Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI

MEDELEINE M.LEININGER

Disusun Oleh :

Gusniwati (201000414201005)

Neli maryani (201000414201011)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESMAS

UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi, pengetahuan tentang keperawatan sangat penting.

Terutamameliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk

memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual baik klien maupun

keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan

dan ketrampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan, dan

perkembangan manusia,komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmu-

ilmu dasar dan ketrampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan

dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan.

Yang melatarbelakangi pembuatan paper ini yaitu sebagai tenaga perawat,

kita harus mengetahui model-model keperawatan atau tokoh-tokoh dalam

keperawatan yang dimana setiap pendapat dari para tokoh atau model bebeda-beda

yang dapat kita pergunakan dalam member asuhan kpada pasien.

B. Biografi Medeleine M.Leininger

Madeleine Leininger lahir di Sutton, Nebraska pada 13

Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup dengan empat

saudara laki-laki dan seorang saudari perempuan. Pada tahun

1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat

dan mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony,

Denver.

C. Riwayat Pendidikan

Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan

seorang pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan

keperawatan yang berfokus pada manusia. Madeleine Leininger merupakan

seorang perawat professional pertama yang menyandang gelar Ph.D dibidang

cultural dan social antrophology.

Adapun riwayat pendidikan dan karirnya adalah sebagai berikut :

1. Pada Tahun 1948, dia menyelesaikan sekolahnya di diploma

keperawatan St ‘Anthony Denver.


2. Pada tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu

filsafat dan humaniora dari Benedictine College di Atchison, Kansas.

Membuka pelayanan keperawatan dan program pendidikan jiwa di

Creighton University di Omaha, Nebraska.

3. Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari

University chatolic of America, di Washington DC, pindah ke

Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa pertama di Amerika.

4. Tahun 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program

pasca sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang

keperawatan psikiatrik, yang di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa,

dalam sebelas bahasa dan digunakan di seluruh dunia.

5. Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama yang mendapat gelar

Ph.D dalam antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari

proses beliau dalam mencari penyelesaian masalah yang tidak cukup

adekuat terhadap intervensi kejiwaan tradisional yang menjawab

kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.

6. Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di

University of Colorado, dan untuk pertama kalinya perawatan

transkultural di perkenalkan di dunia keperawatan.

7. Tahun 1969-1974, sebagai dekan, professor keperawatan dan dosen

antropologi di University Of Washington school of Nursing.

8. Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah

University dan membuka program pertama untuk master dan doktoral

transkultural keperawatan.

9. Tahun 1981, sebagai professor dan direktur pusat penelitian kesehatan

di Wayne State University.


Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara

lain :

a. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam

mengajar.

b. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.

c. Gershenson’s Research Fellowship Award.

10. Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh

California State University.

11. Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau

menerbitkan teorinya tentang perawatan keanekaragaman budaya dan

universal dan menciptakan istilah “culturally congruent care’ sebagai

tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman

budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing

dan melakukan penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama

suku Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea tentang perawatan

transkultural.

Sepanjang karianya sebagai perawat terlebih ahli dalam teori

keperawatan mulai mengadakan sertifikasi gelar perawatan transkultural

dan telah mendirikan organisasi organisasi professional termasuk

perawatan transkultural Masyarakat pada tahun 1974, asosiasi

perawatan manusia internasional pada tahun1978 dan menjabat sebagai

presiden secara penuh pertama dari American Association of Colleges

of Nursing. Mendirikan dan menjabat editor pertama dari Journal of

Transkultural Nursing pada tahun 1989-1995. Penghargaan terakhir

yang di terima adalah anugerah Lifetime Achievement Award untuk

kualitatif metodologi.
Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di

seluruh dunia, penulis, pengembang teori, penelitidan pembicara publik.

Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25 buku dan

menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa kita lihat sebagai

arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan

penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan

telah mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang

keahliannya adalah keperawatan transkultural, perawatan manusia

komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang keperawatan dan

kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan. Magnificent

Achievement.

