Anda di halaman 1dari 12

PERSPEKTIF KEILMUAN BERDASARKAN TEORI PENDEKATAN

MADELEINE LEININGER

Makalah ini Disusun untuk memenuhi Tugas

Mata Kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan

Dosen Pengampu : DR. H. Dian R. H. S.Kep, M.Kes.

Disusun oleh:

Kelompok 6

Aulia Nabila KHGC23117

Halin Aulia A KHGC23137

Seni Nur A KHGC23107

Nalendra Dwi K KHGC23147

Riski Hermawan KHGC23127

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KARSA HUSADA GARUT

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul "Perspektif Keilmuan Berdasarkan Teori
Pendekatan Madeleine Leininger."

Makalah ini merupakan hasil dedikasi dan upaya keras kami dalam
memahami serta menggali lebih dalam mengenai teori pendekatan Madeleine
Leininger dalam konteks perspektif keilmuan. Dalam era yang penuh dinamika
ini, pemahaman mendalam terhadap berbagai pendekatan keilmuan menjadi
semakin penting guna menerangi jalan menuju pemahaman yang lebih utuh
terhadap berbagai fenomena yang ada.

Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai


pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, serta masukan berharga
dalam proses penyusunan makalah ini. Dengan tulus, kami mengapresiasi
dedikasi para pendidik, akademisi, teman-teman sejawat, serta keluarga yang
telah memberikan waktunya untuk memberikan pandangan dan saran yang
sangat berarti bagi kelengkapan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan baru serta
memicu pemikiran - pemikiran kritis bagi pembaca yang tertarik pada isu-isu
praktik keperawatan, dan menjadi pijakan untuk mengembangkan pengetahuan
lebih lanjut di masa yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan


para ahli keperawatan, dimana teori dan model konseptual merupakan
suatu cara untuk memandang, menilai situasi kerja yang menjadi petunjuk
bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat
peka terhadap apa yang terjadi dan apa yamg harus dilakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam praktik, penelitian
dan proses belajar-mengajardalam bidang keperawatan sehingga perlu
deperkenalkan, disaji dan dikembangkan untuk memperkuat profesi
keperawatan. Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan baik
secara teoritis maupun empiris terhadap teori-teori keperawatan yang
ada, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori- teori
tersebut.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan banyak teori yang
dapat digunakan, salah satunya adalah teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori
"trans Cultural".
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang perlu dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Siapa Madeleine Leininger itu?


2. Apa saja hal-hal yang melatarbelakangi konsep teori Madeleine
Leininger?
3. Bagaimana pengembangan teori keperawatan yang dikembangkan
oleh Madeleine Leininger?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep teori keperawatan yang dikembangkan
oleh Madeleine Leininger
2. Agar mahasiswa mampu memahami, mengaplikasikan, dan
menerapkan model-model konsep dan teori keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan diberbagai situasi.

D. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa.
2. Dapat menjadi inspirasi kita dalam teori keperawatan.
3. Menjadi dasar bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan
keperawatan.

E. METODE PENELITIAN

Penulis menggunakan metode observasi. Dalam metode ini


penulis membaca jurnal dan artikel yang berkaitan dengan penulisan
makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Medeliene Leininger

Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan


seorang pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori
asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia. Madeleine
Leininger merupakan seorang perawat professional pertama yang
menyandang gelar Ph.D dibidang cultural dan social antrophology.
Madeleine Leininger lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925,
di sebuah lahan pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan
seorang saudari perempuan. Pada tahun 1945, dia bersama
saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program
diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver.
Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di
seluruh dunia, penulis, pengembang teori, penelitidan pembicara
publik. Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25
buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa kita
lihat sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai
bahan penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh
dunia dan telah mengembangkan software sendiri untuk perawat.
Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural, perawatan
manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang
keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan dunia
keperawatan. Magnificent Achievement.

