1. Paparan Masalah
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat dalam rangka mewujutkan derajat kesehatan
yang optimal. Terjadinya pergeseran dalam pemberian pelayanan kesehatan yg
lebih holistik (Menyeluruh) dengan melihat penyakit dan gejalanya sebagai
informasi dan bukan hanya sebagai fokus pelayanan. Untuk itu perawat sebagai
bagian dari komponen tenaga kesehatan dengan proporsi terbanyak 60 persen
tenaga kesehatan adalah perawat sebagaimana yang dipaparkan oleh departemen
kesehatan, sehingga perawat memiliki peran sentral dan berada pada posisi kunci
dalam kemajuan pelayanan kesehatan. Perawat adalah ujung tombak yang
bekerja diberbagai unit pelayanan kesehatan dimasyarakat mulai dari masyarakat
perkotaan hingga menjangkau wilayah terpencil. Sehingga baik buruknya mutu
pelayanan kesehatan, tergantung pada figur perilaku perawat.
Posisi perawat sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan dan
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk
merupakan tantangan tersendiri bagi profesi keperawatan. Perawat dituntut untuk
meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan yang diberikan. perawat selalu
mengadakan interaksi dengan pasien, keluarga, tim kesehatan dan lingkungannya,
dimana asuhan-asuhan tersebut diberikan. Dalam melaksanakan interaksi dengan
klien, maupun dengan tim kesehatan lain perawat mempunyai peluang untuk
berbuat baik atau buruk. Bisa juga timbul konflik selama interaksi terjadi. Oleh
karena itu penting bagi perawat untuk memahami, memiliki dan dapat
menerapkan nilai dan moral yang tinggi dalam setiap pemberian pelayanan
kesehatan.
Nilai-nilai adalah suatu aspek yang penting dalam mengambil keputusan
karena nilai-nilai mempengaruhi persepsi dan motivasi seseorang, maka penting
bagi perawat untuk menjadi sadar akan nilai-nilainya dan nilai-nilai orang lain
yang terkait dalam situasi. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat
menciptakan suasana dimana nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan dari individu
dihormati. Suasana dalam menciptakan penghargaan akan nilai dan moral dari
individu pasien tersebut meliputi penghargaan akan hidup, penghargaan akan
martabat, dan penghargaan akan hak klien (Naden & Eriksson, 2005). Asuhan
keperawatan yang berkualitas harus terdapat didalamnya sikap perawat yang
menerima dan menghargai moral individu pasien. Dalam praktek keperawatan
harus diperhatikan moral individu baik dari moral pasien maupun moral perawat
sendiri. Sehingga prinsip-prinsip nilai dan moral harus diterapkan dalam asuhan
keperawatan dimana nilai-nilai pasien tersebut menjadi suatu pertimbangan dalam
melakukan asuhan keperawatan (Kim et al., 2002).
Pengetahuan seorang perawat tidak hanya dilihat dari kemampuan dalam
aplikasi tindakan keperawatan melainkan kemampuan seorang perawat dalam
mengenal permasalahan melainkan bagaimana seorang perawat melihat segala
aspek yang akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan
keperawatan yang akan diaplikasikan kepada individu dan masyarakat (Kozier,
2010). dalam pengambilan keputusan untuk tindakan keperawatan akan tercermin
didalamnya tentang etik yang dimiliki oleh perawat sebagi pendamping pasien
Pembahasan
Meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas.
Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan
basis pada etika dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam
setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam
merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam
tentang nilai dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting
dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasien
selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
Etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai
yang dipakai manusia sebagai dasar sebagai prilaku.Beberapa definisi diatas
menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, prinsip-prinsip moral yang
diterapkan dalam bidang keperawatan diantaranya adalah Menghargai otonomi
(facilitate autonomy), Kebebasan (freedom), Kebenaran (Veracity), Keadilan
(Justice), Tidak Membahayakan (Nonmaleficence), Keuntungan (Beneficence),
Kesetiaan (fidelity), Kerahasiaan (Confidentiality), Hak (Right).
