawatan atau pengobatan secara rutin dan aktivitas

sehari-hari yang tidak efektif dalam memenuhi kesehatan. Apabila manajemen

kesehatann tidak teratasi dapat menyebabkan kekambuhan dan masalah

ketidakpatuhan yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti gagal

jantung, gagal ginjal dan stroke. Di bidang kesehatan, manajemen diterapkan

untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di dalam organisasi (institusi

pelayanan) kesehatan untuk menjaga dan mengatasi gangguan kesehatan pada

individu atau kelompok masyarakat secara efektif, efisien, dan produktif

(Muninjaya, 2012). Manjemen kesehatan tidak efektif adalah pola pengaturan dan
3

pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-

hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan (Tim

Pokja SDKI,2017). Dalam penatalaksanaa hipertensi dengan masalah manajemen

kesehatan tidak efektif diantaranya dengan terapi farmakologi, memodifikasi gaya

hidup yaitu dengan patuh terhadap perawatan atau pengobatan, selain itu dengan

memberikan dukungan untuk menerapkan program perawatan atau pengobatan,

memberi dukungan informasi tentang kesehatan dan dukungan keluarga juga

sangat dibutuhkan.

Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus

dengan judul “Asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan masalah

keperawatan manajemen kesehatan tidak efektif di Desa Ranuklindungan Grati”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan

melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan pada pasien

hipertensi dengan membuat rumusan masalah “Bagaimanakah gambaran

pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan masalah

keperawatan manajemen kesehatan tidak efektif di Desa Ranuklindungan Grati?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan

masalah keperawatan manajemen kesehatan tidak efektif di Desa Ranuklindungan

Kecamatan Grati
4

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Menggambarkan pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien

Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Manajemen Kesehatan Tidak

Efektif di Desa Ranuklindungan Grati.

2) Menggambarkan diagnosa dengan Asuhan Keperawatan Keluarga pada

Pasien Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Manajemen Kesehatan Tidak

Efektif di Desa Ranuklindungan Grati.

3) Menggambarkan rencana tindakan Asuhan Keperawatan Keluarga pada

Pasien Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Manajemen Kesehatan Tidak

Efektif di Desa Ranuklindungan Grati.

4) Menggambarkan implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien

Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Manajemen Kesehatan Tidak

Efektif di Desa Ranuklindungan Grati.

5) Menggambarkan evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien

Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Manajemen Kesehatan Tidak

Efektif di Desa Ranuklindungan Grati.

1.4 Manfaat Penelitian

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi

manfaat :

1.4.1 Akademis

Hasil studi ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya

dalam hal asuhan keperawatan dengan kasus Hipertensi.


5

1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi

1) Bagi pelayanan kesehatan

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan kesehatan atau

keluarga agar dapat melakukan asuhan keperawatan dengan Hipertensi

dengan baik.

2) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti berikutnya, yang akan

melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada kasus Hipertensi.

3) Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada kasus

Hipertensi.

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa

atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan

yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan

proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.


6

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1) Wawancara

Data diambil / diperoleh melalui percakapan baik dengan klien, keluarga

maupun tim kesehatan lain.

2) Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan kepada klien.

3) Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik.

1.5.3 Sumber Data

1) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari klien

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang

terdekat klien, dan hasil hasil pemeriksaan kesehatan lainnya,

1.5.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan

dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami

studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu :
7

1.6.1 Bagian awal

Memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, kata

pengantar, daftar isi.

1.6.2 Bagian inti

Bagian ini terdiri dari lima bab, yang masing – masing bab terdiri dari sub

bab berikut ini :

1) Bab 1: Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan studi kasus.

2) Bab 2: Tinjauan pustaka berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan

asuhan keperawatan klien dengan diagnosa Hipertensi, serta kerangka

masalah.

3) Bab 3: Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian, diagnose,

perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi.

4) Bab 4: Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dengan

kenyataan yang ada di lapangan.

5) Bab 5: Penutup, berisi tentang simpulan dan saran

1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.


BAB 2

TINJAUAN TEORI

Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit

dan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi. Konsep dasar penyakit

akan diuraikan. Konsep dasar penyakit akan diuraikan definisi, etiologi dan cara

penanganan secara medis. Konsep dasar keperawatan akan diuraikan masalah-

masalah yang muncul pada penyakit hipertensi dengan melakukan asuhan

keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan pelaksanaan, dan

evaluasi.

2.1 Konsep Dasar Hipertensi

2.1.1 Pengertian

Hipertensididefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg

dan tekanan diastolik dari lebih dari 90 mmhg, berdasarkan pada dua kali

pengukuran atau lebih. Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Normal : sistolik kurang dari 120 mmhg diastolik kurang dari 80 mmhg.

b. Prahipetermi: sistolik 120 sampai 139 mmhg diastolik 80 sampai 89 mmhg.

c. Stadium 1: sistolik 140 sampai 159 mmhg diastolik 90 sampai 99 mmhg.

d. Stadium 2: sistolik ≥160 mmhg diastolik ≥ 100 mmhg.

( keperawatan medikal bedah brunner & suddarth ).

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler

aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan

risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik

dan diastolik meningkat. Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan

8
9

merusak pembuluh darah di organ target (jantung, ginjal, otak, dan mata).

(keperawatan medikal bedah brunner& suddarth).

2.1.2 Etiologi Hipertensi

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi

sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan

diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan

menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014):

1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer

Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahui penyebabnya.

Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan

pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungana antara riwayat

keluarga penderita hipertansi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini.

Selain itu juga para pakar menunjukkan stress sebagai tertuduh utama, dan

faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan

dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolism,

intra seluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resikonya seperti obesitas,

merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan darah.

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan penyebab

tertentu. Pada 5-10 persen kasus sisanya penyebab khususnya sudah

diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal,

penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang

sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan

memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab. Sedangkan


10

menurut Wijaya & Putri (2013), penyebab hipertensi sekunder diantaranya

berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan

aorta, kelianan endokrin lainnya seperti obesitas, resistensi insulin,

hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan seperti kontasepsi oral dan

kartikosteroid.

2.1.3 Klafisikasi hipertensi

Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat

kalasifikasi (Smeltzer, 2018), yaitu :

2.1 Tabel klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik

Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal <120mmHg <80mmHg
Normal Tinggi 120-139mmHg 80-89mmHg

Hipertensi stage 1 140-159mmHg 90-99mmHg

Hipertensi stage 2 ≥160mmHg ≥100mmHg


Sumber : (Smeltzer, et al, 2018)

Hipertensi juga dapat diklasifikasi berdasarkan tekanan darah orang dewasa

menurut Triyanto (2014), adapun klasikasi tersebut sebagai berikut :

2.2 Tabel klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa

Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal <130mmHg <85mmHg
Normal Tinggi 130-139mmHg 85-89mmHg

Stadium 1 (ringan) 140-159mmHg 90-99mmHg

Stadium 2 (sedang) 160-179mmHg 100-109mmHg

Stadium 3 (berat) 180-209mmHg 110-119mmHg

Stadium 4 (maligna) ≥210mmHg ≥120mmHg

(Sumber : Triyanto, 2014)


11

2.1.4 Faktor-Faktor Resiko Hipertensi

Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat

diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah sebagai

berikut :

1) Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah

1. Riwayat keluarga

Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu, pada seseorang

dengan riwayat keluarga, beberapa gen berinteraksi dengan yang lainnya

dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari

waktu ke waktu. Klien dengan orang tua yang memiliki hipertensi berada

pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia muda.

2. Usia

Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa

hipertensi meningkat dengan usia 50-60 % klien yang berumur lebih dari 60

tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Diantara orang

dewasa, pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari pada tekanan darah

diastolik karena merupakan predictor yang lebih baik untuk kemungkinan

kejadian dimasa depan seperti penyakit jantung koroner, stroke, gagal

jantung, dan penyakit ginjal.

3. Jenis kelamin

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita sampai kira-

kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper sama antara usia 55

sampai 74 tahun, wanita beresiko lebih besar.


12

4. Etnis

Peningkata pravelensi hipertensi diantara orang berkulit hitam tidaklah jelas,

akan tetapi penigkatannya dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah,

sensitivitas yang lebih besar terhadap vasopressin, tinginya asupan garam,

dan tinggi stress lingkungan.

2) Faktor-faktor resiko yang dapat diubah

1. Diabetes mellitus

Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien diabetes

mellitus karena diabetes mempercepat aterosklerosis dan menyebabkan

hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.

2. Stress

Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah jantung serta

menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress adalah permasalah persepsi,

interpretasi orang terhadap kejadian yang menciptakan banyak stressor dan

respon stress.

3. Obesitas

Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya jumlah

lemak disekitar diafragma, pinggang dan perut, dihubungkan dengan

pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain

dapat ditandai dengan sindrom metabolis, yang juga meningkatkan resiko

hipertensi.

4. Nutrisi

Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus hipertensi pada

individu. Diet tinggi garam menyebabkan pelepasan hormone natriuretik


13

yang berlebihan, yang mungkin secara tidak langsung menigkatkan tekanan

darah. Muatan natrium juga menstimulasi mekanisme vaseoresor didalam

sistem saraf pusat. Penelitan juga menunjukkan bahwa asupan diet rendah

kalsim, kalium, dan magnesium dapat berkontribusi dalam pengembangan

hipertensi.

5. Penyalahgunaan obat

Merokok sigaret, mengosumsi banyak alkohol, dan beberpa penggunaan

obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko hipertensi. pada dosis tertentu

nikotin dalam rokok sigaret serta obat seperti kokain dapat menyebabkan

naiknya tekanan darah secara langsung.

2.1.5 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula

jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari

kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan

pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah

melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre

ganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion

ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan

konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan

dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.

Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak

diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.


14

Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenaljuga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi

epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol

dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh

darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,

menyebabkan pelepasanrenin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan

retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume

instravaskuler. Semuafactor tersebut cenderung menyebabkan hipertensi

(Aspiani,2016)

2.1.6 Manifestasi Klinis

Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi tidak sama pada

setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala. (Wijaya & Putri, 2013)

menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul :

1) Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan intracranial.

2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,

4) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.

5) Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.


15

Sedangkan tanda dan gejala utama hipertensi menurut (Aspiani, 2014) yang

dikeluhkan oleh penderita Hipertensi yaitu :

1) Sakit kepala.

2) Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.

3) Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh.

4) Berdebar atau detak jantung terasa cepat.

5) Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera.

2.1.7 Komplikasi Hipertensi

Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan

menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai

darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ

tubuh menurut Wijaya & Putri (2017), sebagai berikut :

1) Jantung

Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung

koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot

jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut

dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga

banyaknya cairan yang tertahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang

dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal

jantung.