B. Hal-hal yang Melatarbelakangi Konsep Teori Medeliene Leininger


Hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya konsep teori Medeleine
Leininger antara lain di karenakan salah satu bibinya menderita
penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam
kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan. Hal inilah yang
mendorong beliau untuk menjadi seorang perawat. Kemudian Pada
saat beliau bekerja sebagai perawat spesialis di klinik anak Cincinnati
Amerika. Disinilah ia menemukan adanya kesulitan pada waktu
memberikan asuhan keperawatan pada anak-anak dari berbagai
macam budaya yang berbeda. Kemudian ia mulai meneliti suatu teori
yang bisa membantu memecahkan masalah ini.
C. Teori Model Keperawatan Menurut Medeliene Leininger
Pada akhir 1970-an M. Leininger membuat model konseptual
tentang pemberian traskultural. Konsepnya “sunrise model” di
publikasikan di berbagai buku dan artikel jurnal dan menarik banyak
perhatian dari berbagai penjuru dunia (Leninger, 1984). Yang
kemudian diakui publik pada tahun 1998. Setelah menyelesaikan
pendidikannya sebagai perawat psikiatrik, Leninger melanjutkan
studinya di bidang antropologi kultural. Sebagai ahli antropologi ia
melakukan banyak praktik kerja di berbagai kultur dan subkultur.
Bersama dengan sejumlah rekan kerja, ia melakukan penelitian
terhadap fenomena pemberian asuhan dan perilaku pemberian
asuhan lebih dari tiga puluh budaya yang berbeda diseluruh dunia.
Hal ini menghasilkan di kembangkannya konsep kerangka kerja
pemberian asuhan transkultural, yang mengakui adanya perbedaan
(diversitas), dan persamaan (universalitas) dalam pemberian asuhan
di budaya yang berbeda. Hal ini mengarah pada di kembangkannya
teori-teori universalitas dan diversitas dalam asuhan kultural.
Definisi tentang keperawatan menurut Leininger, adalah seni
humanistik yang dapat dipelajari dan ilmu yang berfokus pada
personalisasi perilaku asuhan (individu dan kelompok), fungsi, dan
proses yang diarahkan pada peningkatan,dan pemeliharaan perilaku
sehat atau pemulihan dari penyakit yang memiliki signifikasi fisik,
psiko kultural dan social atau makna dari mereka mendapatkan
bantuan dari perawat professional atau dari orang yang memiliki
kompetensi peran serupa” (Leininger,1984, hal 4-5).

Teori trascultural nursing dipandang sebagai pengetahuan tentang


individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan institusi dalam sistem
perawatan kesehatan yang beragam. Fokus utama teori Leininger
adalah asuhan keperawatan sesuai dan memiliki manfaat bagi orang
tanpa melihat latar belakang budaya yang berbeda atau serupa. Teori
Leininger melibatkan pengetahuan dan pemahaman budaya yang
berbeda sehubungan dengan praktik keperawatan.Transcultural
Nursing berfokus pada fakta bawah budaya yang berbeda memiliki
perilaku peduli yang berbeda dan nilai kesehatan dan penyakit yang
berbeda, keyakinan, dan pola perilaku. Fokus berikutnya adalah pada
sistem generik, sistem perawatan profesional, dan asuhan
keperawatan.Transcultural nursing bertujuan memberikan asuhan
yang sesuai dengan nilai-nilai budaya, keyakinan dan praktik.
Pengetahuan budaya memainkan peran penting bagi perawat untuk
menangani pasien. Teori ini membantu perawat untuk memahami
dan menghormati keragaman yang sering kali ada dalam perawatan
pasien.
Cultural care preservation or Maintenance

Ini mencakup tindakan dan keputusan yang membantu,


mendukung, memfasilitasi atau memungkinkan profesional yang
membantu orang dari budaya tertentu untuk mempertahankan
dan/atau melestarikan nilai-nilai perawatan yang relevan sehingga
mereka dapat mempertahankan kesejahteraan mereka, memulihkan
diri dari penyakit.

