Oleh:
Asri Rahmawati
NIM. P00320018058
Oleh:
Asri Rahmawati
NIM. P00320018058
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Abd. Syukur, S.Kep., Ns., M.Kep Hj. Nurjannah, B.Sc., S.Pd., M.Kes
197312081998031001 1965102011988032002
Mengetahui:
Ketua Jurusan Keperawatan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
Mengetahui:
Ketua Jurusan Keperawatan
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Kendari, 2021
Yang membuat pernyataan
(Asri Rahmawati)
Nim: P00320018058
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nim : P00320018058
Agama : Islam
Tenggara.
No. Hp : 082281063250
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
v
MOTTO
Sukses hanya bisa bergantung pada diri sendiri dan bukan orang lain.
Sukses bukanlah seberapa banyak yang kita dapatkan,
tapi seberapa banyak yang bisa kita berikan kepada orang lain
dan seberapa besar artinya bagi orang lain.
vi
KATA PENGANTAR
vii
7. Semua staf pengajar atau dosen dan semua staf Politeknik Kesehatan
Kendari, yang telah memberikan ilmu pengetahuan, dan pendidikan etika
kepada penulis.
8. Kepada Kedua orang tua saya tercinta, ayahanda Muis Sos, M.Si dan ibunda
Hj. Dra Marnisah, dan 3 saudaraku Nur Laela Marjuwita, S.Mat, M.E.
Muhammad Nur Adiyatma, S.Pd, M.Pd. dan Muhammad Trikal Surahman
S.Hi yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi dan doa, sehingga
menjadi dorongan dalam menyelesaikan studi.
9. Kepada suami saya Ari Suhud, Amd.Kep, dan anak saya Fitri Tsamratul
Jannah dan Anasya Dwi Adreena Saila yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat untuk terus belajar.
10. Kepada Sahabatku Estina dan Asmawati yang selalu memberikan semangat
dan support kepada Peneliti selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
11. Serta sahabat dan teman-teman seperjuanganku Dewi, Nela, Zalsa, Fira
Safitri, Yustin, Safira Wati dan Ati Muliati yang selalu memberikan
motivasi selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Teman-teman mahasiswa seperjuangan Politeknik Kesehatan Kendari,
terima kasih banyak atas bantuannya selama mengikuti pendidikan, yang
telah menemani penulis selama 3 tahun mengikuti pendidikan di Politeknik
Kesehatan Kendari.
Semoga karya tulis ini dapat dibaca dan bermanfaat bagi masyarakat
umumnya dan tenaga keperawatan khususnya dalam memberikan Asuhan
keperawatan. Semoga apa yang diperbuat bernilai ibadah di matanya. Amin Ya
Robbal Alamin.
Asri Rahmawati
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
ABSTRAK
Asri Rahmawati (P00320018058). “Asuhan Keperawatan Pada Nn. H Dengan Post Operasi
Struma Nodusa Non Toksik Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri) Di Ruang
Melati RSUD Kota Kendari” di bawah bimbingan bapak Abd. Syukur, S.Kep., Ns., M.Kep dan
ibu Hj. Nurjannah, B.Sc., S.Pd., M.Kes. Struma Nodusa Non Toksik merupakan suatu kondisi
yang ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar tiroid karena adanya nodul yang tidak disertai
dengan gejala hipertioridisme. Pembesaran ini bisa disebabkan karena adanya kerusakan atau
kelainan fungsi hormonal. Penyebabnya sering diidentikkan karena kekurangan yodium di dalam
tubuh. Salah satu masalah keperawatan yang ditimbulkan akibat dari penyakit Struma Nodusa Non
Toksik pasca operasi yaitu terganggunya kebutuhan rasa nyaman yang membuat pasien akan
merasakan nyeri atau rasa tidak nyaman setelah pulih dari pengaruh anestesi yang disebabkan karena
adanya luka insisi yang menyebabkan kontinuitas jaringan terputus. Tujuan studi kasus ini
memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan pada Nn. H dengan Post Operasi Struma
Nodusa Non Toksik dalam Pemenuhan Kebutuhan rasa nyaman di Ruang Melati RSUD Kota
Kendari. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus.