2) Otak

Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak

diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.


16

3) Ginjal

Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat

menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat

laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang

masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.

4) Mata

Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat

menimbulkan kebutaan.

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada klien dengan hipertensi menurut Amin &

Hardhi (2015) adalah sebagai berikut :

1) Hemoglobin atau hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan dan dapat

mengidentifikasi faktor resiko seperti : hipokoagulasi, anemia.

2) Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

3) Kreatinin serum

Memberikan informasi tentang fungsi ginjal.

4) Urinalisa

Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan adanya diabetes.


17

5) Elektrokardiogram

Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P

adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

2.1.9 Penatalaksanaan

1) Terapi tanpa obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan

sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat

ini meliputi :

a. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a) Restriksi garam secara moderat dari 10gr/hari menjadi 5gr/hari.

b) Diet rendah kolestrol dan rendah asam lemak jenuh.

c) Penurunan berat badan.

d) Penurunan asupan etanol.

e) Menghentikan merokok.

b. Latihan fisik

Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk

penderita hipertensi adalah olahraga yang mempunyai empat prinsip yaitu:

a) Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari , jogging ,

bersepeda , berenang dan lain-lain.

b) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik atau

72-87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

c) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
18

d) Frekuensi latihan sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x

perminggu.

c. Edukasi psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a) Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada

subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh

subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan

somatik seperti nyeri kepala dan migrain , juga untuk gangguan

psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

b) Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan atau kecemasan , dengan cara melatih penderita

untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.

d. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan

pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien

dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2) Terapi dengan obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perku

dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh


19

Komite Dokter Ahli Hipertensi (Join National Commitee On Detection ,

Evaluationand Treatment Of High Blood Pressure , USA , 1988)

menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau

penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan

mempertahankan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada

penderita.

Pengobatannya meliputi :

a. Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika , beta blocker , Ca antagonis , ACE

inhibitor.

b. Step 2

Alternatif yang bisa diberikan :

a) Dosis obat pertama dinaikkan.

b) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama.

c) Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker , ca

antagonis , alpa blocker , clonidin , reserphin , vasodilator.

b. Step 3

Alternatif yang bisa ditempuh :

a) Obat ke-2 diganti.

b) Ditambah obat ke-3 jenis lain.

c. Step 4

Alternatif pemberian obatnya :

a) Ditambah obat ke-3 dan ke-4.

b) Re-evaluasi dan konsultasi


20

2.1.10 Pathway
Umur Jenis Gaya Obesitas Ketidakharmon- Stress
kelamin hidup isan keluarga

Elastisitas ,
arteriosklerosis

HIPERTENSI
Perubahan status
Kerusakan vaskuler pembuluh darah kesehatan

Perubahan struktur Ketidakadekuatan


Pemahaman
Penyumbatan pembuluh darah
Ketidakpatuhan
vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh darah Retina

Resistensi Suplai O2 Vasokontriksi Sistemik Koroner Spasme


pembuluh otak menurun pembuluh arteriol
darah otak darah
Vasokontriksi Iskemia
Sinkop miokard Diplopia
Nyeri Gangguan Blood flow
akut pola tidur darah Avterload
meningkat Nyeri akut
Perfusi menurun Resiko
perifer Respon RAA jatuh
tidak
efektif
Rangsangan Resiko tinggi Fatique
aldosteron penurunan
curah jantung
Intoleransi
Retensi NA
Aktivitas
Ketidakefektifan
pola perawatan
Edema kesehatan keluarga

Hipervolemia
Manajemen Kesehatan
tidak efektif

2.1 Gambar Pathway Hipertensi

(Sumber: WOC dengan menggunakan SDKI 2017)


21

2.2 Konsep Dasar Keluarga

2.2.1 Definisi

Menurut WHO (1969) dalam Harmoko (2012), keluarga adalah anggota

rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau

perkawinan. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988 dalam

Padila,2012). Johnson’s mendefinisikan keluarga adalah suatu ikatan atau

persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan

jenis yang hidup bersama atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan

atau tanpa anak,baik Anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah

rumah tangga (Padila,2012). Jadi, dari beberapa definisi diatas maka keluarga

adalah unit terkecil yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang

saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan dan tinggal

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan serta mempunyai peran

atau kewajiban yang harus dilaksanakan.

2.2.2 Struktur Keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu

keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam

struktur keluarga diantaranya adalah :

1) Patrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
22

2) Matrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

Matrilokal : Sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

3) Patrilokal : Sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

4) Keluarga menikah : Hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.2.3 Ciri-Ciri Keluarga

Ciri-ciri Keluarga Keluarga merupakan system interaksi emosional yang

diatur secara kompleks dalam posisi, peran, dan aturan atau nilai-nilai yang

menjadi dasar struktur atau organisasi keluarga. Struktur keluarga tersebut

memiliki ciri-ciri antara lain :

1) Terorganisasi

Keluarga merupakan cerminan organisasi dimana setiap anggota keluarga

memiliki peran dan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan

keluarga. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, anggota keluarga saling

berhubungan dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya.

2) Keterbatasan

Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan, namun juga memiliki

keterbatasan dalam menjalankan peran dan fungsinya.


23

3) Perbedaan dan Kekhususan

Setiap anggota memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Peran dan

fungsi tersebut cenderung berbeda dank has, yang menunjukkan adanya ciri

perbedaan dan kekhususan. Misalnya saja ayah sebagai pencari nafkah utama

dan ibu yang bertugas merawat anak-anak.

2.2.4 Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga

berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami dan mengetaui

berbagai tipe keluarga. Menurut Mubarak (2012),

Tipe-tipe keluarga antara lain:

1) Traditional nuclear, yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu,dan anak

yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam

suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.

2) Extended family, yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya

nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman bibi, dan sebagainya.

3) Reconstitude family, yaitu pembentukan baru dari keluarga inti melalui

perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah

dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil

dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

4) Middle age /aging couple, yaitu suami sebagai pencari uang, istri dirumah

atau kedua-duanya bekerja diluar rumah, dan anak-anak sudah meninggalkan

rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karir.


24

5) Dyadic nuclear, yaitu suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai

anak keduanya/salah satu bekerja diluar rumah.

6) Single parent, yaitu satu orang tua akibat perceraian/kematian pasangnya dan

anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.

7) Dual carrier, yaitu suami istri atau keduanya berkarir tanpa anak.

8)Commuter married, yaitu Suami/istri atau keduanya orang karirdan tinggal

terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu

tertentu.

9) Single adult, yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak

adanya keinginan untuk menikah.

10) Three generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal satu rumah.

11) Institusional, yaitu anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam satu panti.

12) Communal, yaitu satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang mengayomi

dengan anak-anaknya dalam penyediaan fasilitas.

13) Group Marriage, yaitu suatu rumah terdiri atas orang tua dan keturunanya

didalam satu keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan

semua adalah orang tua dari anak-anak.

14) Unmarried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak

dikehendaki, anaknya diadopsi.

15) Cohibing Couple, yaitu dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa

pernikahan.

2.2.5 Peran Keluarga

Peran Keluarga adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam satu sistem (Mubarak dkk, 2012).
25

Peran didasarkan pada preskipsi dan harapan peran yang menerangkan apa yang

individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi

harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran tersebut

(Harmoko, 2012). Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing,

antara lain adalah:

1) Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,

pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota

keluarga dan juga sebegai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

2) Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,

pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan

juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

3) Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,

mental, sosial dan spiritual.

2.2.6 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman dalam Padila (2012) ada lima fungsi dasar keluarga

diantaranya adalah:

1) Fungsi Afektif (the affective function)

Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan

basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga

yang bahagia. Dalam fungsi ini anggota keluarga mengembangkan gambaran


26

diri yang positif, perasaan memiliki dan dimiliki, perasaan yang berarti, dan

merupakan sumber kasih sayang. Fungsi afektif merupakan sumber energi

yang menentukan kebahagiaan keluarga.

2) Fungsi Sosialisasi(the socialization function)

Sosialisasi merujuk pada proses perkembangan dan perubahan yang

dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi dan belajar berperan

dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan

sosialisasi. Dalam fungsi ini anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya

serta perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga, sehingga

individu mampu berperan dalam masyarakat.

3) Fungsi Reproduksi (the reproductive function)

Dalam fungsi ini keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan

keturunan dan meningkatkan sumber daya manusia.

4) Fungsi Ekonomi (the economic function)

Fungsi ini menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti

makanan, pakaian, dan perumahan, maka keluarga memerlukan sumber

keuangan.

5) Fungsi Perawatan Keluarga/Pemeliharaan Kesehatan (the health care

function)

Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga

menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi

melakukan asuhan kesehatan kepada anggotanya baik untuk mencegah

terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga

menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan,


27

memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga profesional. Kemampuan ini

sangat mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga.

2.2.7 Tugas Keluarga

Menurut Harmoko (2012) di dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas

dasar yang didalamnya terdapat 8 tugas pokok, yaitu:

1) Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya.

2) Beruaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3) Mengatur tugas masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya.

4) Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban dan

kehangatan para anggota keluarga.

5) Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan.

6) Memelihara ketertiban anggota keluarga.

7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

Selain keluarga harus mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga

juga harus mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga. Tugas kesehatan

keluarga menurut Friedman adalah sebagai berikut:

1) Mengenal Masalah Kesehatan

Keluarga Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun

yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian

keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu

mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar

perubahannya.
28

2) Membuat Keputusan

Tindakan kesehatan yang Tepat Tugas ini merupakan upaya utama

keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan keluarga diharapkan tepat agar

masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau diatasi. Jika

keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka

keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan tempat

tinggalnya.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh

tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah

apabila keluarga telah memiliki kemampuan tindakan untuk pertolongan

pertama.

4) Mempertahankan Suasana Rumah yang Sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi

anggota keluarga. Oleh karena itu kondisi rumah haruslah dapat menjadikan

lambang ketenangan, keindahan dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi

keluarga.

5) Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada di Masyarakat

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan

kesehatan keluarga atau anggota, keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada di sekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta

bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami


29

anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam

penyakit.

2.2.8 Tugas Kesehatan Keluarga

1) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan: tentang mengenali tanda

tanda hipertensi dan cara mencegah timbulnya gejala hipertensi.

2) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukantindakan: tentang

apa yang sudah dijelaskan oleh tenaga kesehatan.

3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga

yangsakit hipertensi.

4) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkankesehatan agar tidak terjadi timbulnya gejala hipertensi

kembali.

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungansetempat dalam mengonsultasikan penyakit yang di derita.

