W DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER PADA HIPERTENSI DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN
DAN NYAMAN DI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDHA MINAULA
KENDARI
Oleh : MUHAMMAD
YUSUF P00320015082
Yang
disusunoleh:
MUHAMMAD
YUSUF
P00320015082
Telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan TIM
Penguji
PadaHari/Tanggal : Kamis, 26 Juli
2018
Dan telah dinyatakan memenuhi
syarat
Tim Penguji
:
Mengetahui
:
Ketua Jurusan
Keperawatan
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
TULISAN
: Nama : Muhammad
Yusuf NIM :
P00320015082
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 2018
Muhammad Yusuf
i
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
3. JenisKelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Makassar/Indonesia
6. Alamat : Islam
II. PENDIDIKAN
sampai sekarang
4
MOTTO
5
ABSTRAK
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan nikmat rahmat dan berkah yang tak terhingga kepada kita semua hingga saat ini.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabiullah Muhammad SAW sebagai
sosok Rahmatan Lil Alamin beserta para kerabat, sahabat dan para pengikut beliau yang
Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk laporan studi kasus ini dapat terselesaikan dengan
baik, tidak terlepas dari bantuan oleh berbagai pihak. Sehubungan dengan hal ini, maka dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp., M.Kes Selaku Pembimbing I
dan Bapak Muslimin, L., A.Kep., S.Pd., M.Si Selaku pembimbing II yang telah banyak
Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih
kepada:
1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah
memberi izin dan kesempatan untuk melaksanakan studi khususnya dalam pembuatan
2. Direktur PTSW Minaula Kendari yang telah memberikan ijin dalam kegiatan studi kasus.
v
4. Kepada tim penguji Ibu Lena Atoy, SST, MPH, Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.kes
dan Ibu Fitri Wijayati S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah meluangkan waktunya
dan memberikan saran, masukan serta kritikan yang bermanfaat bagi penulis dalam
5. Kepada klien Ny. W yang telah bersedia untuk penulis jadikan objek studi kasus
selama melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ayahanda tercinta Dg. Mansur sebagai sosok ayah yang selalu kubanggakan dan
Ibunda tersayang Sitti Haidah yang telah mengasuh, membimbing dan membesarkan
keluarga besarku, terucap rasa terimakasih yang tak terhingga atas untaian do’a serta nasehat
yang sangat berharga selama penulis menjalani pendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari.
8. Kepada Riznawati terimakasih atas saran dan motivasinya dalam pembuatan karya
tulis ilmiah.
Setiawan yang selalu memberikan semangat dengan tulus dan ikhlas dan masih menemani
baik senang maupun susah sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan baik.
Perawat Muda III.B, terima kasih atas kebersamaan dan jalinan persahabatan yang tercipta
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, sepenuhnya penulis
menyadari bahwa yang telah disajikan bukanlah bentuk yang sempurna meskipun pada
8
dasarnya penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan karya tulis
9
kekurangan baik dari segi penyusunan, referensi hingga pada proses pemaparannya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka dan senyum tulus, penulis mengharapkan saran,kritik dan
pendapat dari semua pihak yang berkenan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang takterhingga atas segala bantuan
yang telah diberikan baik berupa dukungan moril maupun dukungan materil, semoga Allah
Penulis
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN MOTTO............................................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1
2.Fisiologi Nyeri............................................................................... 34
3.Klasifikasi Nyeri............................................................................ 36
4.Stimulasi Nyeri .............................................................................. 38
5.Teori Nyeri .................................................................................... 38
6.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri ....................................... 40
7.Penatalaksanaan Nyeri ................................................................... 41
E. Askep Dalam Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri) .......................... 43
1. Pengkajian Keperawatan ............................................................ 43
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 44
3. Perencanaan Keperawatan .......................................................... 45
4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan ....................................... 45
5. Evaluasi Keperawatan................................................................. 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian...................................................................................... 55
1. Pengkajian ...................................................................................... 55
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 56
3. Intervensi Keperawatan ................................................................... 58
4. Impelentasi dan Evaluasi Keperawatan ............................................ 59
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 63
1. Pengkajian ...................................................................................... 63
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 64
3. Intervensi Keperawatan ................................................................... 66
4. Impelentasi Keperawatan ................................................................ 67
5. Evaluasi Keperawatan ..................................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 69
B. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
1
DAFTAR TABEL
.......................16
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8 Dokumentasi
Administrasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi
stroke dan