Diagnosa keperawatan yang didapatkan dari hasil pengkajian pada Nn.H disesuaikan dengan kondisi
klien saat itu yaitu nyeri akut. Implementasi keperawatan dilakukan selama 5 hari sesuai dengan
kondisi klien dan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi peneliti
pada kasus Nn. H Sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam tingkat nyeri menurun dari skala
nyeri 6 menjadi skala nyeri 2 sehingga masalah nyeri akut teratasi. Saran: Bagi masyarakat
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara
mandiri dalam mengatasi masalah gangguan kebutuhan rasa nyaman.
x
ABSTRACT
Asri Rahmawati (P00320018058). “Nursing Care for Ms. H With Non-Toxic Struma Nodusa
Post Operation in Fulfilling the Need for Comfort (Pain) in the Melati Room of the Kendari
City Hospital” under the guidance of Mr. Abd. Syukur, S.Kep., Ns., M.Kep and Mrs. Hj.
Nurjannah, B.Sc., S.Pd., M.Kes. Non-toxic goiter nodusa is a condition characterized by
enlargement of the thyroid gland due to the presence of nodules that are not accompanied by
symptoms of hyperthyroidism. This enlargement can be caused by damage or abnormalities in
hormonal function. The cause is often identified as a lack of iodine in the body. One of the nursing
problems caused by postoperative Struma Nodusa is the disruption of the need for comfort which
makes the patient feel pain or discomfort after recovering from the effects of anesthesia caused by
an incision wound that causes tissue continuity to be interrupted. The purpose of this case study is
to provide an overview of the application of nursing care to Ms. H with Non-Toxic Struma Nodusa
Post Operation in Fulfilling the Need for Comfort in the Jasmine Room of the Kendari City Hospital.
This type of research is descriptive using a case study approach. Nursing diagnoses obtained from
the results of the assessment on Nn.H were adjusted to the client's current condition, namely acute
pain. Nursing implementation is carried out for 5 days according to the client's condition and
according to the nursing plan that has been established. The results of the researcher's evaluation in
the case of Ms. H After being given a breathing relaxation technique, the pain level decreased from
a pain scale of 6 to a pain scale of 2 so that the acute pain problem was resolved. Suggestion: The
community is expected to be able to improve their ability to perform deep breathing relaxation
techniques independently in overcoming the problem of disturbances in the need for comfort.
xi
DAFTAR TABEL
Toksik…………………………...………………………………………..31
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR ISTILAH
Istilah Arti/Makna
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
juta yang terdiagnosis struma salah satunya adalah Struma Nodusa Non Toksik
dimana 27% terdapat di Asia Tenggara. 90% kasus struma bersifat jinak
dalam 10 penyakit tidak menular yang ada di Indonesia dan struma masuk ke
dalam 7 tertinggi setelah (1) asma, (2) kanker, (3) stoke, (4) diabetes melitus,
(5) penyakit jantung, (6) dan Hipertensi. Prevelansi Struma terbesar terdapat di
Jawa Timur presentase yang mengalami struma sebanyak 0,6 % dengan jumah
(Riskesdas, 2019).
struma tercatat sebanyak 6.318 kasus dari jumlah penduduk 2.755.589 orang.
bagian depan leher, sedikit dibawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk
1
2
menyebabkan terganggu nya sekresi hormon-hormon tiroid (T3 & T4), yang
menyebabkan berbagai macam penyakit dan kelainan bagi manusia itu sendiri.