2.2.9 Peran perawat keluarga

Menurut Widyanto (2014), peran dan fungsi perawat dalam keluarga yaitu:

1) Pendidik Kesehatan, mengajarkan secara formal maupun informal kepada

keluarga tentang kesehatan dan penyakit.

2) Pemberi Pelayanan, pemberi asuhan keperawatan kepada anggota keluarga

yang sakit dan melakukan pengawasan terhadap pelayanan/pembinaan yang

diberikan guna meningkatkan kemampuan merawat bagi keluarga.

3) Advokat Keluarga, mendukung keluarga berkaitan dengan isu-isu keamanan

dan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.


30

4) Penemu Kasus (epidiomologist), mendeteksi kemungkinan penyakit yang

akan muncul dan menjalankan peran utama dalam pengamatan dan

pengawasan penyakit.

5) Peneliti, mengidentifikasi masalah praktik dan mencari penyelesaian melalui

investigasi ilmiah secara mandiri maupun kolaborasi.

6) Manager dan Koordinator, mengelola dan bekerja sama dengan anggota

keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial, serta sektor lain untuk

mendapatkan akses pelayanan kesehatan.

7) Fasilitator, menjalankan peran terapeutik untuk membantu mengatasi masalah

dan mengidentifikasi sumber masalah.

8) Konselor, sebagai konsultan bagi keluarga untuk mengidentifikasi dan

memfasilitasi keterjangkauan keluarga/masyarakat terhadap sumber yang

diperlukan.

9) Mengubah atau Memodifikasi Lingkungan, memodifikasi lingkungan agar

dapat meningkatkan mobilitas dan menerapkan asuhan secara mandiri.

2.3 Manajemen Kesehatan

2.3.1 Definisi

Secara klasik, manajemen adalah ilmu atau seni tentang penggunaan sumber

daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan ilmu terapan yang

penerapannya disesuaikan dengan ruang lingkup fungsi organisasi, bentuk kerja

sama manusia di dalam organisasi, dan ruang lingkup masalah yang dihadapi.

Di bidang kesehatan, manajemen diterapkan untuk mengatur perilaku staf

yang bekerja di dalam organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga


31

dan mengatasi gangguan kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat

secara efektif, efisien, dan produktif (Muninjaya, 2012).

Manjemen kesehatan tidak efektif adalah pola pengaturan dan

pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-

hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan (Tim

Pokja SDKI, 2017)

2.3.2 Penyabab

Menurut (Tim Pokja SDKI, 2017) penyebab terjadinya Manajemen

Kesehatan Tidak Efektif yaitu:

1) Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan

2) Kopleksitas program perwatan/pengobatan

3) Konflik pengambilan keputusan

4) Kurang terpapar informasi

5) Kesulitan ekonomi

6) Tuntutan berlebih (mis. individu, keluarga)

7) Konflik keluarga

8) Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga

9) Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak

10) Kekurangan dukungan social


32

2.3.3 Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala pada Manjamen Kesehatan Tidak Efektif (Tim

Pokja SDKI, 2017) yaitu:

1) Tanda dan gejala mayor

Tanda dan gejala mayor subjektif adalah mengungkap kesulitan dalam

menjalani program/pengobatan, sedangkan Tanda dan gejala minor objektif

adalah gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko, gagal

menerapkan program perawatan/pengobatan dalam kehidupan sehari-hari,

aktivitas sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan.

2) Tanda dan gejala minor

Tanda dan gejala minor subyektif tidak tersedia, sedangkan tanda dan gejala

minor objektif juga tidak tersedia.

2.3.4 Fungsi Manajemen Kesehatan

Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi

dalam manajemen perusahaan, yaitu (Herlambang & Murwani, 2012) :

1) Fungsi Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-

masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan

dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling

pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan tersebut.


33

2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya yang

dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien

untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

3) Fungsi Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating)

Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua sumber

daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa hal yang dapat

menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi

yaitu: peran kepemimpinan (leadership), motivasi staf, kerja sama antar staf,

dan komunikasi yang lancer antar staf.

4) Fungsi Pengawasan (Controlling)

Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang telah

dibuat dalam bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya harus selalu

dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan

oleh staf.

5) Fungsi Evaluasi (Evaluation)

Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelaksanaan

program dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi ada beberapa

macam, yaitu:

a. evaluasi terhadap input, dilaksanakan sebelum program dilaksanakan

b. evaluasi terhadap proses, dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung

c. evaluasi terhadap output, dilaksanakan setelah pekerjaan selesai.


34

2.4 konsep Asuhan Keperawatan

2.4.1 Pengkajian Keperawata

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan dimana

seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang

dibinanya. Cara mengumpulkan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain

dengan wawancara, pengamatan, pemeriksaan fisik.

1. Pengumpulan data

a. Data Umum

1) Identitas pasien

Berisi tentang identitas pasien meliputi nama, umur, pekerjaan,

pendidikan, alamat(KK), suku, agama.

2) Data kesehatan keluarga

Pada pengkajian ini fokus pada yang sakit yang mencakup

diagnosa penyakit, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, riwayat

perawatan, gangguan kesehatan serta kebutuhan dasar manusiaapa

saja yang terganggu. Dan kemudian pemeriksaan seluruh anggota

keluarga yang mencakup pemeriksaan headtoto dan kepala,

ekstremitas atas, ekstremitas bawah,serta areagenetalia.

3) Data kesehatan lingkungan

Berupa kondisi rumah meliputi : tipe rumah, ventilasi, kebersihan

rumah, bagaimana pencahayaan rumah, kelembapan lingkungan

dan kebersihan lingkungan rumah serta bagaimana sarana MCK

yang ada di lingkunganrumah.

4) Struktur keluarga
35

Pada bagian ini menjelaskan tentang tipe keluarga, peran

anggota keluarga, dan bagaimana komunikasi di dalam keluarga,

sumber- sumber kehidupan dan sumber penunjang kehidupan

keluarga.

5) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif, menjelaskan tentang bagaimana keluarga

mengekspresikan perasaan kasih sayang, perasaan saling memiliki,

dan dukungan terhadap anggota keluarga.

b) Fungsi sosialisasi, menjelaskan tentang bagaimana cara

memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar, berinteraksi

dan berhubungan dalam keluarga.

c) Fungsi perawatan kesehatan, menjelaskan sejauh mana keluarga

menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat

anggota keluarga yang sakit.

d) Fungsiekonomi, menjelaskan sejauhmana keluarga memenuhi

kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sejauh mana keluarga

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga.

e) Fungsi reproduksi, menjelaskan tentang bagaimana keluarga

memiliki dan upaya pengendalian jumlah anggota keluarga.

2. Pemeriksaan Fisik.

Berguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung

diagnosis hipertensi dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga

berguna untuk mengetahui penyakityang mungkin menyertai hipertensi.


36

Berikut pola pemeriksaan fisik sesuai Review of Sistem :

1) B1 (Breating)

Dikaji tentang keluhan sesak, batuk, nyeri, keteraturan irama nafas, jenis

pernafasan.

2) B2 (Blood)

Dikaji adanya keluhan nyeri dada dan suara jantung.

3) B3 (Brain)

Dikaji jumlah GCS, refleks fisiologis dan patologis, istirahat/tidur.

4) B4 (Bladder)

Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena berkaitan

dengan intake cairan.

5) B5 (Bowel)

Dikaji tentang nafsu makan, frekuensi, porsi, jumlah, jenis, dikaji juga

mulut dan tenggorokan. Pada abdomen dikaji ketegangan, nyeri tekan,

lokasi, kembung, asites, peristaltik usus, pembesaran hepar, lien,

konsistensi BAB, frekuensi, bau dan warna.

6) B6 (Bone)

Dikaji tentang kemampuan pergerakan sendi, kekuatan otot, warna kulit,

turgor dan edema.

7) B7 (Penginderaan)

a) Mata: dikaji pupil isokor/ anisokor, sclera ikterus/ tidak, konjungtiva

anemis/ tidak.

b) Pendengaran/ telinga: dikaji apakah ada gangguan pendengaran/

tidak.
37

c) Penciuman/ hidung: dikaji bentuk, apa ada gangguan penciuman/

tidak.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai keluarga atau

masyarakat yang di peroleh melalui proses pengumpulan data dan analisa data

secara cermat, memberikan dasar untuk menerapkantindakan dimana perawat

bertanggung jawab untuk melaksanakanya. (suarni & apriyani, 2017:43).

a. Problem ( p / masalah )

Kondisi yang tidak sesuai dengan kondisi ideal atau dengan

perkembangannya. Tujuan dari diagnosis ini yaitu untuk menjelaskan

status kesehatan pasien dan masalah yang sedang di hadapidengan

cara yang jelas agar dapat dengan mudah di pahami.

b. Etiologi ( E / penyebab )

Dari masalah yang ada, di cari penyebab yang dapat menunjukan

permasalahan.

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan

ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga.

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan

dengan ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat.

3. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman


38

2.4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi adalah suatu proses merumuskan tujuan yang diharapkan sesuai

prioritas masalah keperawatan keluarga, memilih strategi keperawatan yang tepat,

dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan

kebutuhan klien. Perawat perlu menyeleksi sumber-sumber dalam keluarga yang

dapat dimanfaatkan, serta memprioritaskannya.