Cultural care accommodation or Negotiation

Tindakan dan keputusan profesional yang membantu,


mendukung, fasilitastif, atau memungkinkan yang membantu orang-
orang dari budaya tertentu untuk beradaptasi atau bernegosiasi
dengan orang lain terkait kesehatannya.

Culture care repatterning or Restructuring

Tindakan dan keputusan yang membantu, mendukung,


memfasilitasi atau memungkinkan profesional yang membantu pasien
menyusun ulang, mengubah, atau sangat mengubah cara hidup
mereka untuk pola perawatan kesehatan yang baru, berbeda dan
bermanfaat sambil menghormati nilai-nilai budaya dan keyakinan
klien.

Generic (Folk or Lay) Care System

Memfasilitasi, mendukung, dan suportif kepada individu atua


kelompok untuk memperbaiki atau meningkatkan cara hidup
manusia, kondisi kesehatan (kesejahteraan), untuk menangani cacat
dan situasi kematian.

Professional Nursing Care (Caring)

Pengetahuan asuhan profesional dan keterampilan praktik yang


dipelajari secara formal dan kognitif yang diperoleh melalui lembaga
pendidikan yang digunakan untuk memberikan tindakan bantu,
suporif, atau fasilitatif kepada individu atau kelompok untuk
meningkatkan kualitas manusia.

Professional Care Systems

Perawatan profesional yang diajarkan, dipelajari, dan


ditransmisikan secara formal, kesehatan, penyakit, kebugaran dan
pengetahuan serta keterampilan tertentu.

Beberapa inti dari model teorinya adalah :


1. Asuhan
Asuhan berarti membantu, mendukung atau membuat seorang
atau kelompok yang memiliki kebutuhan yang memiliki kebutuhan
nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.

2. Budaya
Budaya dapat diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai
nilai kelompok tertentu, berdasarkan cara hidup dan pemberian
asuhan yang di putuskan, dikembangkan , dan dipertahankan,
oleh anggota kelompok tersebut.

3. Asuhan transcultural
Dalam pemberian asuhan transkultural, perawat secara sadar
mempelajari norma-norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya
tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan
dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat
kesejahteraanya, memperbaiki cara hidup atau kondisinya, dan
belajar menerima batasan-batasan.

4. Diversitas asuhan kultural


Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya variasi
dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan
bantuan dan dukungan. Keanekaragaman ini terjadi berdasarkan
nilai-nilai, norma-norma, dan cara hidup kultur atau subkultur
tertentu. Dalam hal ini berbagai kebiasaan dan ritual dapat
muncul dari nilai- nilai, norma-norma, dan cara hidup kultur atau
sumber kultur tertentu. Dalam hal ini berbagai kebiasaan dan
ritual dapat muncul dari nilai-nilai dan norma-norma budaya
tertentu tentang kematian, kesehatan, seksualitas, dan lain
sebagainya.

5. Universalitas asuhan kultural

Bertentangan dengan konsep sebelumnya, universalitas asuhan


kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal,
dalam hal memberikan bantuan dan dukungan. Menurut Leininger,
karakteristik universal ini dapat berupa tindakan-tindakan seperti
tersenyum, dan memberikan bantuan berkaitan dengan kebutuhan
primer.

Kontribusi Leininger merupakan hal yang signifikan. Karena :

1. Topik yang dibahas yaitu tentang pengaruh budaya dan kebutuhan


untuk memenuhi hal tersebut dalam rangka memberikan asuhan.
Topik ini semakin bermakna dalam masyarakat multi-kultural yang
modern, perawat perlu mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi
pasien, atau klien dari berbagai kelompok etnik yang berbeda. Oleh
karena itu Leininger menyebutnya dengan asuhan budaya atau
etnonursing.

