Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA

MAHASISWA NERS DALAM MENGHADAPI UKNI DI STIKES KENDEDES MALANG

Siti Kholifah*, Eviyanti Komala Sari**

*Program Studi S1 Keperawatan Stikes Kendedes Malang


**Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Kendedes Malang
Email: kholifah71Yahoo.co.id

ABSTRAK

Pelaksanaan uji kompetensi (UKNI) dirasakan sebagai beban bagi sebagian mahasiswa. Hal ini
menyebabkan adanya fenomena yang dapat memunculkan perasaan khawatir dan cemas pada diri
mahasiswa. Ketika rasa cemas yang berlebihan mempunyai dampak yang menyebabkan performance
rendah dan merugikan. Untuk itu kecemasan ini harus diatasi dan dihilangkan. Dalam suatu keadaan
relaksasi ketegangan pada diri sesorang dapat menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh terapi relaksasi napas dalam terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Ners dalam menghadapi
UKNI. Desain penelitian yang digunakan dalam peneliatan ini adalah Pre- Experimental dengan pendekatan
one group pre-test-post test. Populasi penelitian ini seluruh mahasiswa Ners STIKes Kendedes Malang
teknik purposive sampling. Instrument penelitian yang digunakan berupa kuesioner ZSAS untuk variabel
tingkat kecemasan dan SOP Terapi Relaksasi untuk terapi relaksasi napas dalam. Penelitian dilakukan di
STIKes Kendedes Malang pada bulan November – Desember tahun 2012. Hasil penelitian menunjukan
bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian terapi relaksasi napas dalam. Hasil uji statistik Paired T-
test, ρ = 0,000 < α = 0,05. Diharapkan responden dapat melakukan terapi relaksasi napas dalam untuk
menghadapi Ujian Kompetensi Nasional Indonesia agar kecemasan berkurang menjadi tidak cemas.

Kata Kunci : Terapi Relaksasi Napas Dalam, Tingkat Kecemasan Mahasiswa, Ujian Kompetensi
Nasional Indonesia (UKNI)

ABSTRACT

The implementation of the UKNI (Indonesian National Competence Exam) is felt as a burden for
some students. This causes phenomenons that can triggere feelings of worry and anxiety in student.
Excessive anxiety has an impact that leads to low performance therefore this anxiety sold be eliminated and
overcome. In a state of relaxation the tension in a person may decrease. The objective of this study was to
determine the effect of deep breath relaxation therapy on the anxiety level of Ners students in facing UKNI.
The research design used in this research was Quasy Experiment with one group pre-test-post-test
approach. This research population was all of Ners students of STIKes Kendedes Malang by using total
sampling technique. Research instrument used was in the form of ZSAS questionnaire for the variable level
of aPnxiety and SOP relaxation therapy for deep breathing relaxation therapy. The research was conducted
in STIKes Kendedes Malang in November-December in 2012. The results of the research showed that there
was a significant effect of deep breathing relaxation therapy on the anxiety level among Ners students in
Facing UKNI in STIKes Kendedes Malang. The results of statistical test Pairet t-test, ρ = 0,000 < α = 0,05.
The respondents were expected to be able to perform breath relaxation therapy in order to face the
Indonesian National Competence Exam in order to reduce anxiety.

Keywords : Deep Breath Relaxation Therapy, Students’ Anxiety Level, Indonesian National
Competence Exam (UKNI).
PENDAHULUAN perasaan khawatir, takut, tegang, adanya
Perawat adalah seseorang yang telah tekanan serta perasaan cemas pada diri
menyelesaikan program pendidikan mahasiswa.