39

2.3 Tabel Intervensi Keperawatan

Diagnose Keperawatan SLKI SIKI

Kode Diagnosis Kode Luaran Kode Intervensi

Manjemen kesehatan Setelah dilakukan kunjungan Intervensi Utama


D.0116 tidak efektif sebanyak tiga kali selama 45-60 1. 09265
berhubungan dengan menit 1. Dukungan pengambilan Keputusan
Ketidakefektifan pola Observasi
perawatan kesehatan Luaran Utama a. Identifikasi persepsi tentang
keluarga L.12104 1. Manajemen kesehatan masalah dan informasi yang
a. melakukan tindakan untuk memicu konflik
mengurangi faktor resiko
dari menurun ke sedang Terapeutik
b. menerapkan program a. Failitasi mengklarifikasi nilai dan
perawatan dari menurun harapan yang membantu membuat
ke sedang pilihan
c. aktifitas hidup sehari hari b. Diskusikan kelebihan dan
efektif memenuhi tujuan kekurangan setiap solusi
kesehatan dari menurun ke c. Motivasi mengungkap tujuan
L.12106 sedang perawatan yang diharapkan
d. Fasilitasi pengambilan keputusan
L.10100 Luaran Tambahan secara kolaboratif
1. Pemeliharaan Kesehatan e. Hormati hak pasien untuk
2. Proses Informasi menerima atau menolak informasi
L.12110
3. Tingkat Kepatuhan f. Fasilitasi hubungan antara pasien,
4. Tingkat pengetahuan keluarga, dan tenaga kesehatan
L.12111
lainnya
Edukasi
a. Informasikan alternatif solusi
40

secara jelas
b. Berikan informasi yang diminta
pasien

Intervensi Pendukung
1.12360 1. Bimbingan Sistem kesehatan
2. Dukungan Pengungkapan Kebutuhan
1.09266 3. Edukasi Program Pengobatan

1.12441

Setelah dilakukan kunjungan Intervemsi Utama


D.0117 Pemeliharaan kesehatan sebanyak tiga kali selama 45-60 1.12383
tidak efektif menit 1. Edukasi kesehatan
berhubungan dengan Observasi
ketidakmampuan a. identifikasi kesiapan dan
penilaian yang tepat L.12106 Luaran Utama kemampuan menerima informasi
b. identifikasi faktor-faktor yang
1. Pemeliharaan kesehatan dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
a. menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat
adaptif dari menurun ke Terapeutik
sedang a. Sediakan materi dan media
b. menunjukkan pemahaman pendidikan kesehatan
perilaku sehat dari cukup b. Jadwalkan pendidikan kesehatan
ke meningkat sesuai kesepakatan
c. kemampuan menjalankan c. Berikan kesempatan untuk
L.12104 perilaku sehat dari bertanya.
menurun ke cukup Edukasi
L.12107
a. Jelaskkan faktor resiko yang dapat
Luaran Tambahan mempengaruhi kesehatan
L.12110
b. Ajarkan perilaku hidup sehat dan
1. Manajemen Kesehatan bersih
41

2. Perilaku Kesehatan c. Ajarkan stretegi yang dapat


L.12111 3. Tingkat Kepatuhan digunakan untuk meningkatkan
4. Tingkat Pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat
Intervensi Pendukung
1. Dukungan Kepatuhan Program
1.12361 pengobatan
2. Dukungan pengungkapan Kebutuhan
1.09266 3. Edukasi Program Pengobatan
4. Manajemen Perilaku
1.12441

1.12463

Setelah dilakukan kunjungan


D. 0114 Ketidakpatuhan L.12110 sebanyak tiga kali selama 45-60 I.12361 Intervensi Utama
berhubungan dengan menit
ketidakdekuatan 1. Dukungan Kepatuhan program
pemahaman pengobatan
Luaran Utama

1. Tingkat kepatuhan Observasi


a) Verbalisasi kemauan
mematuhi program a) Identifikasi kepatuhan menjalani
perawatan atau pengobatan program pengobatan
dari menurun menjadi Terapeutik
meningkat
b) Verbalisasi mengikuti a) Buat komitmen menjalani program
anjuran dari menurun pengobatan dengan baik
menjadi meningkat b) Buat jadwal pendampingan keluarga
c) Perilaku mengikuti untuk bergantian menemani pasien
program perawatan atau selama menjalar program
pengobatan
42

L.13112 pengobatan dari memburuk c) Dokumentasikan aktivitas selama


menjadi membaik menjalani proses pengobatan
L.12111 d) Perilaku menjalankan d) Diskusikan hal-hal yang dapat
anjuran dari memburuk mendukung atau menghambat
menjadi membaik berjalannya program pengobatan
Luaran Tambahan e) Libatkan keluarga untuk
mendukung program pengobatan
1. Dukungan keluarga yang dijalani
Tingkat pengetahuan Edukasi

a) Informasikan program pengobatan


yang harus dijalani
b) Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
c) Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat pasien
selama menjalani program
pengobatan
d) Anjurkan pasien dan keluarga
I.09265 melalukan konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat
I.12383
Intervensi pendukung
I.14525 1. Dukungan pengambilan keputusan
2. Edukasi kesehatan
I.12468
3. Pelibatan keluarga
4. Promosi kepatuhan pengobatan
43

2.4.3 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan atau implementasi merupakan pelaksanaan dari perencanaan

keperawatan yang dilakukan oleh perawat, seperti tahap-tahap yang lain dalam

proses keperawatan, fase pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain

validasi (pengesahan) rencana keperawatan, menulis/mendokumentasikan rencana

keperawatan, melanjutkan pengumpulan data, dan memberikan asuhan

keperawatan.

2.4.4 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang

merupakan kegiatan sengaja dan terus menerus yang mekibatkan klien atau pasien

dengan perawat dan anggota tim kesehatan lainnya Untuk mempermudah

mengevaluasi/memantau perkembangan pasien digunakan komponen SOAP

adalah sebagai berikut:

S : Data subjektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

O : Data objektif

Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung

kepada pasien dan yang dirasakan pasien setelah dilakukan

tindakankeperawatan.

A : Analisa

Merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yangmasih terjadi,

atau juga dapat dituliskan suatu masalah/ diagnosis baru yang terjadi

akibat perubahan status kesehatan pasien yang telah teridentifikasi datanya


44

dalam data subjektif dan objektif.

P : Planning

Perencanaan keperawatan yang dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi atau

ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan

sebelumnya, tindakan yang telah menunjukkan hasil yang memuaskan data

tidak memerlukan tindakan ulang pada umumnya dihentikan.


45

2.5 Kerangka Masalah

Hipertensi

Faktor Resiko Manifestasi klinis


Hipertensi

Faktor yang dapat diubah: 1. Nyeri kepala


1. Riwayat keluarga 2. Rasa pegal dan tidak
2. Usia nyaman pada tengkuk
3. Jenis kelamin 3. Berdebar atau detak
4. Etnis jantung terasa lebih
cepat
4. perasaan berputar
serasa ingin jatuh
5. Pandangan kabur

Faktor yang dapat tidak


diubah:
1. DM
2. Stress
3. Obeitas
4. Nutrisi
5. Penyalahgunaan obat

Manajemen Kesehatan Tidak


Efektif

Asuhan Keperawatan keluarga Hipertensi


dengan

Diagnosa Intervensi Keperawatan Implementasi Evaluasi


Pengkajian
keperawatan a. melakukan tindakan dilakukan dapat dilihat
pada keluarga
Ketidakefektifan untuk mengurangi berdasarkan melalaui
dengan
manajemen faktor resiko intervensi peningkatan
hipertensi
kesehatan tidak b. menerapkan keperawatan manjemen
efektif program perawatan kesehatan
berhubungan c. aktifitas hidup sehari
dengan hari efektif
Ketidakefektifan memenuhi tujuan
pola perawatan kesehatan
kesehatan keluarga

2.2 Gambar Kerangka Masalah


BAB 3
TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien Hipertensi maka penulis menyajikan suatu kasus yang

penulis amati mulai tanggal 3 Juni 2021 sampai dengan 5 Juni 2021 dengan data

pengkajian pada tanggal 3 Juni 2021 pada pukul 09.00 WIB. Anamnesa diperoleh

dari pasien dan keluarga.

3.1 Pengkajian

1) Pengumpulan data

1. Data umum

(1) Identitas kepala keluarga


a) Kepala Keluarga (KK) : Tn. S
b) Usia : 52 Tahun
c) Pekerjaan KK : Wiraswata
d) Pendidikan KK : SD
e) Alamat dan telepon : Ranuklindungan RT 02/RW 01, Grati
(2) Komposisi keluarga :
3.1 Tabel Komposisi Anggota Keluarga
No Nama J Hub.ke Umur Pen- Status Imunisasi
K luarga Didikan BC Polio DPT Hepatitis Campak Ket
dengan G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK
1. Tn.S L Suami 52 SD Sehat

2. Ny.I P Istri 48 SMP Sakit

3. Nn.F P Anak 1 23 Pelajar Sehat

4. Nn.S P Anak 2 17 Pelajar Sehat

46
47

(3) Genogram :

3.1 Gambar Genogram Keluarga

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Kawin

= Tinggal serumah

= Meninggal

= klien

(4) Tipe Keluarga : The nuclear family (keluarga inti)

(5) Suku bangsa : Jawa

(6) Agama : Islam

(7) Status sosial ekonomi keluarga

a) Jumlah pendapatan perbulan : ± 3.500.000

b) Sumber pendapatan perbulan : sumber pendapatan berasal dari

hasil kerja Tn.S

c) Jumlah pengeluaran perbulan : kurang lebih 3.000.000


48

(8) Aktivitas rekreasi keluarga

Tn.S dan keluarga jarang sekali melakukan rekreasi ketempat hiburan.

Saat santai dirumah keluarga sering duduk bersama menonton TV atau

berkumpul dengan tetangga sekitar.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat adalah keluarga dengan anak remaja

(families with teenagers)

(2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja meliputi :

a) Memberi kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat

remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga

c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari

perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

(3) Riwayat kesehatan keluarga inti ini

Ny.I mengalami hipertensi 3 tahun yang lalu atau sejak tahun 2018, jika

kepala Ny.I terasa pusing Ny.I akan beristirahat dan akan membeli obat

sakit kepala di warung terdekat, Selain itu Ny.I mengatakan kesulitan

dalam menjalani program perawatan atau pengobatan, kesulitannya

tersebut dikarenakan pada saat Ny.I merasakan kepala terasa pusing dan

akan berobat selalu diawali konflik dengan keluarga.


49

(4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Tn.S mengatakan hanya Ny.I yang menderita penyakit hipertensi, karena

keluarga sebelumnya baik dari pihak suami atau istri belum pernah ada

yang mengalami keluahan/masalah kesehatan seperti Ny.I, dan

dikeluarga Tn.S tidak memiliki penyakit menular.

3. Data lingkungan

(1) Karakteristik rumah

Jenis rumah yaitu permanen, status kepemilikan rumah adalah milik

pribadi Tn.S dengan jumlah 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, atap

rumah genteng tanah liat, lantai keramik. Rumah mempunyai ventilasi

yang baik dan sirkulasi udara yang bagus serta pencahayaan yang baik.

Sumber air keluarga sumur bor, dengan kondisi bersih dan tidak berbau.

Ruang
Kamar 1
tamu

Kamar 2
Ruang d
keluarga
Kamar 3

Kamar
Dapur
mandi

3.2 Gambar Denah Rumah

(2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Keluarga Tn.S saling tolong menolong dengan tetangga , dan jika ada

kegiatan di daerah tempat tinggal biasanya keluarga Tn.S selalu


50

berpartisipa, lingkungan tempat tinggal keluarga Tn.S dekat dengan jalan

raya dan biasanya depan rumah Tn.S banyak anak kecil yang bermain

dan lingkungan tempat tinggal Tn.S padat penduduk.

(3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas keluarga Tn.S jarang keluar, Ny. I mengatakan jika ingin pergi

atau memeriksakan kesehatannya selalu menunggu suaminya pulang

bekerja. Keluarga menempati rumah ini tahun 1995 dan tidak memiliki

kebiasaan berpindah tempat

(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat

Perkumpulan yang diikuti keluarga pengajian tahlil rutin tiap hari rabu

untuk Ny.I dan pengajian tahlil rutin tiap hari kamis untuk Tn.S, interkasi

keluarga dengan masyarakat terjalin baik, interaksi dengan masyarakat

terjalin saat pagi hari atau sore hari.

