Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA


PADA HIPERTENSI

Dosen Pembimbing:
Novia Susanti, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep

Oleh :
Eka Nurdamayanti NIM 1114190633
Mariatul Kiptiah NIM 1114190637
Nur Syarifah NIM 1114190641
Rovita Usnul Ado NIM 1114190642

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah
satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan akhirat kelak. Dialah sesungguhnya
Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat menyesatkan.Pertama-tama marilah kita panjatkan puji
syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan motivasi
dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Novia Susanti, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Keluarga yang telah memberikan masukan dan kesempatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada penulis
sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang setimpal
dari Allah Swt. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Aamin.

Simpang Empat, Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system


keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggotanya di
sepanjang waktu. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun
waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahap tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap perkembangan keluarga serta
tugas- tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam
mendeteksi adanya masalah keperawatan yang muncul pada tahap perkembangan
yang sedang dijalani. Tindakan keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan
dengan sifat yaitu potensial, risiko dan aktual.
Penerapan teori dan model keperawatan pada level pelayanan keperawatan selama ini
dirasakan belum maksimal. Keperawatan keluarga sebagai bagian spesialisasi dalam
keperawatan memerlukan suatu teori dan model keperawatan dalam memberikan praktek
pelayanan keperawatan pada keluarga. Teori dan model keperawatan keluarga perlu
dikembangkan secara terus menerus berdasarkan kondisi keluarga yang ada di Indonesia
sehingga praktek keperawatan keluarga dapat teraplikasikan dengan baik.
Praktek keperawatan yang berdasarkan teori sangat penting dalam praktik
keperawatan keluarga, karena akan menuntun perawat untuk berpikir secara interaktif
berkenaan dengan fenomena dan masalah keluarga. Permasalahan keperawatan didalam
keluarga sangatlah kompleks sehingga perawat memrlukan suatu kerangka teoritis dalam
menjelaskan, mengidentifikasi, menganalisis, dan menyimpilkan permasalahan
keperawatan dalam keluarga tersebut. (Manurung, 2018)
Asuhan keperawatan keluarga diperlukan suatu pendekatan teori model keperawatan
yang didasarkan pada suatu penelaahan permasalahan secara umum dalam keluarga. Teori
dan model keperawatan keluarga akan dapat menjembatani perawat dalam
melakukan pengkajian keperawatan keluarga, menyusun permasalahan dalam
keluarga, membuat perencanaan dalam mengatasi permasalahan dalam
keluarga, memberikan tuntunan dalam mengimplementasi masalah keluarga,
dan melakukan evaluasi terhadap keluarga yang dibina.
Praktek keperawatan keluarga mengunakan teori dari tiga disiplin ilmu
keahlian khusus. Teori-teori ini berasal dari ilmu keperawatan, ilmu sosial
keluarga dan ilmu terapi keluarga. Teori-teori tersebut berkisar dari teori
keluarga abstrak hingga teori yang lebih fokus pada teori tingkat menengah,
dalam berbagai teori tersebut perpektif teori, konsep model atau aliran pengaruh
lebih banyak yang tumpang tindih, demikian juga teori-teori keluarga yang
telah mengunakan teori-teori besar yang lebih awal, konsep teori
perkembangan, interaksi simbolik, konstruktur fungsional, teori pertukaran
sosial, dan teori system umum. Teori yang dipakai oleh perawat keluarga
tergantung pada situasi keluarga, ketrampilan dan pengetahuan keluraga, tujuan
keluarga dan posisi perawat dalam keluarga.Teori-teori keperawatan mengalami
perubahan dari suatu bidang pekerjaan teknik kedisplinan ilmu dengan
paradigma atau kumpulan teori yang bersaing. (Zakarudin, 2018)
Keperawatan sebagai disiplin ilmu memiliki teori dan model yang dapat
diaplikasikan pada suatu praktek keperawatan keluarga. Teori dan model
keperawatan yang dapat diterapkan pada praktek keperawatan keluarga antara
lain: Model Lingkungan dari Nightiangle, Teori King tentang pencapaian
tujuan, Model Adaptasi Roy, Model Sistem Kesehatan dari Neuman, Model
Self- Care dari Orem, Teori Roger tentang manusia seutuhnya, dan Model
Friedman.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka sangatlah diperlukan dan
dikembangkan suatu teori model asuhan keperawatan keluarga di
Indonesia dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera untuk
menunjang pembentukan masyarakat yang sehat.