infark myocard bahkan walaupun tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic
hypertension). Isolated systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada
lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang berumur 50
sampai
59 tahun. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor
risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor risiko
utama untuk stroke, gagal jantung penyakit koroner, dimana peranannya diperkirakan lebih
Di era globalisasi ini terlalu banyak penyakit yang bermunculan namun penyakit sudah
lama ditemukan masih menjamur diberbagai belahan dunia salah satunya hipertensi bahkan
hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap karena termasuk penyakit yang mematikan,
tanpa disertai dengan gejala-gejala terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
Sampai saat ini menurut catatan WHO tahun 2011 ada satu milyar orang di dunia
menderita hipertensi dan dua pertiga diantaranya berada di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah- sedang. Bila tidak dilakukan upaya yang tepat jumlah ini akan terus
meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% atau 1,6 miliar orang di seluruh dunia
menderita hipertensi, sedangkan di Indonesia angka kejadian hipertensi cukup tinggi. Data dari
Riskesdas Kemenkes RI tahun 2011, angka kejadian hipertensi di Indonesia pada 7 tahun terakhir
sebanyak 31.7%. Sementara kasus hipertensi yang belum berhasil terdiagnosa juga masih sangat
tinggi yakni 76%. Seseorang yang berusia 50 sampai 59 tahun dengan tekanan darah sistolik lebih
1
dari > 140 mmHg lebih berisiko menderita penyakit kardiovaskular dari pada hipertensi
2
kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg, menambah 2 kali pada setiap
penambahan
20/10 mmHg. Seseorang yang mempunyai tekanan darah normal pada usia 55 tahun, 90%
Di Sulawesi Tenggara belum ada hasil penelitian atau survey tentang hipertensi, data
yang ada adalah data yang diperoleh dari kunjungan pada unit – unit pelayanan seperti puskesmas
dan jaringannya. Dari 82.425 orang atau 8% penduduk dilakukan pengukuran tekanan darah,
sebanyak
31.817 orang tua atau 38,60% yang mengalami hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin,
hipertensi lebih banyak ditemukan pada laki – laki yaitu sebesar 50.32%, sedangkan pada
perempuan hanya sebesar 34,67%. Data ini hanya berasal dari 11 kabupaten/kota, karena 6 daerah
lainnya tidak melaporkan hasil pemeriksaan tekanan darah di wilayahnya, meskipun demikian data
tersebut diatas dapat menjadi acuan tentang gambaran kasus hipertensi di Sulawesi tenggara yang
presentasenya berada di atas pravelensi nasional. (Diknes, Sultra,2016). Berdasarkan data dari Panti
sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari juga menyebutkan bahwa jumlah lansia pada tahun
2018 adalah 95 orang dan penyakit pada lansia yaitu : Atritis Reumathoid sebanyak 30 orang,
sebanyak 7 orang, Gastritis sebanyak 6 orang, Asma bronchial sebanyak 5 orang, Stroke sebanyak 2
orang, Prolapses sebanyak 1 orang, penyakit Hipertensi sebanyak 13 orang ditahun 2018 yang terdiri
pengelolaan kasus asuhan keperawatan yang dituangkan dalam sebuah Studi Kasus yang
berjudul “Gambaran asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi dalam pemenuhan
kebutuhan rasa aman dan nyaman di panti tresna wherda minaula kota kendari”.
B. Rumusan masalah
3
Bedasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana gambaran asuhan keperawatan gerontik pada pasien hipertensi dalam pemenuhan
kebutuhan aman dan nyaman di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
keperawatan gerontik pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman di
2. Tujuan khusus
nonfarmakologi untuk meringankan sakit kepala, misalnya kompres hangat pada dahi, pijat
punggung dan leher sebagai tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral,efektif
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Manfaat bagi meneliti yaitu dapat menambah pengetahuaan dalam mengembangkan wawasan
Hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat dijadikan salah satu bagian dari
pembelajaran asuhan keperawatan pada pada lansia dengan Hipertensi dalam pemenuhan
kebutuhan aman dan nyaman pada diploma III Keperawatan terkhusus pada
5
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut
Glascock dan Feinman (1981); Stanley and Beare (2007 dalam Azizah 2011),
menganalisis kriteria lanjut usia dari 57 negara di dunia dan menemukan bahwa kriteria
lansia yang paling umum adalah gabungan antara usia kronologis dengan perubahan
dalam peran sosial, dan diikuti oleh perubahan status fungsional seseorang.
Proses menua merupakan suatu hal yang fisiologis, yang akan dialami oleh
setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998
adalah 60 tahun.
antara usia kronologis dengan perubahan dalam peran sosial, dan diikuti oleh perubahan
status fungsional seseorang, serta ditandai ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan
2. Klasifikasi Lansia
6
c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan
masalah kesehatan.
3. Karakteristik Lansia
Menurut Budi Anna Keliat (1999). Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang
Kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
dari kebutuhan biopsikososial sampe spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga
kondisi maladaptif.
teroksigenasi.
Jumlah detak jantung saat istirahat pada orang tua yang sehat tidak ada perubahan,
namun detak jantung maksimum yang dicapai selama latihan berat berkurang. Pada
1) Perubahan Struktur
lingkungan
7
merupakan faktor penting dalam menjelaskan berbagai keragaman
perubahan ukuran jantung yaitu hipertrofi dan atrofi pada usia 30-70 tahun.
dan hilangnya fungsi serat-serat elastis. Implikasi dari hal ini adalah
(b) Jumlah sel-sel peacemaker mengalami penurunan dan berkas his kehilangan
serat konduksi yang yang membawa impuls ke ventrikel. Implikasi dari hal ini
(c) Sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus karena peningkatan
serat kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan medial arteri.
(d) Vena meregang dan mengalami dilatasi. Implikasi dari hal ini adalah
vena menjadi tidak kompeten atau gagal dalam menutup secara sempurna
dan
penumpukan darah.