(5) Sistem pendukung keluarga

Jika ada masalah maka keluarga akan menyelesaikan dengan

musyawarah. Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia

di desa yaitu puskesmas dan KIS

4. Struktur keluarga

(1) Struktur peran

Peran formal : Tn.S berperan sebagai kepala keluarga dan Ny.I berperan

sebagai wakil kepala keluarga.

Peran informal : Tn.S memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah,

Ny.I sebagai ibu rumah tangga dan Nn.F dan Nn.S berperan sebagai anak
51

(2) Nilai atau norma keluarga

Tn.S mengatakan tidak ada nilai atau norma khusus yang mengikat

anggota keluarga, sistem nilai yang dianut keluarga Tn.S dipengaruhi

oleh adat dan agama.

(3) Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn.S selalu berkomunikasi dengan yang lainnya, bahasa sehari-

hari yang digunakan adalah bahasa jawa. Tetapi bila terjadi permasalahan

untuk mengantarkan Ny.I memeriksakan kesehatan Tn.S sering

mengeluh capek setelah bekerja dan terkadang waktu Ny.I memeriksakan

kesehatan tidak menentu.

(4) Struktur kekuatan keluarga

Pengambilan keptusan dalam keluarga dilakukan dengan cara

bermusyawarah seluruh anggota keluarga. Tn.S selaku kepala keluarga

memiliki kekuatan untuk mengendalikan dan mempengaruhi anggota

keluarga untuk merubah perilaku.

5. Fungsi keluarga

(1) Fungsi ekonomi

Kebutuhan pokok keluarga sehari-hari tercukupi, selain itu kebutuhan

sandang, kebutuhan sekolah dan biyaya untuk berobat juga terpenuhi.

(2) Fungsi mendapatkan status sosial

Anggota keluarga Tn.S biasanya sering membantu ketika tetangga atau

saudranya ada yang mempunyai hajatan atau sebagainya, keluarga Tn.S

dapat bersosialisasi dan bertoleransi dengan baik antar warga.


52

(3) Fungsi pendidikan

Tn.S dan Ny.I hanya menempuh pendidikan SD, sedangkan anak pertama

Nn. F sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi dan anak kedua

Nn.S sedang menyelesaikan pendidikan SMA.

(4) Fungsi sosialisasi

Seluruh anggota keluarga Tn.S dapat bersosialisasi dengan baik kepada

tetangga ataupun masyarakat sekitar.

(5) Fungsi pemenuhan kesehatan

Tn.S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit akan dibawah ke

puskemas atau dokter praktik umum terdekat, dan jika dirasa tidak terlalu

parah biasanya membeli obat di apotek terdekat.

(6) Fungsi religious

Tn.S mengatakan keluarganya tidak ada perebedaan keyakinan dan

perbedaan praktik ibadah. Keluarga Tn.S selalu berpegang teguh pada

ajaran agama islam dan selalu sholat 5 waktu.

(7) Fungsi rekreasi

Tn.S dan keluarga jarang sekali melakukan rekreasi ketempat hiburan.

Saat santai dirumah keluarga sering duduk bersama menonton TV atau

berkumpul dengan tetangga sekitar.

(8) Fungsi reproduksi

Tn.S memiliki 2 anak, keluarga mengendalikan jumlah anak dengan

mengikuti program keluarga berencana (KB)


53

(9) Fungsi afeksi

Hubungan Tn.S dengan istri dan anak-anaknya terjalin dengan baik,

anggota keluarga saling menghormati, memperhatikan, menyayangi dan

menyemangati meskipun terkadang terjadi perselisihan pendapat.

6. Stress dan koping keluarga

(1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Jangka pendek :Ny.I mengatakan sering terjadi konflik dengan suami dan

anaknya pada saat Ny.I ingin diantarkan memeriksakan kesehatan

dikarenakan Ny.I tidak bisa berkendara sepeda motor.

b) Jangka panjang : Ny.I mengatakan stressor jangka panjang yaitu agar

permasalaahan ini segera teratasi, diharapkan anaknya bisa berkendara

sepeda motor atau bisa membeli sepeda motor, suami lebih paham dan

memperhatikan sakit yang diderita Ny.I agar memiliki keinginan untuk

mengantarakan Ny.I kontrol kesehatan

(2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Kurangnya kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan

Ny.I. Tampak terlihat respon Tn.S yang acuh terhadap perawatan dan

pengobatan yang harus dijalani Ny.I dan seringnya terjadi konflik antara

Tn.S dan Ny.I saat akan meminta tolong mengantarkan periksa, hal ini

yang membuat Ny.I stress.

(3) Strategi koping yang digunakan

Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk mengatasi

keluhan masalah Ny.I dan Ny.I mengatakan beliau berpasarah diri dan
54

berdoa kepada Allah SWT, dan berusaha untuk tetap menjaga kesehatan

dengan mengatur pola makan dan berolahraga.

(4) Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga Tn.S tidak pernah melakukan perilaku kasar atau kejam

terhadap anggota keluarganya dan tidak pernah melakukan ancaman

dalam menjelaskan masalah

7. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga

3.2 Tabel Pemeriksaan Fisik Keluarga


NO Jenis Tn.S Ny.I Nn.F Nn.S
Pemeriksaan
1. Tanda - tanda Kesadaran Kesadaran Kesadaran Kesadaran
vital composmentis composmentis composmentis composmentis
TD : TD : TD: 100/80mmHg TD : 90/80mmHg
180/90mmHg N : 88x/menit N : 80x/menit
120/80mmHg
N : 92 x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit
N : 80x/menit RR : 20x/menit S : 36,5° S : 36,5°
RR : 22x/menit S : 36,5°C
S : 36,5°C
2. Kepala dan leher Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
simetris, kulit simetris, kulit simetris, kulit simetris, kulit
kepala tidak ada kepala tidak ada kepala tidak ada kepala tidak ada
lesi dan tidak ada lesi dan tidak ada lesi dan tidak ada lesi dan tidak ada
benjolan. Rambut benjolan. Rambut benjolan. Rambut benjolan. Rambut
berwarna hitam berwarna hitam berwarna hitam berwarna hitam
dan beruban. dan beruban. tidak beruban. tidak beruban.
Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata
simetris, simetris, simetris, simetris,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, pupil anemis, pupil anemis, pupil anemis, pupil
isokor, sclera tidak isokor, sclera isokor, sclera isokor, sclera
ikterik, ketajaman tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik,
pengelihatan baik. ketajaman ketajaman ketajaman
Bentuk hidung pengelihatan baik. pengelihatan baik. pengelihatan baik.
simetris, tidak ada Bentuk hidung Bentuk hidung Bentuk hidung
benjolan, tidak simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
ada pernapasan benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
cuping hidung. ada pernapasan ada pernapasan ada pernapasan
Bentuk leher cuping hidung. cuping hidung. cuping hidung.
simetris, tidak ada Bentuk leher Bentuk leher Bentuk leher
serum dan simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
ketajaman serum dan serum dan serum dan
pendengaran baik. ketajaman ketajaman ketajaman
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.
55

3. Integumen (kulit) Kulit teraba Kulit teraba Kulit teraba Kulit teraba
hangat, warna hangat, warna hangat, warna hangat, warna
kulit sawo matang, kulit sawo kulit sawo kulit sawo
lembab, tidak ada matang, lembab, matang, lembab, matang, lembab,
kelainan pada tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan
kulit pada kulit pada kulit pada kulit

4. Thorax dan fungsi Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris,
pernapasan irama pernapasan irama pernapasan irama pernapasan irama pernapasan
regular, suara regular, suara regular, suara regular, suara
napas vesikuler napas vesikuler napas vesikuler napas vesikuler
dan tidak dan tidak dan tidak dan tidak
terdengar suara terdengar suara terdengar suara terdengar suara
napas tambahan napas tambahan napas tambahan napas tambahan

5. Ekstremitas atas Tidak oedema, Tidak oedema, Tidak oedema, Tidak oedema,
pergerakan baik pergerakan baik pergerakan baik pergerakan baik

6. Ekstermitas Tidak oedema, Tidak oedema, Tidak oedema, Tidak oedema,


bawah varises tidak ada, varises tidak ada, varises tidak ada, varises tidak ada,
turgor kulit baik. turgor kulit baik. turgor kulit baik. turgor kulit baik

8. Harapan keluarga

Keluarga berharap petugas kesehatan agar memberikan informasi,

pelayanan kesehatan dan pengobatan untuk kesembuhan Ny.I


56

3.2 Analisa Data

NAMA PASIEN : Ny.I


UMUR : 48 Tahun
NO.REGISTRASI :-
3.3 Tabel Analisa Data
No Data Etiologi Masalah

1. DS : Hipertensi Manajemen
kesehatan tidak
a. Ny.I mengatakan efektif
kesulitan dalam menjalani
program perawatan dan
pengobatan
Perubahan status kesehatan
DO :
a. Klien tampak gagal dalam
melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor
resiko Ketidakefektifan pola
b. Klien tampak tidak perawatan kesehatan
berhasil menerapkan keluarga
program perawatan dan
pengobatan
c. aktivtas yang dilakukan
klien sehari-hari tampak
tidak efektif untuk
memenuhi tujuan Manajemen kesehatan
kesehatan tidak efektif

2. DS: Hipertensi Ketidakpatuhan

a. Ny.I mengatakan tidak


mau menjalani perawatan
atau pengobatan
b. Ny. I menolak mengikuti
anjuran pengobatan dan Perubahan status kesehatan
perawatan

DO :

a. Klien tampak tidak ada


kemauan untuk mengikuti Ketidakadekuatan
program perawatan atau
Pemahaman
pengobatan
b. Klien tidak menjalankan
anjuran yang sudah
dijelaskan
c. Tampak terdapat tanda
atau gejala masalah
Ketidakpatuhan
kesehatan yang masih ada
57

3.3 Diagnosa Keperawatan

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN :Ny.I


UMUR : 48 tahun
NO.REGISTER :-
3.4 Tabel Diagnosa Keperawatan Keluarga Tn.S
No TGL DIAGNOSA TGL TT
TERATASI
MUNCUL KEPERAWATAN