5
6
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Hipertensi?
1.3. Tujuan
1.3.1. Umum
Untuk mengetahui Bagaimana Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada
Hipertensi

1.3.2. Khusus
1. Untuk mengetahui konsep diagnosa keperawatan keluarga
2. Untuk mengetahui bagaimana menentukan prioritas masalah dengan
menghitung skor diagnosa keperawatan keluarga

1.4. Manfaat
a. Penulis
Semoga dengan pembuatan makalah ini penulis dapat menambah wawasan
dan pengalaman tentang Bagaimana Prioritas Diagnosa Keperawatan
Keluarga Pada Hipertensi

b. Institusi

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran serta


menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat.
c. Masyarakat
Semoga dengan ada nya penyusunan makalah ini masyarakat dapat
memahami Bagaimana Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada
Hipertensi

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kasus
Tn.U (45 tahun) tinggal bersama keluarga. Keluarga ini merupakan keluarga
inti.Keluarga ini terdiri dari Tn.U sebagai ayah dan Ny.I (41 tahun) sebagai ibu bagi
anak-anaknya yaitu anak pertama An.U perempuan (22 tahun), An R laki-laki (19
tahun) dan An.U perempuan (13 tahun). Tn.U berpendidikan SD Tn.U bekerja
sebagai pedagang mainan di pasar dan Ny.I sebagai ibu umah tangga dan An.U
bekerja disebuah PT dengan penghasilan perbulan ± 2000.000, dengan pengeluaran
±1.930.000. Ketika Tn.U berobat ke Puskesmas, Tn.U menggunakan jaminan
kesehatan Jamkesmas dan sekarang di ganti dengan KIS. Keluarga Tn.J
mendapatkan sarana hiburan dengan menonton TV. Riwayat kesehatan saat ini Tn.U
sering mengeluh sakit kepala, sering pusing, nyeri pada leher dan terasa berat, sering
lelah dan letih, dan saat diperiksa TD 160/100 mmHg. Tn.U diketahui menderita
hipertensi sejak tahun 2014. Orang tua lakilaki dari Tn.U memiliki riwayat
hipertensi, sementara Ny.I hanya sesekali pusing dan demam biasa, Ny.I tidak
periksa ke Puskesmas dan hanya membeli obat di apotek. An.U terkadang hanya
demam biasa dan sering mengeluh pusing. An.R terkadang hanya demam biasa, pada
seminggu yang lalu An.R mengalami Bisul pada kaki. An. Terkadang demam biasa
dan sekarang pada mata terdapat Bisul yang sudah mulai kering. Tn.U belum
memiliki rumah, saat ini masih mengontrak, rumah Tn.U yaitu permanen, dengan
kamar 1, kamar mandi 1, dapur 1, atap seng dan lantai dari semen luas rumah 3x8.
Rumah mempunyai ventilasi yang tidak cukup dan sirlukasi udara yang kurang bagus
serta pencahayaan yang kurang. Sumber air keluarga yaitu sumur, dengan kondisi
bersih dan tidak berbau. Jarak kamar mandi dengan sumur ± 1 meter.sedangkan
untuk mobilitas keluarga menggunakan sepeda motor dan angkot Stressor jangka
pendek yang dialami keluarga Tn.U adalah penyakit Hipertensi yang dialami Tn.U .
sedangkan Keluarga takut penyakit Ny. M akan semakin parah dan di rawat di rumah
sakit, dan pada saat ini keluarga belum mempunyai rumah sendiri. Keluarga
menganggap masalah kesehatan yang dialami Tn.U harus mendapatkan penanganan