8
B. Konsep Dasar Hipertensi
1. Pengertian
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan atau tekanan diastolik sama atau lebi besar dari 90 mmHg
Tanda dan gejala di atas dipengaruhi oleh perkalian antara Cardiac Output
1
Tabel 1.2 klasifikasi hipertensi
1
Pathway Hipertensi
HIPERTENSI
Kelemahan / Kelelahan
Intoleransi Aktivitas
1
Etiologi Hipertensi
Penyakit Perubahan
Genetik Gaya Hidup
Ginjal Gerontologis
Kelainan Arteriosklerosis
Transport Adrenalin Umur (Lansia)
Meningkat
Na+
Terjadi Degeneratif
Pelepasan Penyumbatan Arteri
Retensi Na+
Renin
Kekauan Pembuluh
Darah
TD Jantung Memompa
Produksi Darah Melewati
Meningkat
Urine Jalan yang Sempit
Menurun Resistensi Perifer
Meningkat
TD Meningkat
HIPERTENSI
1
2. Tanda dan gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun
3. Pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan laboratorium
1
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
ginjal
jantung
4. Penatalaksanaan medis
sebagai berikut:
a. Terapi
1) Diet
1
Diet untuk hipertensi membatasi konsumsi garam, makanan asin, meningkatkan
konsumsi sayuran dan buah sebagai sumber utama kalium. Diet yang banyak
mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan rendah lemak serta rendah lemak jenuh
(diet DASH) dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, terapi tambahan yang
(b) Batasi asupan alkohol, etanol tidak lebih dari 1 oz (30 ml), bir (missal
24 oz (720 ml), anggur 10 oz (300 ml) atau wiski 2 oz (60 ml) tiap hari
atau
0,5 oz (15 ml) etanol tiap hari untuk wanita dan orang dengan berat
(c) Tingkatkan aktivitas fisik aerobic (30-45 menit hampir tiap hari
(d) Kurangi asupan natrium tidak lebih dari 100 mmol/hari (2,4 gram
90 mmol/hari)
(g) Berhenti merokok dan kurangi asupan lemak jenuh dalam diet
1
Sumber Bahan Makanan yang Makanan yang Harus
1
Makanan Diperbolehkan Dihindarkan
b. Olahraga
Selain mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk olah raga secara
teratur dan mengontrol tekanan darah, dan juga berhenti merokok untuk mencegah
kemungkinan komplikasi.
c. Terapi Obat
1
Tujuan pengobatan adalah memperkecil kerusakan organ target akibat tekanan
darah dan menghindari pengaruh buruk akibat pengobatan. Untuk yang menjalani
faktor risiko
lainnya
dengan 12 bulan)
(≥160/≥100) obat
1
d. Diuretik
Menurunkan tekanan darah pada awalnya dengan cara menurunkan volume plasma
ekskresi natrium dan air) dan curah jantung, tetapi selama terapi kronis pengaruh
dsb.
Obat ini efektif karena menurunkan denyut jantung dan curah jantung, kemudian
juga menurunkan pelepasan rennin dan lebih manjur pada populasi dengan
aktivitas rennin plasma yang meningkat seperti orang kulit putih yang berusia
lebih muda. Efek sampingnya antara lain: mencetuskan atau memperburuk gagal
ventrikel kiri, kongesti nasal, dapat terjadi kelemahan, letargi, impotensi, dsb.
labetalol, dll.
Banyak digunakan sebagai pengobatan awal hipertensi ringan hingga sedang. Aksi
adalah relative bebas dari efek samping yang menggangu. Contoh obat golongan
1
Jenis ini sebaiknya hanya digunakan terutama pada pasien yang mengalami batuk
jika menggunaan penghambat ACE. Contoh obat pada golongan ini adalah:
berkaitan dengan refleks takikardi yang kurang begitu nyata dan retensi
cairan daripada vasodilator yang lain. Efek samping yang paling biasa yakni
nyeri kepala, edema perifer, bradikardi dan konstipasi, dsb. obat yang tergolong
sinaptik, membuat rileks otot polos dan menurunkan tekanan darah dengan
yang nyata dan sinkop setelah dosis pertama, yang oleh sebab itu sebaiknya
cara menstimulasi reseptor alfa adrenergic pada sistem saraf pusat, sehingga
k. Dilator Arteriolar
2
Hidralazin dan minoksidil menyebabkan rileks otot polos vaskuler dan
menyebabkan hirsutisme dan retensi cairan yang nyata; agen ini diberikan pada
Reserpin merupakan agen hipertensi yang hemat biaya. Oleh karena efek samping
obat ini yang dapat menginduksi depresi mental dan efek samping lainnya seperti
sedasi, hidung tersumbat, gangguan tidur, dan ulkus peptikum, menyebabkan obat
ini tidak popular digunakan, meskipun masalah ini tidak biasa terjadi pada dosis
yang rendah.
2
C. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Penderita Hipertensi
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam peruses keperawatan. Untuk
itu, di perlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien sehingga
a. Anamnesis.
1) Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang di
2) Aktifitas/ istirahat
3) Sirkulasi
4) Integritas Ego
2
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan
pola bicara
2
5) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,
6) Makanan/ cairan
penggunaan diuretic. Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.
7) Neurosensori
gangguan penglihatan.
tangan.
8) Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
9) Pernafasan
bantu pernafasan.
10) Keamanan
2
1) Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan (viskositas).
2
2) BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.
4) Kalsium serum
5) Kalium serum
7) Urin analisa
8) Foto dada
9) CT Scan
10) EKG
vaskuler serebral.
nutrisi inadekuat
informasi.
pembuluh darah.
2
g. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang
3. Intervensi
a. Gangguan rasa nyaman nyeri (sakit kepala) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
Kriteria hasil :
diresepkan. Intervensi :
2
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti
Kriteria Hasil :
Intervensi
indikasi.
masukan garam memperbanyak volume cairan intra vaskuler dan dapat merusak
kapan dan dimana makan dilakukan, lingkungan dan perasaan sekitar saat
makanan dimakan.
2
R/ Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan dan kondisi
emosi saat makan, membantu untuk memfokuskan perhatian pada factor mana
2
4) Intruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll) dan
diet individual.
Kriteria Hasil :
diukur. Intervensi
TD, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat, pusing
atau pingsan.