keperawatan baik di dalam maupun di luar Menurut Taylor (2006), kecemasan
negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik merupakan suatu pengalaman subjektif
Indonesia, teregister dan diberi kewenangan mengenai ketegangan mental yang
untuk melaksanakan praktik keperawatan menggelisahkan sebagai reaksi umum dan
sesuai dengan peraturan ketidakmampuan menghadapi masalah atau
perundangundangan (PPNI, 2009). Ada tiga adanya rasa tidak aman. Perasaan yang
aspek yang perlu diperhatikan dalam tidak menyenangkan umumnya menimbulkan
mengukur kompetensi tenaga kesehatan gejalagejala fisiologis (seperti gemetar,
khususnya perawat yaitu pengetahuan, berkeringat, detak jantung meningkat, dan
keterampilan, dan sikap, untuk mencapai lain-lain) dan gejala psikologis (seperti panik,
atau mengetahui kriteria hasil dari ke tiga tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi,
aspek tersebut maka di adakan ujian UKNI. dan sebagainya). Sebagian mahasiswa
Kompetensi merupakan seperangkat menganggap UKNI sebagai hal yang sangat
tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang menakutkan. Jika memikirkan ujian perut
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk akan sakit, menggigil, berkeringat dan sering
dianggap mampu oleh masyarakat dalam ke kamar kecil. Walaupun mereka sudah
melaksanakan tugas – tugas dibidang banyak belajar dan mempersiapkan diri untuk
pekerjaan tertentu (Kepmendikbud No ujian, tetapi ketika menempuh ujian itu tetap
045/U/2003). Standar kompetensi perawat saja gelisah. Mereka merasa begitu panik
Indonesia mengacu pada Standar dan tidak bisa berkonsentrasi sehingga
Kompetensi Perawat Indonesia yang mereka tidak pernah bisa menyelesaikan
dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional ujian dengan sempurna.
Indonesia, melalui Surat Keputusan Ketua Rasa cemas dapat menetap bahkan
Umum nomor 024/PP.PPNI/SK/K/XII/2009, meningkat meskipun situasi yang
tentang Standar Kompetensi Perawat mengancam betul-betul tidak ada, ketika rasa
Indonesia. Untuk menjamin setiap perawat cemas yang berlebihan mempunyai dampak
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan yang merugikan. Kecemasan berlebihan
sebelum melaksanakan praktik pelayanan menghadapi ujian (test anxiety)
keperawatan, pemerintah telah menyebabkan performance rendah, secara
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan negatif berhubungan dengan self-esteem dan
Nomor 1796 tahun 2011 tentang registrasi secara langsung berhubungan dengan
tenaga kesehatan. Dalam peraturan menteri pertahanan diri dan rasa takut pada penilaian
tersebut dijelaskan bahwa seluruh tenaga negatif. Sebagian besar mahasiswa yang
kesehatan termasuk perawat harus mengikuti mengikuti ujian tidak bisa menunjukkan
uji kompetensi sebagai syarat untuk kemampuan terbaiknya disebabkan oleh
memperoleh surat tanda registrasi (STR). Uji situasi dan suasana ujian yang membuat
kompetensi merupakan suatu proses untuk mereka cemas (Paul, 2010).
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan Masalah kecemasan ini bukan tidak
sikap sesuai dengan standar profesi guna mungkin untuk diatasi, sebenarnya banyak
memberikan jaminan bahwa mereka mampu cara yang bisa dilakukan. Tiap orang
melaksanakan peran profesinya secara aman mempunyai caranya sendiri untuk mengatasi
dan efektif di masyarakat. Pelaksanaan uji kecemasan tersebut. Misalnya dengan
kompetensi dirasakan sebagai beban bagi mendengarkan musik, membaca, relaksasi,
sebagian mahasiswa, ujian UKNI ini harus atau berbincang-bincang dengan teman
dilalui oleh semua lulusan mahasiswa (Pratiwi, 2008). Dari pernyataan tersebut di
keperawatan. Hal ini menyebabkan adanya atas, relaksasi merupakan salah satu motode
fenomena yang dapat memunculkan yang dapat mengatasi kecemasan. Relaksasi
ini dapat diartikan oleh orang awam sebagai digunakan dalam penelitian adalah seluruh
suatu partisipasi dalam suatu olah raga, Mahasiswa Ners di STIKes Kendedes
melihat televisi, rekreasi dan sebagainya. Malang yang memenuhi kriteria inklusi dan
Sebaliknya ketegangan dapat menunjuk pada eklusi berjumlah 30 orang dengan teknik
suasana yang bermusuhan, perasaan- Purposive Sampling.