1 3 Juni 2021 Manajemen Kesehatan Tidak 5 Juni 2021


efektif berhubungan dengan
Ketidakefektifan pola perawatan
kesehatan keluarga

2 3 Juni 2021 Ketidakpatuhan berhubungan 5 Juni 2021


dengan Ketidakadekuatan
Pemahaman
58

3.4 Intervensi Keperawatan

NAMA PASIEN : Ny.I


UMUR : 48 tahun
NO.REGISTER :-

3.5 Tabel Intervensi Keperawatan Keluarga Tn.S


Tanggal No DIAGNOSA SLKI SIKI TT

KEPERAWATAN

3-03-2021 1 Manajemen Kesehatan Intervensi Utama


Tidak efektif Setelah dilakukan kunjungan rumah
berhubungan dengan sebanyak 3 kali diharapkan keluarga 1. Dukungan pengambilan Keputusan
Ketidakefektifan pola dan klien dapat mengenal masalah agar Observasi
perawatan kesehatan a. Identifikasi persepsi tentang masalah
Manajemen kesehatan teratasi.
keluarga dan informasi yang memicu konflik
Kriteria Hasil : Terapeutik
a. Failitasi mengklarifikasi nilai dan
1. Manajemen kesehatan harapan yang membantu membuat
a. melakukan tindakan untuk pilihan
mengurangi faktor resiko b. Diskusikan kelebihan dan kekurangan
dari menurun ke sedang setiap solusi
b. menerapkan program c. Motivasi mengungkap tujuan
perawatan dari menurun ke perawatan yang diharapkan
sedang d. Fasilitasi pengambilan keputusan
c. aktifitas hidup sehari hari secara kolaboratif
efektif memenuhi tujuan e. Hormati hak pasien untuk menerima
kesehatan dari menurun ke atau menolak informasi
sedang f. Fasilitasi hubungan antara pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya
Edukasi
a. Informasikan alternatif solusi secara
59

jelas
b. Berikan informasi yang diminta pasien
Intervensi Pendukung
1. Bimbingan Sistem kesehatan
2. Dukungan Pengungkapan Kebutuhan
3. Edukasi Program Pengobatan

3-03-2021 2 Ketidakpatuhan Setelah dilakukan kunjungan rumah Intervensi Utama


berhubungan dengan sebanyak 3 kali diharapkan keluarga
1. Dukungan Kepatuhan program pengobatan
ketidakadekuatan dan klien dapat mengenal masalah agar
pemahaman kepatuhan pengobatan teratasi. Observasi
Kriteria Hasil : a. Identifikasi kepatuhan menjalani program
pengobatan
1) Tingkat kepatuhan Terapeutik

a. Keluarga dan klien memiliki a. Buat komitmen menjalani program


kemauan mematuhi program pengobatan dengan baik
perawatan atau pengobatan b. Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
dari menurun menjadi bergantian menemani pasien selama menjalar
meningkat program pengobatan
b. Keluarga dan klien mau c. Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung
mengikuti anjuran dari atau menghambat berjalannya program
menurun menjadi meningkat pengobatan
c. Perilaku keluarga dan klien d. Libatkan keluarga untuk mendukung
mau mengikuti program program pengobatan yang dijalani
perawatan atau pengobatan Edukasi
dari memburuk menjadi
membaik a. Informasikan program pengobatan yang
d. Perilaku keluarga dan klien harus dijalani
mau menjalankan anjuran dari b. Informasikan manfaat yang akan diperoleh
memburuk menjadi membaik jika teratur menjalani program pengobatan
c. Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
60

pengobatan
d. Anjurkan pasien dan keluarga melalukan
konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan pengambilan keputusan

2. Promosi kepatuhan pengobatan


61

3.5 Impelmentasi Keperawatan

NAMA PASIEN : Ny.I


UMUR : 48 tahun
NO.REGISTER :-

3.6 Tabel Implementasi Keperawatan Keluarga Tn.S


No. Hari/Tanggal Jam Implementasi TT
DX

1. Kamis, 3 Juni 2021 08.30 1. Membina hubungan saling percaya pada klien dan keluarga klien
2. Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan pertemuan
3. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hipertensi
4. Menjelaskan kepada klien tentang persepsi mengenal masalah dan informasi yang
dapat menimbulkan konflik
5. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang kelebihan dan kekurangan dari
setiap solusi yang dijelaskan
6. Memotivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan tujuan perawatan yang
diharapkan
2. Kamis, 3 Juni 2021 10.00 1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
3. Menjelaskan penyebab terjadinya hipertensi
4. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang kepatuhan menajalani program
pengobatan hipertensi
5. Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk berkomiten untuk menjalani
program pengobatan dengan baik
6. Menjelaskan kepada keluarga untuk bergantian mendapampingi klien selama
menjalani program pengobatan
7. Menjelaskan kepada klien dan keluarga manfaat yang akan diperoleh jika teratur
menjalani pengobatan
1. Jumat , 4 Juni 2021 08.00 1. Memberi salam
2. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hipertensi
3. Menjelaskan kepada klien tentang persepsi mengenal masalah dan informasi yang
62

dapat menimbulkan konflik


4. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang kelebihan dan kekurangan dari
setiap solusi yang dijelaskan
5. Memotivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan tujuan perawatan yang
diharapkan
2. Jumat, 4 Juni 2021 09.00 1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
3. Menjelaskan penyebab terjadinya hipertensi
4. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang kepatuhan menajalani program
pengobatan hipertensi
5. Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk berkomiten untuk menjalani
program pengobatan dengan baik
6. Menjelaskan kepada keluarga untuk bergantian mendapampingi klien selama
menjalani program pengobatan
7. Menjelaskan kepada klien dan keluarga manfaat yang akan diperoleh jika teratur
menjalani pengobatan

1. Sabtu, 5 Juni 2021 08.00 1. Memberi salam


2. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hipertensi
3. Menjelaskan kepada klien tentang persepsi mengenal masalah dan informasi yang
dapat menimbulkan konflik
4. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang kelebihan dan kekurangan dari
setiap solusi yang dijelaskan
5. Memotivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan tujuan perawatan yang
diharapkan
2. Sabtu, 5 Juni 2021 09.00 1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
3. Menjelaskan penyebab terjadinya hipertensi
4. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang kepatuhan menajalani program
pengobatan hipertensi
5. Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk berkomiten untuk menjalani
program pengobatan dengan baik
6. Menjelaskan kepada keluarga untuk bergantian mendapampingi klien selama
menjalani program pengobatan
7. Menjelaskan kepada klien dan keluarga manfaat yang akan diperoleh jika teratur
63

menjalani pengobatan
64

3.6 Evaluasi Keperawatan

NAMA PASIEN : Ny.I


UMUR : 48 Tahun
NO.REGISTER :-

3.7 Tabel Evaluasi Keperawatan Keluarga Tn.S


TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI
KEPERAWATAN

03 Juni 2021 Manajemen Kesehatan Tidak S : klien mengatakan sedikit memahami


efektif berhubungan dengan cara berkomunikasi dengan suami agar
Ketidakefektifan pola tidak menimbulkan konflik dan akan
perawatan kesehatan keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan
hipertensi secara rutin
O:
1. Klien tampak gagal dalam
melakukan tindakan untuk
mengurangi faktor resiko
2. Klien tampak tidak berhasil
menerapkan program perawatan dan
pengobatan
3. aktivtas yang dilakukan klien sehari-
hari tampak tidak efektif untuk
memenuhi tujuan kesehatan

A : Masalah manajemen kesehatan tidak


efektif belum tarastasi
P : Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5

Ketidakpatuhan berhubungan S : klien mengatakan tidak ada mau


dengan ketidakadekuatan menjalani perawatan atau pengobatan
pemahaman dan menolak anjuran yang disarankan

O:
1. Klien tampak tidak ada kemauan
untuk mengikuti program perawatan
atau pengobatan
2. Klien tidak menjalankan anjuran
yang sudah dijelaskan
3. Tampak terdapat tanda atau gejala
masalah kesehatan yang masih ada

A:Masalah ketidakpatuhan belum


tarastasi
P :Intervensi dilanjutkan1,2,3,4
65

04 Juni 021 Manajemen Kesehatan Tidak S :klien mengatakan sedikit memahami


efektif berhubungan dengan cara berkomunikasi dengan suami agar
Ketidakefektifan pola tidak menimbulkan konflik dan sudah
perawatan kesehatan keluarga bersepakat akan melakukan pemeriksaan
kesehatan hipertensi secara rutin minggu
depan

O:
1. Klien tampak gagal dalam
melakukan tindakan untuk
mengurangi faktor resiko
2. Klien tampak tidak berhasil
menerapkan program perawatan dan
pengobatan
3. aktivtas yang dilakukan klien sehari-
hari tampak tidak efektif untuk
memenuhi tujuan kesehatan

A : Masalah manajemen kesehatan tidak


efektif teratasi sebagaian
P : Intervensi dilanjutkan 3,4,5

Ketidakpatuhan berhubungan S :klien mengatakan sudah ada kemauan


dengan ketidakadekuatan untuk menjalani perawatan atau
pemahaman pengobatan dan mulai mengikuti anjuran
yang disarankan

O:
1. Klien tampak tidak ada kemauan
untuk mengikuti program perawatan
atau pengobatan
2. Klien tidak menjalankan anjuran
yang sudah dijelaskan
3. Tampak terdapat tanda atau gejala
masalah kesehatan yang masih ada

A : Masalah ketidakpatuhan teratasi


sebagaian
P :Intervensi dilanjutkan 3,4

05 Juni 2021 Manajemen Kesehatan Tidak S :klien mengatakan memahami cara


efektif berhubungan dengan berkomunikasi dengan suami agar tidak
Ketidakefektifan pola menimbulkan konflik dan sudah
perawatan kesehatan keluarga bersepakat akan melakukan pemeriksaan
kesehatan hipertensi secara rutin minggu
depan

O:
1. Klien tampak gagal dalam
melakukan tindakan untuk
mengurangi faktor resiko
2. Klien tampak tidak berhasil
menerapkan program perawatan dan
pengobatan
3. aktivtas yang dilakukan klien sehari-
66

hari tampak tidak efektif untuk


memenuhi tujuan kesehatan
A : Masalah manajemen kesehatan tidak
efektifteratasi
P : Intervensi dihentikan

Ketidakpatuhan berhubungan S : klien mengatakan sudah mau untuk


dengan ketidakadekuatan menjalani perawatan atau pengobatan
pemahaman dan mengikuti anjuran yang disarankan
O:

1. Klien tampak tidak ada kemauan


untuk mengikuti program perawatan
atau pengobatan
2. Klien tidak menjalankan anjuran
yang sudah dijelaskan
3. Tampak terdapat tanda atau gejala
masalah kesehatan yang masih ada

A : Masalah ketidakpatuhan teratasi


P : Intervensi dihentikan
BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan mengurai tentang kesenjangan yang

terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada

pasien Hipertensi di Desa Ranuklindungan Grati yang meliputi pengkajian,

diagnosa, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pengakajian merupakan satu tahapan dimana perawat mengambil data yang

ditandai dengan pengumpulan informasi terus menerus dan keputusan

professional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.