folikel yang tumbuh semakin membesar dengan membentuk kista dan kelenjar
dengan adanya pembesaran kelenjar tiroid karena adanya nodul yang tidak
penurunan berat badan secara tiba-tiba, merasa gugup, mata melotot, serta
adanya benjolan kecil yang sering tidak disadari oleh banyak orang yang
dibiarkan begitu saja maka keadaan dari struma ini akan semakin membesar
dan menekan jaringan sekitar yang dapat membuat penderitanya akan merasa
Struma Nodusa Non Toksik pasca operasi yaitu terganggunya kebutuhan rasa
nyaman yang membuat pasien akan merasakan nyeri atau rasa tidak nyaman
setelah pulih dari pengaruh anestesi yang disebabkan karena adanya luka insisi
yang disampaikan dalam bentuk sikap dan perilaku verbal maupun non verbal.
terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan. Nyeri merupakan perasaan yang
dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang merupakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk
Masalah yang timbul akibat dari nyeri yang tidak teratasi dapat
mengakibatkan mobilisasi dan pola tidur terganggu. Dalam hal ini peran
pasien Struma Nodosa Non Toksik pasca operasi. Pemberian terapi non
merupakan salah satu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini Peneliti
Post Operasi Struma Nondusa Non Toksik Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
relaksasi nafas dalam pada pasien Post Operasi Struma Nodusa Non
3. Bagi Peneliti
nyaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
aspek, yaitu:
sosial
nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri. Hal ini di
7
8
3. Konsep Nyeri
Nyeri adalah rasa tidak nyaman yang dimanifestasikan sebagai nyeri
yang disebabkan oleh suatu penderitaan persepsi yang nyata, ancaman, dan
a. Proses Transduksi
(substansi nyeri).
b. Proses Transmisi
c. Proses Modulasi
tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior medula
spinalis.
d. Persepsi
Hasil dari proses interaksi yang kompleks dan unik dimulai dari
5. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dibagi
menjadi 2, yaitu:
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
a. Usia
nyeri.
b. Jenis kelamin
c. Kebudayaan
11
kelemahan pribadinya, dalam hal seperti itu maka sifat tentang dan
d. Arti nyeri
e. Perhatian
f. Kecemasan
g. Keletihan
(Zakiyah, 2015).
Keterangan:
tindakan manual.
8. Penatalaksanaan Nyeri
Penatalaksanaan pada klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri
nyeri secara umum mencakup lima hal yaitu pemicu nyeri, kualitas
nyeri.
b. Diagnosa Keperawatan
2016).
c. Rencana Keperawatan
1. Manajemen nyeri
terdiri dari:
Tindakan observasi:
intensitas nyeri.
diberikan
Tindakan terapeutik:
Tindakan edukasi:
Tindakan kolaborasi:
d. Implementasi Keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat
e. Evaluasi Keperawatan
SOAP:
keperawatan.
objektif.
lain:
1. Pengertian
Struma merupakan pembesaran pada kelenjar tiroid akibat dari
dalam jumlah besar, Struma terjadi karena folikel-folikel terisi koloid secara
(Assegaf, 2015).
membesar bila ukuran kelenjar tiroid melebihi dua kali ukuran normalnya
tidak hanya disebabkan oleh kekurangan yodium. Tumor jinak dan kista
1,5 cm, tebal 1-1,5 cm dan berkisar 10-20 gram. Kelenjar tiroid sangat
seperti tiroid tetapi juga terdiri atas kelenjar yang ada di dalam suatu
tubuh sama seperti sistem saraf menggunakan sinyal listrik kecil. Kedua
hilang, beberapa hormon memiliki efek yang lebih lama dan bekerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kadar zat dalam darah dan
masukan dari sistem saraf. Karna hormon mengalir dalam darah, setiap
bentuk molekul khusus dari setiap hormon hanya bisa masuk ke dalam
Maulinda, 2018).
Maulinda, 2018).
2018).
3. Etiologi
Menurut (Amin Huda, Nurarif dan Hardi Kusuma, 2016), Adanya
a. Kekurangan Yodium
tiroid adalah zat kimia (dari kubis, lobak, dan kedelai) yang
kepala dan leher selama masa kanak-kanak yang mengarah ke nodul jinak
dan ganas.