D. Hal-Hal Yang Melatarbelakangi Lahirnya Konsep Teori Medeleine


Leininger
Hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya konsep teori Medeleine
Leininger antara lain di karenakan salah satu bibinya menderita
penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam
kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan. Hal inilah yang
mendorong beliau untuk menjadi seorang perawat.
Kemudian Pada saat beliau bekerja sebagai perawat spesialis di
klinik anak Cincinnati Amerika. Disinilah ia menemukan adanya
kesulitan pada waktu memberikan asuhan keperawatan pada anak-anak
dari berbagai macam budaya yang berbeda. Kemudian ia mulai meneliti
suatu teori yang bisa membantu memecahkan masalah ini.
E. Teori Model Keperawatan Menurut Medeleine Leininger
a. Konsep Utama Teori Medeleine Leininger
Pada akhir 1970-an M. Leininger membuat model konseptual

tentang pemberian traskultural. Konsepnya “sunrise model” di

publikasikan di berbagai buku dan artikel jurnal dan menarik

banyak perhatian dari berbagai penjuru dunia (Leninger, 1984).

Yang kemudian diakui publik pada tahun 1998. Setelah

menyelesaikan pendidikannya sebagai perawat psikiatrik,

Leninger melanjutkan studinya di bidang antropologi kultural.

Sebagai ahli antropologi ia melakukan banyak praktik kerja di

berbagai kultur dan subkultur. Bersama dengan sejumlah rekan

kerja, ia melakukan penelitian terhadap fenomena pemberian


asuhan dan perilaku pemberian asuhan lebih dari tiga puluh

budaya yang berbeda diseluruh dunia.

Hal ini menghasilkan di kembangkannya konsep kerangka

kerja pemberian asuhan transkultural, yang mengakui adanya

perbedaan (diversitas), dan persamaan (universalitas) dalam

pemberian asuhan di budaya yang berbeda. Hal ini mengarah pada

di kembangkannya teori-teori universalitas dan diversitas

dalam asuhan kultural.

Definisi tentang keperawatan menurut Leininger, adalah

seni humanistik yang dapat dipelajari dan ilmu yang berfokus

pada personalisasi perilaku asuhan (individu dan kelompok),

fungsi, dan proses yang diarahkan pada peningkatan,dan

pemeliharaan perilaku sehat atau pemulihan dari penyakit yang

memiliki signifikasi fisik, psiko kultural dan social atau

makna dari mereka mendapatkan bantuan dari perawat

professional atau dari orang yang memiliki kompetensi peran

serupa” (Leininger,1984, hal 4-5)

Beberapa inti dari model teorinya adalah :


1. Asuhan

Asuhan berarti membantu, mendukung atau membuat seorang atau

kelompok yang memiliki kebutuhan yang memiliki kebutuhan nyata agar

mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.

2. Budaya

Budaya dapat diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai nilai

kelompok tertentu, berdasarkan cara hidup dan pemberian asuhan yang di

putuskan, dikembangkan , dan dipertahankan, oleh anggota kelompok

tersebut.

3. Asuhan transkultural

Dalam pemberian asuhan transkultural, perawat secara sadar

mempelajari norma-norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam


rangka memberikan bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk membantu

individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya, memperbaiki cara hidup

atau kondisinya, dan belajar menerima batasan-batasan.

4. Diversitas asuhan kultural

Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya variasi dan rentang

kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.

Keanekaragaman ini terjadi berdasarkan nilai-nilai, norma-norma, dan cara

hidup kultur atau subkultur tertentu. Dalam hal ini berbagai kebiasaan dan

ritual dapat muncul dari nilai- nilai, norma-norma, dan cara hidup kultur atau

sumber kultur tertentu. Dalam hal ini berbagai kebiasaan dan ritual dapat

muncul dari nilai-nilai dan norma-norma budaya tertentu tentang kematian,

kesehatan, seksualitas, dan lain sebagainya.