Pengumpulan data keluarga berasal dari berbagai sumber : wawancara, observasi

rumah keluarga dan fasilitasnya, pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga

(Padila, 2012).

Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas penulis melakukan pengkajian

pada keluarga Tn.S dengan menggunakan format pengkajian keluarga, metode

wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang

diperlukan. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 3 Juni 2021 Ny.I yang berusia

48 tahun mengalami hipertensi, menurut (Black & Hawks, 2014) pada tinjauan

pustaka orang yang beresiko hipertensi yaitu usia antara 30-50 tahun dan

hipertensi yang terjadi pada wanita lebih beresiko.Ny.I mengatakan kesulitan

dalam menjalani program perawatan atau pengobatan, kesulitannya dikarenakan

pada saat Ny.I merasakan kepala terasa pusing dan akan berobat selalu diawali

konflik dengan keluarga, Ny.I juga mengatakan tidak mengkonsumsi obat secara

67
68

rutin.Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 180/90 mmHg,

Nadi 92 x/menit. Keluhan yang disampaikan Ny.I tersebut sesuai dengan tinjauan

pustaka tanda dan gejala hipertensi Menurut (Aspiani, 2014) namun tidak semua

tanda dan gejala muncul dalam kasus yang dirasakan oleh Ny.I, berdasarkan

tinjauan pustaka (Aspiani, 2014) tanda dan gejala hipertensi hipertensi yaitu sakit

kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk, perasaan berputar seperti tujuh

keliling serasa ingin jatuh, berdebar atau detak jantung terasa cepat, telinga

berdenging.

Dalam proses pengkajian ini penulis mengalami sedikit hambatan

dikarenakan kurangnya pengetahuan keluarga terhadap kepatuhan perawatan dan

pengobatan ditandai dengan Ny.I mengalami Hipertensi sudah 3 tahun namun

tidak ada perubahan dan penulis menghawatirkan akan timbulnya komplikasi pada

Ny.I seperti stroke, gagal jantung dan gagal ginjal.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan pustaka diagnosa keperwatan yang muncul pada klien hipertensi

menurut (Tim Pokja SDKI, 2017) diagnosa keperawatan yang muncul pada klien

Hipertensi adalah :

1) Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan

pola perawatan kesehatan keluarga.

2) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan

dengan ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat.

3) Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman


69

Pada tinjauan kasus penulis mengambil 2 diagnosa yaitu, Manajemen

kesehatan tidak efektif berhubungan denganKetidakefektifan pola perawatan

kesehatan keluargadan Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan

pemahaman. Karena dari hasil pengkajian pada klien, penulis menemukan data

yang mengarah pada 2 diagnosa tersebut. Diagnosa pertama ditandai dengan tidak

memahami tentang perawatan hipertensi, dan diagnosa kedua ditandai dengan

tidak mengikuti anjuran perawatan atau pengobatan.

Sedangkan 1 diagnosa yang tidak muncul pada tinjauan kasus karena penulis

tidak menemukan adanya kriteria pada pengkajian yang menuju pada diagnosa

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat..

4.3 Intervensi Keperawatan

Pada intervensi keperawatan penulis menetapkan sasaran, tujuan, kriteria

hasil dan rencana intervensi. Dalam membuat sasaran, penulis bekerja sama

dengan keluarga agat sasaran tersebut tecapai. Dalam tujuan penulis membuat

tujuan berdasarakan lima tugas kesehatan keluarga, dan di dalam tujuan juga

dicantumkan kriteria waktu . Pada diagnosa pertama yaitu Manajemen kesehatan

tidak efektif berhubungan dengan Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga

dapat teratasi, tujuan: dengan dilakukan tindakan 3 x 24 jam diharapakan keluarga

dapat merawat klien agar manajemen kesehatan tidak efektif teratasi. Kriteria

hasil:melakukan tindakan untuk mengurangi resiko dan menerapkan program

perawatan membaik. Intervensi: identifikasi persepsi tentang masalah dan

informasi yang memicu konflik, memotivasi mengungkap tujuan perawatan yang


70

diharapkan, fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif, menghormati hak

pasien untuk menerima atau menolak informasi.

Pada diagnosa kedua yaitu ketidakpatuhan berhubungan dengan

ketidakadekuatan pemahaman dapat teratasi dengan tujuan: dilakukan kunjungan

rumah 3 x 24 jam diharapkan keluarga dan klien dapat mengenal masalah agat

ketidakpatuhan dapat teratasi. Kriteria hasil : keluarga dan klien memiliki

kemauan mematuhi program pengobatan atau perawatan, dan memiliki kemauan

untuk mengikuti anjuran. Intervensi : identifikasi kepatuhan menjalani program

pengobatan, membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik,

informasikam program pengobatan yang harus dijalani, memberi informasi

manfaat yang diperoleh jika patuh terhadap pengobatan.

4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana

intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga dan

memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga dididik untuk dapat

menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui

implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk : mengenal masalah

kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang

dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya,

memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta

memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat ( Sudiharto,2012).

Implementasi keperawatan dibuat berdasarkan intervensi keperawatan

keluarga yang telah disusun. Implementasi dari diagnosa pertama yaitu

Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan denganKetidakefektifan pola


71

perawatan kesehatan keluargayaitu menjelaskan kepada klien dan keluarga

tentang hipertensi, menjelaskan kepada klien tentang persepsi mengenal masalah

dan informasi yang dapat menimbulkan konflik, Menjelaskan kepada klien dan

keluarga tentang kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi yang dijelaskan,

Memotivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan tujuan perawatan yang

diharapkan

Implementasi dari diagnosa kedua yaitu Ketidakpatuhan berhubungan dengan

ketidakadekuatan pemahaman yaitu menjelaskan penyebab terjadinya hipertensi,

menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang kepatuhan menajalani program

pengobatan hipertensi, menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk berkomiten

untuk menjalani program pengobatan dengan baik, menjelaskan kepada keluarga

untuk bergantian mendapampingi klien selama menjalani program pengobatan,

menjelaskan kepada klien dan keluarga manfaat yang akan diperoleh jika teratur

menjalani

Pada implementasi keperawatan penulis tidak menemukan hambatan,

dikarenakan klien dan keluarga kooperatif dengan perawat, sehingga rencana

tindakan dapat dilakukan.

4.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehinga memiliki produktivitas

yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga. Sebagai komponen

kelima dalam proses keperawatan, evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah

tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau sulitnya dalam

melaksanakan evaluasi (Sudiharto,2012).


72

Pada evaluasi diagnosa pertama yaitu Manajemen kesehatan tidak efektif

berhubungan dengan Kompleksitas program perawatan atau pengobatan, pada hari

pertama Ny.I mengatakansedikit memahami cara berkomunikasi dengan suami

agar tidak menimbulkan konflik dan akan melakukan pemeriksaan kesehatan

hipertensi secara rutin, pada hari kedua Ny.I mengatakan sedikit memahami cara

berkomunikasi dengan suami agar tidak menimbulkan konflik dan sudah

bersepakat akan melakukan pemeriksaan kesehatan hipertensi secara rutin minggu

depan, pada hari ketiga Ny.I mengatakan memahami cara berkomunikasi dengan

suami agar tidak menimbulkan konflik dan sudah bersepakat akan melakukan

pemeriksaan kesehatan hipertensi secara rutin minggu depan

Pada diagnosa kedua yaitu ketidakaptuhan berhubungan dengan

ketidakadekuatan pemahaman , setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam keluarga

dan klien mengatakan sudah mau untuk menjalani perawatan atau pengobatan dan

mengikuti anjuran yang disarankan.

Pada akhir evaluasi semua tujuan, kriteria hasil dan masalah dapat diteratasi,

karena adanya kerjasama yang baik antra keluarga dan klien..


BAB 5

PENUTUP

Setelah penulis melakukann pengamatan dan melaksanakan asuhan

keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosa medis Hipertensi di

Desa Ranuklindungan Grati, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

sekaligus saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan

keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Hipertensi.

5.1 Simpulan

Dari hasil uraian yang telah diuraikan tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan diagnosa medis Hipertensi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

5.1.1 Pengkajian, berdasarkan hasil pengkajian ditemukan data Ny.I dengan

keluhan kesulitan dalam menjalani program perawatan atau pengobatan,

kesulitannya dikarenakan pada saat Ny.I merasakan kepala terasa pusing

dan akan berobat selalu diawali konflik dengan keluarga, Ny.I juga

mengatakan tidak mengkonsumsi obat secara rutin. Klien mengatakan

bahwa dari anggota keluarga dari suami atau istri tidak ada yang memiliki

riwayat hipertensi hanya Ny.I yang mengalami hipertensi.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan priortias klien meliputi : Manajemen kesehatan

tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola perawatan

kesehatan keluarga dan Ketidakpatuhan berhubungan dengan

ketidakadekuatan pemahaman.

73
74

5.1.3 Pada dua diagnosa prioritas yang muncul pada pasien dilakukan melalui dua

jenis tindakan yaitu mengajak klien untuk memeriksakan kesehaan secara

rutin dan tidak melakukan aktifitas berlebihan.

5.1.4 Semua tindakan yang diimpementasikan kepada klien sesuai dengan rencana

tindakan yang telah dibuat oleh penulis. Pada diagnosa Manajemen

kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola

perawatan kesehatan keluarga dan diagnosa Ketidakpatuhan berhubungan

ketidakadekuatan pemahaman dibutuhkan pelaksanaan selama 3 hari. Untuk

dapat menyelasaikan masalah tersebut, penulis melibatkan keluarga dan

klien secara aktif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan karena terdapat

beberapa tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antra perawat,

klien dan keluarga.

5.1.5 Pada akhir evaluasi dari dua diagnosa keperawatan yang terjadi pada Ny.I

semua tujuan dapat tercapai karena adanya kerjasama yang baik antara

klien, keluarga dan perawat. Hasil evaluasi pada Ny.I didapatkan dua

masalah teratasi dan intervensi dihentikan.

5.2 Saran

Penulis memberikan seran sebagai berikut :

5.2.1 Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan

yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

5.2.2 Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai

pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan tim

kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada Klien

dengan Hipertensi.
75

5.2.3 Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional alangkah

baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang membahas

tentang masalah kesehatan yang ada pada klien.

5.2.4 Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu

ditingkatkan baik secara formal dan informal.

5.2.5 Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep manusia

secara komprehensif sehingga mampu menerapkan asuhan keperawatan

dengan
76

DAFTAR PUSTAKA

Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza Putri. 2013. KMB 2


Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Aspiani, R.Y., 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.