perasaan negatif terhadap individu dan Peneliti menggunakan alat ukur yaitu
sebaliknya (Retno, 2006). Selanjutnya kuesioner yang berisikan manifestasi klinis
relaksasi dapat diartikan sebagai reaksi- kecemasan, untuk mengukur derajat
reaksi jasmaniah dalam keadaan tenang dan kecemasan seseporang apakah ringan,
emosional meditatif, yang digunakan sebagai sedang, berat atau berat sekali peneliti
cara untuk mengatasi perubahan badaniah menggunakan alat ukur kecemasan yang
seperti rasa takut dan marah serta situasi dikenal dengan Zung Self Anxiety Scale.
yang mengancam mereka (Kartono, 2000). Sebelum instrumen digunakan untuk
Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh mengambil data dilakukan uji validitas
Jackopson dan Wolpe, yang menyatakan dengan Product Momen Pearson Correlation
bahwa relaksasi dapat mengurangi dan reliabilitas Alpha Chronbach’s serta
kecemasan dan ketegangan. Berdasarkan didapatkan hasil instrument valid dan reliable.
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian dilakukan di STIKes
relaksasi adalah metode, proses, prosedur Kendedes Malang pada bulan November
atau aktivitas yang membantu mahasiswa 2012 - Desember 2012 dengan pengisian
praktikan untuk bisa rileks dan mencapai kuesioner. Data yang didapat selanjutnya
ketenangan atau menurunkan kecemasan dilakukan analisis menggunakan uji Paired T-
yang mereka alami, diharapkan terapi test.
relaksasi napas dalam yang diberikan kepada
mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan HASIL PENELITIAN
STIKes Kendedes Malang dapat membantu Data gambaran umum responden
mahasiswa menjalankan ujiannya dengan disajikan dalam bentuk narasi yaitu
lebih tenang dan maksimal. berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan dari 30 responden usia mahasiswa Ners di
pada minggu pertama bulan September 2011 STIKes Kendedes Malang sebagian besar
didapatkan hasil observasi dengan 5 orang adalah usia 22 – 23 tahun yaitu 24 orang
mahasiswa. 1 orang diperoleh hasil dari (80%) responden. Sebagian besar responden
pengisian kuesioner dengan kategori tidak yaitu 21 orang (70%) adalah perempuan dan
cemas dan 4 orang diperoleh hasil dari sebagain kecil 9 orang (30%) adalah laki-laki.
pengisian kuesioner dengan kategori cemas Data khusus disajikan dalam bentuk
saat akan menghadapi UKNI. tabel yaitu:
Berdasarkan keadaan di atas maka Tabel 1 Tingkat Kecemasan Sebelum
peneliti tertarik mengadakan penelitian Terapi Napas Dalam
dengan judul “Pengaruh Terapi Relaksasi
Napas Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan
Pada Mahasiswa Ners Dalam Menghadapi
UKNI di STIKes Kendedes Malang”.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah desain Pre-
Eksperimental dengan pendekatan One Pada tabel 1 dari 30 responden
Group Pre-test Pos-ttest Design. Populasi menunjukkan bahwa tingkat kecemasan
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Ners dalam menghadapi UKNI
Mahasiswa Ners di STIKes Kendedes sebelum dilakukan terapi relaksasi napas
Malang berjumlah 30 orang. Sampel yang dalam di STIKes Kendedes Malang sebagian
besar yaitu 20 orang (67%) responden menyebar menyebabkan perasaan tidak pasti
mengalami kecemasan ringan, sedangkan dan tidak berdaya (Stuart 2007 dalam Sarfika
sebagian kecil yaitu 10 orang (33%) 2011).
responden dalam kategori tidak mengalami Kondisi kecemasan responden
kecemasan. merupakan respon atau reaksi di saat adanya
suatu keadaan yang tidak menyenangkan
Tabel 2 Tingkat Kecemasan Sesudah dan dialami oleh seluruh makhluk hidup,
Terapi Napas Dalam dalam hal ini adalah responden mahasiswa.