4. Klasifikasi
Menurut (Damayanti & Setiawan, 2017), struma nodusa dapat
sebagai berikut:
bicara.
melotot), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, serta atrofi otot.
diffusa toksik dan struma nodusa toksik. Diffusa dan nodusa lebih
jaringan lain, dan nodusa akan menunjukkan satu atau lebih massa
2) Struma Non Toksik dibagi menjadi dua jenis, yaitu struma diffusa
non toksik dan struma nodusa non toksik. struma non toksik
hipertiroidisme.
5. Manifestasi Klinik
Menurut (Damayanti & Setiawan, 2017), Sebagian penderita dengan
Struma Nodusa Non Toksik tidak memiliki tanda dan gejala sama sekali.
Namun, bila ukuran struma cukup besar, akan mengakibatkan area trakea
tidak nyaman di area leher, suara yang serak, serta penurunan berat badan
6. Patofisiologi
Yodium merupakan komponen utama yang dibutuhkan oleh tubuh
diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak
pengaturan umpan balik negatif dari sekresi TSH dan bertindak langsung
bertahap, struma bisa membesar tanpa gejala apa pun kecuali ada benjolan
nya tanpa ada keluhan. Meskipun beberapa struma menonjol ke depan dan
Gambar 2.4 Patways Struma Nodusa Non Toksik (Sumber: Sudoyo& dkk, 2014)
27
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk struma nodusa antara lain (Tonacchera,
dkk, 2016):
a. Pemeriksaan laboratorium.
b. Pemeriksaan radiologi.
9. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Sudoyo& dkk, 2014), penatalaksanaan medis pada
a. Penatalaksanaan Konservatif
1) Identitas
suku bangsa.
2) Keluhan utama
yang sama dengan yang di alami klien saat ini. Biasanya penyakit
6) Pemeriksaan Fisik:
30
a) Keadaan umum
b. Diagnosa Keperawatan
sering muncul pada klien Post Operasi Struma Nodusa Non Toksik
yaitu:
c. Rencana Keperawatan
d. Implementasi Keperawatan
diberikan kepada klien sesuai dengan kondisi klien saat ini dan sesuai
e. Evaluasi
1. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam adalah salah satu terapi non
yang sederhana terdiri dari pernapasan abdomen dan pursed lip Breathing
2. Batasan Karakteristik
Batasan karakteristik nyeri akut pada pasien Post Operasi Struma
a. Data Mayor
b. Data Minor:
Ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan dalam teknik relaksasi
nafas dalam, yaitu posisi yang tepat (fowler atau semifowler), pikiran
34
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
12) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas dangkal dan
cepat.
nafas dalam dilakukan salah maka rasa sakitnya hanya akan sedikit
masalah nyeri akut sebagaimana terdapat pada SLKI (2018) keluhan nyeri
analgesik atau 7-8 jam setelah pemberian terapi ketorolak didapatkan hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pendekatan studi kasus. Studi kasus ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang studi keadaan secara objektif tentang asuhan keperawatan pada klien
Post Operasi Struma Nodusa Non Toksik dalam pemenuhan kebutuhan Rasa
Subyek dalam studi kasus ini adalah individu dengan Post Operasi Struma
rasa nyaman sebanyak satu orang yang di rawat di Ruang Melati RSUD Kota
1. Kriteria Inklusi
c. Klien dengan diagnosa medis Post Operasi Struma Nodusa Non Toksik
2. Kriteria Eksklusi
b. Klien dengan skala nyeri ringan (1-3), berat (7-9), dan sangat berat (10).
C. Fokus Studi
pada klien Post Operasi Struma Nodusa Non Toksik dengan gangguan
D. Definisi Operasional
1. Struma Nodusa Non Toksik yang dimaksud dalam studi kasus ini adalah
pasien yang didiagnosis oleh dokter dengan struma nodusa non toksik yang
2. Post Operasi Struma Nodusa Non Toksik yang di maksud dalam studi kasus
3. Kebutuhan rasa nyaman yang dimaksud dalam studi kasus ini merupakan
suatu keadaan dimana individu merasa lega dan terbebas dari rasa yang
4. Nyeri yang dimaksud pada studi kasus ini adalah keadaan dimana pasien
berupa sensasi menyakitkan atau rasa sakit pada area luka operasi.