Menghargai otonomi (facilitate autonomy) Suatu bentuk hak individu dalam
mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup individu. Kebebasan dalam memilih
atau menerima suatu tanggung jawab terhadap pilihannya sendiri. Contoh
menghargai otonomi yang diterapkan dalam pelayanan keperawatan yaitu dengan
memberikan kebebasan pada pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang
berhak mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini juga memperhatikan
kenyamanan yang ingin didapatkan oleh klien dalam menerima layanan. Sebagai
contoh terkadang pasien wanita lebih memilih untuk dirawat oleh pemberi
layanan kesehatan atau perawat wanita pula. Selain itu pasien juga memiliki hak
untuk memilih pelayanan atau opsi tindakan yang menurutnya nyaman.
Prinsip yang kedua yaitu Kebebasan (freedom) yaitu Prilaku tanpa tekanan
dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan pihak lain sebagai
contoh klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan
yang diberikan. Paien diberikan kebebasan untuk menyetujui ataupun tidak
menyetujui tindakan apapun yang akan dilakukan terhadap dirinya. Tindakan
apapun yang akan diberikan tetap mempertimbangkan keputusan dari pasien.
Dengan diterapkannya prinsip ini dalam pelayanan maka tidak akan terjadi
pemaksaan kehendak dari pemberi layanan terhadap pasien.
Prinsip yang ketiga yaitu Kebenaran (Veracity) / truth yaitu melakukan
kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang tidak
bertentangan (tepat, lengkap). Sebagai contoh tindakan pemasangan infus harus
dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat. Pelaksanaan
tindakan yang sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dapat melindungi perawat
ataupun klien yang menerima layanan. Prosedur tindakan yang telah ditetapkan
tentunya disusun untuk menekan resiko negatif dari tindakan yang dilaksanakan
Prinsip yang keempat yaitu Keadilan (Justice) yaitu hak setiap orang untuk
diperlakukan sama. Sebagai contoh tindakan keperawatan yang dilakukan seorang
perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK.
Pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap seluruh pasien harus sama tidak
dibedakan anatar ruang satu dan ruang yang lainnya, tidak memandang jabatan
ataupun kedudukan dari pasien. Tetapi pada praktiknya tetap sering ditemui
perbedaan layanan yang diberikan antar pasien dengan kelas perawatan yang
berbeda. Dari sinilah timbul pandangan masyarakat bahwa passien oyang dirawat
dikelas bangsal kurang mendapatkan perhatian dari perawat. Perlu ditegaskan lagi
kepada seluruh pemberi layanan kesehatan terutama keperawatan bahwa semua
passien memiliki hak yang sama dalam menerima layanan kesehatan.
Prinsip yang kelima yaitu Tidak Membahayakan (Nonmaleficence) yaitu
tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang
lain. Sebagai contoh bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka
harus dipasang side driil. Selain itu tindakan tindakan yang didasarkan pada
standar operasional prosedur maka juga akan memberikan pelayanan yang aman
bagi pasien. Akhir-akhir ini yang menjadi sorotan dalam pelayanan keperawatan
yaitu terkait dengan patient safety yang diantaranya memperhatikan pemberian
isdentitas pada pasien agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian terapi.
Menjaga agar tidak terjadi penyebaran infeksi nosokomnial, penerapan prinsip 5
benar obat dan pencegahan resiko jatuh. Hal ini merupakan perkembangan yang
positif dalam rangka memberikan pelayanan yang aman bagi pasien.
Prinsip yang keenam yaitu Keuntungan (Beneficence) yaitu
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan merugikan(membahayakan)
dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain.
Sebagai contoh setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien
dengan baik dan benar.
Prinsip yang ketuju Kesetiaan (fidelity) yaitu Memenuhi kewajiban dan tugas
dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab, memenuhi janji-janji. Sebagai
contoh Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak
boleh mengingkari janji tersebut. Tindakan perawat yang tidak menepati janji
yang telah disepakati maka akan menurunkan kepercayaan pasien terhadap
perawat. Dalam pemberian layanan harus ada unsur kepercayaan dari pasien
terhadap perawat. Perawat harus senantiasa memiliki komitmen dalam menjalin
kesetiaan terhadap pasiennya agar kepercayaan antara keduanya tetap terjaga.
