Laporan dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny. T dengan Dyspepsia di Ruang
Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga telah di terima dan di setujui :
Hari / tanggal
Tempat
Pembimbing Lahan
LAPORAN PENDAHULUAN
DYSPEPSIA
KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan saluran
makanan bagian atas berupa nyeri perut, lekas kenyang, anorexia, kembung,
regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulut ( Hadi, 1995 ).
Dispepsia adalah kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak atau sakit diperut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
(Mansjoer, 2000)
Dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri diperut bagian atas ( Ulu
hati ), Mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang ( suyono, 2001 ).
Dispepsia adalah gangguan pada pencernaan makanan (Ramali, 1997 )
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Esofagus
Fundus
Serosa
Lapisan longitudinal
Korpus
Lapisan sirkular
Lapisan oblik
Kurfatura Mayor
Pilorus
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling
banyak terletak terutama didaerah epigastrik dan sebagian sebelah kiri daerah
hipokondriak dan umbilikal lambung terdiri dari bagian atas yaitu fundus, batang
utama dan bagian baawah yang horisontal yaitu atrium pilonik. Lambung terletak
atau berhubungan dengan esofagus melalaui olifisium atau kardia dan dengan duo
denum melalui orisium pilonik. Lambung terletak dibawah diafragma didepan
pankreas dan limfa menempel pada sebelah kiri fundus. Fungsi lambung
menerima makanan dari esofagus melalaui olifisium kordiak dan bekerja sebagai
penimbun sementara sedangkan kontraksi otot mencampur makanan dengan getah
lambung gelombang peristaltik dimulai tinggi di fundus berjalan berulang ulang
setiap menit 3 kali dan menyerap perlahan lahan kepilorus. Perangsangan
sekresi getah lambung sebagian dirangsangkan serat dan sebagian dari kimiawi.
Sekresi mulai pada awal orang makan bila melihat dan mencium makanan akan
merangsang sekresi karena kerja saraf.
Fungsi lambung :
1. Penampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh
peristaltik lambung dan getah bening
2. Getah cerna lambung yang dihasilkan :
a.
Pepsin fungsinya memecahkan putih telur menjadi asam amino
b.
Asam garam fungsinya mengasamkan makanan, sebagai anti septik
dan disinfektan
c.
Renin fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk
kasein dari karsinogen
d.
Lapisan lambung, jumlah sedikit asam lemak yang merasang sekresi
getah lambung ( pearce 2000 ) ( syaifudin 1995 )
C. ETIOLOGI
1. Dispepsia Organik
Banyak ditemukan pada usia kurang lebih 40 thn (Hadi 1995 )
Faktor penyebab :
a) Dispepsia tukak ( Nikuslike Dispepsia )
Gejala : nyari ulu hati pada waktu tidak makan
b) Dispepsia tidak tukak
Gejala : sama dengan dispepsia tukak biasa pada pasien gastritis tetapi
tidak ditemukan tanda-tanda tukak pada saat pemeriksaan.
c) Reflek gastroerotegal
Gejala : rasa panas di dada dan regurgitasi terutama setelah makan.
d) Penyakit saluran empedu
Terutama mulai perut kanan panas atau ulu hati yang menjalar ke bahu
kanan sampai punggung.
e) Karsinoma
Keluhan berupa nyeri diperut, keluhan berkaitan dengan anorexia dan
berat badan menurun.
f) Pankreatitis
keluhan berupa nyeri mendadak ke punggung, perut terasa kenyang dan
tegang.
g) Sindrom mal absorpsi
Nyeri perut, neusea, anorexia, sering flatus dan kembung, diare
berlendir.
2. Dispepsia non organik/ dispepsia fungsional
a) Faktor asam lambung
b) Kelainan psikis, stres dan faktor lingkungan
c) Gangguan mobilitas
d) Peran kompilo bakteri plyorus
D. PATHOFISIOLOGI
1. Dispepsia Organik
Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. Sindroma dispensia organik terdapat kelainan yang nyata terhadap
organ tubuh misalnya tukak ( luka ) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas
radang empedu dan lain.
Dispepsia tukak dan dispensia bukan tukak dengan gejala nyeri ulu hati waktu
makan, reflek gastro esofagal berupa rasa panas di dada dan mengiritasi makan,
penyakit saluran empedu karsinoma dengan gejala nyeri perut dan bertambah jika
makan, anoreksia dan menyebabkan berat badan turun. Pankreatitis nyeri
dirasakan di epigasterium setelah makan banyak / minum alkohol. Nyeri
disebabkan pembengkakan dan peregangan duktus pankreatikus sindrom
malabsorbsi dengan gejala diare dan berlendir, steatore, penurunan berat badan
dan gangguan tumbuh kembang pada anak.