Sumiati dkk, 2009, menyebutkan bahwa
kecemasan atau terjadi karena adanya suatu
keadaan yang tidak menyenangkan dan
dialami oleh seluruh makhluk hidup, sehingga
ada respon atau reaksi individu terhadap
suatu keadaan tersebut. Dalam pembagian
Pada tabel 2 diketahui dari 30 tingkat respon kecemasan terdapat beberapa
responden menunjukkan bahwa tingkat tingkatan, diantaranya cemas ringan, cemas
kecemasan mahasiswa Ners dalam sedang, cemas berat, dan panik, (Videbek,
menghadapi UKNI setelah dilakukan terapi 2008). Sebagian besar yaitu 20 orang (67%)
relaksasi napas dalam di STIKes Kendedes responden mengalami kecemasan ringan
Malang seluruhnya yaitu 30 orang (100%) dalam menghadapi Ujian Kompetensi
responden dalam kategori tidak mengalami Nasional Indonesia di STIKes Kendedes
kecemasan. Malang.
Berdasarkan hasil uji analisis Kebanyakan para responden kadang-
menggunakan Uji statistik Paired T-test, kadang bahkan sering merasakan lebih
diketahui bahwa kedua kelompok data gugup dan cemas dari biasanya, merasa
memiliki perbedaan antara nilai rata-rata jantung berdenyut kencang dan terganggu
tingkat kecemasan mahasiswa sebelum oleh pikiran buruk saat akan menghadapi
dilakukan terapi relaksasi napas dalam UKNI. Bahkan terdapat sebagian mahasiswa
dengan nilai rata-rata tingkat kecemasan yang tangannya terasa kering dan hangat,
mahasiswa setelah dilakukan terapi relaksasi terasa gemetar, dan mudah atau merasa
napas dalam, dalam menghadapi Ujian panik pada saat-saat seperti kondisi
Kompetensi Nasional Indonesia di STIKes menghadapi ujian tersebut. Namun demikian
Kendedes Malang. Besarnya nilai signifikan terdapat mahasiswa yang tidak merasakan
ρ= 0,000 adalah kurang dari nilai α = 0,05; kegelisahan dari poin kecemasan yang
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sementara berikan dalam kuesioner itu.
itu didapatkan t hitung (11,869) > t tabel Pada tahap cemas ringan responden
(2,045) yang berarti bahwa ada pengaruh terdapat respon fisik ditandai dengan
secara signifikan dilakukan terapi relaksasi ketegangan otot ringan, sadar akan
napas dalam terhadap tingkat kecemasan lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh
pada mahasiswa ners dalam menghadapi perhatian, rajin. Respon kognitif yang ditemui
UKNI di STIKes Kendedes Malang. berupa lapang persepsi luas, terlihat tenang
percaya diri, perasaan gagal sedikit waspada
PEMBAHASAN memperhatikan banyak hal dengan
Tingkat Kecemasan Sebelum Dilakukan mempertimbangkan informasi, tingkat
Terapi Relaksasi Napas Dalam Pada pembelajaran optimal. Respon emosional
Mahasiswa Ners di STIKes Kendedes ditemui tanda perilaku otomatis, sedikit tidak
Malang sabar, aktivitas menyendiri, terstimulasi,
Cemas yang dirasakan sebagian besar tenang. Kecemasan responden ini dapat
mahasiswa dalam menghadapi UKNI dirasa wajar dan akan mungkin dirasakan
merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan oleh setiap mahasiswa dalam menghadapi
ujian. Dalam keadaan cemas responden mengalami mimpi buruk sebagaimana yang
merasa akan menata diri untuk telah dialami sebagian mahasiswa pada
mempersiapkan kemampuan menghadapi waktu sebelum melakukan terapi relaksasi
ujian kompetensi itu. Dengan sendirinya ini. Kondisi kecemasan mahasiswa secara
responden merasa ada tekanan untuk umum menjadi dalam kategori tidak ada
menampilkan pengetahuan dan sikap yang kecemasan.