Prinsip yang kedelapan yaitu Kerahasiaan (Confidentiality) yaitu melindungi
informasi yang bersifat pribadi. Sebagai contoh Perawat tidak boleh menceritakan
rahasia klien pada orang lain, kecuali seijin klien atau seijin keluarga demi
kepentingan hokum. Fenomena dilapangan yang sering dijumpai bahwa terkadang
diluar tempat kerja masih tetap dijumpai perawat yang membicarakan tentang
kondisi pasien mereka. Perlu ditekankan bahwa seluruh kondisi yang dialami
klien dan juga termasuk diagnosis penyakit klien merupakan rahasia dari klien,
selama klien tidak berkenan kondisinya diberitahukan kepada orang lain maka
perawat harus tetap menjaga kerahasiaan tersebut. Terkecuali jika memang diskusi
yang dilakukan tentang kondisi pasien bertujuan untuk pemberian layanan yang
tepat bagi yang bersangkutan atau memberikan keterangan dalam kepentingan
hukum.
Prinsip yang terakhir dari moral yaitu Hak (Right) berprilaku sesuai dengan
perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan moralitas, berhubungan dengan hukum
legal. Sebagai contoh klien berhak untuk mengetahui informasi tentang penyakit
dan segala sesuatu yang perlu diketahuinya. Perawat wajib memberitahukan halhal apapun yang terkait dengan kondisi pasien yang ingin diketahui. Memberikan
informasi secara benar dan sesuai dengan hak pasien.
Dari pemaparan tentang prinsip moral diatas jelas bahwa prinsip-prinsip
moral perlu diterapkan dalam pelayanan keperawatan. Hal ini dapat membantu
terwujudnya kepuasan pasien terhadap pelayanan, karena pelayanan didasarkan
pada prinsip-prinsip yang berpihak pada pasien. Pasien merasa nyaman,
pilihannya di hargai, diberikan kebebasan untuk menentukan tindakan apa yang
akan diterimanya, diperlakukan sama, rahasia terjaga, terjalin kepercayaan antara
pasien dan perawat dan tentunya pasien juga mendapatkan pelayanan yang aman.
Jika penerapan prinsip moral dapat berjalan dengan baik, maka akan
meminimalisir terjadinya konflik ataupun masalah dalam proses pemberian
layanan keperawatan.
Profesi keperawatan dalam praktiknya tidak lengkap jika hanya
menerapkan prinsip-prinsip moral seperti yang telah dipaparkan diatas. Dalam
praktiknya tetap dibutuhkan nilai-nilai profesi yang mendasarinya dalam
memberikan pelayanan. Untuk tujuan identitas dan pendidikan, profesi
keperawatan menyatakan nilai-nilai yang mereka percayai yang akan dibentuk dan
dipertahankan. Namun, secara periodik profesi mengkaji ulang nilai dan tingkah
laku dalam keperawatan untuk mengembangkan dan mengakomodasi kebutuhan
baru pada pasien. Nilai perawat yang paling fundamental yaitu memberikan
asuhan keperawatan dan memberikan perlindungan atau advokasi kepada pasien.
Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien maka diperlukan
nilai-nilai sebagai dasar dalam memutuskan dan memberikan pelayanan pada
pasien. Berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang American Association of
simpati, altruisme, tanggung jawab dan komitmen, keadilan dan kejujuran, dan
kompetensi pribadi dan profesional serupa di sebagian besar budaya.Walaupun
nilai-nilai tersebut banyak diterapkan di beberapa negara tetap perlu di identifikasi
nilai-nilai yang biasa di terapkan di negara lain. Hal ini dapat menjadi data
penting dalam memperkaya nilai nilai yang dapat diterapkan dalam praktik
profesional keperawatan (Shahriari et al, 2013).