6. Teknik relaksasi nafas dalam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
jenis dari terapi relaksasi yang diajarkan kepada pasien Post Operasi
Struma Nodusa Non Toksik dengan cara menarik nafas dalam, bernafas
mengurangi nyeri.
E. Instrumen Penelitian
Kendari.
tahun 2021.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari klien atau
secara langsung dari hasil observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik dengan
responden. Sedangkan data sekunder diperoleh peneliti dari status klien dan
analisa data dari hasil observasi, wawancara dan lain-lain. Setelah di analisa
penelitian ini disajikan secara narasi atau terstruktur disertai dengan ungkapan
I. Etika Penelitian
3. Confidentiality (kerahasiaan)
4. Justice (keadilan)
6. Autonomy
1. Pengkajian
pada tanggal 22 Februari 2021 jam 15.00 WITA di Ruang Melati, kamar
a. Identitas
1) Klien
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Pendidikan : DIII
Pendapatan :-
2) Penanggung jawab
41
42
Nama : Ny. H
Usia : 70 tahun
Kab. Konawe
b. Riwayat Kesehatan
februari 2021 jam 15.00 di ruang melati, klien terlihat meringis saat
ruang melati.
bagian leher
klien tidak pernah menderita penyakit yang sama dan belum pernah
mengalami pembedahan.
klien mempunyai kebiasaan minum teh 2 kali sehari pada pagi dan
1) Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
X : Meninggal
: Garis keturunan
ada yang pernah mengalami penyakit seperti yang diderita klien, dan
keluarga.
e. Pemeriksaan fisik
2) Tanda-tanda vital
b) Nadi : 88 x/menit
c) Suhu : 36,6oC
45
d) Pernafasan : 20 x/menit.
3) Kepala
4) Mata
mata
mata
46
5) Telinga
6) Hidung
a) Kesimetrisan : Simetris
7) Mulut
palsu
8) Leher
tindakan pembedahan
dengan kassa
kanan.
9) Thoraks
Paru-Paru
(sesak nafas)
Jantung
10) Abdomen
11) Payudara
b) Koordinasi : Baik
c) Memori : Baik
d) Orientasi : Baik
e) Keseimbangan : Seimbang
hipertropi
m) Pergerakan : Normal
50
ataupun tulang
terlihat meringis.
seperti tertusuk-tusuk
d. Intensitas nyeri :-
e. Durasi nyeri :-
Ceftriaxon 2x1 gr/IV /12 jam dan Ketorolak 3x1 amp/IV / 8 jam.
51
h. Pemeriksaan Penunjang
1. Diagnosa Keperawatan
a. Klasifikasi Data
b. Analisa Data
Tabel. 4.3 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS :
− Klien belum bisa diajak untuk berbicara Agen Nyeri Akut
DO: pencedera
−Keadaan umum lemah fisik
−Kesadaran composmentis
−Klien tampak meringis menahan nyeri
−Klien nampak gelisah ketika nyeri timbul Tindakan
−Nampak terdapat luka terbalut kassa di Operasi
leher dan terpasang drain disebelah kanan
− Terapi obat Ceftriaxon 2 x 1 gr /IV / 12 jam
dan Ketorolak 3 x 1 amp/IV / 8 jam Luka insisi
− Tanda-tanda vital:
TD :120/80 mmHg N :88x/menit
S :36,6 Co
P :20x/menit Terputusnya
kontinuitas
jaringan
Merangsang
tubuh
mengeluarkan
bradikinin,
histamin dan
prostaglandin
Nyeri akut
c. Diagnosa Keperawatan
2. Intervensi Keperawatan
Umur : 26 tahun
4. Implementasi Keperawatan
Hasil :
17.00 a. Ceftriaxon 2 x 1 gr
/IV / 12 jam
21.00 b. Ketorolak 3 x 1
amp/IV / 8 jam
2 Selasa 15.20 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
23-02-2021 karakteristik, durasi, − Klien belum bisa untuk
frekuensi, kualitas, diajak berbicara tetapi saat
intensitas nyeri, skala dilakukan pengkajian
nyeri. klien terlihat meringis.