2. Dispepsia Non Organik
Faktor dispensia non organik atau dispensia fungsional atau dispensia non
ulkus ( DNU ), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai
kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
Laboratorium, Radiologi, dan Endoskop ( teropong saluran pencernaan )
Asam lambung yang meningkat, keadaan psikis, stress, dan faktor
lingkungan , gangguan motilitas, pengosongan lambung / iritasi karena
berkurangnya sekresi lambung sehingga menyebabkan nyeri karena iritasi pada
lambung.
E. MANIFESTASI KLINIK
Klasifikasi klinik praktek didasarkan atas keluhan atau gejala yang dominan
membagi dispepsia menjadi 3 tipe :
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus ( ulkus like dyspensia )
dengan gejala
a. Nyeri apigastrium terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida
c. Nyeri saat lapar
2. Dispepsia dengan gejalam seperti dismotilitas (dysmotility like dispepsia)
dengan gejala :
a. Mudah kenyang
b. Perut terasa cepat penuh saat makan
c. Mual
d. Muntah
e. Rasa tidak nyaman bertambah saat makan
3.
Dispepsia Non Spesifik ( tidak ada gejala seperti diatas )
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
hemoglobin, leukosit, hitung jenis, ureum creatinin, gula darah, tes fungsi hati
dan urine.
2. Radiologi
Foto kontrol abdomen
3. Endoscopy
Untuk mengetahui ada tidaknya luka diotofaring, warnamukosa, tes tumor
jinak atau ganas
4. USG
Kalainan reflek klien, pankreas, kelaianan anterid tumor.
G. PATHWAYS
Peningkatan
Asam lambung
faktor
psikis lingkungan
gangguan
mobilitas
kompilo
bakteri pilorus
iritasi lambung
rangsangan muntah
Muntah
Medula oblonata
Pengeluaran cairan
berlebih
Muntah
Defisit volume
Cairan
Anorexia
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Bruner and Suddarth, 2000 Keperawatan Medikal Bedah, edisi 9
Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Media Aesaula
Pius. FKUI : Jakarta
Pamoentjak, dkk. 2003. Kamus Kedokteran. Djambatan : Jakarta
Dongoes, Marylin E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3
EGC : Jakarta
PENGKAJIAN
A. BIODATA
Nama
: Ny T
Umur
: 34 th
Pendidikan
: Tamat SMP
Status
: Kawin.
Alamat
: Ny. Y.
Umur
: 68 Tahun.
Pendidikan
: Tamat SR.
Status
: Kawin.
Alamat
: 10 Maret 2008
Ruang
: Kenanga
NO RM
: 328129
Diagnosa Medis
: Dyspepsia
Keterangan :
: Perempuan
: Meninggal Dunia
: Laki laki
: Klien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal 1 Rumah
Tidur dirumah sakit hanya 5 jam dari jam 12 malam sampai jam 6 pagi
Do :
Nafas (R)
= 20 X/menit
Kemampuan
N : 88x/menit
perawatan diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi
V
di
tempat tidur
Berpindah
Keterrangan :
: Mandiri
: Alat bantu
: Tergantung total.
: (-)
flebitis
: (-)
Kesemutan
boal kebas
: (-)
:()
= 130 = 60
70
- Membran mukosa : tampak kering
-Konjungtiva : an anemis
- Pengisian kapiler : kurang dari 3detik
- Sklera : an ikterik
3. Integritas Ego
Ds
: Pasien mengatakan
-
Do
:
-
Tampak cemas
4. Eliminasi
-
Pola BAB
Pola BAK
Tidak terpasang DC
5. Hygiene
Ds : Pasien mengatakan
-
Do :
Minum air putih 4 gelas / hari ( per gelas 230ml ) = 920 ml.
BB sebelum sakit = 50 Kg
Do :
Jumlah
1200 ml
Keluaran
Kehilangan
tak
Jumlah
900 ml
1000 ml
Feses
100 ml
300 ml
Urine
2500 ml
7. Neurosensori
Ds : Pasien mengatakan
-
Lemes
Pusing
Do :
Do :
-
9. Pernafasan
Ds : Pasien mengatakan
-
R : 20 X/menit
Pneumonia ( - )
Asma ( - )
Bronkhitis ( - )
TBC ( - )
Do :
10. Keamanan
Ds : Pasien mengatakan
-
Transfusi darah ( - )
Riwayat kecelakaan ( - )
S : 37C
Do :
11. Seksualitas
Ds : Pasien mengatakan
-
Do :
-
Do :
Do :
Medikasi
Nama Obat
Antasida
Dosis
Waktu
3x1
Sediaan
Tablet
Cimetidine
200 mg
2x1
Tablet
Oral
Ciprofloxacin
500 mg
2x1
Tablet
Oral
Cairan
IV
Infus RL
Cara Pemberian
Oral
Nilai Normal
Eritrosit
Gula Darah Sewaktu
Hasil
5 LPB
2,4 LPB
78 m / dl
SGOT
L S/d 37 : P S/d 31
36 U /L
SGPT
L S/d 42 : P S/d 32
31 U / L
ANALISA DATA
Tanggal
10 / 3 /08
Data
Ds : pasien mengatakan pusing lemas,
Problem
Intoleransi aktifitas
12.30 WIB
Do : - tampak lemas
mukosa lambung
Ketidakseimbangan nutrisi
ml )
mual, muntah.