3
2) Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan
individual.
mencegah kelemahan.
d. Inefektif koping individu b.d mekanisme koping tidak efektif, harapan yang
Kriteria Hasil :
3
3) mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk
Intervensi
rencana pengobatan.
kehidupan sehari-hari.
mengatasi/menyelesaikan masalah.
marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic.
untuk mengatasinya.
regiment teraupetik.
3
5) Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan
diri / keluarga.
Kriteria hasil :
Intervensi
1) Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
dapat diubah, misalnya : obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola
hidup monoton, merokok, pola hidup penuh stress dan minum alcohol (lebih dari
2
3) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
hipertensi.
pembuluh darah.
Kriteria Hasil :
kerja jantung
pasien. Intervensi
3
2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
3
R/ Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati saat
R/ Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat
7) Kolaborasi dengan dokter dalam pembrian terapi anti hipertensi dan diuretik.
Kriteria hasil:
3
1) Mengidentifikasi faktor yang meningkatkan resiko terhadap cedera.
diperlukan. Intervensi:
melakukan: (a) Kaji suhu air mandi dan bantalan pemanas sebelum digunakan.
(b) Kaji ekstremitas setiap hari terhadap cedera yang tak terdeteksi.
(c) Pertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan dengan
lotion emoltion.
terhadap suhu.
R/ Penggunaan alat bantu yang tidak tepat atau tidak pas dapat
4. Evaluasi
3
c. Apakah pola nutrisi pasien seimbang atau normal
1. Pengertian Nyeri
sangat subjektif karena perasaan nyeri beerbeda pada stiap orang dalam hal
sekala atau tingkatanya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah pendapat beberapa ahli
mengalaminya.
b) Wolf Waisfel Feurst, mengatakan nyeri merupaksn suatu perasaan menderita secara
produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang di rusak, dan menyebabkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
3
2. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor
bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit
dan mukosa, khususnya pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian,
dinding arteri, hati, dan kandung empedu,. Reseptor nyeri dapat memberikan
respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat
lepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigen. Stimulasi
impuls-impuls nyeri ke sumsung tulang belakang oleh dua jenis tersebut yang bermielin
rapat atau serabut A (delta) atau serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang
serabut C, serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta
sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminase yang
saling bertautan. Di antar lapisan dua da tiga terbentuk subtantia gelatinosa yang
merupakan saluran utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyebrangi sumsum tulang
belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama,
yaitu jalur spinochalamictract (STT) atau jalur spinochalamus dan spinoreticular tract
(SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi
tersebut terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan
jalut nonopiate. Jalur opiate di tandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri
atas jalur
3
spinal desendens dan thalamus yang melalui otak tengah dan medula ke tanduk
dorsal dari sumsung tulang belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls
3. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi memjadi dua, nyeri akut dan nyeri kronis,
nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara medadak dan cepat menghilang, yang
tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis
merupakan nyeri yang timbuls secara berlahan lahan, biasanya berlangsung cukup lama,
yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termaksud dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri
terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya,
nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tertusuk dan nyeri
terbakar.
3
Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan
sampai bertahun- tahun
3
diketahui dengan pasti dibedakan
intensitasnya, sehingga
sulit dievaluasi
(perubahan perasaan)
Selai klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di antaranya nyeri
somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent pait), nyeri psikogenik, phantom
Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan jari di bawah
kulit (superfisial) pada otot dan tulang. Perbedaana antara kedua nyeri ini dapat dilihat
3
Tabel 2.7: Perbedaan Nyeri Somatis dan Nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Otot
4. Stimulasi Nyeri
3
e. Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.
5. Teori Nyeri
bersinaps di daerah posterior, kemudia naik ke tractus lissur dan menyilang ke garis
Rangsangaan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan
merangsang aktifitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang
ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan
Nyeri tergantung dari kerja syarafbesar dan kecil yang keduanya berada pada
terhambat. Rangsangan saraf besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil
persepsi ini akan di kembalikan ke dalam medula spinalis melalui saraf efeen dan
reaksinya akan mempengaruhi aktifitas sel T. Ragsangan pada serat kecil akan
menghambat aktifitas
4
substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehinga merangsang
sehigga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik.
serabut serabut besar yang memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan
antaranya adalah:
a. Arti Nyeri.
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti
nyeri mrupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-
lain. Keadaan ini di pengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin,
b. Persepsi Nyeri
korteks pada fungsi evaluatif kognitif. Persepsi ini di pengaruhi oleh faktor
c. Toleransi Nyeri
Toleransi ini erat hubunganya dengan intensitas nyeri yang dapat memengaruhi
peningkatan
4
toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau garukan,
yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,
7. Penatalaksanaan Nyeri
Penelitian tentang kompres panas untuk mengurangi nyeri sudah pernah dilakukan.
sebelum dan sesudah terapi kompres panas pada pasien pasca bedah sesar dengan spinal
terdapat penurunan tingkat nyeri flebitis akibat pemasangan infuse intravena setelah
rangsang pada ujung saraf atau memblokir arah berjalanya impuls nyeri menuju ke
otak. Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal
kehipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap
berkeringat dan vasodilitasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat
aliran darah sehingga suplai oksigen ke jaringan lancar dan metabolisme jaringan
meningkat. Jaringan khususnya yang mengalami radang dan nyeri diharapkan akan
terjadi penurunan nyeri sendi pada jaringan yang meradang (Tamsuri, 2007). Teori
4
menyebabkan pelepasan endorfin suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh
sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat proses ini menurunkan transmisi nyeri
melalui serabut C dan delta –A berdiameter kecil, gerbang sinap menutup transmisi
nyeri (Potter,
2005).