Hasil : − Nyeri disebabkan karena
− Klien belum bisa luka post operasi
untuk diajak tiroidektomi pada daerah
berbicara tetapi saat bagian leher.
dilakukan pengkajian − Klien mengisyaratkan
klien terlihat nyeri yang dirasakan
meringis. seperti tertusuk-tusuk
− Nyeri disebabkan − Klien menunjuk skala
karena luka post nyeri 6 (sedang) dari 10
operasi tiroidektomi dengan menggunakan
pada daerah bagian Numeric rating
leher. scale.Klien mengatakan
− Klien O:
mengisyaratkan nyeri − Keadaan umum lemah
yang dirasakan − Kesadaran composmentis
seperti tertusuk-tusuk − Klien tampak meringis
− Klien menunjuk menahan nyeri
skala nyeri 6 − Klien nampak gelisah
(sedang) dari 10 ketika nyeri timbul
dengan − Nampak skala nyeri
menggunakan sedang
Numeric rating scale. − Nampak terdapat luka
15.30 2. Mengidentifikasi respon terbalut kassa di leher dan
nyeri non verbal terpasang drain disebelah
Hasil : kanan
− Klien tampak − Terapi Ceftriaxon 2 x 1 gr
meringis menahan /IV / 12 jam dan
nyeri Ketorolak 3 x 1 amp/IV /
− Klien nampak 8 jam.
gelisah ketika nyeri − TTV :
timbul TD:120/80 mmHg
15.40 3. Memberikan teknik non N : 80x/menit
farmakologis berupa S : 36,6oC
teknik relaksasi nafas P : 20x/menit
dalam untuk mengurangi A : Masalah belum teratasi
rasa nyeri P: Intervensi 1,2,3,4, dan 5
Hasil : di lanjutkan.
56
− Di berikan terapi
16.30 sebanyak 4x
4. Menjelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri.
Hasil:
− Keluarga dan klien
mengerti dengan
penjelasan perawat
mengenai penyebab
serta pemicu dari
nyeri yang di
rasakan klien.
5. Mengkolaborasi
pemberian analgesik
17.00 Hasil :
a. Ceftriaxon 2 x 1
21.00 gr/IV /12 jam dan
b. Ketorolak 3 x 1
amp/IV / 8 jam
3 Rabu 15.25 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
24-02-2021 karakteristik, durasi, − Klien belum bisa untuk
frekuensi, kualitas, diajak berbicara tetapi
intensitas nyeri, skala saat dilakukan pengkajian
nyeri. klien terlihat meringis.
Hasil : − Nyeri disebabkan karena
− Klien belum bisa untuk luka post operasi
diajak berbicara tetapi tiroidektomi pada daerah
saat dilakukan bagian leher.
pengkajian klien terlihat − Klien mengisyaratkan
meringis. nyeri yang dirasakan
− Nyeri disebabkan karena seperti tertusuk-tusuk
luka post operasi − Klien menunjuk skala
tiroidektomi pada daerah nyeri 4 (sedang) dari 10
bagian leher. dengan menggunakan
− Klien mengisyaratkan Numeric rating scale
nyeri yang dirasakan O:
seperti tertusuk-tusuk − Keadaan umum lemah
− Klien menunjuk skala − Kesadaran composmentis
nyeri 4 (sedang) dari 10 − Klien tampak meringis
dengan menggunakan menahan nyeri
Numeric rating scale. − Klien nampak gelisah
15.35 2. Mengidentifikasi respon ketika nyeri timbul
nyeri non verbal − Nampak skala nyeri
Hasil : sedang
− Klien tampak − Nampak terdapat luka
meringis menahan terbalut kassa di leher dan
nyeri
57
B. Pembahasan
Pada bagian ini Peneliti akan membahas perbandingan antara teori dan
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada Nn.H dengan Post Operasi Struma
pemeriksaan fisik.