8
segera agar tidak terjadi kondisi lebih buruk lagi. Saat dilakukan pengkajian Tn.U
mengatakan kepala terasa sakit, pusing, nyeri pada leher dan terasa berat, badan
mudah lelah dan letih, Skala nyeri 4, Tn.U mengatakan nyeri hilang timbul, Tn.U
mengatakan masih sering mengosumsi garam yang berlebih, mengosumsi yang
bersantan, ikan asin dan jeroan, Tn.U mengatakan tidak tahu buah dan sayur apa saja
yang baik untuk dikonsumsi Tn.U mengatakan jarang olahraga, Tn.U mengatakan
sudah terbiasa dengan kondisi nya, Tn.U tidak tahu akibat dari hipertensi. Hasil
pemeriksaan fisik yang didapatkan TD: 160/100 mmHg, Nadi: 90x/I.

2.2 Pengertian Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah keputusan klinis mengenai


individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar
untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab
melaksanakannya. Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan
keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga
dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan
berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga. (Andriano, 2021)
Diagnosa keperawatan keluarga diangkat setelah stresor mengenai
garis pertahanan dalam keluarga baik garis pertahanan fleksibel, garis
pertahanan normal, dan garis pertahanan resisten. Stresor-stresor tersebut
akan mempengaruhi tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga setiap garis
pertahanan yang ada dalam keluarga. Diagnosa keperawatan dapat bersifat
aktual, risiko maupun sejahtera tergantung dari garis pertahanan dalam
keluarga yang terdapat stresor baik sehat maupun sakit.
Tipologi atau sifat dari diagnosa keperawatan keluarga adalah
aktual, risiko, dan sejahtera. Tipologi diagnosa keperawatan keluarga
bersifat aktual berarti terjadi defisit/gangguan kesehatan dalam keluarga

9
dan dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan. Diagnosa keperawatan keluarga bersifat risiko
(ancaman kesehatan) berarti sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih
atau pola makan tidak adekuat. Diagnosa keperawatan keluarga bersifat
keadaan sejahtera (wellness) merupakan suatu keadaan dimana keluarga
dalam keadaan sejahtera, sehingga kesehatan perlu ditingkatkan.
(Sakinah, 2019)

10
2.3 Tabel Skala

2.4 Diagnosa Kasus


1. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat keluarga yang sakit
2. Kurang pengetahuan diit Hipertensi b.d ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah
3. Resiko tinggi terjadinya komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga dalam
merawat keluarga yang sakit

2.5 Skor
Dx Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat keluarga yang sakit

N Kriteria Skor Bobot Perhitungan Nilai Pembenaran


o
1 Aktual 3 1 3 x 1/3 1 Masalah nyeri
akut pola Tn.J
sering
dirasakan

11
Mudah 2 2 2 x 2/2 2 Pengetahuan
sumber daya
dan fasilitas
kesehatan
tersedia dan
dapat
dijangkau/
dimanfaatkan
Rendah 1 1 1 x 1/3 0,3 Nyeri dapat di
cegah bila
keluarga
mengetahui
Masalah ada 2 1 2 x 1/2 1 Masalah
perlu dirasakan oleh
ditangani Tn.J
Total skor 4,3

Dx Kurang pengetahuan diit Hipertensi b.d ketidakmampuan keluarga dalam


mengenal masalah

No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Nilai Pembenaran


2 Potensial 1 1 1 x 1/3 0,3 Masalah
kurang
pengetahuan
tentang diit
pada Tn.J
karena
keluarga
kurang
pengetahuan
Mudah 2 2 2 x 2/2 2 Pengetahuan
sumber daya

