dan
seorang
pemimpin
dalam
mengembangkan
keperawatan
transkultural serta teori asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia. Leininger
juga adalah seorang perawat professional pertama yang meraih pendidikan doctor
dalam ilmu antropologi social dan budaya.
Madeline Leininger lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karir keperawatannya
setelah tamat dari program diploma di St. Anthonys School of Nursing di Denver.
Pada tahun 1950 ia meraih gelar sarjana dalam ilmu biologi dari Benedictine College,
Atchison Kansas dengan peminatan pada studi filosofi dan humanistik. Setelah
menyelesaikan pendidikan tersebut ia bekerja sebagai instruktur, staf perawatan dan
kepela perawatan pada unit medikal bedah sererta membuka sebuah unit perawatan
psikiatri yang baru dimana ia menjadi seorang direktur pelayanan keperawatan pada
St. Josephs Hospital di Omaha. Selama waktu ini ia melanjutkan pendidikan
keperawatannya di Creigthton University di Omaha. Tahun 1954 Leininger meraih
gelar M.S.N. dalam keperawatan psikiatrik dari Chatolic University of America di
Washington, D. C. Ia kemudian bekerja pada College of Health di Univercity of
Cincinnati, dimana ia menjadi lulusan pertama (M. S. N ) pada program spesialis
keperawatan psikiatrik anak . Ia juga memimpin suatu program pendidikan
keperawatan psikiatri di universitas tersebut dan juga sebagai pimpinan dalam pusat
terapi perawatan psikiatri di rumah sakit milik universitas tersebut.
Leininger bersama C. Hofling pada tahun 1960 menulis sebuah buku yang diberi judul
Basic Psiciatric Nursing Consept yang dipublikasikan ke dalam sebelas bahasa dan
digunakan secara luas di seluruh dunia. Selama bekerja pada unit perawatan anak di
Cincinnati, Leininger menemukan bahwa banyak staff yang kurang memahami
menjadi pemimpin utama perawat yang mendorong banyak mahasiswa dan fakultas
untuk
melanjutkan
studi
dalam
bidang
anthropologi
dan
menghubungkan
serta penting untuk memperoleh data kebudayaan yang mendasar dari kebudayaan
yang berbeda.
B. PENGERTIAN
Transcultural Nursing
adalah
suatu area/wilayah
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budayakepada
manusia (Leininger, 2002).
C. ASUMSI DASAR
Asumsi
dari
mendasar
dari
keperawatan,
teori
adalah
membedakan,
perilaku
Caring.
mendominasi
Caring
serta
adalah
esensi
mempersatukan
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3. Cultur care diversity (Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan)
merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu
pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan
asuhan
budaya
yang
menghargai
nilai
budaya
individu,
suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.
adalah
perbedaan
macam-macam
manusia
didasarkan
pada
untuk
mempelajari
lingkungan
dan
orang-orang,
dan
saling
adalah
tindakan
langsung
yang
diarahkan
untuk
membimbing,
memberi
kesempatan
individu,
keluarga
atau
kelompok
untuk
(1985)
mengartikan
paradigma
keperawatan
transcultural
sebagai
adalah
individu,
keluarga
atau
kelompok
yang
memiliki
nilai-nilai
dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan
pilihan.
Menurut
Leininger
(1984)
manusia
memiliki
adalah
keseluruhan
aktifitas
yang
dimiliki
klien
dalam
mengisi
Klien
dan
perawat
mempunyai
tujuan
yang
sama
yaitu
ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan
didefinisikan
perkembangan,
sebagai
suatu
sebagai
kepercayaan
totalitas
keseluruhan
dan
kehidupan
perilaku
dimana
fenomena
klien.
klien
yang
mempengaruhi
Lingkungan
dengan
dipandang
budayanya
saling
berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.
Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah
katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo
yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan
sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di
dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan
simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni,
riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi
yang
digunakan
perlindungan/mempertahankan
dalam
budaya,
asuhan
keperawatan
mengakomodasi/negoasiasi
adalah
budaya
dan
budaya
kesehatan.
sesuai
dengan
klien
dapat
dilakukan
Perencanaan
nilai-nilai
yang
meningkatkan
bila
dan
budaya
implementasi
relevan
atau
pasien
yang
tidak
bertentangan
keperawatan
telah
dimiliki
mempertahankan
klien
status
diberikan
sehingga
kesehatannya,
dan
membantu
implementasi
klien
keperawatan
beradaptasi
terhadap
pada
tahap
budaya
ini
dilakukan
tertentu
untuk
yang
lebih
budaya
misalnya
klien
lain
yang
sedang
lebih
hamil
mendukung
mempunyai
peningkatan
pantang
makan
yang
berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani lain.
budaya
status
klien
kesehatan.
dilakukan
Perawat
bila
berupaya
budaya
yang
dimiliki
merestrukturisasi
gaya
rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.
F. PROSES KEPERAWATAN TRANSCULTURAL NURSING
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(sunrise model) seperti yang terlihat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan
bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan
memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan
asuhan
keperawatan
dilaksanakan
dari
mulai
tahap
pengkajian,
diagnosa
pada
model
ini
mengindikasikan
sistem
terbuka.
Model
ini
menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak terpisahkan/ tidak dapat dipisahkan dari
budaya mereka.
Suatu hal yang perlu diketahui
tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger
adalah agar
profesional lainya. Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien
atau nilai-nilai
masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien.
Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan panduan dalam
pengkajian dan perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta penelitian ilmiah.
2. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian
adalah
proses
mengumpulkan
data
untuk
mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada
"Sunrise Model" yaitu :
1). Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi
kesehatan
mendapat
penawaran
kesehatan.
berobat
Perawat
atau
kesehatan,
tentang
memungkinkan
menyelesaikan
perlu
mengatasi
alasan
klien
penggunaan
individu
mengkaji
masalah
memilih
dan
untuk
masalah
persepsi
kesehatan,
pengobatan
dalam
sehat
alasan
alternatif
pemanfaatan
memilih
teknologi
pelayanan
sakit,
kebiasaan
mencari
dan
atau
bantuan
persepsi
untuk
klien
mengatasi
realistis
sangat
atas
adalah
kuat
suatu
bagi
untuk
kehidupannya
adalah
terhadap
agama
penyebab
para
simbol
pemeluknya.
menempatkan
sendiri.
yang
yang
Faktor
dianut,
penyakit,
cara
mengakibatkan
Agama
kebenaran
agama
status
di
yang
memberikan
atas
dan
dikaji
cara
yang
motivasi
segalanya,
harus
pernikahan,
pengobatan
pandangan
bahkan
oleh
di
perawat
pandang
kebiasaan
yang
agama
klien
yang
3).
Faktor
Perawat
sosial
dan
pada
lengkap,
nama
status,
tipe
keterikatan
tahap
ini
panggilan,
harus
umur
keluarga,
keluarga
(kinship
mengkaji
dan
tempat
pengambilan
and
social
faktor-faktor
tanggal
keputusan
factors)
:
lahir, jenis
dalam
nama
kelamin,
keluarga,
dan
Nilai-nilai
Nilai-nilai
oleh
budaya
budaya
penganut
budaya
dan
adalah
budaya
adalah
gaya
suatu
hidup
sesuatu
yang
kaidah
(cultural
yang
dianggap
yang
value
and
dirumuskan
baik
atau
mempunyai
dan
buruk.
sifat
life
ways)
ditetapkan
Norma-norma
penerapan
terbatas
pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :
posisi
dan
jabatan
digunakan,
sakit,
yang
kebiasaan
persepsi
sakit
dipegang
makan,
berkaitan
oleh
kepala
makanan
dengan
yang
keluarga,
bahasa
dipantang
dalam
sehari-hari
dan
aktivitas
yang
kondisi
kebiasaan
membersihkan diri.
5). Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan
dan
sesuatu
yang
keperawatan
peraturan
rumah
sakit
mempengaruhi
lintas
budaya
yang
kegiatan
(Andrew
and
berlaku
individu
Boyle,
1995).
adalah
segala
dalam
Yang
asuhan
perlu
dikaji
pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
jam
berkunjung,
jumlah
anggota
keluarga
yang
boleh
menunggu,
cara
yang
material
dirawat
yang
dimiliki
Faktor
ekonomi
yang
klien,
sumber
biaya
di
rumah
untuk
harus
sakit
membiayai
dikaji
pengobatan,
oleh
memanfaatkan
sakitnya
perawat
tabungan
yang
agar
sumber-sumber
segera
diantaranya
dimiliki
sembuh.
pekerjaan
oleh
keluarga,
biaya
dari
sumber
lain
misalnya
asuransi,
penggantian
biaya
dari
kantor
belakang
menempuh
jalur
pendidikan
klien
ilmiah
yang
terhadap
perlu
pendidikan
klien
adalah
pengalaman
pendidikan
formal
tertinggi
saat
maka
rasional
budaya
dikaji
pendidikan
keyakinan
dan
yang
pada
serta
individu
sesuai
tahap
klien
ini
biasanya
tersebut
dengan
adalah
kemampuannya
didukung
dapat
kondisi
:
untuk
ini.
klien
dalam
Semakin
tinggi
oleh
belajar
buktibukti
beradaptasi
kesehatannya.
tingkat
pendidikan
belajar
secara
Hal
yang
klien,
jenis
aktif
mandiri
keperawatan
budayanya
yang
keperawatan.
adalah
dapat
dicegah,
(Giger
and
respon
diubah
Davidhizar,
klien
atau
1995).
sesuai
dikurangi
latar
belakang
melalui
intervensi
Terdapat
tiga
diagnosa
dan
pelaksanaan
dalam
keperawatan
trnaskultural
adalah
proses
memilih
strategi
yang
tepat
dan
pelaksanaan
adalah
melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar,
1995).
Ada
tiga
pedoman
yang
ditawarkan
dalam
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses
melahirkan dan perawatan bayi.
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
Apabila
konflik
kesepakatan
tidak
berdasarkan
terselesaikan,
pengetahuan
lakukan
negosiasi
biomedis,
pandangan
dimana
klien
dan
klien
harus
mencoba
untuk
memahami
budaya
Evaluasi
Evaluasi
asuhan
keberhasilan
klien
keperawatan
tentang
transkultural
mempertahankan
budaya
dilakukan
yang
sesuai
terhadap
dengan
kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau
beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya
yang
dimiliki
klien.
Melalui
evaluasi
dapat
diketahui
asuhan
Namun demikian berikut adalah kelebihan dan kekurangan Teori Transkultural dari
Leininger :
A. Kelebihan :
1. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan
pengetahuan
kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang
berbeda.
2. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan
pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
3.
praktek keperawatan .
B. Kelemahan :
1. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan hanya
digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.
2. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah
keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
Akhirnya, menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan kesehatan transkultural
adalah meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan
kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktek kesehatan dalam berbagai budaya
(kultur) baik dimasa lalu maupun zaman sekarang, akan terkumpul persamaanpersamaan, sehingga kombinasi pengetahuan tentang pola praktek transkultural
dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan
perawatan dan kesehatan orang banyak dari berbagai kultur.