Menurut Price(1995), kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk
mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat disalurkan melaui konduksi (botol air
panas).Panas dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah.
1) Persiapan alat dan bahan menurut (An, 2010) adalah sebagai berikut:
a) Alat
(1) Handscoen
b) Bahan
c) Cara kerja
(2) Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 40-50 secukupnya
4
(3) Masukan handuk kecil kedalam air hangat tersebut kemudian
nyeri klien
Sebaiknya kompres hangat hangat dilakukan dua kali sehari pagi dan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah nyeri (gangguan rasa nyaman) yang dapat dilakukan adalah
adanya riwayat nyeri; keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas dan
nyeri. b. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat.
4
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui skala nyeri
berikut :
SKALA NYERI
2. Diagnosa Keperawatan
arthritis
3. Perencanaan Keperawatan
4
c. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti
4
4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
1) Ketidak percayaan
Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang di derita pasien dapat mengurangi
nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan
penuh perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien
bahwa perawat mengkaji rasa nyeri pasien agar lebih dapat memahami tentang
nyerinya.
2) Kesalah pahaman
hal ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami sangat
individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya.
3) Ketakutan
nyeri.
4) Kelelahan
5) Kebosanan
4
perhatian adalah bernafas pelan dan berirama, memijat secara perlahan,
menyanyi
4
berirama, aktif mendengarkan musik, membayangkan hal-hal
a) Menonton
televisi
2) Tehnik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan
perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama smabil terus konsentrasi
3) Stimulasi kulit :
b) Menggosok punggung
mengalir
menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti respirasi. Jenis bukan narkotika yang
4
paling banyak dikenal di masyarakat adalah aspirin, asetaminofen, dan bahan
5
Golongan aspirin (asetysalicylic acid) diguakan untuk memblok rangsangan pada
khasiat setelah 15-20 menit dengan efek puncak obat sekitar 1-2 jam. Aspirin juga
dosis yang tinggi. Golongan asetaminofen sama dengan seperti aspirin, akan tetapi
inflamatory drug (NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis rendah
listrik meliputi:
diluar.
dengan transistor timah penerima yang dimasukkan ke dalam kulit pada daerah
belakang.
5
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon
adanya respons fisiologis yang baik, dan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan dimana data
dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2005). Hasil yang diharapkan oleh
peneliti adalah melihat asuhan keperawatan gerontik pada pasien dengan Hipertensi di
Subjek dari penelitian studi kasus ini adalah Ny.W di Panti Sosial Tresna Wherda Minaula
1. Pasien pulang atau meninggal sebelum 6 hari dari pengambilan data atau 5
2. Memberikan tindakan kompres hangat pada dahi, pijat punggung dan leher sebagai
5
D. Definisi Operasional fokus studi
1. Asuhan keperawatan adalah suatu pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat
2. Pengkajian adalah dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan yang
terdiri dari beberapa tahapan diantaranya pengumpulan data, pengelompokan data dan
menganalisis data.
3. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat, jelas dan pasti
tentang status atau masalah kesehatan pada lansia dengan kasus hipertensi yang perlu
ditanggulangi.
mengurangi masalah klien dengan rencana memberikan kompres hangat pada lansia
oleh perawat dan klien dengan melakukan kompres hangat pada lansia dengan
kasus hipertensi.
kebutuhan klien dengan menanyakan kembali apakah nyeri atau sakit kepala pasien
berkurang.
7. Pasien adalah seorang individu atau salah satu bagian dari masyarakat
9. Lansia adalah manusia yang sudah tua dan menunjukkan ciri fisik seperti
10. Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subjekif yang hanya orang
11. kebutuhan rasa aman dan nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
1. Tempat
Studi kasus ini telah dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari.
2. Waktu
Studi kasus ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Maret - 12 Juli tahun 2018
F. Pengumpulan data
a. Penulis meminta izin studi kasus dari instansi asal peneliti yaitu Poltekkes
Kemenkes
b. Penulis meminta surat rekomendasi ke lokasi penelitian yaitu Panti Sosial Tresna
c. Penulis meminta izin kepada Direktur Panti Sosial Tresna Wherda Minaula Kendari
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada studi kasus adalah sebagai berikut :
a. Observasi
5
Observasi kegiatan merupakan suatu kegiatan untuk melakukan secara langsung
b. Wawancara
dicatat.
alam maupun sosisal yang diamati. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat
1) Tensimeter
2) Stetoskop
b. Alat Kompres
1) Baskom
2) Handuk kecil
3) Air hangat
c. Alat Pemjat
5
G. Penyajian data
Data yang akan disajikan pada penelitian ini yakni secara tekstural atau
narasi, disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dan respon dari subyek studi kasus
Penelitian ini akan diajukan kepada tim program karya tulis ilmiah Poltekkes
Kemenkes Kendari jurusan Keperawatan, adapun etika yang harus di taati oleh
1. Klien memiliki otonomi dan hak untuk membuat keputusan secara sadar dan
dipahami dengan baik, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam
penelitian ini untuk mengundurkan diri dari penelitian ini (self determination).