5. Universalitas asuhan kultural

Bertentangan dengan konsep sebelumnya, universalitas asuhan

kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal, dalam hal

memberikan bantuan dan dukungan. Menurut Leininger, karakteristik

universal ini dapat berupa tindakan-tindakan seperti tersenyum, dan

memberikan bantuan berkaitan dengan kebutuhan primer.

Kontribusi Leininger merupakan hal yang signifikan. Karena :

1.Topik yang dibahas yaitu tentang pengaruh budaya dan kebutuhan untuk

memenuhi hal tersebut dalam rangka memberikan asuhan. Topik ini semakin

bermakna dalam masyarakat multi-kultural yang modern, perawat perlu

mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi pasien, atau klien dari berbagai

kelompok etnik yang berbeda. Oleh karena itu Leininger menyebutnya dengan

asuhan budaya atau etnonursing.


2. Leininger mengambil peran sentral dari asuhan di dalam keperawatan. Ia

masuk kedalam kelompok keperawatan termasuk banner dan Watson yang

menekankan pentingnya asuhan sebagai tujuan kemanusiaan dari

keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN

F. Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawatan

1. Manusia

Menurut pendapat Leininger tentang variasi struktur sosial, jalan

hidup, dan nilai serta norma-norma dari berbagai budaya dan subkultur,

individu memiliki opini dan pandangan tentang sehat, sakit, asuhan, sembuh,

ketergantungan, dan kemandirian yang berasal dari budaya tersebut. Setiap

manusia hidup di dalam dan dengan budayanya dan meneruskan pengetahuan

tersebut terhadap generasi berikutnya. Oleh karena itu, jika seseorang

memiliki atribut fisik dan psikologis, maka hal tersebut merupakan atribut

sosial atau secara lebih spesifik merupakan atribut budaya atau etnik dari

individu.

2. Lingkungan
Menurut Leininger, lingkungan di tentukan oleh cara orang-orang atau

kelompok atau masyarakat tertentu memberi bentuk pada unsur lingkungan

sosial mayoritas, ekonomi, budaya dan fisik. Menurut pendapatnya, sistem

layanan budaya juga merupakan faktor lingkungan spesifik yang terdiri dari

dua sub sistem :

a) Layanan kesehatan formal (Profesional) : semua layanan yang menjadi

bagian dari sistem layanan kesehatan regular, termasuk layanan medis,

layanan keperawatan, dan fisioterapi.

b) Layanan kesehatan informal, mencakup semua konsep dan ritual yang

terlibat dalam bantuan sukarela, pengobatan tradisional, ritual dan kebiasaan

etnik, pengobatan alternative.

3. Sehat dan sakit

Menurut Leininger, ia menggambarkan sehat dan sakit sebagai konsep

yang di tentukan dan bergantung pada budaya. Apresiasi sehat dan sakit

berbeda-beda antar-budaya, oleh sebab itu pengetahuan tentang budaya di

perlukan agar mampu memahami makna yang diberikan oleh kelompok

budaya tertentu terhadap sehat dan sakit.

4. Keperawatan

Dalam deskripsinya tentang keperawatan yang ia sebutkan

sebagai keperawatan transkultural atau keperawatan etnik, Leininger

menekankan aspek-aspek sebagai berikut :

a) Keperawatan sebagai seni keterampilan dan humanistik

b) Keperawatan berpusat pada individu

c) Tujuan dari keperawatan adalah untuk mempertahankan

kesejahteraan, dan memberikan bantuan terhadap proses pemulihan

dari suatu penyakit, sambil mempertimbangkan perbedaan budaya.