- BB : 48 Kg
- Minum air putih 4 gelas / hari ( per
gelas 230ml ) = 920 ml.
- Balance cairan : Intake ( Out put
+ IWL )
IWL :
Prioritas Masalah
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah.
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan pola istirahat
: Ny. T
Dx Medis
: Dspepsia
Umur
: 34 tahun
Ruang
: Kenanga
Alamat
No RM
: 328129
No
Tgl
Dx keperawatan
Tujuan & KH
10/3
Ketidakseimbangan
SDTK selama 2 x
Intervensi
putih 4 gelas
Do : - Diit RS tidak
baik.
habis dimakan
- BB naik.
BB : 48 Kg
Balance cairan :
- Diit RS habis di
makan
seimbang.
Nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa
lambung
IWL :
Nilai Konstata x BB x (
12 /atau24 jam)
100
= 45 x 48 kg x 24 jam
100
= 518
Intake : Cairan +
makanan
920 + 800 = 1720
ml
Out Put : BAK +
BAB
2500 + 100 = 2600
ml
Balance : 1720 (
2600 + 518 )=
- 1398 ml.
Hasil : Belum seimbang
2
10/3
Nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa
lambung
Ds : Pasien mengatakan
nyeri lambung, mual,
skala nyeri 7.
Do : - Tampak menahan
/ meringis
kesakitan menahan
SDTK selama 2 x
24 jam masalah
nyeri dapat teratasi
dengan KH :
- Skala nyeri dapat
berkurang.
- Klien dapat
mengantisipasi
saat nyeri muncul.
nyeri
3
10/3
Intoleransi aktifitas
Etiologi gangguan pola
istirahat dan tidur
Ds : pasien mengatakan
pusing lemas, mata
berkunang kunang
Do : - tampak lemas
SDTK selama 2 x
1. Berikan lingkungan yang
nyaman .
Intoleransi
2. Kaji ulang status istirahat
pasien.
aktifitas dapat
3. Atur posisi senyaman
teratasi dengan KH mungkin.
4. Berikan kesempatan
:
istirahat untuk klien
- Rasa pusing
5. Batasi aktifitas klien.
24 jam masalah
berkurang.
wajah tampak
leseu, pucat
- rasa lemas
berkurang.
TD 130/70
- Klien dapat
N : 88 X/menit
melakukan
- S 37 C
aktifitas tanpa
bantuan.
- dapat istirahat
dengan maksimal.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl /
No dx
jam
11/3/08
Implementasi
- Memberikan makan
08.00
WIB
sering.
- Menyajikan makanan
Respon
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
keluarga untuk
kooperatif
menghindari makanan
yang pedas / asam.
- Berkolaborasi dengan
Makanan / diit
team gizi
Pasien kooperatif
11/3/08
08.10
Vital.
S = 37 C
WIB
Nyeri berkurang
skala 5
Paraf
- Menganjurkan tehnik
Pasien kooperatif
Obat masuk
memberikan antasid
- Memberikan posisi
Klien kooperatif
yang nyaman.
nyaman dengan
terlentang.
11/3/08
- Memberikan
08.00
WIB
- Mengukur status
Klien mengatakan
istirahat pasien
- Memberikan
Klien menggunakan
kesempatan istirahat
untuk klien.
- Membatasi aktifitas
klien
Klien kooperatif
EVALUASI KEPERAWATAN 1
Tgl
No dx
Catatan
Perkembangan
11/03/08
08.00
WIB
- Pasien mengatakan sudah habis 5 gelas/ hari
( per gelas = 230 ml ) = 230 x 5 = 1150 ml.
- BAB 1 kali : BAK 4 kali.
O : - Diit RS tampak masih ada sisa ( 800 ml)
- Keluaran BAB = 100 ml
- Keluaran urine 4 - 5 kali/ hari = 2500
ml
- Wajah tampak lesu.
- BB = 48 Kg.
- Balance cairan :
IWL :
paraf
11/03/08
08.10
WIB
11/03/08
08.10
WIB
EVALUASI KEPERAWATAN 1I
Tgl
No dx
Catatan
Perkembangan
12/03/08
08.30
dimakan.
WIB
- Pasien mengatakan sudah habis 7 gelas/ hari
( per gelas = 230 ml ) = 230 x 7 = 1610 ml.
- BAB 1 kali & BAK 4 5 kali/ hari.
O : - Diit RS tampak habis dimakan( 1000
ml)
- Tampak klien sedang makan snack
- Keluaran BAB = 100 ml
- Keluaran urine 4 - 5 kali / hari = 2500
ml
- BB = 48 Kg.
- Balance cairan :
IWL :
paraf
12/03/08
08.45
WIB
12/03/08
09.00
WIB