2. Klien memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa
yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol kapan dan bagaimana
informasi tentang mereka dibagi dengan orang lain (privacy dan dignity)
3. Semua informasi yang didapatkan dari klien harus dijaga dengan sedemikian
rupa sehingga informasi individual tertentu tidak bisa langsung dikaitkan dengan klien,
dan klien juga harus dijaga kerahasiaan atas keterlibatannya dalam penelitian ini
4. Hak terhadap penanganan yang adil memberikan individu hak yang sama untuk
dipilih dalam penelitian tanpa diskriminasi dan didberikan hak yang sama dengan
mengharuskan agar klien dilindungi dan eksploitasi dan peneliti harus menjamin
5
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Pengkajian
Data yang diperoleh penulis dari wawancara dan observasi saat melakukan
pengkajian pada Ny.W dari tanggal 8 juli 2018 adalah sebagai berikut: Nama Ny.W
umur
75 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam, status perkawinan janda, Suku Muna,
pendidikan SR. Alasan masuk ke Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari yaitu
diantar oleh anaknya. Ny.W tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
diwisma Sentosa bersama lansia lainnya, jumlah semua lansia yang tinggal di
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari sebanyak 95 lansia, diwisma Sentosa
sendiri ada
5 lansia. Ny.W selalu mengikuti senam, Ny.W mengatakan sebelum tidur membaca
Do’a
Status kesehatan umum Ny.W selama 6 bulan terakhir ditemukan data subjektif :
Ny.W mengeluh kepala sering pusing dan sakit daerah tengkuk leher, nyeri
bertambah saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat, nyeri seperti ditusuk-tusuk,
nyeri dibagian kepala, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul. Ny.W mengatakan sulit
dalam beraktivitas terutama aktivitas yang berat, lemas dan cepat lelah. Ny.W
hipertensi. Data objektif : Ny.W tampak menahan nyeri dan memegangi leher bagian
5
belakang, TD : 160/100 mmHg, Nadi : 87x/menit, Pernafasan : 20x/menit, Ny.W
hipertensi.
6
Tinjauan persistem Pada Ny.W Didapatkan keadaan umum : Ny.W
Berdasarkan pengukuran skala nyeri didapatkan data : nyeri saat beraktivitas dan
berkurang saat istirahat, Ny.W tampak nyeri sambil memegangi kepala kualitas
nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri terasa dibagian kepala, skala nyeri 6, nyeri
hilang timbul.
indeks kats pada Ny.W adalah A karena tingkat kemandirian dalam aktifitas
sehari- hari seperti dalam hal kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi dapat dilakukan secara mandiri. Dari hasil pengkajian status kognitif
Ny.W masih utuh / baik, Ny.W dapat menjawab 9 dari 10 pertanyaan. Dari hasil
pengkajian skala depresi Ny.W memperoleh nilai 15 maka Ny.W mengalami depresi
ringan.
6
2. Diagnosa keperawatan
a. Analisa data
Nama pasien : Ny.W
Umur : 75 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tabel 4.1
Symptom Etiologi Problem
DS :
- Klien mengeluh sering sakit
kepala dan terasa berat dibagian
belakang.
- P : nyeri bertambah saat
beraktivitas dan berkurang saat
istirahat
- Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk,
- R : nyeri dibagian kepala, Peningkatan tekanan
6
b. Diagnosa keperawatan
Dari data yang didapatkan saat melakukan pengkajian maka peneliti
dapat mengangkat diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut berhubungan
dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
3. Intervensi keperawatan
Nama pasien : Ny.W
Umur : 75 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tabel 4.2
6
Menyatakan rasa komunikasi mendapatkan
nyaman setelah terapeutik untuk
informasi yang
nyeri berkurang. mengetahui
Tanda vital dalam pengalaman nyeri jelas
rentang normal. pasien.
5. Mengetahui
5. Kontrol
lingkungan yang hal-hal yang
dapat
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu meningkatkan
ruangan,
rasa nyeri
pencahayaan dan
kebisingan. 6. Merupakan
6. Lakukan tindakan
tindakan untuk
non farmakologi
berupa kompres mencegah
hangat dan pijatan
nyeri kambuh
pada kepala
58
tentang obat yang
diberikan pada
pasien.
(Sumber: data primer penelitian)
59
4. Implementasi dan evaluasi keperawatan
Nama pasien : Ny.W
Umur : 75 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Tabel 4.3
NO. Hari/Tgl/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Jam
1 Minggu, 8 1. Mengkaji tanda – S:
juli 2018 tanda vital. - Ny.W
09.00 mengatakan
Hasil : sakit kepala dan
daerah tengkuk
- TD : 160/100 leher.
mmHg - P : nyeri
- Nadi : 87x/mnt bertambah saat
- RR : 20x/mnt. beraktivitas dan
berkurang saat
istirahat
2. Melakukan - Q : nyeri seperti
pengkajian nyeri ditusuk-tusuk
09.15 - R : nyeri dibagian
secara berkala kepala
Hasil : Ny.S - S : skala nyeri
6
mengatakan sakit kepala
- T : nyeri hilang
dan daerah tengkuk timbul
09.30 leher dengan skala nyeri
6
O:
3. Mengobservasi
- Ny.W tampak
reaksi nonverbal
menahan nyeri
dari dan memegangi
kepala bagian
ketidaknyamanan belakang,
Hasil : pasien mengatakan - TD : 160/100
kepanasan pada siang hari mmHg
- Nadi : 87x/menit
4. Menggunakan teknik - Pernapasan :
20x/menit.
komunikasi
terapeutik untuk
A : Masalah belum
mengetahui teratasi.
60
pengalaman nyeri
pasien.
P : I nt e r v e n s i
Hasil : Ny.S 1, 2 , 5 , 6 d a n 7
mengatakan sakit lanjutkan.
kepala dan daerah
tengkuk leher
5. Mengontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan.
Hasil : lingkungan
tampak tenang dan
mendapatkan cahaya
yang cukup.