terbaik yang dimilikinya. Oleh karena itu, Kondisi kecemasan mahasiwa Ners ini
seluruh responden akan mempersiapkan diri diduga disebabkan karena adanya pengaruh
untuk menghadapi ujian ini. Tingkat cemas dari dilakukannya terapi relaksasi napas
masing-masing responden tergantung dari dalam terhadap mahasiswa. Dalam
berbagai faktor pribadi mahasiswa dalam keterangannya, Smeltzer dan Bare, 2012,
mengukur ujian itu sebagai ancaman yang menjelaskan bahwa teknik relaksasi napas
harus dihadapi. Terdapat 33% responden dalam adalah suatu bentuk asuhan
dalam kategori tidak cemas atau dalam keperawatan yang dalam hal ini perawat
kategori normal. Mereka menganggap bukan mengajarkan kepada klien bagaimana cara
sebagai ancaman dengan tingkat tidak melakukan napas dalam, napas lambat
cemas, walau demikian terdapat beberapa (menahan inspirasi secara maksimal) dan
poin kecemasan yang kadang-kadang bagaimana menghembuskan napas secara
dirasakan, tetapi masih dapat dikategorikan perlahan. Rileks sempurna juga dapat
tidak cemas. mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan
Hal ini menunjukkan tingkat kecemasan juga kecemasan. Pernafasan dada akan
mahasiswa menghadapi ujian kompetensi ini menggerakkan sedemikian rupa sehingga
adalah berbeda-beda walaupun secara menekan dan mengaktifkan organ-organ
umum mahasiswa menghadapi ujian dalam dada, merangsang suasana syaraf
kompetensi Nasional Indoensia dengan autonom, pengeluaran enzim pencernaan
tingkat cemas yang ringan. dirangsang, juga kelenjar keringatnya. Efek
dari gerakan ini juga menurunkan tekanan
Tingkat Kecemasan Sesudah Dilakukan darah dan menimbulkan efek relaksasi fisik
Terapi Relaksasi Napas Dalam Pada dan mental (anti stress). Dengan melakukan
Mahasiswa Ners di STIKes Kendedes olah napas yang sifatnya adalah mengolah
Malang oksigen dalam tubuh atau kebugaran maka
Setelah dilakukan terapi relaksasi fisik akan terasa menjadi segar dan pikiran
napas dalam terhadap mahasiswa Ners yang dapat menjadi lebih fresh. Sehingga dengan
akan menghadapi UKNI selama 1 – 2 menit melakukan terapi relaksasi ini mahasiswa
dan mereka mengulanginya secara mandiri, akan menjadi segar pikiran dan menjadi tidak
pada saat dirasa terdapat gejala kecemasan cemas dalam menghadapi UKNI.
maka telah terjadi perubahan. Responden Selaras dengan itu Smeltzer dan Bare,
merasakan lebih tenang saat akan 2011, menyatakan bahwa tujuan teknik
menghadapi UKNI. Mayoritas yang dirasakan relaksasi napas dalam adalah untuk
responden walau semakin dekat waktu dalam meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
menghadapi ujian, namun dalam jawaban pertukaran gas dalam tubuh, mencegah
kuesionernya kondisinya tidak pernah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk,
merasa takut tanpa alasan atau marah mengurangi stress baik stress fisik ataupun
dengan mudah atau merasa panik. Tangan stress emosional. Dalam pendapat yang lain
dan kaki tidak terasa gemetar, atau mati rasa diungkapkan Beighle, bahwa terapi bisa
dan kesemutan pada jari tangan dan kaki. dilakukan untuk menyegarkan fisik dan
Wajah tidak lagi terasa panas dan memerah pikiran mahasiswa setelah menjalani proses
bahkan dalam waktu jangka waktu tertentu pembelajaran yang membutuhkan
responden tidak lagi konsentrasi tinggi yang mengakibatkan
kelelahan otak (Beighle, 2009).