Dalam sebuah artikel juga membahas tentang nilai-nilasi dasar yang perlu di
kembangkan dalamprofesi keperawatan. Dipaparkan dalam artikel tujuan dari
dikembangkannya nilai-nilai dasar tersebut adalah Untuk untuk memfasilitasi titik
awal bagi perawat untuk mengartikulasikan nilai-nilai keperawatan dan membuat
masyarakat mamahami bahwa keperawatan berbeda dengan profesi lain karena
dalam praktiknya keperawatan tetap menerapkan nilai-nilai yang dianut
masyarakat. Enam nilai yang mungkin untuk diterapkan di keperawatan dan layak
diperjuangkan yaitu diantaranya kepercayaan, kedekatan, simpati, dukungan,
pengetahuan dan tanggung jawab. Cara penerapan nilai nilai tersebut berbeda di
setiap praktiknya tergantung kepada orang yang terlibat, situasi keperawatan dan
lingkungan budaya (Senllman & Gedda, 2012)
Yullyzar dkk (2014) dalampenelitiannya yang dilakukan diwilayah Banda
Aceh terkait dengan nilai dari sudut pandang staff keperawatan dan kepala bidang
keperawatan mengungkapkan bahwa nilai dan etika dipandang penting dalam
praktik profesional keperawatan. Menurutnya wilayah Indonesia berpotensi tinggi
dalam pengembangan dan promosi pentingnya nilai, mengingat beragam budaya
yang dimiliki oleh Indonesia. Ada 3 implikasi dari penelitian ini yaitu pendidikan
keperawatan , penelitian keperawatan , dan administrasi keperawatan . Yang
pertama menyusui pendidikan sebagai bukti untuk mengembangkan kurikulum
untuk kursus moral dan etika di sekolah keperawatan . Yang kedua adalah
menyusui penelitian dapat sebagai keperawatan berdasarkan bukti yang
berhubungan dengan nilai-nilai etika . Ketiga, administrasi keperawatan penelitian
ini memberikan perspektif baru dalam etika keperawatan untuk melakukan
kegiatan (seminar / lokakarya / konferensi ) (Yullyzar et al, 2014)
Satu lagi penelitian yang mengungkapkan pentingnya penerapan nilai dalam
profesi keperawatan. Rutherford (2014) mengungkapkan hubungan yang erat
antara kepercayaan yang dibangun oleh perawat dan pasien dengan kepuasan
pelayanan keperawatan. Trust, yang diidentifikasi dalam nilai inti keperawatan,
harus dipupuk oleh pendidik perawat saat mereka mempersiapkan generasi
berikutnya dari perawat. Perawat harus mampu meningkatkan komunikasi untuk
membangun kepercayaan antara pasien dan perawat. Kepercayaan merupakan aset
keperawatan yang berharga yang akan mendukung pemasaran dalam hal
pelayanan keperawatan. Kepercayaan juga merupakan aset yang tidak berwujud
yang menjamin perlindungan, Sekali kepercayaan itu hilang maka sulit untuk
mendapatkan kepercayaan itu kembali (Rutherford, 2014).
Daftar Pustaka
Bartzak.J.P. (2010). Professional Work Ethic : Strategies to Motivate Bedside
Nurses to Deliver High-Quality Patient Care MEDSURG Nursing 19.
Kim, Y, S., Park, J, W., Son, J. , & Han, S. (2002). Nurse Manager's Moral Self
Concept And Ethical Sensitivity. Journal Of Korean Academy Of Nursing
32(7).
Kozier., & Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik (Vol. 1). Jakarta EGC.
Naden, D., & Eriksson, K. (2004). Understandeing The Importance Of Values And
Moral Attitudes in Nursing Care in Perserving Human Dignity. Nursing
Science Quarterly, 17(1), 86-91.
Potter, P, A., & Perry, A, G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik (Vol. 2). Jakarta EGC.
Rutherford, M, M. (2014). The value of Trust to nursing. Intructions for
Continuing Nursing Education Contact Hours 32(6), 289.
Shahriari, M. , Mohammadi, E., Abbaszadeh, A., & Bahrami, M. (2013). Nursing
Ethical Values and Definition : A Literatur Review Iranian Journal of
Nursing and Midwifery Research 18(1), 280-288.
Snellman, I. (2012). The Value Ground Nursing journals permissions 19(6), 714726.
Taylor, C., Callor, L., & Priscillia, L. (2011). Values, Ethic and Advocacy
Fundamentals Of Nursing The Art And Science Of Nursing Care United
States Of America: Wolters Kluwer.
Taylor, R, L. (2013). Moral Distressinend of Lifecare : Promoting Ethical
Standards of Executive Nursing Practice. United States: Mosby.
Yullyzar., Tasanee, N., & Aranya, C. (2014). Ethichal values in the nursing
Profession As a Preceived by Head Nurses and Staff Nurses inPublic
Hospital, Banda Aceh, Indonesi : A Comparison Study Journal of Nursing
4(1), 689-701.