6. Melakukan
kompres hangat
09.45
dan pijatan pada
daerah kepala.
Hasil : klien
mengatakan merasa
nyaman saat di pijat
7. Menganjurkan
pasien istirahat
yang cukup.
10.00
Hasil : pasien mau
beristirahat.
8. Megajarkan pada
klien tentang pola
10.30 hidup sehat seperti
61
rajin olahraga,
makan yang bergizi
dan istirahat yang
cukup.
Hasil : pasien
menyimak dan bersedia
melakukannya.
9. Mengonsultasikan
pada dokter tentang
obat yang diberikan
pada pasien.
Hasil : pemberian obat
diuretic
hydrochlorothiazide 25
mg 1x1 untuk
Menurunkan tekanan
darah tinggi dapat
mencegah stroke,
serangan jantung, dan
masalah ginjal.
62
pencahayaan dan menahan nyeri
kebisingan. Hasil dan memegangi
: lingkungan tampak kepala bagian
tenang dan belakang
mendapatkan cahaya - TD : 150/100
mmHg
yang cukup.
- Nadi :
09.45 4. Melakukan 80x/menit.
- Pernapasan :
kompres hangat 20x/menit.
dan pijatan pada
daerah kepala. A : masalah belum
Hasil : Ny.W teratasi.
mengatakan merasa
nyaman saat di pijat
P : lanjutkan
5. Menganjurkan intervensi 1,2,6 dan
pasien istirahat 7
yang cukup.
Hasil : Ny.W mau
beristirahat.
63
dan pijatan pada - TD : 140/100
daerah kepala. mmHg
- Nadi :
Hasil : Ny.W 80x/menit.
mengatakan merasa - Pernapasan :
nyaman saat di pijat 20x/menit.
4. Menganjurkan
A : masalah teratasi
pasien istirahat
10.00 sebagian.
yang cukup.
Hasil : Ny.W mau
beristirahat. P : lanjutkan
intervensi 1,2,6 dan
7.
4 Rabu, 11 1. Mengkaji tanda – S:
juli 2018 tanda vital. - Ny.W
09.00 Hasil : mengatakan sakit
kepala berkurang
- TD : 140/100 - P : nyeri saat
mmHg banyak
- Nadi : 72x/mnt beraktivitas.
- RR : 20x/mnt. - Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk.
09.20 - R : nyeri dibagian
2. Melakukan kepala
pengkajian nyeri - S : skala nyeri
3
secara berkala - T : nyeri hilang
Hasil : Ny.W timbul.
mengatakan nyeri
berkurang O :
3. Melakukan - Ny.W tampak
09.40 kompres hangat nyaman
- TD : 140/100
dan pijatan pada mmHg
daerah kepala. - Nadi :
80x/menit.
Hasil : Ny.W - Pernapasan :
mengatakan merasa 20x/menit.
nyaman saat di pijat
64
10.00 pasien istirahat sebagian.
yang cukup.
Hasil : Ny.W mau
beristirahat. P : lanjutkan
intervensi 1,2,6 dan
7.
5 Kamis, 12 1. Mengkaji tanda – S:
juli 2018 tanda vital. - Ny.W
09.00 Hasil : mengatakan
merasa nyaman
- TD : 140/100 dan enakan.
mmHg
- Nadi : 90x/mnt
- RR : 22x/mnt. O :
A : Masalah
3. Melakukan teratasi.
09.30
kompres hangat
dan pijatan pada P : Intervensi
daerah kepala. dipertahankan.
Hasil : Ny.W
mengatakan merasa
nyaman saat di pijat
4. Menganjurkan
10.00
pasien istirahat
yang cukup.
Hasil : Ny.W mau
beristirahat.
65
(Sumber : data primer penelitian)
Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dan hasil studi kasus yang
penulis lakukan dari tanggal 8-12 Juli 2018, maka pada bagian ini penulis akan membahas
tentang perbandingan antara teori dan praktek atau kasus yang ditemukan selama
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny.W, berumur 75 tahun dengan hipertensi
dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman diwisma Sentosa Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Kendari yang akan dibahas berdasarkan tahapan proses keperawatan yaitu tahap
1. Pengkajian
dilakukan dengan pendekatan sistematis untuk mendapatkan data klien baik data
Selain tahap ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena klien
cukup kooperatif dan dapat diajak kerjasama dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Terdapat kesenjangan antara teori dan hasil yang di dapatkan pada pasien yaitu menurut
teori dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Sedangkan data yang didapatkan pada pasien saat dilakukan pengkajian
yaitu Ny.S mengeluh kepala sering pusing dan sakit daerah tengkuk leher. Ny.S
mengatakan sulit dalam beraktivitas terutama aktivitas yang berat, lemas dan cepat
lelah.
6
Adanya kesenjangan ini disebabkan karena setiap manusia dalam memberikan
respon baik bio, psiko, social dan spiritual terhadap stimulus berbeda-beda
sehingga
6
gejala dan karakteristik yang didapatkan berbeda pula serta kemungkinan data-data yang
ada dalam kasus masih merupakan gejala awal dari penyakit sehingga data-data yang
2. Diagnosa keperawatan
atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Berdasarkan pengkajian
dan analisa data pada kasus yang dilakukan pada Ny.S diagnosa yang diangkat penulis
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (international association for the study of pain), awitan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
Diagnosa nyeri akut menjadi diagnosa prioritas, karena jika diagnosa ini
tidak segera ditangani akan terjadi komplikasi seperti stroke dan gagal ginjal.
kedalam kebutuhan keselamatan dan rasa aman nyaman yang merupakan urutan
Dalam kasus, diagnosa ditegakkan oleh penulis karena pada saat pengkajian
ditemukan data bahwa klien mengeluh sering sakit kepala dan terasa berat
dibagian belakang.