Pengaruh Terapi Relaksasi Napas Dalam menyebabkan seseorang beresiko
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada mengalami kecemasan. Pada umumnya jika
Mahasiswa Ners Dalam Menghadapi UKNI seseorang memiliki system pendukung yang
di STIKes Kendedes Malang kuat, kerentanan terhadap penyakit mental
Berdasarkan hasil analisis akan rendah. Termasuk juga kemampuan
menggunakan Uji statistik Paired T-test, mengatasi masalah seseorang (coping)
diketahui bahwa kedua kelompok data (Wongmuba 2009). Lebih penting lagi bahwa
memiliki perbedaan antara nilai ratarata orang yang berpendidikan lebih tinggi mampu
tingkat kecemasan mahasiswa sebelum menggunakan pemahaman mereka, secara
dilakukan terapi relaksasi napas dalam adaptif dibandingkan kelompok responden
dengan nilai rata-rata tingkat kecemasan yang berpendidikan rendah. Kondisi ini
mahasiswa setelah dilakukan terapi relaksasi menunjukkan respon cemas berat cenderung
napas dalam, dalam menghadapi Ujian dapat kita temukan pada responden yang
Kompetensi Nasional Indonesia di STIKes berpendidikan rendah karena rendahnya
Kendedes Malang. Secara signifikan setelah pemahaman mereka sehingga membentuk
diberikan terapi relaksasi napas dalam tingkat persepsi yang menakutkan (Liza 2010)
kecemasan mahasiswa Ners dalam
menghadapi UKNI di STIKes Kendedes KESIMPULAN DAN SARAN
Malang berbeda, total nilai kecemasan KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian
mahasiswa menjadi berkurang dan kategori
tersebut diatas pada penelitian dengan judul
kecemasan seluruh responden menjadi tidak
pengaruh terapi relaksasi napas dalam
cemas.
terhadap tingkat kecemasan pada
Namun demikian tidak berarti
mahasiswa Ners dalam menghadapi UKNI di
seluruhnya responden adalah tidak cemas
STIKes Kendedes Malang ini, peneliti dapat
sama sekali. Dalam menjawab kuesioner
mengambil kesimpulan :
Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAS),
1. Bahwa tingkat kecemasan responden
sebagian kecil dari mahasiswa kadang-
mahasiswa Ners dalam menghadapi
kadang masih mengalami gugup, cemas,
UKNI sebelum dilakukan terapi napas
akibatnya sering BAK, tangan terasa kering,
dalam di STIKes Kendedes Malang
jantung berdenyut kencang dan terganggu
sebagian besar 67% responden
oleh pikiran buruk, tetapi jawaban itu semua
mengalami kecemasan ringan.
tidak mempengaruhi kategori kecemasan
2. Bahwa tingkat kecemasan
mahasiswa menjadi selain tidak cemas.
mahasiswa Ners dalam menghadapi
Teknik relaksasi napas dalam
UKNI setelah dilakukan terapi
merupakan metode efektif untuk mengurangi
relaksasi napas dalam di STIKes
rasa nyeri pada pasien yang mengalami nyeri
Kendedes Malang seluruhnya 100%
kronis. Rileks sempurna juga dapat
responden dalam kategori tidak
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan
mengalami kecemasan.
juga kecemasan (Smeltzer dan Bare, 2011).
3. Bahwa terdapat perbedaan/pengaruh
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
secara signifikan pemberian terapi
tingkat kecemasan responden mahasiswa
relaksasi napas dalam terhadap
adalah usia, dukungan sosial, jenis kelamin,
tingkat kecemasan pada Mahasiswa
kemampuan mengatasi masalah,
Ners dalam menghadapi UKNI di
pengalaman dan pendidikan. Faktor-faktor
STIkes Kendedes Malang. Hasil uji
yang dapat mempengaruhi tingkat
statistik Paired T-test, ρ= 0,000 < α=
kecemasan dapat dimungkinkan dari faktor
0,05. Setelah pemberian terapi napas
lain di luar faktor usia dan jenis kelamin
dalam tingkat kecemasan mahasiswa
responden. Faktor yang perlu diperhatikan
menjadi tidak ada kecemasan.