12
fasilitas
kesehatan
tersedia dan
dapat
dijangkau/
dimanfaatkan
Cukup 2 1 2 x 1/3 0,6 Hipertensi
adalah
penyakit yang
dapat dicegah
dan diobati
bila keluarga
mengetahui
Masalah ada 1 1 1 x 1/2 0,5 Masalah
tidak perlu dirasakan oleh
ditangani Tn,J
Total skor 3,4

Dx Resiko tinggi terjadinya komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga dalam


merawat keluarga yang sakit

N Kriteria Skor Bobot Perhitungan Nilai Pembenaran


o
3 Resiko 2 1 2 x 1/3 0,6 Ancaman
kesehatan
karena
komplikasi
hipertensi
Sebagian 1 2 1 x 2/2 1 Masalah dapat
diubah secara
bertahap

13
Tinggi 3 1 3 x 1/3 1 Masalah dapat
diubah jika
intervensi
berlanjut
Masalah 0 1 0 x 1/2 0 Bila tidak
tidak ditangani
dirasakan memungkinkan
terjadi
komplikasi
yang lebih
lanjut
Total skor 2,6

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perawat
keluarga perlu memahami setiap tahap perkembangan keluarga serta tugas-tugas
perkembangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi
adanya masalah keperawatan yang muncul pada tahap perkembangan yang
sedang dijalani. Tindakan keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat
yaitu potensial, risiko dan aktual. Seperti pada kasus diatas, merumuskan
diagnosa keperawatan keluarga dari kondisi anggota keluarga dilihat dari
beberapa masalah yang muncul pada keluarga tersebut dan kemudian
menetapkan prioritas masalah keperawatan keluarga dengan menggunakan skala
yang telah ditentukan.
1.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa/i mampu mempelajari dan memahami tentang
bagaimana prioritas diagnosa keperawatan keluarga pada hipertensi.

15
DAFTAR PUSTAKA

A. T. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI DIWILAYAH KERJA


PUSKESMAS MUARA RAPAK TAHUN 2021. (POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATANJURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATANSAMARINDA), 7-
100. Retrieved from http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:nCOJrT6KCqkJ:repository.poltekkes-kaltim.ac.id/
1472/1/5.%2520ANDRIANO%2520TUWAIDAN
%2520%2528P07220118065%2529%2520ASUHAN%2520KEPERAWATAN
%2520KELUARGA%2520DENGAN%2520HIPERTENSI%2520DI%2520WILAYAH
%2520KER

Manurung, L. N. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGADENGAN MASALAH UTAMA


HIPERTENSI PADA Tn. ADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSANKOTA
YOGYAKARTA. (POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATANYOGYAKARTA),
1-44. Retrieved from http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:zf49oqpRKYEJ:eprints.poltekkesjogja.ac.id/2077/1/KTI%2520IBU
%2520LISMA.pdf+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id

Sakinah. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK. E DENGANHIPERTENSI


DENGAN PENERAPAN INTERVENSI JUSMENTIMUN DI KELURAHAN BATANG
BUNGOKECAMATAN PASAR MUARA BUNGOTAHUN 2019. (STIKES PERINTIS
PADANG), 1-90. Retrieved from http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:4vAMuGx38ckJ:repo.stikesperintis.ac.id/
958/1/62%2520SAKINAH.pdf+&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id

Zakarudin. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. K” DENGANSALAH


SATUANGGOTA KELUARGA “Ny. S” MENDERITAHIPERTENSI DENGAN GANGGUAN
NYERI DI DESAWAPAE KECAMATAN TIWORO TENGAHKABUPATEN MUNA BARAT.
(POLTEKKES KEMENKES KENDARIJURUSAN KEPERAWATANKENDARI), 1-80.
Retrieved from http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:YHCErnZ5PmEJ:repository.poltekkes-kdi.ac.id/666/1/KTI
%2520LENGKAP.pdf+&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id

16
17

Anda mungkin juga menyukai