Nodusa Non Toksik didapatkan keluhan utama pada umumnya nyeri pada
luka post operasi, ekspresi wajah yang meringis serta gelisah karena
tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah. Pada pasien post
60
operasi Struma Nodusa Non Toksik di dapatkan luka operasi yang ditutup
dengan kassa steril yang direkatkan dengan hypafix dan terpasang drain.
Drain perlu di observasi dua sampai tiga hari. Biasanya pernafasan lebih
sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari anestesi, didapatkan ekspresi
Pada Nn.H di hari pertama sampai hari ketiga, klien belum bisa di ajak
pengkajian pada tanggal 22 februari 2021 jam 15.00 di ruang melati, klien
disebabkan karena luka post operasi tiroidektomi pada daerah bagian leher,
vena jugularis, terdapat luka operasi yang terbalut dengan kassa, serta
ditemukan kesenjangan. Dimana ada beberapa tanda dan gejala yang ada
pada teori tetapi tidak ditemukan pada kasus seperti kadang mengalami
61
didapatkan.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Herdman & Kamitsuru,
yaitu:
Diagnosa ini tidak diangkat dalam kasus karena saat dikaji klien tidak
kasus karena saat klien dikaji ditemukan data yang mendukung dalam
62
dan mutlak yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Jika
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan disusun berdasarkan konsep teori yang
telah diperoleh untuk diterapkan secara aktual pada pasien Nn. H dengan
selama 5 x 24 jam maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil klien
nyaman.
4. Implementasi
Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan dilakukan selama 5 hari
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang
pada klien Nn.H saat dirawat selama 5 hari, maka diperoleh evaluasi
nyeri pada daerah post operasi yang dirasakan klien sudah berkurang,
adalah:
2. Peneliti tidak bisa melakukan observasi nyeri secara terus menerus sampai
24 jam.
dalam karena peneliti hanya bisa melakukan observasi 1 kali shift saja.
keluarga pasien dan pasien dengan waktu yang singkat sehingga membuat
pertama sampai hari ketiga, klien belum bisa di ajak untuk berbicara akibat
A. Kesimpulan
ketiga, klien belum bisa di ajak untuk berbicara akibat dari tindakan
Non Toksik.
61
62
pada Nn.H dilakukan selama 5 hari dan hasil evaluasi pada hari terakhir
B. Saran
beberapa saran:
3. Bagi peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Andina. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Teori Dan Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Dinkes Kota Kendari. (2020). Profil Kesehatan Kota Kendari Tahun 2019.
Kendari
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. 2011. Buku Ajar Fundemantal Keperawatan
Konsep, Proses & Praktik (7 ed., Vol I). Jakarta: EGC.
LeMone, Priscilla., Burke, Karen. M., & Bauldoff, Gerene. (2016). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Nur Intan Hayati HK. 2014. Pengaruh Tehnik Distraksi Dan Relaksasi Terhadap
Tingkat Nyer Pada Pasien Post Operasi Di Rumah Sakit Immanuel
Bandung: Jurnal Ilmu Kesehatan, Volume: 8, Nomor.2.
Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari. (2020). Data Kasus Post Operasi
Struma Nodusa Non Toksik. Kendari.
Smeltzer, & Bare. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Suddarth. Jakarta: EGC.
66
Sudoyo, Aru W, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing.
Tim Pokja SLKI PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tonacchera, M., Pinchera, A., & Vitty, P. (2016). Assesment of nodular goiter.
Journal of best practice & research clinical endocrinology and metabolism.
Pisa: Elsevier.