juga adalah dukungan sosial. Tidak adanya
dukungan sosial dan psikologis
SARAN penelitian ini lebih lanjut dengan
1. Bagi Responden memperhatikan faktor lain yang
Responden melakukan lebih jauh untuk mempengaruhi tingkat kecemasan
mengetahui karakteristik,materi, serta mahasiswa dalam menghadapi ujian
formulasi soal Ujian Kompetensi atapun kecemasan terhadap masalaah
Nasional, sehingga responden dapat yang lain.
berlatih simulasi mengerjakan soal Ujian
Kompetensi Nasional Indonesia Dan DAFTAR PUSTAKA
responden dapat melakukan terapi Kartono Kartini. 2000. Kamus Psikologi.
relaksasi napas dalam untuk Bandung :Pioner Jaya.
menghadapi Ujian Kompetensi Nasional Liza, Sri.2004. Tingkat Kecemasan Pasien
Indonesia agar dapat tetap fresh dan yang Menghadapi Operasi
kondisi kecemasan berkurang menjadi Sesar.Jakarta : UI.
tidak cemas. National Safety Council, 2004. Manajemen
2. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Stres. Jakarta : EGC.
Kendedes PPNI (2009). Kode Etik Keperawatan
Institusi Pendidikan STIKes Kendedes Indonesia, Keputusan Munas VI.
dapat menerapkan sistem untuk Retno, Sonny. 2006. Hubungan antara
menambah mengalokasikan waktu dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan
ruang sebagai wahana latihan Menjelang Batas Akhir Studi..
menghadapi ujian kompetensi di STIKes Smeltzer, S.C., & Bare, B.G (2002). Buku
Kendedes Malang. Dan sekaligus Ajar keperawatan Medikal
menerapkan kegiatan terapi relaksasi Bedah.Jakarta: EGC.
napas dalam bagi mahasiswa utamanya Stocks lager, Jaimil, L dan Lizshaeffer. 2008.
dalam menghadapi Ujian Kompetensi Asuhan Keperawatan Gerontik.
Nasional. Jakarta: ECG. Hal. 1-883.
3. Bagi Masyarakat Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Kesehatan
Masyarakat menjadi lebih tahu tentang Jiwa. Edisi kelima.Jakarta ECG.
terapi relaksasi napas dalam, dan dapat Sumantri, A. 2011.Metodologi
menerapkannya sendiri, untuk menjaga PenelitianKesehatan.Jakarta:Kencan
kesehatan dan kebugaran fisik dan Taylor,S.E. (2006). Health Psychology.
mental bagi masyarakat luas, yang tidak Singapore: Mc.Graw Hill. Inc.
terbatas oleh usia baik tua, muda, Videbeck. LS 2008. Buku Ajar Keperawatan
remaja, maupun orang dewasa, dan jenis Jiwa. Jakarta : ECG. Hal. 308.
kelamin tanpa terikat oleh waktu yang Videbeck, S.L. (2008). Psychiatric Mental
khusus. Health Nursing. (3rd edition).
4. Bagi Instansi Kesehatan Philadhelpia: Lippincott Williams &
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Wilkins.
sebagai masukan dan informasi bagi William.W.K.Zung. A Rating Instrument For
pihak instansi kesehatan untuk Anxiety Disorders. Psychosomatics.
memberikan konseling atau penyuluhan 1971.
sekaligus menerapkan terapi relaksasi Wong, D.L. et.el (2009). Buku Ajar
napas dalam kepada mayarakat untuk Keperawatan Pediatrik. ECG. Jakarta.
menjaga kesehatan dan stamina serta
mengurangi stress atau kecemasan
terhadap masyarakat.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menjadikan acuan bahan referensi dalam
penelitian selanjutnya dan dapat
melanjutkan serta mengembangkan

Anda mungkin juga menyukai