2. Leininger mengambil peran sentral dari asuhan di dalam


keperawatan. Ia masuk kedalam kelompok keperawatan termasuk
banner dan Watson yang menekankan pentingnya asuhan sebagai
tujuan kemanusiaan dari keperawatan.

D. Penerapan Teori Madeleine Leininger

1. Riset (research)
Teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode
penelitian dalam berbagai budaya. Teori ini merupakan satu-
satunya teori yang membahas secara spsifik tentang pentingnya
menggali budaya pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Edukasi (education)
Sangat penting bagi dunia pendidikan, di Indonesia sendiri selalu
menerapkannya, karena kelak sebagai perawat bukan hanya
merawat dari budayanya sendiri, bisa juga merawat pasien yang
beda budaya dengan kita bahkan bisa dapat pasien dari luar
negara.
3. Kolaborasi
Dalam mengaplikasikan teori Leininger di lingkungan pelayanan
kesehatan memerlukan suatu proses atau rangkaian kegiatan
sesuai dengan latar belakang klien. Hal ini sangat menunjang
ketika melakukan kolaborasi dengan klien, ataupun dengan staf
kesehatan lainnya.

4. Pemberi Perawatan
Perawat sebagai care giver diharuskan memahami konsep teori
transtruktural Nursing. Karena, bila hal tersebut diabaikan oleh
seorang perawat akan mengakibatkan terjadinya culturan shock
atau culture impostion. Cultural shock akan dialami oleh klien
pada saat dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan
perbedaan nilai budaya.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut keperawatan transkultural, asuhan keperawatan bertujuan untuk


memberikan perawatan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan
praktik. Pengetahuan budaya memainkan peran penting bagi perawat dalam
menangani pasien. Untuk memulainya, hal ini membantu perawat untuk
menyadari bagaimana budaya dan sistem kepercayaan pasien menyediakan
sumber daya untuk pengalaman mereka dengan penyakit, penderitaan, dan
bahkan kematian. Ini membantu perawat memahami dan menghormati
keragaman yang sering hadir dalam beban pasien perawat. Hal ini juga
membantu memperkuat komitmen perawat terhadap keperawatan berdasarkan
hubungan perawat-pasien dan menekankan keseluruhan pribadi dibandingkan
memandang pasien hanya sebagai sekumpulan gejala atau penyakit. Terakhir,
menggunakan pengetahuan budaya untuk merawat pasien juga membantu
perawat berpikiran terbuka terhadap pengobatan yang dapat dianggap non-
tradisional, seperti terapi berbasis spiritual seperti meditasi dan pengurapan.
Saat ini, perawat harus peka terhadap latar belakang budaya pasiennya
ketika membuat rencana keperawatan. Hal ini sangat penting karena begitu
banyak budaya masyarakat yang merupakan bagian integral dalam diri mereka
sebagai individu, dan budaya itulah yang dapat sangat memengaruhi kesehatan
dan reaksi mereka terhadap pengobatan dan perawatan. Dengan ini,
kesadaran akan perbedaan memungkinkan perawat merancang intervensi
keperawatan yang spesifik dengan budaya tertentu.
Melalui teori Leininger, perawat dapat mengamati bagaimana latar
belakang budaya pasien berhubungan dengan kesehatannya dan
menggunakan pengetahuan tersebut untuk membuat rencana keperawatan
yang akan membantu pasien menjadi sehat dengan cepat namun tetap peka
terhadap latar belakang budayanya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurlaily, A. P. (2020). Modul teori Keperawatan Transkultural.

Akbar, M. A. (2019). Buku ajar konsep-konsep dasar dalam keperawatan komunitas.


Deepublish.

Setyawati, A. (2023). BAB 3 HUBUNGAN DAN MODEL KEPERAWATAN DALAM


KEPERAWATAN TRANSKULTURAL. Keperawatan Transkultural, 25.

https://mediaperawat.id/teori-model-madeleine-leininger/

https://gustinerz.com/mengenal-teori-transcultural-nursing-leininger/

Anda mungkin juga menyukai