6
a. P : nyeri bertambah saat beraktivitas dan berkurang saat
c. R : nyeri dibagian
DO :
1) TD : 160/100 mmHg
2) S : 36OC
3) N : 87 x/menit
4) P : 20 x/menit
pengkajian, interprestasi data, dan hasil analisa data serta tidak adanya data-data
dalam hal ini respon individu terhadap stress atau penyakit berbeda-beda dan
3. Intervensi keperawatan
Intervensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat
pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi keperawatan yaang dipilih untuk
6
Diagnosa keperawatan yang diangkat selanjutnya dibuat rencana asuhan
diterapkan secara aktual pada pasien Ny.S dengan hipertensi dalam masalah kebutuhan
rasa aman dan nyaman yang mendasari penyusunan rencana keperawatan berdasarkan
diagnosis keperawatan pada pasien hipertensi disesuaikan dengan kondisi aktual yang
4. Implemntasi keperawatan
(wilkinson, 2011).
kompres hangat dan pijatan pada paerah kepala sehingga nyeri kepala yang
5. Evaluasi keperawatan
kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu nyeri akut
dan dievaluasi pada hari rabu tanggal 11 Juli 2018 dengan hasil masalah nyeri
akut teratasi dimana pada data subyektif pasien mengatakan merasa nyaman dan enakan.
tujuan telah di penuhi yaitu skala nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam batas
normal dan pasien melaporkan bahwa nyeri berkurangdan merasa lebih nyaman
sehingga intervensi
7
dianjurkan untuk dilakukan secara mandiri jika sakit kepala sehingga kondisi saat
7
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman diwisma Sentosa Panti Sosial Tresna Werdha
kepala sering pusing dan sakit daerah tengkuk leher. Ny.W mengatakan sulit dalam
c) R : nyeri dibagian
DO :
1) TD : 160/100 mmHg
2) S : 36OC
3) N : 87 x/menit
4) RR : 20 x/menit
7
2. Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada kasus yang dilakukan pada Ny.W
diagnosa yang diangkat penulis yaitu nyeri akut. Diagnosa nyeri akut menjadi
diagnosa prioritas, karena jika diagnosa ini tidak segera ditangani akan terjadi
disesuaikan dengan kondisi klien pada saat pengkajian, interprestasi data, dan hasil
analisa data serta tidak adanya data-data pendukung untuk mengangkat diagnosa
tersebut. Manusia adalah makhluk unik, dalam hal ini respon individu terhadap stress
atau penyakit berbeda-beda dan karakteristik masalah yang ditemukan berbeda pula.
konsep teori yang telah didapatkan untuk diterapkan secara aktual pada pasien Ny.W
dengan hipertensi dalam masalah kebutuhan rasa aman dan nyaman, adapun
7
d. Melakukan kompres hangat dan pijatan pada daerah
5. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu nyeri akut
dan dievaluasi pada hari rabu tanggal 12 Juli 2018 dengan hasil masalah nyeri akut
teratasi.
B. Saran
1. Bagi akademik
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat jadikan sebagai landasan dalam
3. Bagi peneliti
7
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, PS Budi. 2016. Faktor Resiko Kejadian Hipertensi Sistolik Terisolasi Pada Lansia
Tahun 2014; 3. Available from: http://repository.usu .ac.id/handle/ 123456789/ 58759
{Accesed 15 juli 2018}
Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Indonesia Sehat 2010
McPhee SJ, Ganong WF. 2011. Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis
Edisi V. Jakarta: EGC; 341 – 342
N. Richard. Mitchell. Et.al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins dan Coutran.
Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Jakarta
: EGC.
7
. 2014. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume I.
Jakarta : EGC; 583
Rahajeng E, Tuminah S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia; 581.
Available from: htt p://egiwidiyaoktora201432049. weblog.
esaunggul.ac. id/wp- content/uploads/sites/4896/2015/09/700-760-1-PB.pdf {Accesed 15
Juli 2018}
Rasmaliah, Siregar FA, Jemadi. 2010. Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara; 101. Available from :
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18866 {Accesed 15 Juli 2018}
Sadoso Sumosardjuno, 2008, Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga 3. Jakarta.
Gramedia
Sihotang UA, Nasution AN. 2015. Hubungan Faktor Risiko Hipertensi dengan Kejadian
Hipertensi pada Masyarakat Pesisir Laut Kecamatan Belawan; 25 – 27. Available from:
http://repository.usu.ac.id/ handle/ 123456789/ 46894 {Accessed 15 Juli 2018}
Sugiharto A. 2007. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat (Studi Kasus di
Kabupaten Karanganyar); 3. Available form :
http://eprints.undip.ac. id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf {Accesed 15 Juli 2018}
Suhardi, Yogiarto M. 2015. Hipertensi Manajemen Komprehensif. Surabaya: AUP; 49 – 51
Susanto, 2010. Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok per Hari. Jakarta Gramedia
Sustrani, 2004. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Jakarta. Raja Grasindo Pers
Waluyo, 2004. Antisipasi Hipertensi pada Lansia. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas
7
7
7
7
8
7
9
8
0
8
1
8
2
8
3
LAMPIRAN 8
8 4
8
5
8
6
8
7
8
8
8
9
9
0
9
1
9
2
9
3