Menurut Leininger, perbedaan budaya dapat dipertimbangkan dengan

cara :

a) Preservasi Asuhan Kultural

Preservasi asuhan kultural berarti bahwa keperawatan melibatkan

penghargaan yang penuh terhadap pandangan budaya dan ritual pasien serta

kerabatnya.

b) Adaptasi Asuhan Kultural

Bertentangan dengan preservasi asuhan kultural, adaptasi asuhan

kultural melibatkan negosiasi dengan pasien dan kerabatnya dalam rangka

menyesuaikan pandangan dan ritual tertentu yang berkaitan dengan sehat,

sakit, dan asuhan.

c) Rekonstruksi Asuhan Kultural

Rekonstruksi asuhan kultural melibatkan kerjasama dengan pasien dan

kerabatnya dalam rangka membawa perubahan terhadap perilaku mereka yang

berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan dengan cara yang bermakna bagi

mereka.

Dalam model sunrice-nya, Leininger menampilkan visualisasi

hubungan antara berbagai konsep yang signifikan ide pelayanan dan

perawatan (yang dilihat dari Leininger sebagai bentuk dari asuhan) merupakan

inti dari idenya tentang keperawatan.

Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan dan

merupakan karakteristik dasar dari keperawatan. Tindakan membantu

diidentifikasi sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leininger, bantuan

tersebut baru benar – benar efektif jika latarbelakang budaya pasien

dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan pemberian asuhan selalu dikaitkan

dengan budaya.

G. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring

Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada

orang lain, menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah

terjadi suatu yang buruk, serta memberi perhatian dan cinta. Caring adalah
suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu

secara utuh,. Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural

dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain.

Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik.

Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek bio-

psiko-sosio-spiritual. Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan

klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan.

Leininger menggunakan metode ethnomethods sebagai cara untuk

melakukan pendekatan dalam mempelajari ”care” karena metode ini secara

langsung menyentuh bagaimana cara pandang, kepercayaan dan pola hidup

yang dinyatakan secara benar. Pada tahun 1960-an, Leininger

mengembangkan metode ethnonursing untuk mempelajari fenomena

keperawatan secara spesifik dan sistematik.

Ethnonursing berfokus pada sistematika studi dan klasifikasi

pelayanan keperawatan, nilai-nilai, praktik-praktik secara kognitif atau secara

subjektif yang dikenal sebagai designated cultured ( atau cultural

representatives) melalui bahasa lokal, pengalaman-pengalaman, keyakinan-

keyakinan, dan sistem value tentang fenomena keperawatan yang aktual dan

potensial seperti kesehatan dan faktor-faktor lingkungan.

Walaupun keperawatan telah menggunakan kata-kata ”care” dan

”caring” untuk menggambarkan praktek keperawatannya selama lebih dari

satu abad, definisi dan penggunaannya seringkali masih rancu dan hanyalah

berbentuk klise tanpa ada pengertian yang spesifik bagi klien atau bahkan bagi

perawat itu sendiri. „walau demikian, konsep caring adalah satu bahasan yang

paling sedikit dimengerti dan dipelajari dari pada bidang ilmu pengetahuan

dan area penelitian lainnya. Melalui definisi bahwa teori keperawatan

transkultural dan ethnomethodes yang berfokus pada “emic” (insiders‟ views)

seseorang dapat semakin dekat pada pengertian ”care” itu sendiri, karena

ethnomethodes bersumber pada people-centered data dan tidak berasal dari

opini peneliti tersebut (outsiders‟ views), kepercayaan dan prakteknya.


Tujuan penting dari teori ini adalah bagaimana teori ini dapat

mendokumentasikan, mengetahui, memprediksikan dan menjelaskan secara

sistematis data dilapangan tentang fakta universal dan perbedaan yang ada

terkait dengan pelayanan professional, pelayanan secara umum dan pelayanan

keperawatan. Tujuan secara umum teori keperwatan transkultural adalah

untuk menentukan people‟s emic terhadap ”care” sesuai dengan keyakinan

dan praktek pelayanan dan mempelajari sumber pengetahuan ini

menggunakan persfektif etika keperawatan. Tujuannya adalah untuk

membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan masuk akal terhadap kebutuhan

klien dan realita yang ada.

Leininger meyakini bahwa “ perilaku caring dan praktiknya secara

unik membedakan keperawatan terhadap kontribusi dari disiplin ilmu yang

lain.”

Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :

1) Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia,

perkembangan manusia, dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.

2) Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan

pemberi pelayanan dan penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan secara kultural.

3) ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk

proses penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan

kelompok sepanjang waktu.

4) Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi

secara sistematis dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek

epistemology dan ontology yg berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.

Leininger menyatakan bahwa care adalah fenomena yang luas dan

eklusive yang sering muncul pada pola hidup masyarakat yang dapat

dijadikan landasan bagi perawat dalam menerapkan “care” pada terapi tertentu

dalam rangka menjaga kondisi sehat, mencegah penyakit, proses

penyembuhan dan membantu orang menghadapi kematian. Lebih lanjut lagi,


perhatian utama pada thesisnya adalah jika seseorang mengerti secara

keseluruhan mengenai kosep ”care”, orang tersebut dapat memprediksi

kesejahteraan individu, keluarga dan kelompoknya.

Jadi “care” menurut sudut pandang Leininger merupakan salah satu

konsep yang paling kuat dan fenomena distinctive bagi keperawatan.

Sebagaimana bentuk dan konsep care itu sendiri, sehingga harus benar-benar

di dokumentasikan, dimengerti dan digunakan agar ”care” menjadi petunjuk

utama bagi terapi keperawatan dan penjelasan tentang praktek-praktek

keperawatan.

H. Leininger (1991) telah mengembangkan bentuk yang relevan dengan teori

tetapi hanya beberapa hal yang didefinisikan :

1) Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, dukungan

atau perilaku lain yang berkaitan atau untuk individu lain / kelompok dengan

kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

2) Caring adalah tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung

individu lain/kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan untuk

meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

3) Kultur/Culture adalah berkenaan dengan mempelajari, membagi dan

transmisi nilai, kepercayaan, norma dan praktik kehidupan dari sebuah

kelompok yang dapat menjadi tuntunan dalam berfikir, mengambil keputusan,

bertindak dan berbahasa.

4) Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui

nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang mana membimbing, mendukung

atau memberi kesempatan individu lain atau kelompok untuk

mempertahankan kesehatan, meingkatkan kondisi kehidupan atau kematian

serta keterbatasan.

5) Nilai kultur berkenaan dengan pengambilan keputusan tentang suatu

cara yang hendak dijalani sesuai dengan adat kebiasaan yang dipercayai

dalam periode waktu tertentu.


6) Perbedaan kulture dalam keperawatan adalah variasi dari pengertian,

pola nilai atau simbol dari perawatan kesehatan untuk meningkatkan kondisi

manusia, jalan kehidupan atau untuk kematian.

7) Cultural care universality yaitu sesuatu hal yang sangat umum, seperti

pemahaman terhadap nilai atau simbol dari pengaruh budaya terhadap

kesehatan manusia.

8) Ethnosentris adalah kepercayaan yang mana satu ide yang dimiliki,

kepercayaan dan praktiknya lebih tinggi untuk culture yang lain.

9) Cultural imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan

untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas culture lain karena

mereka percaya bahwa ide mereka lebih tinggi dari pada kelompok lain.

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan

pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus

bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care”

sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan

landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang

efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu.

Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara

pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur ( orang biasa dan

profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat

bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini

saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan,

politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang

berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.


BAB IIl

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan

dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti

tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai

kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-

faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan,

bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian

struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan,

pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan

baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.


Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan

antara berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang

dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari

idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari

keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang

mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar

efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa

perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, S.Kep, Ners, Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit buku

kedokteran

EGC, Jakarta.

Christensen Paula J. & Kenney Janet W (2009), Proses Keperawatan :

Aplikasi

model konseptual edisi 4, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing

practice in Canada. 1st Canadian Ed, Prentice Hall Health. Toronto.

Leahy, Julia M & Kizilay, Patricia E. (1998). Foundations of Nursing Practice :

A Nursing Process Approach. 1st Ed, WB Saunders Company, Philadelphia

Anda mungkin juga menyukai