Black & Hawk. 2014. Medikal Surgical Nursing Clinical Management for
Positiveoutcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar
IlmuKeperawatan Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika.

Muninjaya, A.A. Gde. 2012. Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Kedokteran


EGC : Jakarta Nuha Medika

Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner &Sudart Edisi 8. Jakarta: EGC

Suarni L & Apriyani H.(2017). Metodologi Keperawatan .Yogyakarta: Pustaka


Panesa

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart diagnosis keperawatan Indonesia,
definisi dan indikator diagnostik. Edisi pertama Cetakan kedua. DPP PPNI
Jakarta.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia,
definisi dan tindakan keperawatan. Edisi pertama cetakan kedua. DPP
PPNI Jakarta.
77

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


secaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widyanto. (2014). Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis.


Yogyakarta : Sorowajan

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:


Muninjaya, A.A. Gde. 2012. Manajemen mutu pelayanan kesehatan.
Kedokteran EGC : Jakarta Nuha Medika
78

Lampiran 1

YAYASAN KERTA CENDEKIA


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur, Rangkah Kidul, Sidoarjo 61232
Telepon: 031-8961496; Faximile: 031-8961497
Email: akper.kertacendekia@gmail.com

Sidoarjo, 19 Maret 2021


No. Surat : 260/BAAK/III/2021
Perihal : Surat Pengantar Studi Penelitian

Kepada Yth.
Kepala Desa Ranuklindungan Grati
di
Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Tahun Akademik 2020/2021.
Bersama surat ini kami mohon Kepala Desa Ranuklindungan mengijinkan
mahasiswa kami untuk megambil data dasar di tempat tersebut. Berikut adalah
informasi mahasiswa kami.
Nama Mahasiswa : Akhmad Rizal Lukman Thoriq
NIM : 1801097
Alamat : Ranuklindungan RT 02/RW01, Grati
Tempat Tanggal : Pasuruan, 21 Maret 2021
Lahir
No. Hp : 083122299465
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah
Keperawatan Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Di Desa
Ranuklindungan Grati
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan semoga sudi kiranya
memperhatikan untuk dipertimbangkan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami
sampaikan terima kasih.
Mengetahui,

DIREKTUR

Agus Sulistywati, S.Kep., M.Kes


NIDN. 07030878
79

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Judul: “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN MANAJEMEN KESEHATAN
TIDAK EFEKTIF DI DESA RANUKLINDUNGAN GRATI”.

Tanggal pengambilan studi kasus

Sebelum tanda tangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang


tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama
Ahmad Rizal Luqman Thoriq proses pengambilan studi kasus ini dan saya
mengerti semua yang telah dijelaskan tersebut.

Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini
dan saya telah menerima salinan dari form ini.

Saya, Nona/Nyonya/Tuan ………. dengan ini saya memberikan kesediaan


setelah mengerti semua yang telah dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses
pengambilan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan informasi dari saya
sebagai partisipan hanya akan digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.

Tanda tangan Partisipan Tanda Tangan Peneliti


80

Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TENTANG HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sasaran : Ny. I dan Keluarga
Tempat : Kediaman Ny. I di Desa Ranuklindungan Grati
Hari/Tanggal : Jumat, 04 Juni 2021
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh : Akhmad Rizal Lukman Thoriq

I. Tujuan

a) Tujuan Intuksional Umum (TIU)

Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit

di harapkan pasien dan keluarga mampu mengerti tentang penyakit

hipertensi.

b) Tujuan Intuksional Khusu (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan 1x pertemuan

diharapkan Ny.I dan keluarga mampu :

1. Menjelaskan pengertian Hipertensi dengan benar

2. Menjelaskan penyebab Hipertensi dengan benar

3. Menjelaskan faktor-faktor resiko Hipertensi dengan benar

4. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi dengan benar

5. Menjelaskan cara mengatasi Hipertensi dengan benar

II. Materi Pembelajaran

Pokok Bahasan : Hipertensi


81

III. Metode Pembelajaran

a) Ceramah

b) Tanya Jawab / Diskusi

IV. Sasaran

Pasien dan keluarga pasien penderita Hiperetnsi

V. Media

Leaflet

VI. Susunan Acara

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 Menit Pembukaan : - Menjawab
- Memberi salam salam
- Perkenalan - Mendengarkan
- Menyampaikan topik, maksud dan dan
tujuan penkes kepada keluarga memperhatikan.
- Menjelakan kontrak waktu untuk - Menyetujui
kesepakatan pelaksanaan penkes kesepakatan
dengan keluarga waktu
pelaksanaan
penkes
2. 15 menit Pelaksanaan : - Mendengarkan
Menjelaskan materi penkes secara dan menyimak
beruntun dan teratur. pembicara.
Materi : - Bertanya pada
- Menjelaskan pengertian Hipertensi. penyuluh bila
- Menjelaskan penyebab Hipertensi. masih ada yang
- Menjelaskan faktor-faktor resiko belum jelas.
Hipertensi
- Menjelaskan tanda dan gejala
Hipertensi
- Menjelaskan cara mengatasi Hipertensi

3. 9 menit Evaluasi : Bertanya dan


- Meminta kepada peserta untuk menjawab
mengulang kembali apa yang pertanyaan.
disampaikan pembicara.
- Menyimpulkan.
4. 1 menit Penutup : Menjawab salam
- Mengucapkan terima kasih dan salam
82

VII. Evaluasi

Bentuk tes tanya jawab lisan di akhir penyuluhan yaitu :

1. Jelaskan pengertian Hipertensi

2. Jelaskan penyebab Hipertensi

3. Sebutkan faktor-faktor resiko Hipertensi

4. Sebutkan tanda dan gejala Hipertensi

5. Jelaskan cara mengatasi Hiperetnsi


83

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90mmHg. Hipertensi

merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal dan disebut sebagai

“pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak

menampakkan gejala.

2. Penyebab Hipertensi

a) Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya, faktor yang mempengaruhi bisa karna genetik atau

lingkungan.

b) Hipertensi Sekunder adalah hipertensi dengan penyebab penyakit tertentu,

faktor yang mempengaruhi seperti gangguan hormon, penyakit ginjal, DM

atau kehamilan

3. Faktor-Faktor resiko Hipertensi

a) Riwayat keluarga, Klien dengan orang tua yang memiliki hipertensi berada

pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia muda.

b) Usia, Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun.

c) Jenis kelamin, Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan

wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hampir

sama antara usia 55 sampai 74 tahun, wanita beresiko lebih besar.


84

d) Diabetes mellitus, Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada

klien diabetes mellitus karena diabetes mempercepat aterosklerosis dan

menyebabkan hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.

e) Stress, Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah jantung serta

menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress adalah permasalah persepsi,

interpretasi orang terhadap kejadian yang menciptakan banyak stressor dan

respon stress.

f) Obesitas, Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya

jumlah lemak disekitar diafragma, pinggang dan perut, dihubungkan dengan

pengembangan hipertensi.

g) Nutrisi, Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus hipertensi

pada individu. Diet tinggi garam menyebabkan pelepasan hormone

natriuretik yang berlebihan, yang mungkin secara tidak langsung

menigkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga menstimulasi mekanisme

vaseoresor didalam sistem saraf pusat. Penelitan juga menunjukkan bahwa

asupan diet rendah kalsim, kalium, dan magnesium dapat berkontribusi

dalam pengembangan hipertensi.

h) Penyalahgunaan obat, Merokok sigaret, mengosumsi banyak alkohol, dan

beberpa penggunaan obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko

hipertensi. pada dosis tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat seperti

kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung.


85

4. Tanda dan Gejala Hipertensi

a) Sakit kepala.

b) Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.

c) Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh.

d) Berdebar atau detak jantung terasa cepat.

e) Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera.

5. Cara Mengatasi Hipertensi

a) Mempertahankan berat badan ideal, mengatasi obesitas juga dapat dilakukan

dengan melakukan diet rendah kolesterol namun kaya dengan serat dan

protein, dan jika berhasil menurunkan berat badan 2,5-5 kg maka tekanan

darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg.

b) Kurangi asupan natrium, penguramgan konsumsi garam menjadi ½ sendok

teh perhari dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5mmHg dan

tekanan diastolik sebanyak 2,5 mmHg.

c) Menghindari merokok, merokok dapat menimbulkan resiko komplikasi

pada pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka perlu

dihindari rokok karena dapat memperberat hipertensi.

d) Penurunan Stress, stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang

menetap namun jika episode stress sering terjadi dapat menyebabkan

kenaikan sementara yang sangat tinggi.

e) Diuretik (Hidroklorotiazid), Diuretik bekerja dengan cara megeluarkan

cairan berlebih dalam tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi lebih

ringan.
86

f) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin), Obat-obatan

jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat aktifitas saraf

simpatis.

g) Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol), Fungsi dari obat jenis

betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa jantung, dengan

kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan seperti

asma bronkhial.

h) Vasodilator (Prasosin, Hidralisin), Vasodilator bekerja secara langsung pada

pembuluh darah dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.

i) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril), Fungsi utama

adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II dengan efek

samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering, pusing, sakit

kepala dan lemas.


87

Lampiran 4
88

Lampiran 5

LEMBAR KONSULTASI

Nama : AKHMAD RIZAL LUKMAN THORIQ

NIM : 1801097

Pembimbing : Ns. MELI DIANA, S.Kep., M.Kes

Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Pasien Hipertensi


Dengan Masalah Keperawatan Manajemen Kesehatan Tidak
Efektif Di Desa Ranuklindungan Grati

Hari/Tanggal Keterangan TTD

31 Mei 2021 Konsul judul

31 Mei 2021 ACC judul

1 Juni 2021 Konsul bab 1 dan 2

6 Juni 2021 Revisi bab 1 dan 2

8 Juni 2021 Acc bab 1 dan 2

9 Agustus 2021 Konsul bab 3,4 dan 5

12 Agustus 2021 Revisi bab 3,4 dan 5

13 Agustus 2021 Acc bab 3,4 dan 6


89

Lampiran 6

LEMBAR KONSULTASI

Nama : AKHMAD RIZAL LUKMAN THORIQ

NIM : 1801097

Pembimbing : R.A. HELDA PUSPITASARI, S.Kep.Ns., M. Kep

Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Pasien Hipertensi


Dengan Masalah Keperawatan Manajemen Kesehatan Tidak
Efektif Di Desa Ranuklindungan Grati

Hari/Tanggal Keterangan TTD

1 Juni 2021 Konsul Judul

1 Juni 2021 ACC judul

3 Juni 2021 Konsul bab 1 dan 2

9 Agustus 2021 Konsul bab 3,4 dan 5

Anda mungkin juga menyukai